Anda di halaman 1dari 12

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/321379460

PT Astra International: Unrelated


Diversification?
Conference Paper · July 2013

CITATIONS READS

0 62

1 author:

Perdana Wahyu Santosa


Universitas YARSI
33 PUBLICATIONS 6 CITATIONS

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Corporate governance at Islamic banking View project

Inner Capital Market of Business Group in Indonesia View project

All content following this page was uploaded by Perdana Wahyu Santosa on 30 November 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


The Third PPM Case Symposium, Jakarta 2013
PPM School of Management

1
PT ASTRA International, Tbk: Unrelated Diversification?
Perdana Wahyu Santosa
Universitas YARSI-Fakultas Ekonomi
Email: perdana.wahyu@yarsi.ac.id

PT Astra International, Tbk merupakan perusahaan publik terkemuka di Bursa Efek


Indonesia (dengan kode transaksi: ASII), pertama kali didirikan sebagai perusahaan
perdagangan di sebuah ruang kecil di Jakarta pada tahun 1957. Di usia yang ke-55 tahun
saat ini, Astra telah berkembang menjadi salah satu perusahaan terbesar nasional yang
diperkuat dengan 185.580 orang karyawan di 170 perusahaan termasuk anak perusahaan,
perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities.
Ketekunan dalam menjalin kerja sama dan kemitraan dengan berbagai perusahaan ternama
di mancanegara telah mengantarkan banyak peluang bagi Astra untuk melayani berbagai
aspek kehidupan masyarakat Indonesia melalui 6 bidang usahanya, yang terdiri dari: Bisnis
Otomotif, Jasa Keuangan, Alat Berat dan Pertambangan, Agribisnis, dan Infrastruktur-
Logistik serta IT.
Adapun filosofi perusahaan (Catur Darma) yang menjadi landasan budaya perusahaan
meliputi:
 Menjadi Milik yang Bermanfaat bagi Bangsa dan Negara
 Memberikan Pelayanan Terbaik kepada Pelanggan
 Menghargai Individu dan Membina Kerja Sama
 Senantiasa Berusaha Mencapai yang Terbaik

Sedangkan Visi dan Misi perusahaan sebagai cita-cita jangka panjang pemegang saham,
manajemen dan segenap karyawan ASII adalah
 Menjadi salah satu perusahaan dengan pengelolaan terbaik di Asia Pasifik dengan
penekanan pada pertumbuhan yang berkelanjutan dengan pembangunan
kompetensi melalui pengembangan sumber daya manusia, struktur keuangan yang
solid, kepuasan pelanggan dan efisiensi.
 Menjadi perusahaan yang mempunyai tanggung jawab sosial serta ramah
lingkungan.
Misi: Sejahtera bersama bangsa dengan memberikan nilai terbaik kepada stakeholder
kami.
Dalam menjalankan roda bisnisnya, manajemen Astra selalu mengedepankan
profesionalisme dan tata kelola perusahaan yang baik berdasarkan keyakinan dan
pemahaman mendalam bahwa setiap keputusan bisnis yang diambil harus berdasarkan
pada Catur Dharma. Sepanjang sejarah Astra, nilai-nilai falsafah tersebut selalu menjadi
acuan manajemen. Dan dengan berjalannya waktu nilai-nilai tersebut semakin
terinternalisasi dan tercermin dalam semua aspek operasional perusahaan.
Walaupun begitu, dengan perkembangan bisnis yang makin kompleks, dirasakan semakin
perlu adanya suatu proses tata kelola yang terstruktur untuk mengelola aktivitas bisnis Astra
agar tetap sejalan dengan Catur Dharma serta mengarahkannya agar tetap berlangsung di
masa yang akan datang.

rd
1 Makalah kasus ini dipersiapkan untuk The 3 PPM Case Symposium “Case Study in Indonesia: Learn
More in Less Time”, di PPM School of Management, Jakarta 4 Juli 2013,

