Anda di halaman 1dari 77

KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AKHLAK

LIL BANAAT SYEKH UMAR BIN AHMAD BARADJA

(TINJAUAN ANALISIS TERHADAP SINETRON IKATAN

CINTA)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan

Program Sarjana Pendidikan Agama Islam (PAI)

Oleh :

SITI AMINAH

1711104052

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SYEKH MANSHUR

(STAISMAN) PANDEGLANG
PERIODE: 2021 M/1442 H
ABSTRAK

Siti Aminah NIM 1711104052 tahun 2017. Konsep Pendidikan Akhlak Dalam
Kitab Akhlak Lil Banaat Syekh Umar Bin Ahmad Baradja (Tinjauan Analisi
Terhadap Sinetron Ikatan Cinta). Skripsi, Program sarjana Pendidikan Agama
Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam Syekh Manshur (STAISMAN).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Konsep Pendidikan Akhlak


Menurut Syekh Umar bin Ahmad Baradja dalam Kitab Al-Akhlak Lil Banaat, dan
untuk mengetahui Pendidkan Akhlak dalam Sinetron Ikatan Cinta, serta
Pendidkan Akhlak yang relevan dengan kitab Akhlak Lil Banaat tinjauan
terhadap sinetron Ikatan Cinta.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana konsep


pendidikan akhlak menurut Syeikh Umar bin Achmad Baradja dalam kitab Al-
Akhlaq Lil Banaat?, 2) Bagaimana pendidikan akhlak dalam sinetron Ikatan
Cinta?, 3) Bagaimana tinjauan pendidikan akhlak analisis Kitab Akhlak Lil Banat
terhadap sinetron Ikatan Cinta?
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis isi (Content Analysis), dan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif
dalam bentuk penelitian kepustakaan ataupun kajian pustaka. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini peneliti menelaah atau mengkaji kitab
Akhlak Lil Banaat dan menonton sinetron Ikatan Cinta.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap kitab Akhlak Lil
banaat dan sinetron Ikatan Cinta, bahwa terdapat pendidikan akhlak dalam
sinetron Ikatan Cinta yang relevan dengankitab Akhlak Lil Banaat. Adapun
pendidikan akhlaknya yaitu, akhlak kepada Allah SWT, akhlak kepada keluarga,
akhlak kepada tetangga, dan terdapat akhlak mahmudah (terpuji) yaitu akhlak
sabar, dan akhlak madzmumah (tercela) yaitu akhlak berbohong dan adu domba.

Kata Kunci: Akhlak, Pendidikan Akhlak, Kitab Akhlak Lil Banaat

i
ABSTRACK

Siti Aminah NIM 1711104052. 2017. The Concept of Moral Education in the
Book of Morals Lil Banaat Syekh Umar Bin Ahmad Baradja (Analytical Review
of the Soap opera Ikatan Cinta). Thesis, Islamic Religious Education
undergraduate program, Sheikh Manshur Islamic College (STAISMAN).

This study aims to determine the concept of moral education according to


Sheikh Umar bin Ahmad Baradja in Kitab Al-Akhlak Lil Banaat, and to find out
moral education in the soap opera Ikatan Cinta, and moral education that is
relevant to the book Akhlak Lil Banaat a review of the soap opera Ikatan Cinta.
The formulation of the problem in this study is 1) How is the concept of
moral education according to Sheikh Umar bin Achmad Baradja in the book Al-
Akhlaq Lil Banaat?, 2) How is moral education in the soap opera Ikatan Cinta?, 3)
How is the review of moral education in the analysis of the Book of Akhlak Lil
Banat towards the soap opera Bond of Love?
The research method used in this study is the method of content analysis,
and a descriptive qualitative approach in the form of library research or literature
review. The data collection technique in this study was the researcher studying the
book of Akhlak Lil Banaat and watching the soap opera Ikatan Cinta.
Based on the research that has been done on the book Akhlak Lil banaat and
the soap opera Ikatan Cinta, that there is moral education in the soap opera Ikatan
Cinta that is relevant to the book Akhlak Lil Banaat. As for the moral education,
namely, morals to Allah SWT, morals to family, morals to neighbors, and there is
a good moral character (commendable) namely patient morals, and madzmumah
morals (despicable), namely the morals of lying and fighting sheep.

Keywords: Morals, Moral Education, Book of Morals Lil Banaat

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

SKRIPSI

KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AKHLAK LIL


BANAAT SYEKH UMAR BIN AHMAD BARADJA

(TINJAUAN ANALISIS TERHADAP SINETRON IKATAN CINTA)

Oleh :

SITI AMINAH

1711104052

KOMISI PEMBIMBING TANDA TANGAN TANGGAL

Asep Budi. M.Pd

(Pembimbing I) …………………… ………………


Aat Royhatudin, M.Pd.I

(Pembimbing II) …………………… ………………


Mengetahui

Ketua Program Studi PAI

Sekolah Tinggi Agama Islam Syekh Manshur

Euis Ernawati, M.Pd

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

iii
Nama : Siti Aminah

NIM : 1711104052

Program Study : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Menyatakan dengan sesungguhnyabahwa skripsi yang saya tulis seluruhnya

merupakan hasil karya saya sendiri. Bagian-bagian tertentu dalam skripsi ini yang

dikutip dari hasil karya orang lain dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan

kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan sebagian atau keseluruhan dari skripsi ini

bukan dari hasil karya sendiri atau aanya plagiat, saya bersedia menerima sanksi

atas perbuatan tersebut.

Pandeglang, Maret 2021

SITI AMIANAH

NIM. 1711104052

LEMBAR PERSEMBAHAN

iv
Skripsi ini saya persembahkan kepada Ibunda dan Ayahanda tercinta, untuk

Ayah walaupun saya tidak tahu sosokmu, dan tak pernah tahu kasih sayangmu,

tapi aku selalu sayang dan rindu akan dirimu. Semoga ia bahagia di syurga-NYA.

Serta untuk kakak sekaligus ayah untuk saya, karna kalian yang membuat

segalanya menjadi mungkin, sehingga saya bisa sampai pada tahap di mana

skripsi ini akhirnya selesai. Terima kasih atas segala pengorbanan, nasihat dan

doa yang tidak pernah berhenti kalian berikan kepadaku.

Dan saya persembahkan pula untuk bapak dosen pembimbing saya yang

mana beliau sangat berjasa yang selalu membimbing sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan.

Untuk teman, sahabat, kerabat, rekan baik saya, terima kasih telah

menyediakan pundak untuk menangis dan memberikan bantuan saat saya

membutuhkannya. Dan selalu memberika motivasinya.

Saya bahkan tidak tidak bisa menjelaskan betapa bersyukurnya saya

memeiliki kalian dalam hidup saya.

KATA PENGANTAR

v
Alhamdulillah, puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT karena

rahmat serta hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan penelitian tentang;

KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AKHLAK

LIL BANAAT SYEKH UMAR BIN AHMAD BARADJA (TINJAUAN

ANALISIS TERHADAP SINETRON IKATAN CINTA )

Beserta laporannya dengan baik dan lancar. Shalawat serta salam semoga

tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya dan

kita selaku ummatnya sampai akhir zaman.

Skripsi ini merupakan bagian dari kegiatan akademik kampus yang harus

dilaksanakan oleh seluruh mahasiswa STAISMAN baik Prodi Pendidikan Agama

Islam (PAI) maupun Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).

Penelitian ini membuat seluruh mahasiswa dihadapkan dengan kondisi real di

lapangan sesuai dengan disiplin ilmu yang dipelajari. Selain itu, penelitian ini juga

sebagai parameter kualitas mahasiswa dalam mengaplikasikan teori-teori yang

telah diperoleh selama kegiatan perkuliahan.

Peneliti menyadari kegiatan penelitian serta penulisan laporan ini tidak

terlepas dari bantuan berbagai pihak. Penulis mengucapkan terimakasih kepada

semua pihak yang telah membantu kelancaran pelaksanaan kegaiatan penelitian ,

yaitu :

1. Dr. H. Kosasih, M.Pd selaku ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Syekh

Manshur (STAISMAN) Pandeglang yang telah memberikan izin

kepada penulis untuk melaksanakan praktek pengalaman langsung.

2. Euis Ernawati, M.Pd selaku Ketua Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI)

vi
STAISMAN pandeglang.

3. Asep Budi, M.Pd, selaku dosen pembimbing I;

4. Aat Royhatudin, M.Pd.I, selaku dosen pembimbing II;

5. Rekan-rekan mahasiswa/i PAI Angkatan 2017 seluruhnya, yang telah

memberikan bantuan, dukungan, dan kerjasamanya dalam mensukseskan

kegiatan penelitian dan menyelesaikan laporan dengan baik;

6. Seluruh keluarga, sahabat, serta orang terkasih yang ikut mendukung dan

berpasrtisipasi dalam penelitian.

Saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada pihak yang telah

disebutkan di atas. Dalam penyusunan laporan ini peneliti mengharapkan kritik

dan saran agar dapat lebih baik lagi ke depannya.

Pandeglang, Maret 2021

Penulis

DAFTAR ISI

vii
HALAMAN JUDUL

ABSTRAK....................................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN...................................................... iv

LEMBAR PERSEMBAHAN......................................................................... v

KATA PENGANTAR.................................................................................... vii

DAFTAR ISI................................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1

B. Pembatasan Masalah...................................................................... 5

C. Rumusan Masalah.......................................................................... 5

D. Tujuan Penelitian........................................................................... 5

E. Manfaat Penelitian......................................................................... 6

F. Sistematika Pembahasan................................................................ 6

BAB II KAJIAN TEORETIK....................................................................... 8

A. Deskripsi Konseptual Fokus........................................................... 8

1. Pengertian Pendidikan.............................................................. 8

2. Pengertian Akhlak.................................................................... 10

3. Pengertian Pendidikan Akhlak................................................. 13

4. Dasar-Dasar Pendidikan Akhlak............................................... 14

5. Macam-Macam Akhlak............................................................ 16

viii
B. Deskripsi Konseptual Subfokus..................................................... 17

1. Gambaran Umum Kitab Al-Akhlaq Lil Banaat........................ 17

2. Ruang Lingkup Pendidikan Akhlak.......................................... 18

3. Analisis Sinetron Ikatan Cinta.................................................. 24

C. Penelitian yang Relevan................................................................. 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................... 28

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian.................................................... 28

B. Subjek Penelitian........................................................................... 28

C. Sumber Data Penelitian................................................................. 28

D. Teknik Pengumpulan Data............................................................ 29

E. Teknik Analisis Data..................................................................... 30

F. Prosedur Penelitan......................................................................... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................. 32

A. Deskripsi Data Penelitian.............................................................. 32

B. Deskripsi Hasil Penelitian............................................................. 35

C. Pembahasan Hasil Penelitian......................................................... 39

BAB V PENUTUP.......................................................................................... 43

A. Simpulan........................................................................................ 43

B. Saran.............................................................................................. 44

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 46

LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................. 48

DAFTAR LAMPIRAN

ix
Lampiran I Profil Sinetron Ikatan Cinta

Lampiran 2 Ruang Lingkup Kitab Akhlak Lil Banaat

Lampiran 3 Surat Keterangan (SK) Judul Penelitian

Lampiran 4 Lembar Bimbingan Mahasiswa

x
xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Akhir-akhir ini melalui media informasi, baik cetak maupun elektronik,

memperlihatkan begitu banyak penomena yang menggambarkan betapa rusaknya

akhlak generasi anak muda zaman sekarang. Semakin meningkatnya angka

kejahatan baik yang dilakukan orang dewasa, remaja bahkan anak-anak menjadi

buktinya. Pola pendidikan sejak dini Kemungkinan besar berpengaruh pada

penanaman akhlak anak serta keberhasilannya setelah besar dan dewasa.

Pendidikan akhlak pada masa anak-anak atau usia dini sangat penting.

Apabila pendidikan akhlak saat anak-anak baik, maka besar kemungkinan ketika

dewasa akan baik pula akhlaknya. Begitu juga sebaliknya, apabila pada masa

anak-anak seseorang tidak mendapat pendidikan akhlak yang baik, maka

akhlaknya juga akan buruk ketika ia dewasa.

