Anda di halaman 1dari 29

Aspek Psikologi

Long Term
Athlete
Development
Laksmiari Saraswati, M.Si., M.Psi., Psikolog
Long Term Athlete Development
atau
Pembinaan Atlet Jangka Panjang

Kerangka kerja yang menghantarkan


setiap anak untuk menikmati panjat
tebing apapun tujuannya.
Bagaimana KITA MENERAPKAN
LTAD/PAJP Panjat Tebing?

Struktur Kompetisi
Komunitas & organisasi akar
rumput
Sertitikasi pelatih
Dukungan untuk pertumbuhan
kedewasaan emosional
Standar ketrampilan terpadu
Siapa yang  berperan
dalam mendukung
pertumbuhan
kedewasaan
emosional tersebut?
Pendekatan Ekologi
Mempelajari perkembangan kepribadian yang
mempertimbangkan aspek-aspek di luar individu,
yaitu dari sisi lingkungan dimana individu berada.
Pendekatan ekologi melihat "manusia sebagai
bagian dari suatu sistem".
Rumah, sekolah, lingkungan rumah
Mikrosistem (tetangga), komunitas agama, teman bermain

Hubungan antara mikrosistem


Mesosistem
Sistem pendidikan, kerabat orangtua, tempat
Exosistem kerja orangtua, media. tempat hiburan, mall

Ideologi negara, pemerintah, tradisi, agama,


Makrosistem hukum, adat istiadat, budaya

Dimensi waktu: perkembangan perubahan


kronosistem atau stabilitas seseorang
Teori
Bioekologi
Urie Bronfenbrenner
SEBUAH FENOMENA:
Menanamkan nilai empati,
gotong royong dan berbagi
pada orang lain.
Sebuah kisah nyata seorang atlet berusia 16 tahun
pembelajaran:
Pentingnya menjaga keutuhan tim
Leadership
Keberanian mengambil keputusan
Menjadi diri sendiri
Gotong royong sebagai landasan
nilai olahraga
7 poin penting
yang harus
diperhatikan &
dipertimbangkan
agar LTAD dapat
terlaksana
dengan optimal
Poin 1:
Sinergi HArapan
Adanya kesepakatan awal untuk berkomitmen bersama
antara orangtua, pelatih/pendidik dan pemangku
kepentingan dalam melaksanakan LTAD
Menyamakan persepsi tujuan proses latihan
Menyamakan harapan (Harapan anak? Harapan orangtua?
Harapan pelatih? Harapan stakeholder)
Poin 1: Sinergi HArapan

Orangtua Pelatih Pemangku


Kepentingan
Bertanya kepada Bertanya kepada diri Memfasilitasi
anak apa alasan ingin sendiri apa tujuan orientasi pelatih &
olahraga panjat diri menjadi pelatih? orangtua dilakukan
tebing Bertanya pada diri minimal 3 bulan
Bertanya pada diri sendiri mana yang sekali
sendiri apakah saya lebih nyaman Membuat sistem
siap dengan jawaban prestasi atau raport minimal 6
anak saya? pembinaan? bulan sekali untuk
evaluasi progress
Poin 2: 9 Ketrampilan
Membangun Mental
Jack J. Lesyk, Ph.D.
ketrampilan mental
Terdapat 9 tahap menuju "mental juara"
Sikap/Attitude menjadi dasarnya
Mental juara "TIDAK INSTAN"
Poin 2: Membangun ketrampilan Mental

Orangtua Pelatih Pemangku


Kepentingan
Sadar bahwa Sadar bahwa Sadar bahwa
memiliki mental memiliki mental memiliki mental
juara butuh proses, juara butuh proses, juara butuh proses,
bukan instan bukan instan bukan instan
Memulai dari Membuat aturan Mendukung aturan
membentuk latihan & yang dibuat pelatih
sikap/attitude positif pertandingan Hanya boleh ada 1
dari rumah berdasarkan matahari di tim yaitu
kesepakatan pelatih
bersama atlet
Poin 3:
Membangun Empati
Empati: bisa merasakan dan peduli dengan apa yang
oranglain rasakan
Empati harus dilatih sejak kecil
Bisa dimulai dari hal sederhana yaitu: mendengarkan dan
bertanya
Poin 3: Membangun empati

Orangtua Pelatih Pemangku


Kepentingan
Mengajak anak Membuat program Memfasilitasi tim
merasakan apa yang sosial bagi atlet untuk reguler
dirasakan orang lain Melatih atlet untuk melakukan kegiatan
Mendorong anak saling mewawancarai sosial
untuk bersikap rekan tim, dimulai Kegiatan sosial tidak
proaktif menolong dari lagu, makanan hanya menyumbang,
orang lain dan film favorit tapi kegiatan
Berbagi adalah pengabdian
empati masyarakat (melatih
gratis)
Poin 4:
Membangun Resilien
Resilien: Daya lenting atau kekenyalan mental seseorang
dalam menghadapi tekanan
Resilien bisa dilatih, sebuah ketrampilan & proses
Kekalahan merupakan batu loncatan resilien
Setiap orang bisa memiliki resilien tinggi
Menjadi atlet yang tahan banting saja tidak cukup, mereka
harus bisa bangkit dengan kreativitas dan optimisme
Poin 4: Membangun Resilien