1
The Third PPM Case Symposium, Jakarta 2013
PPM School of Management

Keadaan ini mendorong diawalinya suatu inisiatif pada akhir tahun 2006 untuk menyusun
suatu pedoman agar dalam menata kelola bisnisnya Direksi tetap profesional, transparan
dan bertanggung jawab. Dalam perkembangannya pedoman ini kemudian dikenal sebagai
Pedoman Good Coorporate Governance (GCG) yang juga menjadi acuan anggota Direksi
dan anggota Dewan Komisaris dalam menjalankan perusahaan agar senantiasa
memperhatikan peraturan perundang-undangan, anggaran dasar Perseroan serta prinsip
GCG yaitu transparansi, akuntabilitas, responsibilitas dan kesetaraan.

Lini Bisnis
Astra telah mengembangkan enam lini bisnis utama sebagai core competencies dalam
bidang:
Otomotif
Jaringan bisnis otomotif Astra telah berkembang menjadi yang terluas, terdepan dan
terintegrasi di Indonesia. Astra menawarkan variasi pilihan kendaraan bermotor sesuai
kebutuhan konsumen individu dan komersil, mulai dari sepeda motor Honda hingga
berbagai model dan ukuran mobil dan truk bermerek Toyota, Daihatsu, Isuzu, BMW,
Peugeot dan UD Trucks, serta beragam jenis suku cadang dan aksesoris otomotif hasil
produksi Astra Otoparts. Pada tahun 2012, untuk pertama kalinya Astra berhasil melekatkan
namanya pada dua model kendaraan terbaru: Astra Toyota AGYA dan Astra Daihatsu AYLA.

Untuk tahun 2012, hampir seluruh jajaran perusahaan otomotif Astra berhasil mencetak
kinerja positif, dimotori berbagai inisiatif dan program kerja yang dirancang dengan seksama
untuk selalu mengedepankan kebutuhan, kepuasan dan loyalitas pelanggan. Bagi setiap
segmen konsumen selalu tersedia variasi pilihan model kendaraan terbaru yang ekstensif
dan trendi. Sejumlah alternatif kredit konvensional dan syariah yang inovatif dan terjangkau
juga ditawarkan melalui kerja sama erat yang dibina dengan perusahaan pembiayaan Astra.
Layanan purnajual juga senantiasa dikembangkan. Pola pelayanan yang menyeluruh dan
multi fase ini memastikan terjalinnya hubungan pelanggan yang berkualitas sehingga Astra
dapat terus bermitra dengan pelanggan secara menyeluruh pada setiap tahap dalam siklus
kepemilikan dan penggunaan kendaraan. Komitmen tersebut menghasilkan kemudahan,
kenyamanan dan kesempurnaan yang melekat pada setiap produk Astra dan pada akhirnya
memposisikan kendaraan Astra dalam jajaran favorit pilihan masyarakat Indonesia.
Jasa Keuangan
Portofolio Astra di sektor jasa keuangan terdiversifikasi pada seluruh segmen industri
dengan memiliki peran yang strategis dalam memperkuat kinerja operasional rantai usaha
bisnis lainnya. PT Federal International Finance (FIF) mendukung pembiayaan sepeda
motor Honda. Bisnis mobil Astra mengandalkan kredit yang ditawarkan oleh Astra Credit

2
The Third PPM Case Symposium, Jakarta 2013
PPM School of Management

Companies (ACC) dan Toyota Astra Financial Services (TAFS), sedangkan pembiayaan alat
berat disalurkan melalui Surya Artha Nusantara Finance (SANF) dan Komatsu Astra Finance
(KAF). Asuransi Astra Buana (AAB) memberikan perlindungan asuransi di berbagai bidang
bagi konsumen individu dan komersil, sedangkan Permata Bank menawarkan jasa layanan
perbankan.