Pada hakikatnya guru dan orang tua merupakan pusat pendidikan yang

utama. Guru merupakan orang tua anak saat di sekolah, namun orang tua atau

keluarga yang seharusnya berperan aktif dalam pembinaan akhlak sehari-hari.

Maka dari itu guru dan orang tua harus bekerjasama agar terbentuknya akhlak

yang baik bagi anak-anak, sebab peranan orang tua sangat berpengaruh dalam

mendidik anak-anaknya, terutama didalam pendidikan akhlak. Anak merupakan

bagian dari masyarakat yang dipundaknya terpikul beban pembangunan pada

masa mendatang, dan sebagai generasi penerus bangsa. Oleh karena itu, orang tua

1
2

harus lebih memperhatikan, membimbing, dan mendidik dengan baik, sehingga

tercapai kebahagiaan dunia akhirat.1

Krisis akhlak yang semakin meningkat saat ini akan berpengaruh pada pada

akhlak para generasai muda yang akan datang untuk menjadi generasi penerus

bangsa. Karena akhlak manusialah yang dapat menentukan hancur dan utuhnya

suatu bangsa. Asy-Syauqani dalam syairnya berkata: “ bangsa itu akan hidup

apabila akhlaknya baik, jika akhlaknya hancur, maka sirnalah bangsa itu “.2

Pada dasarnya pendidikan akhlak sudah ada dalam Al-Qur’an dan Al-

Hadist, tergantung kita merumuskan secara operasional, sehingga dapat

diterapkan kepada peserta didik baik menyangkut perkembangan anak maupun

yang menyangkut tempat pelaksanan pendidikan itu sendiri. Idealnya pendidikan

akhlak dilakukan sejak dini dalam rangka penanaman nlai-nilai akhlak.\

Sebagai contoh adalah akhlak Nabi Muhammad SAW dalam perjalanan

hidupnya sejak masih kanak-kanak hingga dewasa dan sampai diangkat menjadi

Rasul, Beliau terkenal sebagai seorang yang jujur, berbudi luhur dan mempunyai

kepribadian yang tinggi. Tidak ada sesuatu perbuatan dan tingkah lakunya yang

tercela yang dapat dituduhkan kepadanya, berlainan sekali dengan tingkah laku

dan perbuatan kebanyakan pemuda-pemuda dan penduduk kota Mekah pada

umumnya yang gemar berfoya-foya dan bermabuk-mabukkan. Karena demikian

jujurnya dalam perkataan dan perbuatan, maka beliau diberi julukan “Al-Amin”,

yang artinya orang yang dapat dipercaya. Sebagaimana Allah SWT berfirman:

1
Didin Jamaluddin, Paradigma Pendidikan Anak dalam Islam, (Bandung:CV Pustaka
Setia,2013), h. 135
22
Abidin Ibnu Rusn, Pemikiran Al-Ghazali Tentang Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2009), h. 104
3

          
      
Artinya:“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah” (Q.S. Al-Ahzab:
21).3

Pembentukan akhlak untuk anak sebenarnya sudah menjadi perhatian para

ulama atau ilmuan islam. Perhatian ulama terhadap ilmu akhlak tampak pada kitab

Al-Akhlaq Lil Banaat, yang dikarang oleh Syeikh Umar bin Achmad Bardja.

Dalam kitab Al-Akhlaq Lil Banaat, Syeikh Umar bin Achmad Baradja

menjelaskan bahwa “seseorang tidak dilihat kepada kecantikan atau pakaiannya

tetapi karena akhlaknya”. Dalam uraiannya Syeikh Umar bin Achmad Baradja

mengutip Syair “Ketauhilah bahwa pemudi itu dinilai oleh masyarakat tidaklah

karena kecantikan wajahnya, banyak bajunya atau gemerlap perhiasannya, akan

tetapi dengan akhlak dan pendidikannya yang baik”.4

Kajian kitab ini sesungguhnya ingin mengungkap nilai-nilai akhlak yang

ditanamkan serta bagaimana pembentukan akhlak sejak dini. Sedangkan,

pendidikan akhlak tersebut tidak dapat ditegakan jika hanya menyampaikan

ajaran-ajaran atau hanya dengan perintah dan larangan saja. Akan tetepi perlu

adanya sebuah keteladanan atau pengamatan untuk mencapai hasil yang

maksimal. Serta perlu memeberikan beberapa contoh dari peristiwa-peristiwa

nyata. Baik dalam kehidupan sehari-hari ataupun dalam bentuk lain.

Pemeberian keteladanan, peristiwa atau contoh dalam bentuk lain, bisa

berupa media film atau sinetron. Melalui media film atau sinetron gerak-gerik dan

3
Kementrian Agama RI, Mushaf Al-Firdaus, (Jakarta: Pustaka Al-Fadhilah, 2012), h. 420
4
Umar Baradja, Kitab Al-Akhlaq Lil Banaat Jilid 2, (Jakarta: Pustaka Amani,2013), h. 12
4

tingkah laku pemain, serta peristiwa-peristiwa yang menyertainya akan terlihat

langsung, sehingga kemungkinan untuk ditiru. Namun tidak semua sinetron

memiliki nilai keteladanan yang baik, sekarang ini semakin banyak tontonan yang

rawan mengajarkan kemerosotan akhlak, dan sangat mudah di konsumsi oleh

anak-anak. Tak lain, banyak program acara televisi yang cenderung berbau

kekerasan, pornografi, mistik, dan kemewahan yang semuanya tidak

memeperdulikan dampak yang menyertainya dan dapat berpengaruh terhadap

pemirsanya atau penontonnya.

Sinetron yang lagi buming atau viral dikalangan masyarakat adalah sinetron

Ikatan Cinta merupakan sinetron bernuansa cinta dengan jalur cerita yang menarik

dan mampu menghipnotis serta mengaduk-aduk emosi penontonya agar ikut

merasakan konflik yang ada dala cerita tersebut. Penggemarnya pun dari berbagai

kalangan, mulai dari ibu-ibu yang menjadi fans fanatiknya, anak muda, public

figur bahkan bapak-bapak sekarang sudah terkena virus IC (Ikatan Cinta). Tidak

heran jika persoalan akhlak anak muda ketika menyaksikan sinetron tersebut,

yaitu akan mengikuti arus atau terbawa emosi akan peran dan prilaku yang tentu

saja membuat sebagian penonton mengikutinya.

Oleh karena itu, persoalan akhlak yang melanda saat ini dipandang perlu

untuk mencari jalan keluar serta perumusan yang jelas dalam pembinaannya bagi

penerus bangsa serta keluarga merupakan titik awal yang harus kita benahi

kembali untuk menjadikan generasi-generasi yang memiliki karakter dan budi

pekerti. Atas dasar pertimbangan itu. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian tentang pendidikan akhlak, dengan judul :


5

“Konsep Pendidikan Akhlak Dalam Kitab Al-Akhlaq Lil Banaat Syekh Umar bin

Baradja (Tinjauan Analisis Kritis Terhadap Sinetron Ikatan Cinta)”.

B. Pembatasan masalah

Mengingat keterbatasan penulis dalam melakukan penelitian ini, maka

penulis membatasi masalah ini pada konsep pendidkan akhlak dalam kitab al-

akhlak lil banaat (Tinjauan Analisis Terhadap Sinetron ikatan Cinta)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka ada beberapa permasalahan yang

harus terjawab dan dibahas melalui penelitian ini. Adapun permasalahan yang di

maksud adalah:

1. Bagaimana konsep pendidikan akhlak menurut Syeikh Umar bin Achmad

Baradja dalam kitab Al-Akhlaq Lil Banaat?

2. Bagaimana pendidikan akhlak dalam sinetron Ikatan Cinta?

3. Bagaimana tinjauan pendidikan akhlak analisis Kitab Akhlak Lil Banat

terhadap sinetron Ikatan Cinta?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari uraian rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin

dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui konsep pendidikan akhlak menurut Syeikh Umar bin Achmad

Baradja dalam Kitab Al-Akhlaq Lil Banaat.

2. Mengetahui pendidikan akhlak yang terdapat dalam sinetron Ikatan Cinta.

3. Mengetahui pendidikan akhlak yang relevan dengan kitab Akhlak Lil Banat

terhadap sinetron Ikatan Cinta.


6

E. Manfaat Penelitian

Dengan melaksanakan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat

sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini, diantaranya sebagai berikut:

a. Untuk memberikan sumbangsih pemikiran secara spesifik tentang

pendidikan akhlak dalam kitab Al-Akhlaq Lil Banaat.

b. Bagi saya sebagai penulis agar menambah wawasan tentang pendidikan

akhlak dalam mendidik anak di sekolah ataupun dirumah agar anak dapat

melakukan hal yang baik. Serta memberikan pengetahuan bahwa stiap

karya sastra atau film itu memiliki nilai positif dan negatif.

Memperkaya khazanah ilmu pengetahuan dalam rangka peningkatkan

motivasi diri untuk belajar.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan

kepada semua pihak terutama kepada pendidik dan orang tua dalam

memperhatikan kebiasaan anak.

F. Sistematika Pembahasan

Sebelum membahas permasalahan ini secara jauh, kiranya terlebih dahulu

penulis jelaskan sistematika rencana penulisan skripsi yang akan penulis rancang

untuk kedepan, sehingga memudahkan pemahaman. Adapun sistematiak

rancangan penulisan skripsi adalah sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan
7

Bab ini sebagai langkah permulaan, diuraikan beberapa pembahasan sebagai

petunjuk penelitian yaitu terdiri dari latar belakang masalah, fokus dan subfokus

penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika

pembahasan.

Bab II : Kajian Teoretis/Pustaka

Bab ini merupakan tentang uraian mengenai landasan atau kerangka

teori,yaitu memuat teori-teori yang mendukung persoalan yang dibahas, yakni

pendidikan akhlak. Uraian pada bab ini mendeskripsikan hal-hal berikut:

pengertian pendidikan akhlak, dasar-dasar akhlak, macam-macam akhlak, isi kitab

akhlak lil banat, serta gambaran umum tentang film yang terkait.

Bab III : Metodologi penelitian

Bab ini berisi tentang jenis dan pendekatan penelitian yang digunakan,

subjek penelitian, sumber data, metode pengumpulan data, dan teknik analisis

data.

Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang analisis dan hasil penelitian mengenai nilai

pendidikan akhlak dalam film Ikatan Cinta. Yang relevan menurut Syekh Umar

Bardja dalam kitabnya.

Bab V : Penutup

Bab ini berisi kesimpulan, saran, dan penutup.


BAB II

KAJIAN TEORETIK

A. Deskripsi Konseptual Fokus

1. Pengertian Pendidikan

Secara etimologi dalam bahasa Indonesia, istilah pendidikan berasal dari

kata “didik” dan mendapat imbuhan “pe” dan akhiran “an”, maka mempunyai arti

proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam

usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, poses,

perbuatan, cara mendidik.5

Kata pendidikan berasal dari bahasa yunani paedagogos yang berarti

pergaulan denagan anak-anak. Paedagogos berasal dari kata paedos (anak) dan

agoge (saya membimbing, memimpin).Peadagog (pendidik atau ahli didik) ialah

seseorang yang tugasnya membimbing anak. Sedangkan pekerjaan membimbing

disebut paedagogis.6

Sejalan dengan pendapat diatas pendidikan menurut Idris dan Tabrani

(2017:97) Pendidikan merupakan salah satu kunci yang sangat esensial dalam

kehidupan manusia, dalam konteks dan ruang lingkup kehidupan suatu bangsa,

pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk menjamin

kelangsungan dan perkembangan kehidupan bangsa tersebut.7

5
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua,
(Jakarta:Balai Pustaka, 1989), h. 232
6
Esi Hariani, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: 2017), h. 53
7
Saifullah Idris dan Tabrani. ZA. “Realitas Konsep Pendidikan Humanisme dalam

Konteks Pendidikan Islam”. Jurnal Edukasi. Vol 3 (1): 96-113., 2017.