Orangtua Pelatih Pemangku


Kepentingan
Tidak memarahi Saat atlet gagal, Tidak menyalahkan
anak saat kalah harus dilakukan atlet tanpa izin
Menyadari bahwa evaluasi yang konkrit pelatih
kegagalan adalah dengan data/video Melakukan evaluasi
proses Memberikan waktu kegagalan atlet
Tidak membahas atlet untuk secara internal
kegagalan saat "bersedih" saat gagal dengan pelatih, tidak
pertandingan kecuali Mengungkapkan melibatkan atlet
anak yang memulai kekecewaan dengan
"bijaksana"
Poin 5:
Berani menjadi diri sendiri
Tidak takut melakukan kesalahan
Berani menghadapi kenyataan kalau gagal
Tidak mudah terintimidasi siapapun
Berani berbeda
Keberanian mengambil keputusan berkaitan dengan
kecerdasan (kognitif)
Poin 5: Berani menjadi diri sendiri

Orangtua Pelatih Pemangku


Kepentingan
Membiasakan anak Memberikan catatan dan Memfasilitasi atlet untuk
mengambil keputusan video saat melakukan menjadi diri sendiri
Bisa dilakukan dari anak evaluasi (evidence based) Menyelenggarakan
menyusun menu Hal ini akan membentuk
pelatihan "komunikasi"
makanan atlet tidak menyalahkan
Tidak protes dan orang saat gagal untuk atlet berbicara di
komentar bila pilihan Bila atlet salah layar atau menulis di
mereka tidak sesuai "diarahkan", bukan sosmed
selera kita "disalahkan"
Poin 6:
Ketrampilan literasi
Kemampuan menulis, membaca, mengolah informasi
Membekali atlet untuk bijak sosial media
Melatih atlet untuk dapat menyaring informasi yang akurat
dan hoax
Membiasakan atlet membaca dan belajar dari sumber yang
dipercaya/valid
Penting untuk atlet memiliki "IMAGE" yang positif, karena
mereka adalah panutan dan idola
Poin 6: Ketrampilan Literasi

Orangtua Pelatih Pemangku


Kepentingan
Tidak mudah Menyaring proses latihan Membangun kepustakaan
terprovokasi berita di panjat tebing yang beredar di buku atau digital agar tim
sosial media sosial media (dipilah mana dapat mengakses semua
yang valid dan tidak) sumber informasi yang akurat
Melatih anak mencari
Atlet perlu tau bahwa pelatih Membuka akses komunikasi
informasi akuran dari membuat program
sumber berita atlet untuk dapat
berdasarkan sumber
menghubungi tim sport
Melatih anak untuk informasi yang akurat,
medicine & science agar atlet
berfikir kritis sebelum mereka jadi akan mencontoh
mengetahui penanganan tepat
memposting sosial media kebiasaan baik
di medis & psikologis
Poin 7:
LEADER OF CHANGE
(Pemimpin perubahan)
Visi atlet: menggunakan olahraga sebagai "tangga" menuju perubahan
positif bangsa, sehingga motivasi berlatih dan bertanding adalah
motivasi dari diri sendiri, tidak terpengaruh oleh apapun dan siapapun
Nasionalisme
Belajar sejarah pelaltih & atlet: mengenali proses perjuangan
terdahulu menjadi atlet
Poin 7: Pemimpin Perubahan

Orangtua Pelatih Pemangku


Kepentingan
Memberikan kesempatan Secara bergiliran memberikan Mendatangkan mantan atlet
anak untuk menyuarakan kesempatan pada atlet untuk yang berprestasi untuk
berbagi cerita visi dan misi membagi kisah & proses
pendapat
masa depan mereka
Memberikan ruang gerak perjuangan menuju
Memberikan apresiasi pada
anak untuk menggagas keberhasilan
atlet pada "mimpi" mereka
inisiatif Arahkan "mimpi" atlet untuk Bisa dilakukan lintas cabang
tidak sekedar menjadi juara olahraga agar atlet menyadari
Mengapresiasi anak saat
tapi menjadi atlet yang bisa bahwa kita berada di bawah
melakukan perubahan
memberikan perubahan positif bendera yang sama yaitu
walau hanya hal kecil bagi bangsa dan dunia merah putih (Nasionalisme)
Refleksi pelatih tim
nasional
LTAD/PAJP adalah sebuah proses,
butuh waktu lama, bertahun-tahun.
Bukan piala yang dikejar, tapi
kreativitas untuk bangkit dari
kegagalan. Karena itulah hakikat
proses bertumbuh, saat akarnya kuat,
diisi pupuk empati dan kerja keras,
maka atlet akan bertumbuh tangguh.
TANYAKAN KEPADA
DIRI KITA SENDIRI:
Apakah kita siap untuk
melakukan perubahan yang
berfokus pada PEMBINAAN?

KITA = orangtua, pelatih, pendidik, stakeholder


Merubah diri,
merubah dunia..
Referensi:
Long Term Athlete Development
Caly Setiawan, 2020, Federasi Panjat Tebing Indonesia

Generasi Kembali ke Akar


Dr. Muhammad Faisal, 2020, Kompas Gramedia Nusantara

Human Development
Diane E. Papalia, Sally Wendkos Olds & Ruth Duskin Feldman,
2009, McGraw Hill International Edition
Laksmiari Saraswati
(Asti)
Bidang Pendidikan & Pengembangan
IKATAN PSIKOLOGI OLAHRAGA
email: astisaraswati@gmail.com
instagram: @astivinvinvin

Anda mungkin juga menyukai