Indra
Indra
Oleh:
REMINISCERE SIMAMORA
NPM: 195140166P
i
HALAMAN PERSETUJUAN
PROPOSAL
Dosen Pembimbing,
Mengetahui,
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan YME, karena hanya dengan
rahmat dan pertolongan-Nya lah penulis mampu menyelesaikan Proposal dengan
judul: “Perbandingan Kekuatan Otot Pasien Stroke Antara Yang Sesuai Jadwal
Fisioterapi Dengan Yang Tidak Sesuai Jadwal Di Poliklinik Rumah Sakit Mardi
Waluyo Tahun 2021”.
Proposal ini diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana
pada program studi Keperawatan Universitas Mitra Indonesia. Proses penyusunan
ini tidak terlepas dari dukungan banyak pihak. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. H. Andi Surya, MM Sekalu ketua Yayasan Mitra Lampung
2. Ibu. Dr. Ir. Hj. Amelia Reny W.A.,MM selaku Rektor Universitas Mitra
Indonesia
3. Bapak Achmad Djamil, SKM.,M.Kesselaku Dekan Fakultas Kesehatan
Universitas Mitra Indonesia.
4. Bapak Fajar Yudha, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Ketua Program Studi
Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas Mitra Indonesia dan selaku
pembimbing
5. Seluruh dosen dan staf Pengajar Universitas Mitra Indonesia yang telah
membekali ilmu selama Penulis kuliah di Universitas Mitra Indonesia
Penulis
iii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah.............................................................................. 4
1.3 Rumusan Masalah................................................................................. 4
1.4 Tujuan................................................................................................... 4
1.5 Manfaat Penelitian................................................................................ 5
1.6 Ruang lingkup....................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu aspek yang menerima dampak paling besar dari pandemi adalah
bidang tenaga kesehatan. Seiring dengan meluasnya penyakit ini masalah
masalah dalam bidang kesehatan semakin jelas terlihat. Beberapa masalah
yang signifikan adalah kurangnya sarana prasarana fasilitas kesehatan, dengan
terbatasnya ketersediaan ICU dan ventilator untuk pasien COVID-19,
kurangnya kapasitas dan tidak meratanya tes COVID-19, ketersediaan Alat
Pelindung Diri (APD) yang terbatas terutama bagi tenaga kesehatan. Kapasitas
tes real time reverse-transcription polymerase chain reaction (RT-PCR) per 1
juta penduduk hanya sekitar 36.739 orang, yang merupakan angka yang
rendah jika dibandingkan negara lain di dunia. Ketidaksiapan fasilitas
kesehatan dalam menghadapi tampak dari belum optimalnya tata kelola
sumber saya manusia (SDM) kesehatan, ketergatungan import obat obatan dan
alat kesehatan, rendahnya infrastruktur kesehatan, belum fokusnya penguatan
standar pelayanan kesehatan dasar dan jaminan kesehatan nasional serta
kinerja pelayanan kesehatan yang masih rendah. Semua hal tersebut tentunya
akan berdampak juga pada risiko tertular dan terpajan tenaga medis akan
semakin tinggi (Baharudin, 2020).
3
Meski sosialisasi telah digencarkan, masih ada yang merasa cemas, khawatir,
hingga takut disuntik vaksin corona. Menurut Kembaren (2021) timbulnya
rasa cemas terhadap vaksin Corona adalah hal yang wajar dan alamiah
(detikcom, 2021). Faktor yang mempengaruhi kecemasan dibagi menjadi dua
meliputi faktor internal (jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, dan
pengalaman di rawat) dan eksternal (kondisi medis/diagnosis penyakit, akses
informasi, komunikasi terapeutik, lingkungan, fasilitas kesehatan) (Kaplan &
Sadock, 2017).
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Covid 19
2.1.1 Pengertian Corona virus
Coronavirus atau virus corona merupakan keluarga besar virus yang
menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas ringan hingga sedang,
seperti penyakit flu. Banyak orang terinfeksi virus ini, setidaknya satu
kali dalam hidupnya. Namun, beberapa jenis virus corona juga bisa
menimbulkan penyakit yang lebih serius, seperti:
a. Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV).
b. Pneumonia.
