Sap Komunitas
Sap Komunitas
Sap Komunitas
DIABETES MELLITUS
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Keperawatan Komunitas I
Dosen Pengampu : Ns. Sri Wahyuni Adriani, M.Kep.,Sp.Kep.Kom
Disusun Oleh :
A. Definisi
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu gejala klinis yang ditandai dengan
peningkatan glukosa darah plasma (hiperglikemia). Kondisi hiperglikemia pada DM
yang tidak dikontrol dapat menyebabkan gangguan serius pada sistem tubuh,
terutama saraf dan pembuluh darah
B. Etiologi
Etilogi atau penyebab Diabetes Melitus (DM) yaitu genetik atau faktor
keturunan, yang mana penderita Diabetes Melitus yang sudah dewasa lebih dari 50%
berasal dari keluarga yang menderita Diabetes Melitus. Faktor lainnya yaitu nutrisi,
nutrisi yang berlebihan (overnutrition) merupakan faktor risiko pertama yang
diketahui menyebabkan Diabetes. Sering mengalami stress dan kecanduan merokok
juga merupakan faktor penyebab Diabetes Melitus.
C. Tanda dan Gejala
Gejala tipikal yang sering dirasakan penderita diabetes antara lain poliuria
(sering buang air kecil), polidipsia (sering haus), dan polifagia (banyak
makan/mudah lapar). Selain itu sering pula muncul keluhan penglihatan kabur,
koordinasi gerak anggota tubuh terganggu, kesemutan pada tangan atau kaki, timbul
gatal-gatal yang seringkali sangat mengganggu (pruritus), dan berat badan menurun
tanpa sebab yang jelas
Pada Diabetes Melitus Tipe I gejala klasik yang umum dikeluhkan adalah
poliuria, polidipsia, polifagia, penurunan berat badan, cepat merasa lelah
(fatigue), iritabilitas, dan pruritus (gatal-gatal pada kulit)
Pada Diabetes Melitus Tipe 2 gejala yang dikeluhkan umumnya hampir tidak
ada. Diabetes Melitus Tipe 2 seringkali muncul tanpa diketahui, dan
penanganan baru dimulai beberapa tahun kemudian ketika penyakit sudah
berkembang dan komplikasi sudah terjadi. Penderita DM Tipe 2 umumnya
lebih mudah terkena infeksi, sukar sembuh dari luka, daya penglihatan makin
buruk, dan umumnya menderita hipertensi, hyperlipidemia obesitas, dan juga
komplikasi pada pembuluh darah dan syaraf
D. Penatalaksanaan
Penatalaksaan pada pasien diabetes dibedakan menjadi dua yaitu terapi farmakologis
dan non farmakologi :
1. Terapi farmakologi
Pemberian terapi farmakologi harus diikuti dengan pengaturan pola makan dan
gaya hidup yang sehat. Terapi farmakologi terdiri dari obat oral dan obat
suntikan, yaitu:
a. Obat antihiperglikemia oral
Berdasarkan cara kerjanya obat ini dibedakan menjadi beberapa
golongan, antara lain:
Pemacu sekresi insulin: Sulfonilurea dan Glinid
Penurunan sensitivitas terhadap insulin: Metformin dan
Tiazolidindion (TZD)
Penghambat absorpsi glukosa: penghambat glukosidase alfa
Penghambat DPP-IV (Dipeptidyl Peptidase-IV)
b. Kombinasi obat oral dan suntikan insulin
Kombinasi obat antihiperglikemia oral dan insulin yang banyak
dipergunakan adalah kombinasi obat antihiperglikemia oral dan insulin
basal (insulin kerja menengah atau insulin kerja panjang), yang diberikan
pada malam hari menjelang tidur.
2. Terapi non farmakologi
a. Edukasi
b. Terapi nutrisi medis (TNM)
c. Latihan jasmani atau olahraga
E. Pencegahan
a. Menerapkan pola makan sehat
b. Menjalani olahraga secara rutin
c. Menjaga berat badan ideal
d. Mengelola stres dengan baik
e. Melakukan pengecekan gula darah secara rutin
IV. Metode
Metode yang digunakan dalam melakukan penyuluhan dengan metode ceramah dan tanya
jawab.
V. Kegiatan Pembelajaran
A. Kegiatan Penyuluh
5. 08.50 - 09.30
3 30 Menit Evaluasi
4 10 Menit Terminasi
1. Mengucapkan terima kasih dan mengucapkan
1. 10.20 – 10.30
salam penutup
B. Kegiatan Peserta Penyuluhan
3 30 Menit Evaluasi
4 10 Menit Terminasi
VI. Media
VII. Evaluasi
A. Evaluasi Struktur
B. Evaluasi proses