Bab Vi Tugas Khusus
Bab Vi Tugas Khusus
TUGAS KHUSUS
6.1. Judul
Kinerja Rotary Kiln pada Recausticizing #10 (RC-10)
6.3 Tujuan
Menganalisa kinerja lime kiln pada unit Recausticizing Plant-10 di PT.
Indah Kiat Pulp and Paper, Tbk. Perawang – Riau dan membandingkan hasil
perhitungan dengan kondisi aktual. Kinerja lime kiln meliputi performance lime
kiln dan effisiensi energi lime kiln.
6.4 Ruang Lingkup
Tugas khusus ini dilaksanakan di PT. Indah Kiat Pulp and Paper, Tbk.
Perawang – Riau pada unit Recausticizing Plant-10, pada tanggal 1 Februari - 28
Februari 2018. Data yang digunakan berupa daily log sheet yang diambil pada
tanggal 1 Februari – 28 Februari 2018. Data ini nantinya akan dianalisa dan
dibandingkan dengan perhitungan secara teoritis.
Gambar 6.2 Komponen Penyusun Rotary Kiln (Perry dan Green, 1997)
Disosiasi batu kapur di atas suhu dekomposisi adalah heterogen reaksi (Gambar
6.3). Disosiasi ini dapat dianggap terdiri dari lima langkah proses berikut:
1. Panas ditransfer dari gas tungku ke permukaan partikel yang membusuk.
2. Hal ini diikuti oleh konduksi panas dari permukaan ke arah reaksi melalui
struktur kisi mikroporous kapur.
3. Panas tiba di depan reaksi dan menyebabkan disosiasi CaCO3 menjadi
CaO dan CO2.
4. CO2 yang dihasilkan bermigrasi dari bagian depan reaksi, melalui lapisan
kapur, ke permukaan partikel.
5. CO2 bermigrasi dari permukaan partikel ke atmosfir kiln.
Bahan bakar yang digunakan pada lime kiln unit RC-9 adalah natural gas
dan methanol. Natural gas adalah gas alam yang telah melewati proses
penghilangan impuritas dan hidrokarbon fraksi berat. Natural gas dikondensasi
pada tekanan atmosfer dengan temperatur sekitar -160oC. Komponen penyususn
natural gas yaitu:
Tabel 6.1 Komponen Penyusun Natural Gas
Komponen Persentase (%)
N2 1,35
O2 0.3449
CO2 1,25
CH4 94,5
C2H6 2,5
C3H8 0,0011
C4H10 0,003
C5H12 0,004
C6H14 0,002
Adapun reaksi pembakaran yang terjadi pada setiap komponen natural gas
adalah sebagai berikut :
CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O
7
C2H6 + O2 → 2CO2 + 3H2O
2
C2H6 + 5O2 → 3CO2 + 4H2O
13
iso-C4H10 + O2 → 3CO2 + 4H2O
2
13
n-C4H10 + O2 → 3CO2 + 4H2O
2
iso-C5H12 + 8O2 → 5CO2 + 6H2O
n-C5H12 + 8O2 → 5CO2 + 6H2O
19
C6H14 + O2 → 6CO2 + 7H2O
2
Metanol juga digunakan sebagai bahan bakar pada lime kiln. Metanol
diperoleh dari unit Recovery Boiler. Adapun reaksi yang terjadi pada pembakaran
meranol adalah sebagi berikut:
3
CH3OH + O2 → CO2 + 2H2O
2
6.5.4 Kinerja Lime Kiln
1. Perfomance Lime Kiln
Produk yang dihasilkan pada lime kiln adalah quicklime (CaO). Kuantitas
CaO yang dihasilkan sangat mempengaruhi proses selanjutnya, yaitu daur ulang
white liquor (NaOH). Oleh karena itu, perfomance dari lime kiln harus diketahui
untuk dapat mengontrol produksi CaO. Perhitungan perfomance menggunakan
hukum neraca massa, kemudian dilakukan perbandingan antara data aktual
terhadap data design. Perhitunagn performance membutuhkan perhitungan
terlebih dahulu neraca massa design sehingga diperoleh CaO design.
CaO Produksi
Perfomance=
CaO Design
Quicklime
Untuk mempermudah perhitungan, inlet dan outlet diberi simbol sebagai berikut:
N1 = Lime mud
N2 = Lime stone
N3 = Udara
N4 = Natural gas
N5 = Metanol
N6 = Quicklime
N7 = Fuel gas, Dust
Adapun reaksi yang terjadi pada lime kiln adalah sebagai berikut:
Reaksi 1: CaCO3 + panas → CaO + CO2
Reaksi 2: CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O
7
Reaksi 3: C2H6 + O2 → 2CO2 + 3H2O
2
Reaksi 4: C2H6 + 5O2 → 3CO2 + 4H2O
13
Reaksi 5: iso-C4H10 + O → 3CO2 + 4H2O
2 2
13
Reaksi 6: n-C4H10 + O → 3CO2 + 4H2O
2 2
Reaksi 7: iso-C5H12 + 8O2 → 5CO2 + 6H2O
Reaksi 8: n-C5H12 + 8O2 → 5CO2 + 6H2O
19
Reaksi 9: C6H14 + O → 6CO2 + 7H2O
2 2
3
Reaksi 10: CH3OH + O2 → CO2 + 2H2O
2
Adapun neraca massa komponen pada rotary kiln adalah sebagai berikut:
CaCO3
NinCaCO3 – r1 = Nout CaCO3
NinCaCO3 = r1
CaO
NinCaO – r1 = Nout CaO
Inert
NinInert = Nout Inert
CH4
NinCH4 – r2 = Nout CH4
NinCH4 = r2
C2H6
NinC2H6 – r3 = NoutC2H6
NinC2H6 = r3
C3H8
NinC3H8 – r4 = NoutC3H8
NinC3H8 = r4
Iso-C4H10
Nin iso-C4H10 – r5 = Nout iso-C4H10
Nout iso-C4H10 = r5
n-C4H10
Nin n-C4H10 – r6 = Nout n-C4H10
Nout n-C4H10 = r6
Iso-C5H12
Nin iso-C5H12 – r7 = Nout iso-C5H12
Nout iso-C5H12 = r7
n-C5H12
Nin n-C5H12 – r8 = Nout n-C5H12
Nout n-C5H12 = r8
C6H14
NinC6H14 – r9 = NoutC6H14
NinC6H14 = r9
CH3OH
NinCH3OH – r10 = NoutCH3OH
NinC3H8 = r10
CO2
NinCO2 + r1 + r2 + 2r3 + 3r4+ 4r5+ 4r6+ 5r7+ 5r8+ 6r9+ r10 = NoutCO2
NoutCO2 = r1 + r2 + 2r3 + 3r4+ 4r5+ 4r6+ 5r7+ 5r8+ 6r9+ r10
O2
7 13 19 3
NinO2 – 2r2– r3– 5r4– r5– 8r6– r7– r8 =NoutO2
2 2 2 2
N2
NinN2 = Nout N2
H2O
Nin H2O + 2r2 + 3r3 + 4r4+ 5r5+ 5r6+ 6r7+ 6r8+ 7r9+ 2r10 = NoutH2O
Berdasarkan reaksi yang terjadi pada lime kiln maka neraca massa
komponen dapat dihitung. Perhitungan utama neraca massa komponen yaitu pada
neraca massa CaO sehingga didapatkan CaO disain pada lime kiln. Perhitungan
dilanjutkan dengan perhitungan performance lime kiln, yaitu dengan melakukan
perbandingan terhadap CaO aktual yang diperoleh dari daily RC#10 dari tanggal
1-28 Februari 2018.
Tref
∆ H R (Tref ) =∆ H R ( Tstandar )+ ∑ σ s ∫ Cp dT
Tstandar
Multiple Reaction
T
dQ ¿
=r 1 ∆ H R ( Tref )+ r 2 ∆ H R ( Tref )−∑ N s ∫ Cp s dT
dt 1
s
2
T ref
∫ Cp dT =∫ ( a+bT + c T 2+ d T 3 ) dt (Reklaitis,1983)
T1 T1
T2
b c d
∫ CpdT =a ( T 2−T 1) + 2 (T 22−T 21 )+ 3 (T 32−T 31 )+ 4 (T 42 −T 14 )
T1
CaO yang diperoleh dari rotary kiln dianalisa untuk mengetahui persentase
kemurnian CaO tersebut. Kemurnian CaO dapat dilihat pada gambar 6.4. CaO
yang diperoleh masih terdapat pengotor yang tidak terpisahkan pada proses
kalsinasi. Pengotor yang dominan pada CaO yaitu CaCO 3. Namun, kemurnian
CaO memiliki batas standar yaitu ≥ 85%. Semakin tinggi kemurnian CaO maka
akan semakin baik untuk digunakan pada proses daur ulang white liquor.
0.9
0.88
0.86
0.84
Kemurnian
0.82
0.8
0.78
0.76
4-Feb
30-Jan
9-Feb
14-Feb
19-Feb
24-Feb
1-Mar
6-Mar
.
Gambar 6.4 Kemurnian CaO
0.84
0.82
0.8
0.78
0.76
Performance
0.74
0.72
0.7
0.68
0.66
4-Feb
30-Jan
9-Feb
14-Feb
19-Feb
24-Feb
1-Mar
6-Mar
.
dQ
rotary kiln. Berdasarkan perhitungan neraca energi, pada rotary kiln sebesar
dT
140 kJ/jam.