8
9

Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia

untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan

kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau paedagogie berarti

bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa

agar ia menjadi dewasa.

Secara terminologi banyak sekali istilah pendidikan yang dikemukakan,

baik yang dikemukakan oleh para tokoh pendidikan Indonesia, Barat, maupun

istilah yang dikemukakan dalam sistem Pendidikan Nasional. Berikut ini adalah

beberapa definisi tentang pendidikan:

a) Menurut Imam Al-Ghazali

Pendidikan adalah membimbing, menasehati dan melarang mereka dari akhlak

tercela, nasehat ini hendaknya dilakukan dengan cara yang halus, baik

melalui sindiran atau kiasan, karena jika dilakukan secara terang-terangan

hal ini akan merendahkan harga diri peserta didik.8

b) Menurut Ki Hajar Dewantara

Pendidikan yaitu tuntunan didalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun

maksudnya pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada

pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota

masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-

tingginya.9

c) Menurut Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS Bab 1

8
Imam Al-Ghazali, Mukhtashar Ihya’Ulumuddin, Terj. Zain Husein Al-Hamid,
(Jakarta:Pustaka Amani,2007),h. 16
9
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Cet. 12, (Jakarta:Rajawali Pers, 2015), h. 4
10

Pendidikan adalah merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.10

Dari beberapa definisi pendidikan diatas kesimpulannya, pendidikan adalah

bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada

perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannnya dengan tujuan agar anak

cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain.

2. Pengertian Akhlak

Akhlak menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah budi pekerti,

kelakuan. Akhlak secara etimologi (bahasa) berasal dari kata khalaqa yang kata

asalnya khuluqun, yang berarti : pearangai, tabiat, adat atau khalqun yang berarti

kejadian, buatan, ciptaan,. Jadi secara etimologi akhlak itu berarti perangai, adat,

tabiat, atau system perilaku yang dibuat.11

Menurut terminologi (istilah), pertama, akhlak adalah ilmu yang

menentukan batas antara baik dan buruk, terpuji dan tercela, tentang

perkataan atau perbuatan manusia, lahir dan batin. Kedua, akhlak adalah

pengetahuan yang menjelaskan tentang baik dan buruk, mengatur

pergaulan manusia, dan menentukan tujuan akhir dari usaha dan

pekerjaannya.12 Sedangkan menurut Habibah (2015:74) menyatakan

10
Esi Hariani, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: 2017), h. 55
11
Beni Ahmad Saebani, Ilmu Akhlak, Cet. 3, (Bandung:Pustaka Setia, 2017), h. 13
12
Beni Ahmad Saebani, Ilmu Akhlak, Cet. 3, (Bandung:Pustaka Setia, 2017), h. 14
11

bahwa Akhlak merupakan perilaku yang tampak (terlihat) dengan jelas,

baik dalam kata-kata maupun perbuatan yang memotivasi oleh dorongan

karena Allah. Namun demikian, banyak pula aspek yang berkaitan dengan

sikap batin ataupun pikiran, seperti akhlak diniyah yang berkaitan dengan

berbagai aspek, yaitu pola perilaku kepada Allah, sesama manusia, dan

pola perilaku kepada alam.13

Berdasarkan dari pendapat diatas maka dapat diartikan akhlak

merupakan suatu tindakan yang terpuji serta mengandung motivasi baik

dari perkataan dan prilakunya yang semata-mata karena Allah. Tentu

dengan akhlak yang terpuji ini membuat manusia bisa lebih baik lagi

dalam menjalani kehidupan. Berikut ini adalah beberapa definisi tentang

akhlak:

a. Menurut Imam Ghazali dalam kitab ihya’ Ulumuddin mengatakan bahwa,

“Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-

macam perbuatan dengan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan

pertimbangan”.14

b. Menurut Ahmad Amin

“Akhlak adalah kehendak yang dibiasakan dan ia akan menjadi kebiasaan

yang mudah dilakukan”.15

c. Menurut Ibn Miskawaih

13
Habibah Syarifah. “Akhlak dan Etika dalam islam”. Jurnal Pesona Dasar. Vol. 1 (4): 73
– 87., 2015.
14
Ahmad Musthofa, Akhlak Tasawuf, Cet. 1, (Bandung:Pustaka Setia, 2014), h. 12
15
Sehat Sulthoni Dalimunthe, Filsafat Pendidikan Akhlak, Cet. 1, (Yogyakarta:
Deepublish, 2016), h. 24
12

“Akhlak adalah kondisi jiwa yang mendorong terwujudnya perilaku tanpa

melalui pemikiran dan pertimbangan”.16 Syeikh Az-Zarnuji dalam kitabnya

Ta’lim Muta’allim menjelaskan bahwa:

“Ketahuilah: bahwa tidak diharuskan bagi setiap muslim menuntut segala ilmu,

tetapi yang diharuskan adalah menuntut ilmu hal, sebagaimana dinyatakan

“ilmu paling utama adalah Ilmu Hal, dan perbuatan paling utama adalah

memelihara Al-Hal”.17

Sejalan dengan pendapat diatas, Syeikh Az-Zarnuji memberikan dukungan

kepada seseorang yang menuntut ilmu agama dan mempelajari akhlak, karena

pangkal dari mendapatkan ilmu yang bermanfaat bagi diri seseorang adalah

akhlak yang baik, sehingga dorongan-dorongan kearah positif sangat diperlukan

agar anak selalu mengarahkan kemampuan dalam pelajaran yang diperoleh dari

guru dan orang tua dapat mencapai tujuan yang baik.

Dilihat dari sudut pandang pengertian, maka istilah akhlak, etika dan moral

mempunyai arti yang sama. Tetapi jika dilihat dari perbedaannya terletak pada

sumber yang dijadikan patokan untuk menentukan baik dan buruk. Menurut Nata

(2013:18) ada 3 macam akhlak sebagai berikut:

a. Jika dalam etika penilaian baik dan buruk berdasarkan pendapat asal

pikiran.

b. Pada moral berdasarkan kebiasaan yang berlaku umum di masyarakat.

16
Akhmad Shodiq, Prophetic Character Building, Cet. 1, (Jakarta: Kencana, 2018), h. 2
17
Aliy As’ad, Terjemah Ta’limul Muta’allim karya Az-Zarnuji:Bimbingan Bagi Penuntut
Ilmu Pengetahuan, (Kudus: Menara Kudus, 2015), h. 4
13

c. Pada akhlak ukuran yang digunakan untuk menentukan baik dan buruk itu

adalah Al-Qur’an dan Al-Hadist.18

Dari beberapa definisi diatas peneliti menyimpulkan bahwa akhlak

atau khuluq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa sehingga dia akan

muncul secara spontan bilamana diperlukan tanpa memerlukan pemikiran

atau pertimbangan lebih dahulu, serta tidak memerlukan dorongan dari

luar.

3. Pengertian Pendidikan Akhlak

Setelah dijelaskan secara terpisah mengenai pengertian pendidikan dan

pengertian akhlak, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan akhlak adalah

suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan disengaja untuk memberikan

bimbingan, baik jasmani maupun rohani, melalui penanaman nilai-nilai islam,

latihan moral, fisik serta menghasilkan perubahan ke arah positif, yang nantinya

dapat diaktualisasikan dalam kehidupan, dengan kebiasaan bertingkah laku,

berpikir dan berbudi pekerti yang luhur menuju terbentuknya manusia yang

berakhlak mulia.

Sehingga dapat menghasilkan perbuatan atau pengalaman dengan mudah

tanpa harus direnungkan dan disengaja atau tanpa adanya pertimbangan dan

pemikiran yakni bukan karena adanya tekanan, paksaan dari orang lain atau

bahkan pengaruh-pengaruh yang indah dan perbuatan itu harus konstan (stabil)

dilakukan berulang kali dalam bentuk yang sering sehingga dapat menjadi

kebiasaan.

18
Abudin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h.
81
14

Pendidikan akhlak juga dapat diartikan sebagai proses pengubahan tingkah

laku individu pada kehidupan pribadi, atau sasaran yang mengantarkan seseorang

agar menjadi orang yang berakhlak baik (akhlaqul karimah).

4. Dasar-Dasar Pendidikan Akhlak

Dasar pendidikan akhlak, yaitu dasar yang menjadi landasan akan

pentingnya pendidikan akhlak sehingga bisa berfungsi sesuai arah tujuan

yang akan dicapai. Dasar-dasar pendidikan akhlak dalam islam adalah Al-

Qur’an dan As-Sunnah atau Hadist Rasulullah. Baik dan buruk dalam

akhlak islam ukurannya adalah baik dan buruk menurut kedua sumber

tersebut, bukan baik dan buruk menurut ukuran manusia.

Berikut adalah penjelasan mengenai dasar atau sumber pendidikan akhlak:

a. Al-Qur’an

Al-Qur’an berasal dari kata “qaraa” yang berarti bacaan atau sesuatu yang

dibaca. Secara terminologi Al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada

Nabi Muhammad SAW untuk diajarkkan kepada manusia, oleh karena itu Al-

Qur’an disebut sebagai dasar pendidikan Islam. Sesuai dengan firman Allah SWT

dalam Q.S. As-Shad ayat 29:

ِ ‫ك مبار ٌك لِّي َّدبَّروا آياتِِه ولِيتَ َذ َّكر أُولُو اأْل َلْب‬


‫اب‬ ِ َ ‫اب أ‬ ِ
َ َ َ َ َ ُ َ َ َُ َ ‫َنزلْنَاهُ إلَْي‬ ٌ َ‫كت‬

Artinya: “ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu


penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan
dupaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.” (Q.S.
As-Shad: 29).19

19
Kementrian Agama RI, Mushaf Al-Firdaus, (Jakarta: Pustaka Al-Fadhilah, 2012), h.
455
15

Dari ayat diatas menjelaskan bahwa Al-Qur’an merupakan petunjuk bagi

orang yang mau berfikir dalam berbagai ilmu pengetahuan, termasuk didalamnya

tentang pendidikan islam.

Dasar-dasar pendidikan akhlak dalam Al-Qur’an sebagai berikut:

Dalam Q.S. Al-Ahzab ayat 2:

َ ِّ‫ك ِم ْن َرب‬
‫ك ۚ إِ َّن اللَّهَ َكا َن مِب َا َت ْع َملُو َن َخبِ ًريا‬ َ ‫وح ٰى إِلَْي‬
َ ُ‫َواتَّبِ ْع َما ي‬
Artinya: “Dan ikutlah apa yang diwahyukan Tuhan kepadamu.
Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
(Q.S. Al-Ahzab: 2)20

b. As-Sunnah atau Al-Hadist

As-Sunnah menurut etimologi adalah perjalanan pekerjaan atau tata cara.

Menurut terminologi As-Sunnah berarti perkataan Nabi SAW, perbuatan dan

perkataanNya, yaitu sesuatu yang dikatakan atau diperbuat sahabat dan ditetapkan

oleh Nabi. As-Sunnah menjadi sumber utama dalam ajaran islam setelah Al-

Qur’an, karena Allah SWT menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai teladan

bagi umatnya.

Menjadikan Hadist atau As-Sunnah sebagai dasar pendidikan Islam

berdasarkan firman Allah SWT dalam Q.S An-Nisa ayat 59:

Yang artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan


taatilah Rasul (Nya), dan Ulil Amri diantara kamu. Kemudian jika kamu
berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah
(Al-Qur’an) dan Rasul(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman
kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama
(bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (Q.S. An-Nisa:59)21

20
Kementrian Agama RI, Mushaf Al-Firdaus, (Jakarta: Pustaka Al-Fadhilah, 2012), h.
418
21
Kementrian Agama RI, Mushaf Al-Firdaus, (Jakarta: Pustaka Al-Fadhilah, 2012), h. 87
16

Dasar-dasar pendidikan akhlak dalam As-Sunnah atau Hadist sebagai

berikut: Rasulullah SAW bersabda:

‫ت لأِل ُمَتِّ َم‬ ِ ِ


ُ ْ‫ إِمَّنَ ا بُعث‬:‫ قَ ال َر ُس ُل اللَّهُ ص لى اللَّهُ عليه وس لم‬:‫ قَ ال‬,‫ َع ْن اَيِب ْ ُهَر ْي َرة‬,‫ص الح الس مان‬
َ ْ ‫َع ْن اَيِب‬

ْ ‫َم َكا ِر َم األ‬


‫َخالَ َق‬

Dari abi shalih saman, dari abi hurairah berkata: Rasulullah SAW
berkata: “sesungguhnya aku (Muhammad) diutus untuk menyepurnakan
akhlak-akhlak mulia.” (H.R. Ahmad).22
Jadi kesimpulan dari penjelasan diatas adalah yang menjadi dasar

pendidikan akhlak dalam ajaran Islam ialah Al-Qur’an dan As-Sunnah,

dikarenakan keduannya merupakan sumber hukum Islam yang mencakup seluruh

kehidupan manusia baik di dunia maupun di akhirat.

5. Macam-Macam Akhlak

Secara garis besar akhlak terbagi menjadi dua macam yaitu akhlak

mahmudah (akhlak terpuji), dan akhlak madzmumah (akhlak tercela). Berikut ini

penjelasan mengenai akhlak mahmudah dan akhlak madzmumah.

a. Akhlak Mahmudah (Akhlak Terpuji)

Akhlak mahmudah (akhlak terpuji) ialah akhlak yang dicintai dan dikehendaki

Oleh Allah SWT dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW.23 Yang tergolong

kedalam akhlak mahmudah ialah: Taat kepada Allah SWT, Sabar, Amanah,

Berbakti kepada orang tua, Syukur, Qana’ah, Jujur, Tawakal, dan Tawadhu.

b. Akhlak Madzmumah (Akhlak Tercela)

Abu Bakar Ahmad ibn Al-Husayn Ibn ‘Ali Al-Bayhaqiy , Sunan A-lBayhaqiy. Juz 2, h.
22

472, dalam Al-Maktabah Al-Syamilah


23
Beni Ahmad Saebani dkk, Ilmu Akhlak, Cet. 3, (Bandung: Pustaka Setia, 2017), h. 199
17

Akhlak Madzmumah ialah akhlak tercela yang menunjukkan sifat dan sikap

yang buruk yang dibenci Allah SWT yang harus dihindari dan dijauhi oleh

setiap orang.24 Yang tergolong ke dalam akhlak madzmumah diantaranya

ialah: Kufur, Syirik, Adu Domba, Riya, Berbohong dan lain sebagianya,

yang merupakan akhlak tercela.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa macam-macam akhlak

terdiri dari dua macam yaitu akhlak mahmudah yang artinya akhlak terpuji dan

akhlak madzmumah yang artinya akhlak tercela.

B. Deskripsi Konseptual Subfokus

1. Gambaran Umum Kitab Al-Akhlaq Lil Banaat

Kitab Al-Akhlaq Lil Banaat karya Syeikh Umar bin Achmad Baradja adalah

kitab yang membahas tentang akhlak khusus bagi anak perempuan. Sesungguhnya

tingkah laku dan akhlak putra putri dan anak didik dari awal perkembangan

mereka adalah suatu hal yang penting dan tidak boleh dilupakan, karena hal itu

merupakan kunci kebahagiaan mereka di masa depan. Apabila mereka dibiarkan

hingga terbiasa dengan tingkah laku atau akhlak yang buruk, maka masa depan

mereka menjadi buruk pula, susah untuk dididik kembali, atau mungkin di didik

lagi selama-lamanya.

Kitab Al-Akhlaq Lil Al Banaat terbit dalam 3 jilid, kitab Al-Akhlaq Lil Al-

Banaat diterbitkan di surabaya oleh Maktabah Muhammad bin Said bin Ahmad

Nabhan wa Auladini. Jumlah halaman dan tahun penerbitan Kitab Al-Akhlaq Lil

Banaat adalah sebagai berikut:

1) Jilid 1 berjumlah 48 halaman tahun terbit 1359 H


24
Beni Ahmad dkk, Ilmu Akhlak, Cet.3, (Bandung: Pustaka Setia 2017), h. 200
18

2) Jilid 2 berjumlah 64 halaman tahun terbit 1374 H

3) Jilid 3 berjumlah 92 halaman tahun terbit 1400 H

Namun, dalam penelitian ini, peneliti fokuskan yang dikaitkan

dengan sinetron hanya jilid 1 yang berjumlah 48 halaman tahun terbit

1359 H.

Pada jilid satu secara garis besar berisi bagaimana cara membentuk

akhlak yang baik, contoh prilaku akhlak yang baik, prilaku yang dilarang

oleh agama, memperkenalkan Allah SWT pada anak. Memperkenalkan

Nabi dan malaikat Allah SWT dalam artian bahwa Allah yang telah

menciptakan alam beserta isinya untuk kita manfaatkan, sebagai sarana

menyembah dan bertaqwa kepada Allah SWT. Menerangkan taat kepada

perintah Allah SWT, dan menjauhi segala larangan-larangan Allah.

Menerangkan akhlak kepada orang tua, bagaimana akhlak terhadap guru,

bagaimana sikap kita terhadap orang yang lebih muda dan lebih tua, dan

bagaimana sopan santun kita ketika kita bertetangga, dan berteman. Pada

juz bagian akhir juz pertama diterangkan sopan santun murid ketika dia

menerima pelajaran dari guru dan di akhiri dengan nasehat yang

ditunjukkan untuk umum (masyarakat).

2. Ruang Lingkup Pendidikan Akhlak

Konsep akhlaqul karimah merupakan konsep hidup yang mengatur

hubungan antara manusia dengan Allah, manusia dengan alam sekitarnya

dan manusia dengan manusia itu sendiri. Konsep ruang lingkup

pendidikan akhlak sangat luas karena mencakup seluruh aspek kehidupan


19

manusia, mulai dari hubungan manusia kepada Allah maupun kepada

sesamanya.

Menurut Yunahar Ilyas, secara secara umum ruang lingkup pendidikan

akhlak dibagi menjadi enam bagian yaitu: akhlak terhadap Allah SWT, akhlak

terhadap RasulullahSAW, akhlak terhadap diri sendiri atau pribadi, akhlak dalam

keluarga, akhlak dalam bermasyarakat dan akhlak bernegara.25

Berikut adalah beberapa ruang lingkup pendidikan akhlak secara umum:

a. Akhlak Terhadap Allah SWT

Akhlak kepada Allah SWT dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan

yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk, kepada Tuhan sebagai

Khaliq. Abudin Nata menjelaskan, banyak cara yang dilakukan dalam berakhlak

kepada Allah SWT, diantaranya dengan menyekutukan-Nya, taqwa kepada-Nya,

mencintai-Nya, dan ridha dan ikhlas terhadap segala keputusan-Nya dan

bertaubat, mensyukuri nikmat-Nya, selalu berdo’a kepada-Nya, beribadah kepada-

Nya, menteladani sifat-Nya, dan berusaha mencari keridhaan-Nya.26

Akhlak terhadap Allah SWT pada prinsipnya merupakan pengakuan

terhadap Keesaan Allah SWT dan penghambatan diri secara kaffah kepada-Nya.

Hal ini perlu disadari karena pertama kalinya Allah SWT menciptakan manusia

dari sebagaimana difirmankan-Nya dalam Al-Qur’an surah Al-Hijr ayat 28-29:

Yang artinya: “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada


para Malaikat: “ Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia
dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi
bentuk. Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah
25
Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak, (Yogyakarta: LPPI, 2016), h. 6
26
Abudin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h.
127
20

meniupkan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku. Maka tunduklah kamu


kepadanya dengan bersujud.”(Q.S. Al-Hijr:28-29)27

b. Akhlak terhadap Rasulullah SAW

Rasulullah adalah sesorang yang telah diberi kepercayaan dan diberi wahyu

oleh Allah SWT untuk diamalkannya dan kemudian wajib disampaikan kepada

umatnya. Kita sebagai umat islam wajib menaati segala perintah Rasulullah

Muhammad SAW. Salah satunya dengan mengikuti akhlak beliau. Sebagaimana

firman Allah SWT:

Yang artinya: “Hai orang-orang yang beriaman taatilah Allah dan taatilah
Rasul (Nya), dan ulil amri diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan
Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan
Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian, yang demikian Menurut Yunahar Ilyas, akhlak terhadap Rasulullah
SAW diantaranya ialah mencintai dan memuliakan Rasulullah SAW, serta
mengucapkan Shalawat dan Salam kepada Rasulullah SAW.28
Secara umum ada beberapa akhlak kepada Rasulullah SAW, antara

lain sebagai berikut:

1) Mencintai Rasulullah SAW

Mencintai Rasulullah adalah wajib dan termasuk bagian dari iman, dalam

mencintai Rasulullah marilah kita meneladani sahabat Radhiyallahu’anhum.

Sebagaimana firman Allah SWT:

Yang artinya: “jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara,


isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan,
perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang
kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari
berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan
keputusan-Nya". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang
yang fasik.” (Q.S. At-Taubah:24) ).29

27
Kementrian Agama RI, Mushaf Al-Firdaus, (Jakarta: Pustaka Al-Fadhilah, 2012), h. 63
28
Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak, (Yogyakarta: LPP, 2016), h. 65
29
Kementrian Agama RI, Mushaf Al-Firdaus, (Jakarta: Pustaka Al-Fadhilah, 2012), h.
190
21

2) Mengikuti ajaran Rasulullah

Rasulullah adalah teladan bagi seluruh umat Islam, jika kita mengharapkan

rahmat Allah SWT seharusnya kita mengikuti teladan pada diri Rasulullah SAW.

Seperti dinyatakan dalam ayat berikut:

‫ُس َوةٌ َح َسنَةٌ لِ َم ْن َكا َن َيْر ُجو اللَّهَ َوالَْي ْو َم اآْل ِخَر َوذَ َكَر‬ ِ ِ
ْ ‫لََق ْد َكا َن لَ ُك ْم يِف َر ُسول اللَّه أ‬ ‫اللَّهَ َكثِ ًريا‬

Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.” (Q.S. Al-Ahzab:21)30

Ikutilah Rasulullah SAW dalam segala akhlaknya dan amalkanlah nasihat-

nasihatnya dalam kehidupan sehari-hari agar kita mendapatkan cinta dan ridha

dari Allah SWT. Sebagaimana firman-Nya:

‫ول فَ ُخ ُذوهُ َو َما َن َها ُك ْم َعْنهُ فَا ْنَت ُهوا‬


ُ ‫الر ُس‬
َّ ‫َو َما آتَا ُك ُم‬

Artinya: “...apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah, dan apa
yang dilarang bagimu, Maka tinggalkanlah...” (Q.S. Al-Hasr: 7).31

3) Mengucapkan Shalawat serta Salam kepada Rasulullah SAW

Allah SWT memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk

mengucapkan Shalawat serta Salam kepada Nabi Muhammad SAW. Bershalawat

kepada Nabi artinya kita memohon rahmat dan salam kepada Allah SWT untuk

Rasulullah Muhammad SAW.32

Sebagaimana firman Allah SWT:

ِ ِ ِ َّ ِ
ً ‫صلُّوا َعلَْيه َو َسلِّ ُموا تَ ْسل‬
‫يما‬ َ ُ‫إِ َّن اللَّهَ َو َماَل ئ َكتَهُ ي‬
َ ‫صلُّو َن َعلَى النَّيِب ِّ ۚ يَا أَيُّ َها الذ‬
َ ‫ين َآمنُوا‬

30
Kementrian Agama RI, Mushaf Al-Firdaus, (Jakarta: Pustaka Al-Fadhilah, 2012), h.
420
31
Kementrian Agama RI, Mushaf Al-Firdaus, (Jakarta: Pustaka Al-Fadhilah, 2012), h.
546
32
Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak, (Yogyakarta: LPPI, 2016), h. 76
22

Artinya: “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat


untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu kepada Nabi
dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (Q.S. Al-Ahzab: 56).33

c. Akhlak Terhadap Sesama Manusia

Ada beberapa akhlak terhadap sesama manusia yaitu akhlak terhadap

keluarga, tetangga, masyarakat, guru, teman, dan sebagainya. Berikut

penjelasannya:

a) Akhlak Terhadap Keluarga

Akhlak terhadap keluarga mencakup beberapa hal diantaranya: akhlak

terhadap orang tua, saudara dan kerabat.

Yunahar Ilyas mendefinisikan akhlak terhadap orang tua yaitu dengan

sebutan “Birrul Walidain” yang artinya berbakti kepada kedua orang tua. Bentuk-

bentuk birrul walidain adalah mengikuti keinginan dan saran orang tua,

menghormati dan memuliakan orang tua, membantu kedua orang tua secara fisik

dan materil, serta mendoakan kedua orang tua agar diberi keselamatan dunia

akhirat.34

Beberapa akhlak seorang anak didalam keluarga diantaranya adalah

tanggung jawab, kasih sayang, berprilaku sopan santun dan tidak melukai hati,

saling menghormati kepada yang lebih tua, dan lebih menyayangi kepada yang

lebih muda.
33
Kementrian Agama RI, Mushaf Al-Firdaus, (Jakarta: Pustaka Al-Fadhilah, 2012), h.
426
34
Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak, (Yogyakarta: LPPI, 2016), h. 156
23

Rasulullah SAW bersabda:

‫ َخْي ُر ُك ْم َخْي ُر أل َْهلِ ِه‬:‫ قَال رسول اللَّ ِه صلى اللَّهُ عليه وسلّم‬:‫َع ْن َعا ئِ َشةَ َر ِض َي اللَّه َعْن َها قَالَت‬

‫َوأَنَا َخْي ُر ُك ْم أِل َهلِى‬

Artinya: Dari ‘Aisyah R.A. berkata: Rasulullah SAW berkata:


“sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik terhadap
keluarganya, dan aku adalah orang yang terbaik terhadap
keluargaku.” (HR. Tirmidzi).

b) Akhlak Terhadap Tetangga

Akhlak terhadap tetangga merupakan perilaku terpuji. Tetangga merupakan

orang yang paling dekat secara sosial, karena itu menjadi prioritas untuk

diperlakukan secara baik, sehingga dapat terjalin hubungan yang harmonis dalam

bertetangga.

Dalam ajaran islam, cara berahklak yang baik terhadap tetangga ialah

berbuat baik terhadap tetangga, tolong menolong, menjenguk jika ia sakit, tidak

saling menyakiti, menghormati, menghargai, dan saling memberi. Oleh sebab itu

seorang muslim harus peduli dan memperhatikan tetangganya, mengulurkan

tangan untuk mengatasi kesulitan hidup yang dihadapi tetangganya. Sebagaimana

firman Allah SWT:

Yang artinya: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu


mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada
dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin,
tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu
sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.” (Q.S. An-Nisa:
36).35

c) Akhlak Terhdap Masyarakat

35
Kementrian Agama RI, Mushaf Al-Firdaus, (Jakarta: Pustaka Al-Fadhilah, 2012), h. 84
24

Manusia aadalah makhluk sosial, oleh sebab itu hidupnya tidak terlepas dari

kehidupan bersama manusia lainnya dan dengan sendirinya manusia individu

menjadi satu lebur dalam kehidupan bersama.

Selain dengan kerabat, keluarga, tamu, dan tetangga, seorang muslim harus

dapat berhubungan baik dengan masyarakat yang lebih luas, baik di lingkungan

pendidikan, kerja, sosial, dan lingkungan lainnya. Baik dengan orang-orang

seagama, maupun dengan pemeluk agama lain. 36 Lingkungan masyarakat ialah

lingkungan kelompok manusia yang berada disekelilingnya, bekerja sama, saling

menghormati, saling membutuhkan, dan dapat mengorganisasikannya dalam

lingkungan tersebut sebagai satu kesatuan sosial dengan batas tertentu.

Jadi kesimpulan dari penjelasan diatas adalah ruang lingkup pendidikan

akhlak sangat luas karena mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, mulai dari

hubungan manusia kepada Allah SWT maupun kepada sesama manusia.

3. Analisis Sinetron Ikatan Cinta

Analisis kegiatan berfikir atau penguraian suatu pokok atas berbagai bagian

dan penelaahan bagian itu sendiri, serta hubungan antar bagian untuk

memeperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti dari keseluruhan.

Sinetron atau film adalah fenomena sosial, psikilogis, dan estetika

yang kompleks yang merupakan dokumen yang terdiri dari cerita dan

gambar yang diiringi kata-kata dan musik. Sehingga film merupakan

produk yang multi dimensial dan kompleks. Kehadiran film ditengah

kehidupan manusia dewasa ini semakin penting dan setara dengan media

36
Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak, (Yogyakarta: LPPI, 2016), h. 205
25

lainnya. Keberadaanya praktis, dapat dikatakan hamper tidak ada sehari-

hari manusia yang berbudaya maju yang tidak tersentuh media ini.37

Sinetron Ikatan Cinta adalah sinetron Indonesia, produksi MNC

Pictures,Genre: Drama, Roman, family, Penulis Skenario dan cerita:

Theresia Fransisca. Sutradara : Doddy djanas .serta lokasi syuting

dilakukan di Puncak –Bogor. Ditayangkan perdana atau rilis pada tanggal

19 oktober 2020 pukul 19.30 WIB di RCTI. Sinetron ini dibintangi oleh

Amanda manopo, Arya Saloka, Glencea Chysara, dan Evan Sanders.

Sinetron ini mengisahakan tentang dua bersaudara, Andin(Amanda

Manopo) dan Elsa (Glencea Chysara), tanpa mereka sadari mereka

mencintai pria yang sama yaitu Nino (Evan Sanders). Andin (Amanda

Manopo) adalah wanita cantik yang bekerja sebagai seorang dosen. Dan

Elsa adalah adik Andin yang cantik, suka memakai aksesoris mewah,

berpakian glamor tak lain dia adalah seorang model.ibunya (Natsha

Dewanti) sangat sayang kepadanya. Dia akan melakukan apa saja demi

putri kecilnya. Namun dia tak tahu kalau Elsa sebenarnya adalah gadis

yang licik, jahat, an manipilatif. Elsa ini dapat berpura-pura menjadi orang

yang tersakiti dan dihadapan orang lain memeiliki prilaku Nampak seperti

orang baik dan tidak jahat sama sekali, tetapi sebenarnya dia hanya

mencari simpati dan pura-pura saja.

Sementara itu, Ayah Andin dan Elsa yang bernama Surya(Surya

Saputra) tidak dapat melakukan apapun untuk konflik yang terjadi kepada

37
Ashandi Siregar,Menyikap Media Penyiaran Membaca Televisi,(Yogyakarta, LP3I,
2000) h. 176
26

putrinya. Surya memiliki kesalahan fatal di masa lalu dan korbanya adalah

anaknya sendiri.

C. Penelitian Terdahulu/Relevan

Dalam penulisan penelitian ini penulis terlebih dahulu mengkaji dan

memepelajari beberapa skripsi yang dapat dijadikan sebagai bahan acuan

dan referensi, skripsi yang berhubungan dengan pendidikan akhlak

diantaranya:

Skripsi yang disusun oleh Turmudzi yang berjudul Nilai-nilai Dan

Revitalisasi Tarbiyah Khuluqiyah kitab Al-Barzanji, yang menjelaskan

bahwa dalam kitab Al-barzanji terdapat nilai-nilai tarbiyyah khuluqiyah

yang Rasulullah SAW ajarkan dengan akhlak beliau sendiri. Al-barzanji

dalam kitab Al-barzanji yang dapat dijadikan sebagai tarbiyyah

khuluqiyah dengan cara mencontoh (uswatun hasanah) meneladani dan

mengambil pelajaran untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-

nilai tarbiyah khuluqiyah, yang bisa diteladani oleh umat beliau seperti,

qanaah, bijaksana, pemaaf, pembawa berkah, tawadhu, pemalu dan jujur.38

Kemudian skripsi Nanang Jayanto, yang bejudul Pengaruh Sinetron

Tukang Bubur Naik Haji Terhadap Pendidikan Akhlak Remaja yang

menjelaskan bahwa di film tersebut terdapat nilai-nilai pendidikan akhlak

diantaranya adalah nilai pendidikan terhadap Allah(shalat, dzikir, berdoa

dan bersyukur serta tunduk patuh kepada Allah), nilai pendidikan terhadap

keluarga dan terhadap diri sendiri(jujur, sabar, ikhlas, bekerja keras, penuh

38
Turmudzi, Nilai-nilai Dan Revitalisasi Tarbiyah Khuliqiyah kitab Al_Barzanji,
(purwokerto: skripsi STAIN Purwokerto),h. 58-82
27

kasih sayang dan patauh kepada orang tua) nilai pendidikan akhlak kepada

masyarakat(menolong, berbuat baik terhadap sesama) dan pendidikan

akhlak terhadap alam (melestarikan alam seperti membuang sampah pada

tempatnya). Pengaruh sinetron ini terhadap pendidikan remaja meliputi:

pengaruh yang bersifat Kognitif (berkaitan dengan pengetahuan dan

opini), pengaruh bersifat afektif ( berkaitan dengan sikap dan perasaan),

dan pengaruh yang bersifat Psiko-Motorik ( berkaitan dengan perubahan

sikap).39

Dari dua skripsi diatas terdapat persamaan dan perbedaan dengan

skripsi yang akan penulis susun. Persamaan antara skripsi yang akan

penulis susun dengan kedua skripsi tersebut, yaitu sama-sama mengupas

nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam suatu karya sastra

yaitu, novel, kitab dan karya sinematografi yaitu film atau sinetron.

Adapun perbedaanya dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu,

penulis menganalisis sinetron “Ikatan Cinta“ dengan Konsep Pendidkan

Akhlak dalam kitab Akhlak Lil Banat Syekh Umar Bin ahmad Bardja.

Selama penulis melakukan penelusuran berbagai skripsi, belum ada skripsi

yang membahas tentang pendidkan akhlak dalam sinetron Ikatan Cinta

perspektif Syekh Umar Bin Ahmad Baradja dalam kitab Akhlak Lil Banat.

Penelitian ini tidak lain untuk mengetahui pendidikan akhlak yang terdapat

di sinetron tersebut yang sesuai dengan kitab kitab Al- Akhlak Lil Banat.

Nanang Jayanto, Pengaruh Sinetron Tukang Bubur Naik Haji Terhadap Pendididkan
39

Akhlak Remaja, (Surakarta, Skripsi Universitas Muhamadiyah Surakarta, 2014) h. 7-13


28
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif dan bersifat deskriptif dalam

bentuk penelitian kepustakaan (Library Research), yaitu penelitian yang

dilakukan dengan cara mengumpulkan buku-buku literatur yang diperlukan dan

dipelajari atau mengkaji berbagai data terkait, baik yang berasal dari sumber data

utama (Primary Sources) maupun sumber data pendukung (Sekunder Sources).40

Jadi, pendekatan pada penelitian ini ialah pendekatan kualitatif besifat

deskriptif yang berbentuk penelitian kepustakaan ataupun kajian pustaka. Yang

bersumber dari data primer, ialah data utama yang akan kita teliti, yaitu kitab

Akhlak Lil Banat, dan dari sumber skunder, ialah data pendukung yang berkaitan

terhadap masalah yang akan diteliti. Seperti karya-karya orang lain.

B. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitiannya ialah Film Ikatan

Cinta. Mengenai pendidkan Akhlak yang relevan dalam Kitab Akhlak Lil Banat.

C. Sumber Data Penelitian

Sumber data penelitian ini terdiri dari sumber primer dan sumber skunder.

Sumber primer (Primary Sources) adalah sumber data yang diperoleh langsung

dari objek penelitian ini.41 Dan data-data sumber sekunder (Secoundary Sources).

Sumber sekunder adalah kesaksian atau data yang tidak berkaitan langsung

40
M Ahmadi Anwar, Prinsip-prinsip Metodelogi Research, (Yogyakarta: Sumbangsih,
2013), h. 2
41
Winarto Surakhmad, Penelitian Ilmiah, (Bandung: Tasit, 2013), h. 163

29
30

dengan sumbernya yang asli.42 Jadi, Sumber primer dalam penelitian ini yaitu

Kitab Al-Akhlaq Lil Banaat karya Syeikh Umar bin Achmad Baradja serta film

ikatan Cinta. Sumber sekunder juga berarti sumber data yang berupa karya-karya

para pemikir lainnya, seperti majalah, buku, dan dokumen ataupun materi pustaka

lainnya yang masih relevan dengan fokus penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara pengumpulan data yang

dibutuhkan untuk mendapatkan data-data yang terkait dengan masalah yang akan

diteliti. Dalam teknik pengumpulan data, penulis menggunakan teknik studi

kepustakaan.

Studi kepustakaan atau kajian pustaka adalah proses kegiatan menelaah dan

membaca bahan-bahan pustaka seperti buku-buku atau dokumen-dokumen,

mempelajari dan menilai prosedur dan hasil penelitian yang sejenis yang pernah

dilakukan orang lain, serta laporan-laporan hasil observasi dan hasil survey

tentang masalah yang terkait dengan topik permasalahan yang akan diteliti.43

Jadi, penulis simpulkan dalam teknik pengumpulan data ini peneliti harus

membaca dan menelaah buku atau sumber lainnya yang berkaitan dengan masalah

yang akan diteliti. Adapun pengumpulan data dalam penelitian ini, peneliti hanya

menggunakan metode yang berupa Observasi.

Kegiatan observasi adalah kegiatan yang setiap saat kita lakukan. Dengan

perlengkapan pancaindra yang dimiliki manusia terutama mata dan telinga, maka

sebenarnya kita dalam setiap hari sering melakukan observasi dengan mengamati
42
Chalid Narbuko dan Abu Ahmad, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara,
2014), h. 42
43
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 138
31

objek-objek disekitar kita.44 Sehingga peneliti untuk mendapatkan data yang

terkait dengan fokus masalah yang akan diteliti yaitu berobservasi dengan cara

mengkaji kitab Akhlak Lil Banat dan menonton sinetron Ikatan Cinta.

E. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode analisis isi (Content

Analysis), yaitu sebuah anlaisis yang digunakan untuk mengungkap, memahami

dan menuangkan isi karya sastra. Dalam karya sastra, isi yang dimaksud adalah

pesan-pesan yang disampaikan pengarang melalui karya sastranya. Analisis isi

didasarkan pada asumsi bahwa karya sastra yang bermutu adalah karya sastra

yang mampu mencerminkan pesan positif kepada para pembacanya.45

Jadi, setelah semua data diperoleh dan dikumpulkan, sebagai langkah

selanjutnya adalah memepelajari dan menganalisis data serta

menyederhanakannya kedalam bentuk yang mudah dibaca, dan dipahami.

Berdasarkan jenis data dan tujuan, maka teknik yang digunakan dalam penelitian

ini adalah analisis isi, berupaya untuk menemukan makna yang berbentuk

tekstual. Serta alat atau instrumen dalam penelitian ini ialah kitab sebagai kajian

topik yang akan diteliti, dan alat elektronik seperti televisi atau handphone sebagai

media untuk menonton sinetron yang akan diteliti.

44
Rachmat Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi, dengan kata pengantar oleh
Burhan Bungin, Edisi I (Cet.IV; Jakarta, Kencana, 2009), h. 108
45
Suwardi Endraswara, Metodologi penelitian Sastra,(Yogyakarta:Medpress, 2008),h.
160
32

F. Prosedur Penelitian

1. Tahap pendahuluan/ persiapan

Pada tahap ini peneliti mulai dengan menyusun rancangan penelitian berupa

judul, memilih lapangan penelitian, menyiapkan perlengkapan penelitian, seperti

mengumpulkan buku-buku yang berkaitan dengan metode dan masalah yang akan

diteliti. Tahap ini juga dilakukan proses penyusunan proposal, seminar proposal,

sampai akhirnya disetujui oleh pembimbing.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan merupakan kegiatan inti dari suatu penelitian. Karena

pada tahap pelaksanaan ini peneliti mencari dan mengumpulkan data yang

diperlukan. Tahap ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data yang

berkaitan dengan fokus dan subfokus penelitian.

3. Tahap analisis data

Tahap penyelesaian merupakan tahap paling akhir dari sebuah penelitian,

pada tahap ini penuluis menyusun semua data yang telah terkumpul secara

sistematis dan terinci sehingga data tersebut mudah difahami dan temuannya

dapat diinformasikan kepada orang lain secara jelas.

4. Tahap Pelaporan

Tahap ini merupakan tahap akhir dari tahapan penelitian yang penulis

lakukan. Tahap ini dilakukan dengan membuat laporan tertulis dan hasil penelitian

yang telah dilakukan. Laporan ini akan ditulis dalam bentuk skripsi.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Penelitian

1. Biografi Syeikh Umar bin Achmad Barajda

Secara etimologi, biografi berasal dari bahasa Yunani yaitu gabungan kata

“bios” yang berarti hidup dan “graphien” berarti tulisan. Jadi, biografi merupakan

sebuah tulisan yang menjelaskan kisah atau riwayat hidup seseorang.

2. Riwayat Hidup dan Pendidikan

Syeikh Umar bin Achmad Baradja merupakan seorang tokoh dan ulama

yang terkenal, khususnya di kalangan para santri. Kemasyhuran Syeikh Umar bin

Ahmad Baradja di kalangan santri di Indonesia berkat buku-bukunya yang hampir

dipelajari seluruh santri di Indonesia seperti kitab Al-Akhlaq Lil Banaat jilid 1- 3

dan Al-Akhlaq Lil Baniin jilid 1- 4.46 Umar Bin Achmad Bardja dilahirkan di

sebuah tempat yang bernama Kampung Ampel Maghfur, tepatnya pada tanggal 10

Jumadil Akhir 1331 H / 17 Mei 1913 M.47

Sejak kecil Syeikh Umar bin Achmad Baradja dibesarkan dan dididik oleh

kakeknya dari keturunan pihak ibu, yang bernama Syaikh Hasan bin Muhammad

Baradja, yang merupakan seorang ulama yang ahli dibidang ilmu nahwu dan

fiqih. Silsilah keturunan Syeikh Umar bin Achmad Baradja berasal dari kota

Seiyun, Hadramaut, Yaman. Sebagai nama nenek moyangnya yang ke-18, yaitu

46
Departemen Agama RI, Pola Pengembangan Pondok Pesantren, (Jakarta: Departemen
Agama RI, 2003), H. 30
47
Majalah Al-Kisah No. 07/Tahun V/26 Maret-8 April 2007 H. 85

33
34

Syaikh Sa’ad, yang memiliki julukan (laqab) Abi Raja’ (yang selalu berharap).

Mata
33

rantai keturunan tersebut bertemu pada kakek Nabi Muhammad saw yang kelima,

bernama Kilab bin Murrah.48

Syeikh Umar bin Achmad Baradja pada waktu mudanya menuntut ilmu

agama dan bahasa Arab dengan tekun, sehingga dia menguasai dan

memahaminya. Berbagai ilmu agama dan bahasa Arab dia dapatkan dari ulama,

ustadz, syaikh, baik melalui pertemuan langsung maupun melalui surat. Para alim

ulama dan orang-orang shalih telah menyaksikan ketaqwaan dan kedudukannya

sebagai ulama yang ‘amil yaitu Ulama yang mengamalkan ilmunya.

Syeikh Umar bin Achmad Baradja merupakan seorang alumni dari

madrasah Al-Khairiyah di Kampung Ampel, Surabaya. Sekolah yang berasaskan

Ahlussunnah wa al-Jama’ah dan bermadzhab Syafi’i itu sendiri didirikan dan

dibina Al-habib Al-Imam Muhammad bin Achmad Al-Muhdhar pada tahun 1895

M.49

3. Gambaran Umum Kitab Al-Akhlaq Lil Banaat


Kitab Al-Akhlaq Lil Banaat karya Syeikh Umar bin Achmad Baradja adalah

kitab yang membahas tentang akhlak khusus bagi anak perempuan. Sesungguhnya

tingkah laku dan akhlak putra putri dan anak didik dari awal perkembangan

mereka adalahsuatu hal yang penting dan tidak boleh dilupakan, karena hal itu

merupakan kunci kebahagiaan mereka di masa depan. Apabila mereka dibiarkan

hingga terbiasa dengan tingkah laku atau akhlak yang buruk, maka masa depan

mereka menjadi buruk pula, susah untuk dididik kembali, atau mungkin di didik

lagi selama-lamanya.

48
Majalah Al-Kisah No. 07/Tahun V/26 Maret-8 April 2007 Hal. 85
49
Majalah Al-Kisah No. 07/Tahun V/26 Maret-8 April 2007 Hal. 85
34

Kitab Al-Akhlaq Lil Al Banaat terbit dalam 3 jilid, kitab Al-Akhlaq Lil Al-

Banaat diterbitkan di surabaya oleh Maktabah Muhammad bin Said bin Ahmad

Nabhan wa Auladini. Jumlah halaman dan tahun penerbitan Kitab Al-Akhlaq Lil

Banaat adalah sebagai berikut:

1) Jilid 1 berjumlah 48 halaman tahun terbit 1359 H

2) Jilid 2 berjumlah 64 halaman tahun terbit 1374 H

3) Jilid 3 berjumlah 92 halaman tahun terbit 1400 H

Kitab Al-Akhlaq Lil Banaat digunakan di berbagai pondok-pondok

pesantren dan madrasah-madrasah diniyah se-Indonesia. Bahkan sejak tahun

1950-an, dijadikan kitab wajib. Kepopuleran kitab ini juga dilihat terjemahan

buku ke berbagai bahasa daerah, seperti jawa, madura, dan sunda.50

4. Sinetron Ikatan Cinta

Sinetron Ikatan Cinta adalah sinetron Indonesia, produksi MNC

Pictures,Genre: Drama, Roman,family, Penulis Skenario dan cerita: Theresia

Fransisca. Sutradara : Doddy djanas .serta lokasi syuting dilakukan di Puncak –

Bogor. Ditayangkan perdana atau rilis pada tanggal 19 oktober 2020 pukul 19.30

WIB di RCTI. Sinetron ini dibintangi oleh Amanda manopo, Arya Saloka,

Glencea Chysara, dan Evan Sanders.

Sinetron ini mengisahakan tentang dua bersaudara, Andin(Amanda

Manopo) dan Elsa (glencea Chysara), tanpa mereka sadari mereka mencintai pria

yang sama yaitu Nino (Evan Sanders). Andin (Amanda Manopo) adalah wanita

cantik yang bekerja sebagai seorang dosen. Elsa adalah adik Andin yang cantik,

Umar Bin Achmad Baradja, Kitab Al-Akhlaq Lil Al-Banin, (Surabaya: Maktabah
50

Muhammad bin Ahmad Nabhan wa Auladah, 1992), h. 7


35

suka memakai aksesoris mewah, berpakian glamor tak lain dia adalah seorang

model.ibunya (Natsha Dewanti) sangat sayang kepadanya. Dia akan melakukan

apa saja demi putri kecilnya. Namun dia tak tahu kalau Elsa sebenarnya adalah

gadis yang licik, jahat, an manipilatif. Elsa ini dapat berpura-pura menjadi orang

yang tersakiti dan dihadapan orang lain memeiliki prilaku Nampak seperti orang

baik dan tidak jahat sama sekali, tetapi sebenarnya dia hanya mencari simpati dan

pura-pura saja.

Sementara itu, Ayah Andin dan Elsa yang bernama Surya(Surya Saputra)

tidak dapat melakukan apapun untuk konflik yang terjadi kepada putrinya. Surya

memiliki kesalahan fatal di masa lalu dan korbanya adalah anaknya sendiri.

B. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Isi Kitab AL-Akhlak lil Banaat

Dalam kitab Al-Akhlaq Lil Banaat terdiri dari tiga jilid, yakni:

a. Jilid satu

Pada jilid satu secara garis besar berisi bagaimana cara membentuk akhlak

yang baik, contoh prilaku akhlak yang baik, prilaku yang dilarang oleh agama,

memperkenalkan Allah SWT pada anak. Memperkenalkan Nabi dan malaikat

Allah SWT dalam artian bahwa Allah yang telah menciptakan alam beserta isinya

untuk kita manfaatkan, sebagai sarana menyembah dan bertaqwa kepada Allah

SWT. Menerangkan taat kepada perintah Allah SWT, dan menjauhi segala

larangan-larangan Allah.

Menerangkan akhlak kepada orang tua, bagaimana akhlak terhadap guru,

bagaimana sikap kita terhadap orang yang lebih muda dan lebih tua, dan
36

bagaimana sopan santun kita ketika kita bertetangga, dan berteman. Pada juz

bagian akhir juz pertama diterangkan sopan santun murid ketika dia menerima

pelajaran dari guru dan di akhiri dengan nasehat yang ditunjukkan untuk umum

(masyarakat).

b. Jilid dua

Pada jilid dua secara garis besar menerangkan tentang hakikatnya Al-

Khaliq, menerangkan tentang adab taat terhadap segala perintah Allah SWT, dan

menjauhi segala larangan-larangan Allah SWT, memberikan panduan kepada

anak agar anak selalu mencontoh apa yang telah Nabi Muhammad SAW lakukan

dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai anak yang telah dibesarkan orang tua sudah

selayaknya kita mencintai kedua orang tua kita yang telah melahirkan,

membesarkan, serta merawat kita tanpa mengenal lelah, menggambarkan tamsil-

tamsil tentang orang yang senantiasa berbuat kebaikan, dan akan mendapatkan

apa yang dia inginkan.

Adab kepada saudara laki-laki dan perempuan untuk saling hormat

menghormati dan kasih sayang antar sesama, kesederhanaan yang menjadi kunci

kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Menerangkan bagaimana cara kita

bertetangga yang baik, kewajiban kita terhadap teman-teman kita menjadi penutup

pada juz dua ini.

c. Jilid tiga

Pada jilid tiga secara garis besar menerangkan tentang bagaimana adab yang

baik ketika kita sedang berjalan, duduk, berbicara, makan, bertamu, dengan

sesama muslim, menengok orang yang sedang sakit, adab ketika takziyah, adab
37

kitika kita ditimpa musibah, dan diakhiri dengan adab ketika kita akan pergi, serta

meminta sesuatu kepada Allah SWT. Intinya pada juz tiga ini merupakan

keterangan yang menerangkan tentang hubungan antara manusia dengan manusia

atau ibadah ghairu mahdloh. Namun, peneliti hanya memfokuskan jilid 1 yang

dikaitkan dengan sinetron yang akan diteliti.

2. Pesan Moral/Pendidikan Akhlak Dalam Sinetron Ikatan Cinta

Selama ini yang kita ketahui hanya sebuah sinetron percintaan, ternyata

dalam sinetron Ikatan Cinta ini ada beberapa pelajaran atau pendidikan yang dapat

kita ambil dalam sinetron tersebut terutama dalam pendidikan akhlak diantaranya:

a. Menjalin hubungan dengan rasa cinta dan kejujuran serta kepercayaan. Hal

ini dapat kita lihat pada pemeran Aldebaran yang menikahi Andin dengan

rasa benci, dendam dan juga kebohongan. Pada akhirnya di awal bulan

pernikahan mereka, rumah tangga mereka tidak harmonis. Maka dari itu

untuk, untuk menumbuhkan rasa cinta, kejujuran dan keyakinan dengan

pasangan sangat diperlukan untuk membangun sebuah hubungan yang kuat.

Sebab, hal tersebutlah yang merupakan kunci awal kuatnya sebuah

hubungan.

b. menyadarkan asumsi masyarakat mengenai psikiater. Sebelumnya pasti kita

menduga kalau psikiater hanya untuk orang yang mempunyai gangguan

kejiwaan. Dan dalam film ini dipecahkan oleh mas Al yang mengatakan

bahwa psikiater tidak hanya untuk orang-orang yang memiliki gangguan

kejiwaan. Psikiater juga membantu menyelesaikan permasalahan yang

mungkin tidak bisa dimengerti oleh orang lain.


38

c. Menepati janji. Sifat yang dapat kita contoh dari pemeran Aldebaran salah

satunya adalah menepti janji. Hal ini tergambar dari beberpa moment yang

terjadi ketika event sekolah anaknya saat itu(reina). Yang berjanji akan

mendatangkan mamahnya di acara tersebut. Selain itu juga rahasia dari adik

iparnya pun dia masih menjaga rapat-rapat sampai saat ini.

d. Tanggung jawab dan loyalitas terhadap profesi. Gambaran ini dapat kita

lihat dari asisten pribadinya Al, yaitu Rendi. Dalam hal melakukan perintah

pekerjaan, ia selalu mengikuti arahan dari atasannya. Sesulit apapun

pekerjaanya, pasti ia lakukan dengan baik walaupun resiko yang harus

ditanggung oleh diri sendiri. Serta dari sifat pemeran Rendi pun kita dapat

ambil yaitu, yang melaksanakan amanat dari almarhum ayahnya, untuk

mengabdi atau membantu keluarga Al-Fahri.

e. Masalah percerian. Berbicara masalah percerian, pasti dibenak kita sudah

sangat mustahil untuk bersama lagi. Tetapi ternyata di film IC ini justru

digambarkan bahwa setiap perceraian bisa batal terjadi, asalkan salah satu

pasangannya mampu berjuang dan mau berubah untuk mempertaruhkan

hubungannya tersebut. Selain itu, factor psikis anak juga menjadi

pertimbangan agar tidak terjadi perceraian. Maka, kasih sayang orang tua

dan kedamaian sangat penting bagi mentalis anak. Orang tua berperan

penting untung pertumbuhan anak dalam segi psikis ataupun kualias akhlak

anak.
39

f. Serapat-rapatnya menyembunyikan bangkai pasti akan tercium juga baunya.

Digambarkan oleh pemeran Elsa yang selalu menutupi kesalahannya

sendiri, namun sedikit demi sedikit semuanya pasti terungkap.

g. Sabar dan tetap kuat, sifat Andin yang selalu sabar dan kuat dalam

menghadapi berbagai masalah atau pun menerima sikap dingin dari

suaminya Aldebaran.

Dari hasil penelitian di atas maka dapat disimpulkan bahwa dalam sinetron

ikatan cinta mengandung nilai pendidikan akhlak yang mana penting sekali untuk

di terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Isi keseluruhan Kitab Al-Akhlak Lil Banaat

Isi dalam kitab Al-Akhlaq Lil Banaat karya Syeikh Umar bin Achmad

Baradja berisi tentang bagaimana pentingnya pendidikan akhlak sejak dini, dasar-

dasar pendidikan akhlak yaitu Al-Qur’an dan Hadist, ruang lingkup akhlak seperti

akhlak terhadap Allah SWT, akhlak terhadap Rasulullah SAW, akhlak terhadap

keluarga, akhlak terhadap para kerabat, akhlak terhadap tetangga, serta akhlak

terhadap lingkungan sekolahnya seperti guru dan teman dan terdapat macam-

macam akhlak yakni akhlak mahmudah dan akhlak madzmumah.


40

2. Tinjauan pendidikan Akhlak Analisis Kitab Akhlak Lil Banaat terhadap

Sinetron Ikatan Cinta

a. Akhlak Terhadap Allah SWT

Terdapat dari beberapa episode digambarkan agar selalu syukur dan

mengingat terhadap yang maha Esa Allah SWT. Yaitu beribadah kepada allah

SWT, serta mengajrakan kepada anak usia dini untuk mendidriakan shalat.

Abudin Nata menjelaskan, banyak cara yang dilakukan dalam berakhlak

kepada Allah SWT, diantaranya dengan menyekutukan-Nya, taqwa kepada-Nya,

mencintai-Nya, dan ridha dan ikhlas terhadap segala keputusan-Nya dan

bertaubat, mensyukuri nikmat-Nya, selalu berdo’a kepada-Nya, beribadah kepada-

Nya, menteladani sifat-Nya, dan berusaha mencari keridhaan-Nya.51

b. Akhlak Terhadap Tetangga

Ada dalam satu adegan yg diperankan oleh Reina yaitu saling menolong dan

bersikap jujur,ketika menemukan barang yang memang bukan miliknya,serta ia

selalu menghormati guru dan yang lainya. (tanggal 18 maret 2021, eps: 207).

Dalam ajaran islam, cara berahklak yang baik terhadap tetangga ialah

berbuat baik terhadap tetangga, tolong menolong, menjenguk jika ia sakit, tidak

saling menyakiti, menghormati, menghargai, dan saling memberi. Oleh sebab itu

seorang muslim harus peduli dan memperhatikan tetangganya, mengulurkan

tangan untuk mengatasi kesulitan hidup yang dihadapi tetangganya. Sebagaimana

firman Allah SWT:

51
Abudin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h.
127
41

Yang artinya: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-


Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-
kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga
yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan
diri.” (Q.S. An-Nisa: 36).52

c. Akhlak Terhadap Keluarga

Yang diperankan Amanda Manopo atau sebagai Andin yang tetap

mempunyai rasa peduli dan kasih sayang terhadap saudara tiri dan ibu tirinya, dan

ia sangat menghormati semua keluarganya. Begitu pula dengan Reyna dia selalu

patuh terhadap orang tua dan selalu menghormati kepada yang lebih tua. Akhlak

terhadap keluarga mencakup beberapa hal diantaranya: akhlak terhadap orang tua,

saudara dan kerabat.

Yunahar Ilyas mendefinisikan akhlak terhadap orang tua yaitu dengan


sebutan “Birrul Walidain” yang artinya berbakti kepada kedua orang tua.
Bentuk-bentuk birrul walidain adalah mengikuti keinginan dan saran orang tua,
menghormati dan memuliakan orang tua, membantu kedua orang tua secara fisik
dan materil, serta mendoakan kedua orang tua agar diberi keselamatan dunia
akhirat.53

Beberapa akhlak seorang anak didalam keluarga diantaranya adalah

tanggung jawab, kasih sayang, berprilaku sopan santun dan tidak melukai hati,

saling menghormati kepada yang lebih tua, dan lebih menyayangi kepada yang

lebih muda.

d. Sabar(Akhlak Mahmudah/Terpuji)

Yang mempunyai akhlak mahmudah yaitu penyabar adalah Andin dimana ia

selalu kuat dan sabar dalam menghadapi berbagai cobaan yang datang padanya,

dan sampai pada akhirnya ia merasakan buah dari pada kesabaran tersebut.

52
Kementrian Agama RI, Mushaf Al-Firdaus, (Jakarta: Pustaka Al-Fadhilah, 2012), h. 84
53
Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak, (Yogyakarta: LPPI, 2016), h. 156
42

Menurut Ahmad Mustofa, Sabar ialah tahan menderita dan menerima


cobaan dengan ridha hati dan menyerahkan diri kepada Allah SWT setelah
berusaha. Sabar disini dalam artian bukan hanya sabar dalam menghadapi ujian
dan musibah, tetapi juga sabar dalam hal ketaatan kepada Allah SWT. 54
Sebagaimana firman Allah SWT:
َ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اصْ بِرُوا َو‬
َ‫صابِرُوا َو َرابِطُوا َواتَّقُوا هَّللا َ لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُون‬

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan


kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu)
dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.” (Q.S. Al-Imran: 200)55

e. Bohong dan Adu Domba (Akhlak Madzmumah/Tercela)

Dapat dilihat dari karakteristik yang diperankan oleh Glenca Chysara atau

yang dikenal sebagai Elsa, yaitu yang selalu berbohong dan mengadu domba ke

semua orang demi menutupi kesalahan yang pernah dia lakukan. Bahkan

memfitnah saudaranya sendiri yaitu Andin.

Bohong bukan hanya merugikan diri sendiri dan orang lain, namun juga

membuat pelakunya berdosa dan akan dimintai pertanggung jawabannya ketika di

akhirat nanti.

Dalam surah Al-Israa diterangkan, yang artinya:


“ Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati,
semuanya itu akan diminta pertanggung jawaban ”. (Al-Israa;36)

Allah melarang dalam ayat yang mulia ini janganlah berbohong dan setiap

apa yang di lihat, di dengar dan apa yang dikatakan itu akan ada pertanggung

jawabannya. Sifat bohong dan adu domba merupakan perbuatan tercela yang

dilarang oleh islam dan dibenci oleh Allah SWT.

54
Ahmad Mustofa,Akhlak Tasawuf, Cet. 8, (Bandung: Pustaka Setia, 2019), h. 197
55
Kementrian Agama RI, Mushaf Al-Firdaus, (Jakarta: Pustaka Al-Fadhilah, 2012), h. 76
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Kesimpulannya isi dalam kitab Al-Akhlaq Lil Banaat karya Syeikh Umar

bin Achmad Baradja berisi tentang bagaimana pentingnya pendidikan akhlak

sejak dini, dasar-dasar pendidikan akhlak yaitu Al-Qur’an dan Hadist, ruang

lingkup akhlak seperti akhlak terhadap Allah SWT, akhlak terhadap Rasulullah

SAW, akhlak terhadap keluarga, akhlak terhadap para kerabat, akhlak terhadap

tetangga, serta akhlak terhadap lingkungan sekolahnya seperti guru dan teman dan

terdapat macam-macam akhlak yakni akhlak mahmudah dan akhlak madzmumah.

Jadi, peneliti simpulkan Pendidikan Akhlak yang terdapat pada sinetron

Ikatan Cinta yang sepaham dalam Kitab Akhlak Lil Banaat Syekh Umar bin

Akhmad Baradja ialah, adanya Akhlak Terhadap Allah SWT yaitu mereka selalu

mengingat Allah dan mengerjakan shalat, dan adanya Akhlak Terhadap Keluarga

yaitu Andin yang tetap peduli dan sayang terhadap mamah dan juga adiknya,

walaupun ia diperlakukan tak sama. Serta Akhlak Terhadap Tetangga yaitu ada

dalam satu adegan yg diperankan oleh Reyna yaitu saling menolong dan bersikap

jujur,ketika menemukan barang yang memang bukan miliknya, (tanggal 18 maret

2021, eps: 207).

Dan akhlak sabar yaitu dapat dilihat dari karakter yang diperankan oleh

Amanda Manopo atau yang berperan sebagai Andin yang penyabar entah

bagaimana cara dia mengadapi sikap Aldebaran yang dingin dan cuek ataupun

43
44

dalam menghadapi berbagai cobaan yang dihadapinya. Dan pada akhinya dia

merasakan manis dari sebuah kesabarannya.

Dan akhlak madzmumah (tercela) bohong dan adu domba yaitu terdapat

pada karakteristik Elsa dimana dia selalu berbohong dan mengadu domba

terhadap semua orang demi menutupi kesalahan yang pernah dia lakukan.

Ternyata banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari sinetron Ikatan Cinta.

Sebenarnya, semua sinetron, film, maupun tontonan lain juga memiliki nilai dan

kesan moral sendiri yang dapat kita ambil sebagai pelajaran hidup. Hal ini juga

tergantung bagaimana cara kita memilih tontonan tersebut dari sisi positif. Jangan

hanya melihat dari sisi negatifnya saja.

B. Saran-saran

Adapun beberapa saran sebagai berikut:

1. Kepada pengelola acara atau siaran televise secara umum, bahwa Sinetron “

Ikatan Cinta “ tidak hanya menceritakan tentang percintaan yang sekilas

kebanyakan orang memandangnya. Namun, memiliki pesan moral akhlak.

Maka dari itu, tetap berkarya agar lebih memberikan atau menyangkan

acara yang memiliki keteladanan kepada generasi bangsa dalam

memebentuk karakter yang beretika serta berakhlakul karimah.

2. Kepada para penonton, berpintar-pintarlah dalam memilih sebuah tontonan

atau acara televisi. Ambilah suatu pesan yang membawa kedalam kebaikan,

dan hindarilah perbuatan yang mencontohkan tidak baik.

3. Kepada semua yang membaca penelitian ini, sebelumnya saya ucapkan

terima kasih. Semoga hasil dari penelitian ini dapat memebrikan gambaran
45

dalam membedakan program-program acara televisi yang baik dan yang

buruk untuk dikonsumsi untuk diri sendiri, keluarga, dan semua orang.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Abu Bakar ibn Al-Husayn Ibn ‘Ali Al-Bayhaqiy , Sunan Al-Bayhaqiy.
Juz 2, dalam Al-Maktabah Al-Syamilah
Ahmad Beni dkk, Ilmu Akhlak, Cet.3, (Bandung: Pustaka Setia 2017)
Al-Ghazali Imam, Mukhtashar Ihya’Ulumuddin, Terj. Zain Husein Al-Hamid,
(Jakarta:Pustaka Amani,2007)
Anwar M Ahmadi, Prinsip-prinsip Metodelogi Research, (Yogyakarta:
Sumbangsih, 2013)
As’ad Aliy, Terjemah Ta’limul Muta’allim karya Az-Zarnuji: Bimbingan Bagi
Penuntut Ilmu Pengetahuan, (Kudus: Menara Kudus, 2015)
Baradja Umar, Kitab Al-Akhlaq Lil Banaat Jilid 2, (Jakarta: Pustaka
Amani,2013)
Chalid Narbuko dkk, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014)
Dalimunthe Sehat Sulthoni, Filsafat Pendidikan Akhlak, Cet. 1, (Yogyakarta:
Deepublish, 2016)
Endraswara Suwardi, Metodologi penelitian Sastra,(Yogyakarta:Medpress, 2008)
Habibah Syarifah. “Akhlak dan Etika dalam islam”. Jurnal Pesona Dasar. Vol. 1
(4): 73 – 87., 2015.
Hariani Esi, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: 2017)
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Cet. 12, (Jakarta:Rajawali Pers, 2015)
Ilyas, Yunahar. Kuliah Akhlak, (Yogyakarta: LPPI, 2016),
Jamaluddin Didin, Paradigma Pendidikan Anak dalam Islam, (Bandung:CV
Pustaka Setia,2013)
Jayanto Nanang, Pengaruh Sinetron Tukang Bubur Naik Haji Terhadap
Pendididkan Akhlak Remaja, (Surakarta, Skripsi Universitas
Muhamadiyah Surakarta, 2014)
Kementrian Agama RI, Mushaf Al-Firdaus, (Jakarta: Pustaka Al-Fadhilah, 2012)
Konteks Pendidikan Islam”. Jurnal Edukasi. Vol 3 (1): 96-113., 2017.
Kriyanto, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi, dengan kata pengantar
oleh Burhan Bungin, Edisi I (Cet.IV; Jakarta, Kencana, 2009)

46
47

Musthofa Ahmad, Akhlak Tasawuf, Cet. 1, (Bandung:Pustaka Setia, 2014)


Mustofa, Ahmad . Akhlak Tasawuf, Cet. 8, (Bandung: Pustaka Setia, 2019)
Nata Abudin, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, (Jakarta: Rajawali Pers,
2013)
Noor Juliansyah, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Kencana, 2011)
Pendidikan dan Kebudayaan Departemen, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
Kedua, (Jakarta:Balai Pustaka, 1989)
Rusn, Ibnu Abidin, Pemikiran Al-Ghazali Tentang Pendidikan, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2009)
Saebani Beni Ahmad, Ilmu Akhlak, Cet. 3, (Bandung:Pustaka Setia, 2017)
Saifullah Idris dan Tabrani. ZA. “Realitas Konsep Pendidikan Humanisme dalam
Shodiq Akhmad, Prophetic Character Building, Cet. 1, (Jakarta: Kencana, 2018)
Siregar Ashandi, Menyikap Media Penyiaran Membaca Televisi,(Yogyakarta,
LP3I, 2000)
Surakhmad Winarto, Penelitian Ilmiah, (Bandung: Tasit, 2013)
Turmudzi, Nilai-nilai Dan Revitalisasi Tarbiyah Khuliqiyah kitab Al_Barzanji,
(purwokerto: skripsi STAIN Purwokerto)
48

LAMPIRAN
49

Lampiran I

Profil sinetron Ikatan Cinta

Judul : Ikatan Cinta

Genre : Drama, Romance, Keluarga dan Komedi

Rumah Produksi : MNC Pictures

Penulis Skenario : Theresia Fransisca

Sutradara : Doddy Djanas

Produser : Iwan S. Manan

Reno Marciano

M. Abdul Laits

Lokasi Produksi : Bogor, Jawa Barat

Editor : Palugada Team, Onetake Cinema, dan Momo Fonseca

Sinematografi : Kokoq Priatmoko

Kamera : Multi-camera

Durasi : 90-180 menit

Distributor : Media Nusantara Citra

Pengubah Lagu Tema: Ade Govinda

Lagu Pembuka : “Tanpa Batas Waktu” Ade Govinda feat Fadly

Lagu Penutup : “Tanpa Batas Waktu” Ade Govinda feat Fadly

Komposer : Joseph S.Djapar

Negara Asal : Indonesia

Bahasa : Bahasa Indonesia


50

Tanggal Rilis : 19 Oktober 2020

Pemeran : Amanda Manopo

Arya Saloka

Evan Sanders

Glencea Chysara

Surya Saputra

Natasha Dewanti

Ikbal Fauzi

Ariqa Fakhira Shakila

Ayya Renita

Chika Waode

Oka Antara

Nadya Arina, DKK


51

Lampiran 2
Ruang Lingkup Kitab Akhlak Lil Banaat

Kitab Al-Akhlaq Lil Banaat ini secara keseluruhan terdiri dari 3 jilid, dan

setiap jilid memiliki jumlah halaman yang berbeda. Jilid 1 memiliki 48 halaman,

jilid 2 memiliki 64 halaman, jilid 3 memiliki 96 halaman, total keseluruhan 208

halaman, serta keseluruhannya satu fasal-fasal atau bab yang diterangkan dalam

bahasa arab, karangan Syeikh Umar bin Achmad Baradja yang didalamnya berisi

tentang akhlak keseharian bagi anak-anak khususnya perempuan. Berbagai

perilaku akhlak yang harus menjadi pedoman yang menjadi topik pembahasan.

Kitab ini sangat menarik dan bisa menjadi pedoman dan pondasi yang kuat untuk

bekal hidup seseorang, demi kemuliaan masa depan anak-anak sebagai generasi

penerus bangsa. Kitab ini disusun dengan bahasa yang sederhana dan mudah di

mengerti. Kitab Al-Akhlaq Lil Banaat juga sudah banyak dipakai di pesantren-

pesanteren seluruh Indonesia dan dijadikan kitab wajib di sebagian pesantren

terutama di pesantren klasik.


52

Lampiran 3

Surat Keputusan Pembimbing Skripsi


53

Lampiran 4

Lembar Kegiatan Bimbingan Mahasiswa


54
55
56

Pemain Sinetron Ikatan Cinta

” Ketika Elsa menentang orang tua dan tidak menghargai terhadap saudara “
(Episode: 347)
57

“ Adegan saat membiasakan hal baik terhadap anak untuk bangun pagi “
((Episode: 242).

” Adegan, mencontohkan atau mengajak kepada anak untuk mengingat


kepada Allah SWT, yaitu melaksanakn shalat dan mengaji “ (Episode:242)
58

“ Andin, dalam adegan ini mencontohkan sikap SABAR, dalam mendampingi


Aldebaran dalam kondisi apapun “ (episode:268 ).

“ Adegan membiasakan kepada anak untuk mengingat kepda Allah SWT yaitu
baca do’a sebelum tidur “
59
60
61
62

Anda mungkin juga menyukai