SARS yang muncul pada November 2002 di Tiongkok, menyebar ke
beberapa negara lain. Mulai dari Hongkong, Vietnam, Singapura,
Indonesia, Malaysia, Inggris, Italia, Swedia, Swiss, Rusia, hingga
Amerika Serikat. Epidemi SARS yang berakhir hingga pertengahan
2012 itu menjangkiti 8.098 orang di berbagai negara. Setidaknya 774
orang mesti kehilangan nyawa akibat penyakit infeksi saluran pernapasan
berat tersebut. Sampai saat ini terdapat tujuh coronavirus (HCoVs) yang
telah diidentifikasi, yaitu:
a. HCoV-229E.
b. HCoV-OC43.
c. HCoV-NL63.
d. HCoV-HKU1.
e. SARS-COV (yang menyebabkan sindrom pernapasan akut).
f. MERS-COV (sindrom pernapasan Timur Tengah).
Untuk orang yang diduga terkena Covid -19 atau termasuk kategori ODP
(orang dalam pemantauan) maupun PDP (pasien dalam pengawasan), ada
beberapa langkah yang bisa dilakukan agar virus Corona tidak menular ke
orang lain, yaitu:
12
a. Lakukan isolasi mandiri dengan cara tinggal terpisah dari orang lain
untuk sementara waktu. Bila tidak memungkinkan, gunakan kamar
tidur dan kamar mandi yang berbeda dengan yang digunakan orang lain.
b. Jangan keluar rumah, kecuali untuk mendapatkan pengobatan
c. Bila ingin ke rumah sakit saat gejala bertambah berat, sebaiknya
hubungi dulu pihak rumah sakit untuk menjemput.
d. Larang dan cegah orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk
Anda sampai Anda benar-benar sembuh.
e. Sebisa mungkin jangan melakukan pertemuan dengan orang yang sedang
sedang sakit.
f. Hindari berbagi penggunaan alat makan dan minum, alat mandi, serta
perlengkapan tidur dengan orang lain.
g. Pakai masker dan sarung tangan bila sedang berada di tempat umum
atau sedang bersama orang lain.
h. Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung bila batuk atau bersin,
lalu segera buang tisu ke tempat sampah (Alfarisi, 2021).
Platform terbaru yang digunakan untuk Covid-19 yakni didasarkan pada DNA
atau mRNA dikarenakan fleksibilitas yang tinggi dalam manipulasi antigen
dan kecepatan yang baik. Moderna memulai uji klinis dengan vaksin
berdasarkan mRNA-1273anya selama dua bulan sejak identifikasi untai RNA
yang menunjukkan keberadaan virus Covid-19. Vaksin yang didasarkan pada
vektor virus menunjukkan tingkat ekspresi protein meningkatkan kecepatan
15
2.3 Kecemasan
2.3.1 Pengertian
Kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang
berkaitan dengan perasaaan tidak pasti dan tidak berdaya (Stuart, 2013).
Kecemasan merupakan pengalaman individu yang bersifat subjektif, yang
sering bermanifestasi sebagai prilaku yang disfungsional yang di artikan
sebagai perasaan “kesulitan” dan kesusahan terhadap kejadian yang tidak
diketahui dengan pasti (Varcarolis, 2007, dalam Donsu, 2017)
2. Kecemasan sedang
Memungkinkan individu untuk berfokus pada hal yang penting dan
mengesampingkan yang lain. Pada tingkat ini lapangan persepsi
terhadap lingkungan menurun. Dengan demikian, individu mengalami
perhatian yang tidak selektif namun dapat berfokus pada lebih banyak
area jika diarahkan untuk melakukannya (Stuart, 2013). Menurut
Videbeck (2008), respons dari Kecemasan sedang adalah sebagai
berikut:
a. Respon fisik
Ketegangan otot sedang, tanda-tanda vital meningkat, pupil dilatasi,
mulai berkeringat, sering mondar-mandir, memukul tangan, dan
suara berubah (bergetar, nada suara tinggi, kewaspadaan, dan
ketegangan meningkat, sering berkemih, sakit kepala, pola tidur
berubah, dan nyeri punggung).
b. Respons kognitif
Lapang persepsi menurun, tidak perhatian secara selektif, fokus
terhadap stimulus meningkat, rentang perhatian menurun,
penyelesaian masalah menurun, dan pembelajaran terjadi dengan
memfokuskan.
c. Respons emosional
Tidak nyaman, mudah tersinggung, kepercayaan diri goyah, tidak
sabar, dan gembira.