Pada tahun 2012, bisnis jasa keuangan Astra mencetak hasil yang sangat baik, tidak hanya
dilihat dari jumlah pendapatan yang naik 15% menjadi Rp 12,7 triliun namun juga kontribusi
terhadap profitabilitas Astra secara keseluruhan yang meningkat dari 18,7% di tahun 2011
menjadi 19,1%. Berkat keseimbangan fokus pada sistem manajemen risiko yang hati-hati
dan menyeluruh, peningkatan profitabilitas juga diiringi dengan perbaikan kualitas aset dan
tingkat rasio kredit bermasalah yang menurun.

Alat Berat dan Pertambangan

PT United Tractors Tbk (UT) tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan 59,5% sahamnya
dimiliki oleh Astra Internasional. UT mengelola segmen usaha alat berat dan pertambangan
dalam Grup Astra yang terbagi dalam tiga kegiatan utama, yaitu penjualan mesin konstruksi,
(heavy equipment) bisnis kontraktor penambangan, dan pertambangan batu bara.

Dalam penjualan Mesin Konstruksi, UT melayani sektor-sektor industri strategis nasional


termasuk pertambangan, perkebunan, konstruksi, dan kehutanan. Sementara bisnis
kontraktor penambangan yang dijalankan oleh PT Pamapersada Nusantara (Pama), anak
perusahaan dari UT, memiliki daftar klien yang sebagian besar merupakan perusahaan
besar pemegang konsesi pertambangan di tanah air.

Agribisnis

Melalui kepemilikan 79,7% saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AAL), Astra mengelola salah
satu bisnis kelapa sawit terbesar nasional, dengan total lahan kelapa sawit tertanam seluas
272.994 hektar. AAL memiliki delapan pabrik pengepresan inti kelapa sawit (kernel pressing)
dengan total kapasitas 920 tonkernel/hari dan 26 pabrik pengolahan minyak kelapa sawit
dengan total kapasitas produksi sebesar 1.230 ton Tandan Buah Segar (TBS)/jam pada
akhir tahun 2012.

3
The Third PPM Case Symposium, Jakarta 2013
PPM School of Management

Kinerja positif Perusahaan sepanjang tahun 2012 tidak terlepas dari program intensifikasi di
semua lini proses produksi dan perkebunan, termasuk mekanisasi, pengolahan tanah,
pengelolaan air dan perbaikan infrastruktur, yang telah diluncurkan selama beberapa tahun
terakhir, serta diiringi inisiatif peningkatan kapasitas produksi. AAL menyelesaikan
pembangunan empat pabrik pengolahan kelapa sawit baru, dua berlokasi di Kalimantan
Timur dan lainnya di Kalimantan Selatan dan Sulawesi Tengah. Masing-masing pabrik
menyumbang penambahan kapasitas produksi sebesar 45 ton TBS/jam, sehingga total
kapasitas produksi secara keseluruhan menjadi 1.230 ton TBS/jam atau naik 17,1% dari
total kapasitas produksi 1.050 ton TBS/jam di akhir tahun 2011.

Infrastruktur dan Logistik


Astra terus aktif mengembangkan peluang investasi pada proyek-proyek infrastruktur di
tanah air yang dapat menciptakan dampak positif bagi Indonesia maupun Astra. Dengan
fundamental proyek yang tepat, portofolio infrastruktur Astra diharapkan menjadi sumber
pendapatan yang stabil dan berkelanjutan dengan keunggulan struktur tarif yang cenderung
bergerak sejalan dengan perkembangan angka inflasi.

