di dalam poster aksi demonstrasi penolakan RUU KUHP dan Revisi UU KPK
struktur kalimat dan langsung tidaknya makna ditemukan gaya bahasa klimaks,
KPK, terdapat gaya bahasa klimaks. Berikut data bergaya bahasa klimaks yang
ditemukan.
Data 1
32
Kalimat pada data (1) dinamakan gaya bahasa klimaks. Dikatakan
gaya bahasa klimaks karena terdapat pernyataan berupa urutan peristiwa yang
yang paling rumit. Kalimat yang mengandung gaya bahasa klimaks dibuktikan
dan lawan! Makna gaya bahasa klimaks pada data (1) yaitu opini untuk
KPK, terdapat gaya bahasa antitesis. Berikut data bergaya bahasa antitesis yang
ditemukan.
Data 2
33
Kalimat pada data (2) dinamakan gaya bahasa antitesis. Dikatakan
gaya bahasa antitesis karena terdapat kata yang saling berlawanan yaitu pada
kata gak butuh dan butuh. Kata butuh menurut KBBI bermakna perlu dan
kata gak butuh memiliki makna sebaliknya yaitu tidak perlu. Makna gaya
bahasa antitesis pada data (2) yaitu kita (rakyat Indonesia) tidak membutuhkan
kinerja DPR karena kerja DPR yang dianggap seenaknya sendiri dan kita
Data 3
gaya bahasa antitesis karena terdapat kata bela dan kok gadibela. Kata bela
dan kok gadibela merupakan dua kata yang saling berlawanan. Makna gaya
bahasa antitesis pada data (3) yaitu sindiran untuk aparat kepemerintahan yang
sudah pernah mengikuti bela negara tetapi ketika negara sedang ada masalah,
34
Data 4
karena terdapat kata yang saling berlawanan. Kata tersebut yaitu kata madu
dan racun di tangan kirimu. Makna gaya bahasa antitesis pada data (4) yaitu isi
dari peraturan RUU KPK merupakan madu atau keuntungan untuk anggota
DPR tetapi racun atau kerugian untuk rakyat Indonesia. Dimaknai demikian
karena dengan adanya peraturan ini, hukuman untuk para koruptor akan
dimudahkan dan dengan adanya peraturan tersebut pula, para pejabat akan
KPK, terdapat gaya bahasa repetisi. Berikut data yang menggunakan gaya
bahasa repetis.
35
Data 5
gaya bahasa repetisi karena terdapat kata yang diulang sebanyak 2 kali.
Perulangan kata tersebut yaitu kata punya. Kata punya menurut KBBI
bermakna milik. Kata punya yang pertama ditujukan untuk kata emas yang
berarti Papua memiliki emas dan kata punya yang kedua ditujukan untuk kata
monas yang berarti Jakarta memiliki monas. Makna gaya bahasa repetisi pada
data (5) yaitu Papua (salah satu provinsi di Indonesia) yang terkenal dengan
tambang emas terbesar di Indonesia, akan tetapi icon emas justru berada di
Data 6
36
Bunyi gaya bahasa pada data (6) ialah sebagai berikut
Pak Presiden Kalau Gak Bisa Ngasih Kepastian Buat ASAP RIAU
Kasih Kepastian Buat Hubungan AKU SAMA DIA !!!
kalimat buat asap Riau dan kata kepastian yang kedua ditujukan untuk kalimat
buat hubungan aku sama dia. Makna gaya bahasa repetsisi pada data (6) yaitu
Data 7
Kalimat pada data (7) tergolong sebagai gaya bahasa repetisi karena
terdapat perulangan kata yaitu pada kata matikan. Kata matikan memiliki
kata dasar yaitu mati, kata mati memiliki makna tidak bernyawa. Kata matikan
pada kalimat pertama ditujukan untuk kata keadilan dan kata matikan pada
kalimat yang kedua ditujukan untuk kata mantanku. Kata keadilan merupakan
suatu perbuatan yang adil yang sifatnya untuk kepentingan masyarakat umum
37
sedangkan kata mantanku memiliki makna bekas yang sifatnya hanya untuk
kepentingan seorang diri. Gaya bahasa repetisi pada data (7) dimaknai sindiran
Data 8
karena terdapat perulangan kata yaitu pada kata yang. Kata yang berfungsi
merupakan plesetan dari peribahasa yaitu yang patah tumbuh yang hilang
berganti. Makna gaya bahasa repetisi yang ada pada data (8) yaitu penegasan
bahwa sesuatu yang patah akan kembali tumbuh dan yang hilang bukan akan
terganti melainkan demokrasi. Gaya bahasa repetisi kata yang juga ditemukan
38
Kalimat yang terdapat pada data (9) tidak masuk akal apabila yang
terbakar hutan, maka yang dipadamkan adalah api yang membakar hutan
bukan KPK. Makna gaya bahasa repetisi pada data (9) yaitu ungkapan untuk
Data 10
Kalimat pada data (10) dikatakan gaya bahasa repetisi karena terdapat
perulangan kata yaitu pada kata rakyat. Kata rakyat pada KBBI memiliki
makna penduduk di suatu negara. Ketika berkampanye, para calon wakil rakyat
mencari rakyat karena butuh sedangkan ketika sudah menjadi wakil rakyat,
rakyat tidak dipedulikan lagi. Perulangan kata pada data (10) memiliki makna
yaitu ketika berkampanye, para calon wakil rakyat mencari dukungan pada
rakyat, akan tetapi ketika sudah terpilih menjadi wakil rakyat, membuat
39
Data 11
karena terdapat perulangan frasa yaitu pada frasa gak jelas. Frasa gak jelas
yang ditujukan untuk hubungan kita memiliki makna hubungan antara dua
orang yang saling jatuh cinta namun tidak ada yang saling berani untuk
mengenai RUU KUHP dan Revisi UU KPK yang isinya dianggap rancu yang
di mana peraturan tersebut tidak hanya dijalankan oleh satu atau dua orang saja
repetisi pada data (11) yaitu kejengkelan masyarakat kepada anggota DPR atas
KPK, terdapat gaya bahasa aliterasi. Berikut data yang menggunakan gaya
bahasa aliterasi.
40
Data 12
pada kata kelewatan, kalo dan kaum. Perulangan konsonan k pada data (12)
merupakan gaya bahasa aliterasi. Penggunaan gaya bahasa aliterasi pada data
(12) dimaksudkan untuk memberikan kesan yang lebih menarik pada kalimat.
Makna gaya bahasa aliterasi pada data (12) yaitu kaum rebahan yang biasa
tempat tidur rela turun ke jalan untuk mengikuti aksi demonstrasi penolakan
RUU KUHP dan Revisi UU KPK karena isi pada peraturan tersebut sangat
tidak masuk akal dan apabila disahkan maka rakyat akan sangat dirugikan.
Data 13
41
Bunyi gaya bahasa pada data (13) ialah sebagai berikut.
untuk memberikan kesan yang indah pada kalimat. Makna gaya bahasa
aliterasi pada data (13) yaitu Banten dikenal dengan penduduknya yang sakti.
balik.
Data 14
Kalimat pada data (14) dikatakan gaya bahasa aliterasi karena terdapat
perulangan konsonan yang sama yaitu konsonan s pada akhir kata kelas,
formalitas, dan prioritas. Kata formalitas memiliki makna bentuk tata cara yang
Penggunaan gaya bahasa aliterasi pada data (14) memberikan kesan yang indah
pada kalimat. Makna gaya bahasa aliterasi dari data (14) yaitu mahasiswa lebih
42
Tugas utama mahasiswa ialah mengikuti kegiatan pembelajaran di dalam kelas
Data 15
Kalimat pada data (15) dikatakan gaya bahasa aliterasi karena terdapat
perulangan konsonan yang sama yaitu konsonan r pada kata TIDUR dan
NGAWUR. Penggunaan gaya bahasa aliterasi pada data (15) berfungsi untuk
membuat kalimat pada poster semakin menarik. Makna gaya bahasa aiterasi
pada data (15) yaitu sindiran untuk anggota DPR yang selalu terlihat tidur saat
melakukan rapat, tiba-tiba membuat peraturan yang isinya kurang tepat untuk
diterapkan.
KPK, terdapat gaya bahasa asonansi. Berikut data yang menggunakan gaya
bahasa asonansi.
Data 16
43
Bunyi gaya bahasa pada data (16) ialah sebagai berikut.
Kalimat yang ada pada data (16) dinamakan gaya bahasa asonansi.
Dikatakan gaya bahasa asonansi karena terdapat perulangan bunyi vokal yang
sama, vokal a pada setiap akhiran kata yaitu pada kata Indonesia, rela dan sia-
sia. Penggunaan gaya bahasa asonansi pada data (16) dimaksudkan agar
kalimat terkesan indah di mata pembaca. Makna gaya bahasa asonansi pada
data (16) ialah demi membela negara Indonesia, demonstran rela perawatan
pada wajahnya sia-sia karena terkena polusi dan terpapar sinar matahari, hal itu
data-data berikut.
Data 17
44
Kalimat pada data (17) dinamakan gaya bahasa asonansi karena
terdapat perulangan bunyi vokal yang sama yaitu vokal a pada kata diperkosa,
pula, dan dunia. Penggunaan gaya bahasa asonansi pada data (17) memberi
keindahan pada kalimat dan terkesan lebih menarik di mata pembaca. Makna
gaya bahasa asonansi pada data (17) yaitu sindiran kepada pemerintah bahwa
malah akan dikenakan denda dan dimasukan ke dalam penjara karena korban
dianggap tidak mampu menjaga dirinya sendiri dan korban juga dianggap
Data 18
terdapat perulangan bunyi vokal yang sama yaitu vokal i pada kata hati dan
bahasa asonansi pada data (18) yaitu meskipun sedang patah hati, tetap ikut
45
aksi demonstrasi demi Negara Indonesia yang lebih baik ke depannya. Gaya
Data 19
Gaya bahasa asonansi vokal i pada data (19) terdapat pada kata
dan kata reformasi mempunyai makna perubahan untuk perbaikan dalam suatu
negara. Makna gaya bahasa asonansi pada data (19) yaitu pemimpin yang
KPK, terdapat gaya bahasa erotesis atau pertanyaan retoris. Berikut data
Data 20
46
Bunyi gaya bahasa pada data (20) ialah sebagai berikut.
tersebut yaitu pemerintah kenapa? Penggunaan kata tanya pada data (20)
dimaksudkan untuk menyindir para wakil rakyat yang kerjanya tidak sesuai
dengan apa yang diharapkan oleh rakyatnya. Makna gaya bahasa erotesis pada
data (20) yaitu rakyat menyadari adanya sebuah kecurangan yang terjadi di
Gaya bahasa erotesis atau pertanyaan retoris juga ditemukan pada data
(21) berikut.
Data 21
47
Kalimat pada data (21) menunjukan adanya gaya bahasa erotesis
Pertanyaan tersebut yaitu itu UU, apa tugas kuliah? Penggunaan kata tanya
pada data (21) dimaksudkan untuk menyindir pemerintah agar ada perbaikan di
dalam isi undang-undang. Makna gaya bahasa erotesis pada data (21) yaitu
seluruh warga negara Indonesia, oleh sebab itu, dalam membuat undang-
KPK, terdapat gaya bahasa metafora. Berikut data yang menggunakan gaya
bahasa metafora.
Data 22
48
ternak didenda dan tikus dibiarkan. Maksud dari hewan ternak didenda
ialah seseorang yang memiliki hewan ternak dan membiarkan hewan ternaknya
tersebut makan di lahan tetangga akan dikenakan sanksi berupa denda sebesar
10 juta rupiah. Maksud dari tikus dibiarkan ialah tikus merupakan seekor
hewan yang merugikan dan di Indonesia tikus dimaknai sebagai pelaku yang
mencuri uang negara atau yang biasa disebut koruptor. Tindak korupsi di
dianggap melakukan kejahatan yang wajar dan hukuman untuk para koruptor
di Indonesia masih sangat ringan. Makna gaya bahasa metafora pada data (22)
yaitu sindiran untuk pemerintah atas ketidakadilan isi RKUHP. Pada RKUHP
berjalan di kebun atau tanah milik tetangga, akan dikenakan denda sebesar Rp
keringanan hukuman.
KPK, terdapat gaya bahasa simile. Berikut data bergaya bahasa simile yang
ditemukan.
Data 23
49
Perasaanku pada “DPR” seperti “nuhu nahi nuhu nahi nunya” hyarghhh!
Dikatakan gaya bahasa simile karena terdapat kata perbandingan yang bersifat
eksplisit yaitu kata seperti. Lirik lagu yang disebutkan pada data (23)
merupakan cuplikan dari lagu berjudul Kasih Sayang Kepada Orang Tuayang
dinyanyikan oleh Mawang. Lirik lagu tersebut terkesan absurd, akan tetapi ada
makna yang sangat mendalam dibaliknya yaitu bahwa kasih sayang kepada
orang tua tidak bisa diungkapkan lewat kata-kata. Gaya bahasa simile pada
kata seperti menjelaskan bahwa perasaan yang dimiliki oleh penulis untuk
DPR semacam lirik lagu “nuhu nahi nuhu nahi nunya hyarghh” yang berarti
KPK, terdapat gaya bahasa fabel. Berikut data bergaya bahasa fabel yang
ditemukan.
Data 24
50
Kalimat pada data (24) dinamakan gaya bahasa fabel. Disebut gaya
diperlakukan sama seperti manusia yaitu pada frasa umat ayam. Umat
gaya bahasa fabel pada kalimat yang berdata (24) yaitu himbauan kepada
Gaya bahasa fabel mengenai ayam juga ditemukan pada data (25).
Data 25
Kalimat pada data (25) dikatakan gaya bahasa fabel karena terdapat
berat. Makna gaya bahasa fabel pada data (25) yaitu hewan ternak salah
satunya adalah ayam yang disebutkan pada RKUHP pasal 278 bahwa orang
51
atau pemilik ternak yang membiarkan hewan ternaknya makan atau berjalan di
Data 26
mati seolah-olah memiliki sifat kemanusian yaitu pada kata hati, lemah dan
kata hati dan KPK seolah-olah memiliki sifat seperti manusia yaitu lemah. Hati
merupakan salah satu bagian dalam organ tubuh manusia dan KPK merupakan
sebuah lembaga milik negara. Kata lemah merupakan sifat yang dimiliki oleh
manusia yang mempunyai makna tidak kuat atau tidak bertenaga. Makna gaya
bahasa personifikasi pada data (26) yaitu bukan hanya hati saja yang bisa
lemah, akan tetapi KPK juga lemah. Gaya bahasa personifikasi yang
52
Data 27
Data 28
olah memiliki sifat kemanusiaan. Pernyataan tersebut yaitu KPK dibunuh dan
Indonesia sembuh. Kata bunuh pada frasa KPK dibunuh memiliki makna
sebuah lembaga negara yang tidak bernyawa. Kata sembuh pada frasa
Indonesia sembuh memiliki makna orang yang telah pulih dari rasa sakit
personifikasi pada data (28) yaitu korupsi merupakan penyakit menaun yang
53
diderita negara Indonesia, ketika peraturan KPK dilemahkan, maka yang
dikhawatirkan adalah Indonesia tidak akan terbebas dari tindak pidana korupsi.
Data 29
Kata berkhianat merupakan salah satu sikap manusia yang memiliki makna
berbuat hal yang bertentangan dengan janji yang telah diucapkan sedangkan
kata DPR merupakan sebuah lembaga yang dimiliki oleh negara. Makna gaya
bahasa personifikasi pada data (29) yaitu sindiran kepada anggota DPR agar
Data 30
54
Kalimat pada data (30) digolongkan ke dalam gaya bahasa
personifikasi karena terdapat kata yang menyebutkan adanya benda mati yang
memiliki sifat seperti manusia yaitu pada kata asap dan menghalangi. Kata
asap merupakan uap yang dihasilkan dari sisa pembakaran sedangkan kata
menghalangi memiliki makna membuat jalan tidak bisa dilalui. Makna gaya
bahasa personifikasi pada data (30) yaitu sindiran yang ditujukan kepada
Data 31
seperti manusia. Kata tersebut yaitu cuek dan DPR. Kata cuek merupakan
sikap acuh yang dimiliki manusia sedangkan DPR merupakan sebuah lembaga
negara. Makna gaya bahasa personifikasi pada data (31) yaitu sindiran untuk
Data 32
55
Bunyi gaya bahasa pada data (32) ialah sebagai berikut.
tingkah laku seperti manusia yaitu pada kata DPR dan tidur. DPR merupakan
untuk mengistirahatkan tubuh. Makna gaya bahasa personifikasi pada data (32)
yaitu bentuk kekecewaan terhadap anggota DPR atas kinerja yang telah
dilakukan.
Data 33
mengandung kata yang menyatakan benda mati seolah-olah hidup yaitu kata
merasukimu DPR. Kata merasuk memiliki makna roh jahat yang memasuki
tubuh manusia dan DPR merupakan sebuah lembaga tinggi milik negara.
56
Makna gaya bahasa personifikasi pada data (33) yaitu sindiran untuk anggota
DPR dengan adanya RUU KUHP dan Revisi UU KPK yang baru mengenai
isinya yang kurang tepat. Gaya bahasa personifikasi yang dinyatakan pada data
Data 34
banyak dibanding dengan gaya bahasa yang lain. Terdapat 9 data pada gaya
mengkritik pun tidak terlalu menyakiti pihak yang dikritik. Hal itu juga yang
menjadi bukti bahwa mahasiswa masih memiliki rasa hormat terhadap wakil
KPK, terdapat gaya bahasa sinekdoke totum pro parte dan sinekdoke pars pro
57
Data 35
Banyuwangi diam-diam aja itu karena tidak mensuport semua tau kan
Banyuwangi terkenal apanya? Jadi kalau tiba-tiba besok anggota DPR
muntah paku, itu support dari Banyuwangi sudah beraksi.
totum pro parte. Dikatakan gaya bahasa sinekdoke totum pro parte karena
santet. Makna gaya bahasa sinekdoke pada data (35) yaitu bentuk dukungan
Gaya bahasa sinekdoke juga terdapat pada data (36) tetapi berbeda
Data 36
58
Bunyi gaya bahasa pada data (36) ialah sebagai berikut.
Kalimat pada data (36) tergolong gaya bahasa sinekdoke dengan jenis
pars pro toto karena terdapat kata kiasan yang mempergunakan sebagian untuk
merupakan salah satu bagian dari tubuh manusia. Ketika peraturan mengenai
bagian tubuh dari orang yang melanggar peraturan tersebut akan dihukum.
Makna gaya bahasa sinekdoke pada data (36) yaitu sindiran untuk pemerintah
pelaku yang ketahuan melakukan hubungan badan di luar nikah maka akan
dipidana.
KPK, terdapat gaya bahasa ironi. Berikut data bergaya bahasa ironi yang
ditemukan.
Data 37
59
Bunyi gaya bahasa pada data (37) ialah sebagai berikut.
Kalimat pada data (37) merupakan gaya bahasa ironi. Dikatakan gaya
Makna gaya bahasa ironi pada data (37) yaitu sindiran yang ditujukan kepada
Indonesia saat ini sangat mengerikan di mana tindak pidana korupsi dianggap
Gaya bahasa ironi juga terdapat pada data (38). Perhatikan data (38)
berikut.
Data 38
60
TERIMA KASIH DPR, SUDAH MEMELIHARA FAKIR MISKIN
& ANAK TERLANTAR. MEMELIHARA DI PENJARA
Kalimat pada data (38) dinamakan gaya bahasa ironi karena terdapat
miskin & anak terlantar, dan di penjara. Makna gaya bahasa ironi pada data
(38) yaitu sindiran untuk anggota DPR karena telah membuat peraturan yang
isi aturannya apabila diterapkan malah akan menyengsarakan fakir miskin dan
anak terlantar.
KPK terdapat gaya bahasa sinisme. Berikut data bergaya bahasa sinisme yang
diperoleh.
Data 39
gaya bahasa sinisme karena terdapat kata yang mengandung ejekan yaitu kata
bohongi. Kata bohong memiliki makna tidak sesuai dengan keadaan yang
61
kerjanya yang dianggap tidak becus. Makna gaya bahasa sinisme pada data
(39) yaitu ejekan untuk pemerintah yang dianggap tidak mempunyai bakat
Gaya bahasa sinisme juga ditemukan pada data (40). Perhatikan data
(40) berikut.
Data 40
Kalimat pada data (40) tergolong gaya bahasa sinisme karena terdapat
pernyataan yang mengandung ejekan yaitu gaji bobok siangmu. Kalimat gaji
bobok siangmu digunakan untuk mengejek anggota DPR yang ketika ada
KPK terdapat gaya bahasa sarkasme. Berikut data yang menggunakan gaya
bahasa sarkasme.
Data 41
62
Bunyi gaya bahasa pada data (41) ialah sebagai berikut.
gaya bahasa sarkasme karena terdapat kata yang mengandung celaan yaitu kata
tolol. Kata tolol memiliki makna sangat bodoh. Penggunaan gaya bahasa
sarkasme pada data (41) dimaksudkan untuk melakukan sindiran keras kepada
objek yang dituju, kata tolol ditujukan kepada pemerintah. Makna gaya bahasa
sarkasme pada data (41) ialah aksi demonstrasi yang terjadi pada 24 September
Data 42
karena terdapat kata yang mengandung celaan yaitu kata azab. Kata azab
memiliki makna siksaan. Penggunaan gaya bahasa sarkasme pada kata azab
dimaksudkan untuk mencela anggota DPR. Makna gaya bahasa sarkasme pada
63
data (42) yaitu doa dari masyarakat yang ditujukan kepada Tuhan agar
Data 43
sarkasme karena terdapat kata celaan yaitu berupa kata goblok. Kata goblok
oleh penulis ditujukan untuk mencela anggota DPR. Kata goblok memiliki
makna sangat bodoh. Makna gaya bahasa sarkasme pada data (43) yaitu
ungkapan mencela yang ditujukan untuk anggota DPR karena sangat bodoh.
DPR dikatakan bodoh karena telah mengeluarkan peraturan RUU KUHP dan
Data 44
64
Kalimat yang berdata (44) dinamakan gaya bahasa sarkasme.
mencela yaitu berupa lemah syahwat. Kata lemah syahwat memiliki makna
disfungsi ereksi pada pria. Makna gaya bahasa sarkasme pada data (44) yaitu
Revisi UU KPK yang baru dikeluarkan oleh DPR, justru membuat peraturan
Data 45
DPR BaNGeSAt
kata celaan yaitu berupa kata bangesat. Kata bangesat memiliki makna orang
yang memiliki tabiat atau perilaku buruk. Makna gaya bahasa sarkasme pada
data (45) yaitu sebuah bentuk ungkapan kejengkelan yang mengatakan bahwa
Data 46
65
Bunyi gaya bahasa pada data (46) ialah sebagai berikut.
Kalimat pada data (46) dinamakan gaya bahasa satire. Dikatakan gaya
yaitu bakar ibu bumi, pupuk dengan beton & semen, dan gedung tinggi
tidak menghasilkan oksigen. Tujuan gaya bahasa satire pada data (46)
dimaksudkan agar ada yang diperbaiki setelah kritikan itu disampaikan. Makna
gaya bahasa satire pada data (46) yaitu kritikan untuk pemerintah bahwa demi
ditimbulkan.
66