3. Kecemasan berat
Pada Kecemasan berat lapangan persepsi menjadi sangat sempit,
individu cenderung memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan
hal yang lain. Individu tidak mampu lagi berfikir realistis dan
membutuhkan banyak pengarahan untuk memusatkan perhatian pada
arealain (Stuart, 2013).
a. Respons fisik
Ketegangan otot berat, hiperventilasi, kontak mata buruk,
pengeluaran keringat meningkat, bicara cepat, nada suara tinggi,
tindakan tanpa tujuan dan serampangan, rahang menegang,
mengertakan gigi, mondar-mandir, berteriak, meremas tangan, dan
gemetar.
b. Respons kognitif
Lapang persepsi terbatas, proses berpikir terpecah-pecah, sulit
berpikir, penyelesaian masalah buruk, tidak mampu
mempertimbangkan informasi, hanya memerhatikan ancaman,
preokupasi dengan pikiran sendiri, dan egosentris.
c. Respons emosional
Sangat cemas, agitasi, takut, bingung, merasa tidak adekuat, menarik
diri, penyangkalan, dan ingin bebas.
d. Panik
Pada tingkatan ini lapangan persepsi individu sudah sangat
menyempit dan sudah terganggu sehingga tidak dapat alaupun telah
diberikan pengarahan (Stuart, 2013).
2.3.5 HARS
Tingkat kecemasan dapat diukur dengan pengukuran skorkecemasan
menurut alat ukur kecemasan yang disebut HARS (Hamilton Anxiety Rating
Scale). Skala HARS merupakan pengukuran kecemasan yang didasarkan
pada munculnya gejalapada individu yang mengalami kecemasan. Menurut
skala HARS terdapat 14 gejala yang nampak pada individu yang mengalami
kecemasan. Setiap item yang diobservasi diberi 5 tingkatan skor antara 0
(Nol Present) sampai dengan 4 (severe).
Skala HARS pertama kali digunakan pada tahun 1959, yang diperkenalkan
oleh Max Hamilton dan sekarang telah menjadi standar dalam pengukuran
kecemasan terutama pada penelitian clinical trial. Skala HARS telah
dibuktikan memiliki validitas dan reliabilitas cukup tinggi untuk melakukan
pengukuran kecemasan pada penelitian clinical trialyaitu 0,93 dan 0,97.
Kondisi ini menunjukkan bahwa pengukuran kecemasan dengan
menggunakan skala HARS akan diperoleh hasil yang valid dan reliable.
Skala HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale) dalam penilaian kecemasan
terdiri dan 14 item, meliputi:
1. Perasaan cemas firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, mudah
tersinggung.
2. Ketegangan merasa tegang, gelisah, gemetar, mudah terganggu dan lesu.
3. Ketakutan: takut terhadap gelap, terhadap orang asing, bila tinggal
sendiri dan takut pada binatang besar.
22
4. Gangguan tidur: sukar memulai tidur, terbangun pada malam hari, tidur
tidak pulas dan mimpi buruk.
5. Gangguan kecerdasan: penurunan daya ingat, mudah lupa dan sulit
konsentrasi.
6. Perasaan depresi: hilangnya minat, berkurangnya kesenangan pada hobi,
sedih, perasaan tidak menyenangkan sepanjang hari.
7. Gejala somatik: nyeri pada otot-otot dan kaku, gertakan gigi, suara tidak
stabil dan kedutan otot.
8. Gejala sensorik: perasaan ditusuk-tusuk, penglihatan kabur, muka merah
dan pucat serta merasa lemah.
9. Gejala kardiovaskuler: takikardi, nyeri di dada, denyut nadi mengeras
dan detak jantung hilang sekejap.
10. Gejala pernapasan: rasa tertekan di dada, perasaan tercekik, sering
menarik napas panjang dan merasa napas pendek.
11. Gejala gastrointestinal: sulit menelan, obstipasi, berat badan menurun,
mual dan muntah, nyeri lambung sebelum dan sesudah makan, perasaan
panas di perut.
12. Gejala urogenital: sering kencing, tidak dapat menahan kencing,
amenorrhea, ereksi lemah atau impotensi.
13. Gejala vegetatif: mulut kering, mudah berkeringat, muka merah, bulu
kudukberdiri, pusing atau sakit kepala.