Pada tahun 2012, bisnis transportasi dan logistik Astra yang dikelola di bawah SERA
membukukan pendapatan sebesar Rp 6,3 triliun, atau naik 32,1% dibandingkan tahun 2011.
Kontribusi terbesar disumbangkan oleh bidang usaha sewa kendaraan TRAC dengan 43,0%
dari total pendapatan SERA, disusul oleh unit usaha penjualan mobil bekas Mobil88 sebesar
41,2%, pendapatan bisnis logistik SELOG 14,7% dan transportasi umum 1,1%. Laba bersih
mencapai Rp 301 miliar atau meningkat 14,7% dibandingkan pencapaian tahun 2011
(dengan kontribusi sewa kendaraan 69,5%, operasional mobil bekas 15,4%, kegiatan logistik
14,2% dan transportasi umum 0,9%).

Teknologi Informasi

PT Astra Graphia Tbk (Astragraphia) merupakan anak perusahaan Astra dengan


kepemilikan sebesar 76,9% yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia. Astragraphia
menawarkan solusi bisnis berbasis Document, Information, & Communication Technology
(DICT). Solusi dokumen dijalankan langsung oleh Astragraphia sebagai distributor eksklusif
dari Fuji Xerox.

4
The Third PPM Case Symposium, Jakarta 2013
PPM School of Management

Solusi ICT dijalankan oleh anak perusahaannya, yaitu PT Astra Graphia Information
Technology (AGIT) yang menjalin kerja sama dengan SAP, Oracle, HP, IBM, Microsoft, dan
Cisco. Selanjutnya, solusi mobile banking dijalankan oleh PT AGIT Monitise Indonesia, yang
merupakan perusahaan patungan dari AGIT yang bermitra dengan Monitise Asia Pacific.
Astragraphia mempunyai 24 kantor cabang dan 79 depo layanan di Indonesia.
(Profil perusahaan PT Astra International, Tbk di atas disalin dari situs resmi perusahaan:
www.astra.co.id dengan beberapa modifikasi).

Sinopsis Permasalahan

Sebuah grup investasi asing menunjuk Benny Crownwell sebagai pimpinan riset yang
bertanggung jawab untuk melakukan analisis dan evaluasi mendalam terhadap strategi
bisnis dan prospek kinerja keuangan PT Astra International, Tbk. Sejauh ini, telah
terpublikasikan bahwa hasil analisis kinerja keuangan yang beredar menyatakan berbagai
pujian atas pertumbuhan (CAGR) yang meliputi lima kinerja keuangan pokok Astra yaitu
sales, operating profit, total equity, total assets dan net profit selama beberapa tahun
terkahir.

Perusahaan sekuritas asing, Citi, telah menerbitkan sebuah analisis pendahuluan terkait
rencana strategi diversifikasi Astra dalam rangka memperluas jejaring bisnisnya. Target
bisnis yang diincar Astra ke depan adalah sektor properti. Laporan riset ekuitas Citi
(18/06/13) yang berjudul: Astra International, Alert: “Spreading its wings into Real Estate”.
Laporan mengulas pemberitaan harian Investor Daily (17/06/13) terkait rencana bisnis Astra
dalam pengembangan residential & commercial towers di kawasan bisnis terkemuka
Sudirman (SCBD).

Crownwell dan timnya harus memastikan bahwa dua hal penting dalam laporan analisisnya,
yaitu: (1). pertumbuhan Astra selama beberapa tahun terakhir adalah konsisten dan
persisten untuk prospek bisnis jangka panjang. Selanjutnya terkait dengan (2).
pengembangan bisnis Astra melalui strategi diversifikasi di sektor real estate khususnya di
kawasan SCBD. Selanjutnya analisis dampak dari (3). Kenaikan BBM subsidi untuk
premium menjadi Rp6500 dan solar menjadi Rp5500 (21/06/13), dan kenaikan BI rate
sebesar 0.25% menjadi 6% yang akan memicu pelemahan penjualan karena menurunnya
kredit kendaraan bermotor. Selain itu, pemerintah sudah mewacanakan industri otomotif
berbasis low cost green car (LCGC).

