ESSAY!
1. Kerjakan pada lembar jawaban yang disediakan. Kerjakan yang mudah terlebih dahulu. Bacalah dengan
teliti dan jawablah dengan benar dan tepat.
2. di perkenankan menggunkan kalkulator
3. baca doa terlebih dahulu
1. Seorang auditor bertemu dengan client direktur PT ABC kemudian mereka sepakat untuk
melakukan perikatan audit dengan ketentuan:
a. Jangka waktu pengerjaan audit di lakukan 10 hari
b. Jika melebihi tanggal yang di tentukan maka dikenakan denda
c. Jika kurang dari waktu pengerjaan maka akan di berikan bonus
2. Seorang akuntan yang bekerja untuk perusahaan PT. FGH tengah mencari masalah dari
hilangnya barang persediaan sebesar RP. 5.000.000.000 yang ada di Gudang, di ketahui ada
sedikit temuan yang bisa di jelaskan yaitu karyawan yang bertugas di Gudang diisi dengan
karyawan yang masa kerjanya di atas 10 tahun dan bagian purchasingnya pun bekerja di atas
10 tahun, kemudian manager accountingnya pun sama bekerja di atas 10 tahun.
Berikan saran anda pada kasus kehilangan barang persediaan tersebut menurut buku etika
profesi akuntansi 2021
1. Berdasarkan SA seksi 339, kertas kerja merupakan catatan-catatan yang diselenggarakan oleh auditor
mengenai prosedur audit yang ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya, informasi yang diperolehnya dan
kesimpulan yang dibuatnya sehubungan dengan proses auditnya. Kertas kerja berisi dokumen yang
memperlihatkan:
a. Pemeriksaan telah direncanakan dan disupervisi dengan baik, yang menunjukan dilaksanakannya
standar pekerjaan lapangan yang pertama.
b. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian internal telah diperoleh untuk merancangkan
audit dan menentukan sifat saat, dan lingkup pengujian yang telah dilakukan.
c. Bukti audit telah diperoleh, prosedur pemeriksaan yang telah diterapkan dan pengujian yang telah
dilaksanakan, yang memberikan bukti kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk menyatakan
pendapat atas laporan keuangan auditan yang menunjukkan dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan
ketiga.
Selain itu, pada panduan kode etik profesi akuntan, akuntan juga didorong uintuk mendokumentasikan
substansi permasalahan, rincian dari setiap pembahasan keputusan yang dibuat dan alasan atas keputusan
tersebut. Jika auditor tidak menggunakan kertas kerja pada proses auditing maka auditor melanggar standar
audit yang telah ditetapkan serta berperilaku tidak etis. Berperilaku tidak etis tersebut melanggar beberapa
prinsip dasar etika yang tercantum pada panduan kode etik profesi akuntan yaitu sebagai berikut:
a. Pada prinsip integritas, mensyaratkan Akuntan untuk bersikap lugas dan jujur dalam semua hubungan
profesional dan bisnis. Tetapi, Akuntan yang tidak menggunakan kertas kerja dapat menimbulkan ancaman
ketidakjujuran dapat menimbulkan pemberian informasi yang salah sehingga dapat merugikan PT ABC.
b. Pelanggaran pada prinsip kompetensi dan kehati-hatian, Akuntan tidak mencapaiu keahlian
profesional sehingga tidak dapat dipastikan bahwa PT ABC memperoleh jasa profesional yang kompeten.
c. Kertas kerja berisi hampir semua informasi yang diperoleh auditor secara kepemilikan kertas kerja
adalah auditor. Tetapi auditor masih tunguk pada pembatasan penggunaan kertas kerja untuk menghindari
penggunaan yang tidak semestinya sebagai bentuk dari prinsip kerahasiaan. Jika auditor tidak menggunakan
kertas kerja maka terdapat ancaman pengungkapan informasi yang tidak disengaja secara verbal kepada pihak
lain serta tidak memiliki bukti secara tertulis.
d. Salah satu syarat akuntan untuk mematuhi prinsip perlaku profesional adalah mematuhi perundang-
undangan yang beralku. Pada pasal 25 ayat 2 Undang-undang No.5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik
menjelaskan bahwa Akuntan Publik dalam memberikan jasanya wajib membuat kertas kerja dan bertanggung
jawab atas kertas kerja tersebut. Kasus akuntan PT ABC yang tidak menggunakan kertas kerja pada proses
auditing dapat dikenakan sanksi sesuai dengan pasal 55 yang menjelaskan jika dengan sengaja melakukan
manipulasi, memalsukan, dan./atau menghilangkan data atau catatran pada kertas kerja atau tidak membuat
kertas kerja yang berkaitan dengan jasa yang diberikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1)
sehingga tidak dapat digunakan sebagaimana mestinya dalam rangka pemeriksaan oleh pihak yang
berwenang. Dapat dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda paling banyak
Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
Jika akuntan tersebut bekerja pada perusahaan yang menerapkan protokol dan prosedur untuk mengatasi
ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan, maka whistle-blowing adalah cara
yang tepat dengan melaporkan permasalahan tersebut secara anonim melalui saluran yang telah ditentukan.
Jika akuntan tersebut merupakan akuntan senior, maka akuntan tersebut diharuskan memperoleh
pemahaman atas permasalahan yang terjadi, termasuk penerapan peraturan perundang-undangan yang
berlaku sesuai dengan keadaan misalnya. Dalam mengatasi permasalahan yang ada, jika akuntan senior