14. Perilaku sewaktu wawancara: gelisah, jari-jari gemetar, mengkerutkan
dahi atau kening, muka tegang, tonus otot meningkat dan napas pendek
dan cepat.
Penentuan derajat kecemasan dengan cara menjumlah nilai skor dan item 1-
14 dengan hasil:
a. Skor kurang dari 6 = tidak ada kecemasan.
b. Skor 7 –14 = kecemasan ringan.
c. Skor 15 –27 = kecemasan sedang.
d. Skor lebih dari 27 = kecemasan berat (Hawari, 2011).
2.4 Pengetahuan
2.4.1 Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang (over behaviour). Pengetahuan umumnya datang dari
penginderaan yang terjadi melalui panca indera manusia, yaitu : indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo, 2012).
Pengetahuan (knowledge) adalah suatu proses dengan menggunakan panca
indera yang dilakukan sesorang terhadap objek tertentu dapat
menghasilkan pengetahuan dan keterampilan (Hidayat, 2013).
2.4.2 Tingkatan Pengetahuan
Pengetahuan dalam domain kognitif mempunyai tujuh tingkatan menurut
Notoatmodjo (2012), yaitu:
a. Tahu (know)
Tahu di artikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari keseluruhan bahan yang
dipelajari. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa
yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinikan,
menyatakan, dan sebagainya.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah
24
Kartono dan Gulo (2013) adalah sifat dan tingkah laku khas seseorang
yang membedakannya dengan orang lain; integrasi karakteristik dari
struktur-struktur, pola tingkah laku, minat, pendirian, kemampuan dan
potensi yang dimiliki seseorang; segala sesuatu mengenai diri seseorang
sebagaimana diketahui oleh orang lain. Sulvivan (2014), mendefinisikan
kepribadian sebagai pola yang relatif menetap dari situasi-situasi antar
pribadi yng berulang, yang menjadi ciri kehidupan manusia.
Lawan dari tipe tersebut adalah kepribadian tipe B yang mempunyai ciri-
ciri rileks, tidak suka kesulitan, jarang marah, menggunakan banyak
waktunya untuk kegiatan yang disenangi, tidak mudah stres, tidak mudah
iri, bekerja terus-menerus, jarang kekurangan waktu, dan berbicara dengn
nada suara pelan dan bergeraknya lamban (Wijono, 2011).
dukungan keluarga yang diberikan oleh orang tua (khususnya ibu) juga
dipengaruhi oleh usia. Ibu yang masih muda cenderung untuk lebih tidak
bisa merasakan atau mengenali kebutuhan anaknya dan juga lebih
egosentris dibandingkan ibu-ibu yang lebih tua.
Pengetahuan
Dukungan keluarga
2 Hubungan Stigma Falerisiska Prosiding 2020 Desain peneilitan Variabel Tidak ada hubungan yang
Dengan Yunere Seminar ini adalah dengan Independen: bermakna antara stigma dengan
Kecemasan , Yaslina Kesehatan pendekatan cross stigma kecemasan perawat.
Perawat Dalam Yaslina Perintis E sectional
Menghadapi - Variabel dependen:
Pandemi Covid- ISSN : 2622 kecemasan
19 -
2256
40
Vol. 3 No. 1
Tahun 2020
3 Gambaran Faktor Nurfadillah, Jurnal 2021 Studi ini Kesehatan Mental Hasil studi didapatkan 7 artikel
Yang Rosyidah Arafat, Keperawatan merupakan literatur yang membahas faktor-faktor
Mempengaruhi Saldy Yusuf Volume 13 review yang yang mempengaruhi masalah
Kesehatan Mental Nomor 1, dianalisa dengan kesehatan mental perawat di
Perawat Pada Maret 2021e- menggunakan masa pandemic COVID-19,
Masa Pandemi ISSN 2549- PI(E)O dengan diantaranya faktor personal
Covid-19: 8118; p- mengidentifikasi meliputi usia, jenis kelamin
Literatur Review ISSN2085- artikel-artikel seorang wanita, sudah menikah,
1049 ilmiah cross- memiliki anak, memiliki orang
sectional study tua yang berumur lansia,
berprofesi sebagai seorang
perawat dan bekerja di tempat
yang berisiko tinggi. Sedangkan,
faktor situasional yang
mempengrauhi kesehatan
mental, diantaranya risiko
paparan, dukungan social, APD,
stigma dan beban
kerja.Kesehatan mental perawat
sebagai frontlinedimasa
pandemic menjadi sangat
penting untuk diperhatikan, oleh
sebab itu meminimalkan faktor-
faktor situasional dapat
menurunkan tingkat atau gejala
kesehatan mental perawat
41
BAB III
METODE PENELITIAN
3. Teknik sampling
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Random
Sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana semua individu
dalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi
kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai anggota sampel (Arikunto,
2013).
Tabel 3.1
Definisi Operasional
No Variabel Definisi Alat Ukur Cara Hasil Ukur Skala
Operasional Ukur Ukur
Variabel Dependen
1 Kecemasan Perasaan takut Menggunakan Mengisi 1: Tidak Cemas Ordinal
atau tidak tenang kuesioner kuesioner (0-9)
yang dialami oleh yang berisi 13 2: Cemas (10-
tenaga kesehatan pertanyaan 39)
dalam menghadapi yang
vaksin covid 19. dimodifikasi
dari skala
kecemasan
Hamilton
Rating Scale
for Anxiety
(HRS-A)
Variabel Independen
2 Pengetahuan Segala sesuatu Kuesioner Mengisi 1: Baik (≥76%) Ordinal
yang diketahui kuesioner 2: Kurang Baik
seseorang melalui (< 76%)
sejumlah
penginderaan baik
indera penglihatan,
pendengaran
berkaitan dengan
vaksin covid 19.
3 Tipe Sifatdan tingkah Kuesioner Mengisi 1. Ekstrovert Ordinal
kepribadian laku khas kuesioner 2. Introvert
seseorang yang
membedakannya
dengan orang
lain
4 Dukungan Sikap, tindakan Kuesioner Mengisi 1: Mendukung Nominal
keluarga penerimaan kuesioner (Skor nilai ≥
keluarga mean/median)
terhadap anggota 2: Tidak
keluarganya, mendukung
berupa dukungan (Skor nilai >
informasional, mean/median)
dukungan
penilaian,
dukungan
instrumental dan
dukungan
emosional.
dalam penelitian Saputra (2021), sehingga tidak dilakukan uji validitas dan
reliabilitas.
3. Scoring
Peneliti memberikan skor atau nilai pada tiap‐tiap butir pertanyaan
dengan setiap variabel dalam kuisioner.
4. Tabulating
Lewat tabulasi yang peneliti buat tampak ringkasan dan susunan dalam
bentuk tabel. Sehingga variabel bebas dan variabel terikat yang telah
dijawab oleh responden melalui kuisioner dapat diperoleh kemudian data
ini siap dianalisis.
b. Dengan nilai hitung df, tentukan nilai p value pada table chi square
c. Jika p value < α (0,05) Ho ditolak,sampel mendukung adanya
hubungan yang bermakna (signifikan).
d. Jika p value > α (0,05) Ho diterima, sampel tidak mendukung
adanya hubungan yang bermakna (signifikan).
DAFTAR PUSTAKA
Https://Osf.Io › Download
Cheng, Q., Liang, M., Li, Y., He, L., Guo, J., Fei, D.,Zhang, Z. (2020).
Correspondence Mental health care for medical staff in China during the
COVID-19. Lancet, 7, 15–26. https://doi.org/10.1016/S2215-
0366(20)30078-X
Dam PM, Zelis N, Stassen P, Twist DJL, Leeuw PWD, Kujik S, et al. Validating
the RISE UP Score for predicting prognosis in patients with COVID-19 in
the emergency department: a retrospective study. BMJ Open.
2021;11:e045141
Eysenck, H.J. & Wilson, G.D. 2008. Know Your Own Personality. Anglesburg :
Pelican
Hawari, Dadang. 2011. Manajemen Stres Cemas Dan Depresi. Jakarta: FKUI.
IASC. (2020). Catatan tentang aspek kesehatan jiwa dan psikososial wabah
Covid-19 (pp. 1–20)
Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis. 2 ed. Jakarta: EGC.
Kartono, Kartini & Dali Gulo, 2013, Kamus Psikologi. (Bandung: CV Pionir
Jaya,).
Kembaren (2021) Takut Disuntik Vaksin Corona? Ini 4 Tips Atasi Rasa Cemas
dari Dokter Jiwa. https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-
5332063/takut-disuntik-vaksin-corona-ini-4-tips-atasi-rasa-cemas-dari-
dokter-jiwa
Ladius, N. (2013). Psikologi Jung; Tipe Kepribadian Manusia dan Rahasia Sukses
dalam Hidup (Tipe Kebijaksanaan Jung). Jakarta: Grasindo
Lurie, N., Saville, M., Hatchett, R., & Halton, J. (2020). Developing Covid-19
vaccines at pandemic speed. New England Journal of Medicine, 382(21),
1969-1973.
Potter & Perry. ( 2005 ). Buku Ajar fundamental Keperawatan : konsep, Proses,
dan praktik. Edisi 4. Jakarta : EGC
Purnomo (2021) Pemerintah Targetkan Vaksinasi Covid-19 pada 1,5 Juta Nakes
Bulan Ini.
https://www.kompas.com/sains/read/2021/02/02/070200123/pemerintah-
targetkan-vaksinasi-covid-19-pada-1-5-juta-nakes-bulan-ini?page=all
Stuart & Laraia. 2005. Buku Saku Keperawatan Jiwa (terjemahan). Jakarta: EGC
Stuart.GW (2013) Buku saku keperawatan jiwa edisi 5. Alih bahasa Kapoh.RP &
Komarayuda. E. Jakarta: EGC
Thanh Le, T., Zacharias A., Arun K., Raul G. R., Stig T., Melanie S., dan Stephen
M. (2020). The COVID-19 Vaccine Development Landscape. Nature
Reviews: Drug Discovery, 10, 305-306. https://doi.org/10.1038/d41573-
020-00073-5
Videbeck, Sheila L,. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC
Nomor responden :
Nama :
Umur :
Saya memberi persetujuan ini atas kehendak saya sendiri setelah mendengar dan
mengerti penjelasan dari peneliti. Saya memahami tentang tujuan, manfaat,
prosedur penelitian serta hak dan kewajiban saya sebagai responden.
Metro,
Responden
(……………………..)
LEMBAR KUESIONER
Kode responden :
A. DATA DEMOGRAFI :
1. Pendidikan
SD/sederajat
SMP/sederajat
SMA/sederajat
Perguruan tinggi
Lain-lain
2. Umur
20 –34 tahun
35 –50 tahun
Di atas 50 tahun
3. Jenis kelamin
Laki –laki
Perempuan
4. Status perkawinan
Tidak kawin
Janda/duda
Kawin
B. PENGETAHUAN
Petunjuk: Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda checklist
(√) pada kolom jawaban yang Anda anggap benar.
C. TIPE KEPRIBADIAN
Petunjuk Pengisian :
1. Bacalah pernyataan dengan hati-hati sehingga dapat dimengerti
2. Harap mengisi semua pertanyaan yang ada di kuesioner ini, pastikan tidak ada
yang terlewatkan. Setiap nomor hanya di isi dengan satu jawaban.
3. Isilah data demografi bapak/ibu
4. Beri tanda chesklist (√) pada jawaban yang anda anggap benar
5. Bapak/ibu dapat bertanya langsung kepada peneliti jika ada kesulitan dalam
menjawab isi kuesioner.
No Pernyataan Ya Tidak
1 Saya mudah berkomunikasi dengan lingkungan disekitar
saya
2 Saya selalu bersemangat menjalani aktifitas sehari-hari
3 Saya menyukai suasana yang tenang
4 Saya lebih suka menghabiskan waktu luang sendirian
5 Saya berani menyatakan pendapat saya ketika sedang
berdiskusi dengan orang lain (keluarga/teman)
6 Saya selalu tegas dalam mengambil keputusan
7 Saya memegang teguh prinsip yang saya miliki
8 Saya selalu melakukan kegiatan-kegiatan yang sama
setiap hari dan tepat pada waktunya
9 Perhatian saya mudah sekali teralihkan
10 Saya selalu mempertimbangkan situasi yang saya hadapi
saat ini
11 Dalam berfikir saya dapat menempatkan diri dengan
baik
12 Saya cenderung memikirkan masa depan dari pada masa
lalu
13 Saya sering menunda-nunda pekerjaan
14 Saya cenderung mengabaikan janji yang telah saya buat
15 Saya tidak pernah terlambat dalam menepati janji saya
16 Saya membantu orang lain tanpa meminta imbalan
17 Saya suka terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial
seperti pengajian, dan gotong-royong
18 Saya merasa nyaman berbicara di depan banyak orang
19 Saya merasa tidak nyaman berada di tengah banyak
orang
20 Saya tidak menyukai keramaian
21 Saya adalah tipe orang yang mudah marah
22 Saya cenderung lebih terbuka kepada orang lain dalam
mengungkapkan perasaan yang sayarasakan
23 Saya cenderung menggunakan perasaan dalam setiap
tindakan yang saya lakukan
24 Saya merasa mudah untuk berbicara mengenai perasaan
saya dengan orang lain
25 Saya sering melakukan pekerjaan dengan terburu-buru
26 Saya cenderung mengambil keputusan seketika pada
saat itu juga tanpa mempertimbangkannya lebih dahulu
27 Saya selalu berhati-hati dalam berbicara
28 Saya cenderung mempertimbangkan masak-masak
setiap keputusan yang saya ambil
D. KECEMASAN
Skor :
0 = tidak ada
1 = ringan
2 = sedang
3 = berat
4 = berat sekali
No Pertanyaan 0 1 2 3 4
1 Perasaan Ansietas
- Cemas
- Firasat Buruk
- Takut Akan Pikiran Sendiri
- Mudah Tersinggung
2 Ketegangan
- Merasa Tegang
- Lesu
- Tak Bisa Istirahat Tenang
- Mudah Terkejut
- Mudah Menangis
- Gemetar
- Gelisah
3 Ketakutan
- Pada Gelap
- Pada Orang Asing
- Ditinggal Sendiri
- Pada Binatang Besar
- Pada Keramaian Lalu Lintas
- Pada Kerumunan Orang Banyak
4 Gangguan Tidur
- Sukar Masuk Tidur
- Terbangun Malam Hari
- Tidak Nyenyak
- Bangun dengan Lesu
- Banyak Mimpi-Mimpi
- Mimpi Buruk
- Mimpi Menakutkan
5 Gangguan Kecerdasan
- Sukar Konsentrasi
- Daya Ingat Buruk
6 Perasaan Depresi
- Hilangnya Minat
- Berkurangnya Kesenangan Pada Hobi
- Sedih
- Bangun Dini Hari
- Perasaan Berubah-Ubah Sepanjang Hari
7 Gejala Somatik (Otot)
- Sakit dan Nyeri di Otot-Otot
- Kaku
- Kedutan Otot
- Gigi Gemerutuk
- Suara Tidak Stabil
8 Gejala Somatik (Sensorik)
- Tinitus
- Penglihatan Kabur
- Muka Merah atau Pucat
- Merasa Lemah
- Perasaan ditusuk-Tusuk
Gejala Kardiovaskuler
- Takhikardia
- Berdebar
9 - Nyeri di Dada
- Denyut Nadi Mengeras
- Perasaan Lesu/Lemas Seperti Mau Pingsan
- Detak Jantung Menghilang (Berhenti
Sekejap)
Gejala Respiratori
- Rasa Tertekan atau Sempit Di Dada
- Perasaan Tercekik
10 - Sering Menarik Napas
- Napas Pendek/Sesak
Gejala Gastrointestinal
- Sulit Menelan
- Perut Melilit
11
- Gangguan Pencernaan
- Nyeri Sebelum dan Sesudah Makan
- Perasaan Terbakar di Perut
- Rasa Penuh atau Kembung
- Mual
- Muntah
- Buang Air Besar Lembek
- Kehilangan Berat Badan
- Sukar Buang Air Besar (Konstipasi)
Gejala Urogenital
- Sering Buang Air Kecil
- Tidak Dapat Menahan Air Seni
- Amenorrhoe
12 - Menorrhagia
- Menjadi Dingin (Frigid)
- Ejakulasi Praecocks
- Ereksi Hilang
- Impotensi
Gejala Otonom
- Mulut Kering
- Muka Merah
- Mudah Berkeringat
13 - Pusing, Sakit Kepala
- Bulu-Bulu Berdiri
14 Tingkah Laku Pada Wawancara
- Gelisah
- Tidak Tenang
- Jari Gemetar
- Kerut Kening
- Muka Tegang
- Tonus Otot Meningkat
- Napas Pendek dan Cepat
- Muka Merah
Skor Total