Atas kinerja keuangan Astra, munculnya risiko bisnis akibat kenaikan BI rate, kenaikan BBM
dan rencana pengembangan sayap bisnisnya di sektor properti ini, “Maka kita harus
memberikan laporan analisis fundamental yang komprehensif dan terukur serta kredibel”
ujarn Crownwell di depan tim analis lokalnya. “Jangan hanya mengevaluasi data keuangan
historis belaka” tapi coba ukur juga future growth opportunity dari 6 lini bisnis yang ada, plus

5
The Third PPM Case Symposium, Jakarta 2013
PPM School of Management

prospek business development di real estate setelah mempertimbangkan risiko bisnisnya”


lanjutnya.

Pemahaman Milestones perusahaan juga menjadi pertimbangan untuk memprediksi masa


depan Astra. Di samping itu, Investor juga mengharapkan adanya evaluasi terhadap risiko
bisnis Astra ke depan terkait dengan unrelated diversification dan ancaman krisis ekonomi
global.

Financial Highlight
Pada case ini hanya ditampilkan financial highlight saja. Untuk informasi laporan keuangan
perusahaan yang lebih rinci dapat diunduh di www. Astra.co.id.

6
The Third PPM Case Symposium, Jakarta 2013
PPM School of Management

Sumber: www.astra.co.id

Pengembangan Bisnis Properti

Seperti dilaporkan oleh Citi (18/06/13) dalam analisis riset ekuitasnya (Wong, 2013) yang
menyatakan bahwa Astra berencana mengembangan bisnis di sektor real estate, khususnya
untuk residential and commercial towers di kawasan SCBD, Jakarta. Secara historis,

7
The Third PPM Case Symposium, Jakarta 2013
PPM School of Management

perusahaan ini pada pertengahan 1970an pernah menjalin kerjasama dengan Pertamina
dalam mengembangkan kawasan Patra Kuningan. Namun proyek tersebut dihentikan
karena isu politik dan hingga kini Astra belum masuk kembali di properti.

Rencana pengembangan bisnis Astra merencanakan akan menggarap dua proyek prestius
bersama pengelola SCBD yaitu:

Proyek 1: Apartments (Joint Venture with Hong Kong Land)

2
Astra memiliki lahan seluas 15.800 M melalui PT Brahmayasa Bahtera, yang mana saat ini
lahan tersebut hanya disewakan untuk kepentingan parkir (parking lot). Pada proyek ini
akan dibangun apartemen mewah melalui JV dengan Hong Kong Land (HKL) di mana HKL
akan menguasai 40% saham melalui akuisisi Brahmayasa Bahtera senilai USD21 juta. Astra
dan HKL secara operational akan dikendalikan (partly controlled) oleh Jardine Matheson
2
Holdings. Berdasarkan asumsi dasar harga tanah IDR33 juta/M , 7x plot ratio, Rp10
2
juta/sqm biaya kontruksi, Rp30 juta/M ASP, laporan Citi menyatakan bahwa Astra diyakini
akan memperoleh keuntungan kotor (gross margin) sebesar 51% (bandingkan dengan
perkeb nan: 33%, Heavy Equipment: 18% dan Auto: 11%).

Proyek 2: High Rise Office: Manara Astra

Melalui anak perusahaan, PT Toyota Astra Motors (TAM), Astra memiliki lahan seluas 7.390
2
M yang saat ini difungsikan sebagai car showrooms, maintenance center and Office.
Manajemen Astra, sudah memiliki rencana bisnis untuk menransformasikan lahan tersebut
menjadi high rise office yang akan dikembangkan dan dimanaj sebagai Menara Astra (MA).
Direncanakan TAM akan segera menjual lahan berserta bangunan di atasnya senilai Rp432
2
milyar (USD45 juta) atau sekitar Rp58 juta/M . Hong Kong Land akan dipakai sebagai
konsultan untuk proyek ini dengan imbalan USD30.000 perbulan hingga Juni 2017. Rerata
2.
harga sewa kantor perbulan di SCBD sekitar USD25/M

Assignment Question

1. Pendekatan atau model apa yang dapat anda gunakan untuk mengukur kinerja
keuangan Astra? Asumsi-asumsi apa saja yang digunakan untuk model terpilih?
2. Bagaimana pengaruh krisis keuangan global terutama di Eropa dan AS terhadap
kinerja dan prospek Astra untuk tiga tahun ke depan? Berikan beberapa analisis dan
proyeksi berdasarkan kondisi pesimistik, moderat dan optimistik!
3. Berikan analisis skenario pro-forma kinerja keuangan jika pengembangan bisnis
properti jadi dilaksanakan pada 2013 ini?
4. Apakah pendapat anda tentang risiko bisnis dan risiko keuangan yang akan dihadapi
Astra International sepanjang 2013-2017?

8
The Third PPM Case Symposium, Jakarta 2013
PPM School of Management

Lampiran Kasus
Informasi Saham PT Astra International, Tbk (ASII)

Sumber: Wong, Citi Research Equities, Indonesia (2013)

Sumber: Wong, Citi Research Equities, Indonesia (2013)

9
The Third PPM Case Symposium, Jakarta 2013
PPM School of Management

TEACHING NOTE

Background and Overview:

Kasus PT Astra International, Tbk (UT) dengan kode perdagangan di BEI: ASII,
merupakan perusahaan besar dengan reputasi yang sangat baik. ASII mempunyai enam lini
bisnis yang sudah mapan dan menjadi leading company di sektor masing-masing kecuali
Jasa Keuangan dan Teknologi Informasi. ASII mengelola enam lini bisnisnya dengan konsep
GCG yang baik. Adapun keenam lini bisnis tersebut adalah Bisnis Otomotif, Jasa Keuangan,
Alat Berat dan Pertambangan, Agribisnis, IT dan Infrastruktur. Saat ini, Astra merencanakan
untuk mengembangkan sayap bisnis di sektor properti khususnya residential
& commercial office di kawasan bergengsi SCBD, Jakarta. Studi kasus ini ingin memberikan
ilustrasi tentang korelasi diversifikasi ekspansi bisnis unrelated, kinerja keuangan
perusahaan dengan keputusan investasi jangka panjang para investor. Investor
membutuhkan informasi yang akurat dan andal; terkait dengan faktor-faktor fundamental
ekonomi, business plan & strategy dan risiko perusahaan khususnya. Di sisi lain, sebagai
perusahaan publik, dewan direksi (manajemen) juga harus memahami masalah ini agar citra
perusahaan semakin baik dalam perpsepsi investor.

Potential Audience for The Case

Kasus kategori A ini dipersiapkan untuk target audience:

 Mahasiswa S2-MM/MBA Manejemen Keuangan dan Manajemen Strategi Bisnis


 Para investor ekuitas dan Manajer Investasi Bursa Efek Indonesia
 Para analis/periset ekuitas pasar modal BEI
 Manajemen perusahaan Holding Company dengan sektor terelasi

Courses

Mata kuliah yang cocok untuk menggunakan kasus ini adalah:

 Manajemen Keuangan
 Analisis Investasi dan Manajemen Portfolio
 Manajemen Risiko
 Manajemen Strategi Bisnis

Teaching Objectives

Pembahasan dan diskusi intensif kasus ini diharapkan mengarahkan para peserta MM/MBA
mendapatkan proses:

10
The Third PPM Case Symposium, Jakarta 2013
PPM School of Management

 Pemahaman umum industri Otomotif, agribisnis, mesin konstruksi, pertambangan


batubara, agribisnis, keuangan khususnya di Indonesia
 Pemahaman kinerja keuangan dan strategi bisnis jangka panjang
 Prospek pertumbuhan dan risko bisnis Astra di masa depan
 Pengambilan keputusan dan penyusunan rekomendasi investasi

11

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai