Anda di halaman 1dari 15

Tugas 2 RSK - Analisis Motion Economy

R. B. Krishnamurti (13419058)
M. Dika Nugroho (13419065)
Wigar Haris A. (13419066)
Alya Nazhifa F. (13419075)
Valencia Michelle Y. (13419099)

TUGAS 1
Pada bagian ini kami mengkomparasikan work station pada assembly produk kabel dan
work station duduk.

1. Assembly Kabel
Pada assembly kabel terdiri dari 4 stasiun kerja:
1. Perakitan subassembly kabel (masih terpisah berdarkan warna)
2. Memasukkan kabel-kabel ke dalam meja kerja yang dapat dipindah-pindah
3. Stasiun kerja penggabungan kabel dengan isolasi/selotip
4. Quality Checking dan pemberian label sticker sebelum dipacking

Berikut merupakan analsisi dari stasiun kerja:

Workstation Evaluation Checklist

Workstation pada video memiliki legroom yang cukup luas dan menyediakan ruang untuk
kaki bergerak bebas. Namun, stasiun kerja tersebut tidak memiliki stool atau tempat untuk
pekerja duduk, sehingga seluruh pekerjaan dilakukan dengan posisi berdiri tanpa diselingi
duduk. Apabila pekerjaan dilakukan dengan durasi yang lama, hal ini dapat menimbulkan
kelelahan yang berlebih.

Ilustrasi pekerja berdiri

Machine Evaluation Checklist

Machine Efficiency and Safety


Video memperlihatkan empat stasiun kerja yang berbeda dan keempatnya terpisah, hal ini
membuat pekerjaan yang dilakukan memakan waktu lebih banyak akibat perpindahan yang
dilakukan.
Pada meja kerja penggabungan kabel, dapat dilihat bahwa meja dapat digeser
menyesuaikan posisi berdiri pekerja sehingga memudahkan perlakuan pekerjaan.
Design of General Controls
Pada meja kerja, beberapa lokasi diberi tanda dengan kode warna untuk membantu
penempatan benda.

Label Design
Pada stasiun kerja pertama, terdapat beberapa kotak yang berisikan berbagai macam
bahan. Di setiap kotaknya ditempel label yang menandakan nama bahan masing-masing.
Label menggunakan background putih dan tulisan berwarna hitam sehingga tulisannya jelas
dan mudah dibaca. Namun, tidak terlihat labelling yang jelas pada bagian dimana kabel
mana (merah, biru, hitam) harus diletakkan di bagian apa pada mesin.

Ilustrasi Stasiun Kerja 1

Pada stasiun kerja dua, terlihat bahwa kabel-kabel akan digabungkan menjadi satu paket,
dan terlihat labelling yang jelas pada bagian ini dimana kabel mana (merah, biru, hitam)
harus diletakkan di bagian apa pada mesin.

Ilustrasi Stasiun Kerja 2

Pada stasiun kerja ketiga, terdapat label dimana pekerja dapat mengetahui bagian kabel
mana yang harus diberikan isolasi ditandai dengan warna kuning, merah dan biru di mesin
solatip dan di meja kerja.
Ilustrasi Stasiun Kerja 3

Pada stasiun kerja terakhir juga terdapat instruksi untuk pemakaian mesin quality checking
sebelum barang dipacking. Terlihat bahwa instruksi tersebut terletak diatas mata pekerja,
terutama pekerja perempuan, sehingga melanggar prinsip mata melihat dari horizontal
sampai 30 derajat kebawah. Apabila, terdapat pekerja baru yang masih belum terbiasa
proses quality check dan mewajibkan harus mendongak keatas untuk melihat instruksi
pemakaian alat quality check, maka dapat menyebabkan kelelahan atau neck discomfort
atau bahkan parahnya musculoskeletal disorders.

Ilustrasi Stasiun Kerja 4

Control Placement
Ketiga work station diletakkan didepan operator tepatnya pada elbow rest height, sehingga
bagi pekerja wanita maupun pria mudah untuk melaksanakan perakitan. Pada ketiga stasiun
kerja juga mempermudah penggunaan sehingga tidak perlu melakukan gerakan twisting.
Namun pada stasiun kerja pertama terlihat bahwa penyimpanan kabel terletak di posisi yang
diatas elbow rest height untuk pekerja perempuan. Karena gerakan penjangkauan kabel
sering dilakukan, maka akan dapat menyebabkan masalah dalam bekerja seperti kelelahan
yang berlebih.
Ilustrasi Problem Penyimpanan Kabel Stasiun Kerja 1

Pada stasiun kerja dua, pekerja memasukkan beberapa kabel alat untuk ke mesin
assembly beberapa kabel ditempatkan di meja yang dapat bergerak ke stasiun kerja terakhir
maupun kembali ke stasiun kerja awal melalui rail bagian bawah. Hal ini dilakukan karena
flow proses akan lebih mudah untuk memindahkan kabel dalam keadaan di dalam mesin
ketimbang dibawa melalui tangan. Karena kabel akan mudah terlilit. Sehingga dimanfaatkan
mesin penggabung sebagai pencegah kabel terlilit pada stasiun kerja 3 dan 4. Pada stasiun
kerja dua terlihat bahwa untuk pekerja laki-laki dengan kondisi ekstrem (tinggi elbow) maka
terlihat ada potensi bahwa tangan bekerja dengan sudut dibawah batas normal tinggi elbow.
Hal ini dapat menyebabkan aktivitas kerja akan lebih sulit dilakukan karena sudut di bawah
tinggi elbow.

Ilustrasi Problem Stasiun Kerja 2

Pada stasiun kerja ketiga, peletakkan sudah baik karena berada pada elbow rest height.
Aktivitas menjangkau juga tidak terlalu jauh. Namun, terlihat bahwa untuk pekerja laki-laki
dengan kondisi ekstrem (tinggi elbow) maka terlihat ada potensi bahwa tangan bekerja
dengan sudut dibawah batas normal tinggi elbow. Hal ini dapat menyebabkan aktivitas kerja
akan lebih sulit dilakukan karena sudut pekerjaan terlalu di bawah tinggi elbow.
Ilustrasi Problem Stasiun Kerja 3

Pada stasiun kerja terakhir, untuk alat quality checking terletak posisi yang mudah dijangkau
oleh tangan. Namun setelah product lolos quality checking dan diberi sticker label, posisi
menjangkau sticker label sedikit sulit dijangkau oleh pekerja perempuan karena posisinya
jauh dari jangkauan tangan, sehingga tangan harus lurus atau bahkan bahkan harus sedikit
memajukan badan ke depan dan menunduk untuk menggapainya. Hal ini dapat
menyebabkan kelelahan berlebih.

Ilustrasi Problem Stasiun Kerja 4

Display Design and Control-Display Compatibility

Pada stasiun pertama terlihat indikator warna apabila subassembly kabel berhasil dilakukan.
Hal ini akan mempermudah pekerja mengetahui apakah pekerjaan yang dilakukan sudah
benar atau salah.
Light Indicator Pada Stasiun Kerja 1

Pada bagian stasiun kerja 4, dimana dilakukan aktivitas pemberian label dan quality check
menggunakan alat berupa kabel sebelum dipacking. Terdapat visual display untuk alat
quality checking berupa layar LED berwarna hijau apabila proses quality checking berjalan
dengan baik dan juga dilengkapi oleh audio display dimana akan muncul suara jika proses
quality checking berhasil dilakukan. Pada proses ini tidak memanfaatkan indicator lampu
karena pekerja fokus melakukan quality check, sehingga penglihatan akan terpaku ke
produk. Sehingga tidak dibutuhkan indikator warna pada LED mesin. Apabila ditambahkan
pun lebih baik ditambahkan ke bagian handle alat quality check. Setelah selesai quality
check, maka sistem mesin akan secara otomatis melakukan print untuk kertas label.
Sehingga feedback ketika pekerjaan berhasil diselesaikan sengat direct dan sudah baik.

Mesin Quality Checking


Saranan Perbaikan Video Kabel

Tabel kumpulan permasalahan dan proposal solusi


No Permasalahan Proposal Solusi Urgensi Cost untuk
implementasi

1 Tidak memiliki stool atau Memberikan kursi yang sesuai High Relatif murah,
tempat untuk pekerja tinggi bekerja tergantung jenis
duduk kursi dan material
kursi yang diberikan

2 Perpindahan pergerakan Meletakkan keempat stasiun Medium Relatif murah,


memakan banyak waktu kerja secara berdekatan namun terjadi waste
pada meja kerja
sisanya

3 Tidak ada label pada Pemberian label sticker High Relatif murah
stasiun kerja satu untuk
menandakan kabel mana
harus masuk ke lubang
yang spesifik

4 Label Instruksi untuk Memindahkan label instruksi ke Medium Relatif murah


pemakaian mesin quality meja/posisi yang mudah untuk
checking terletak diatas dilihat
mata pekerja, terutama
pekerja perempuan

5 Penyimpanan kabel pada Merubah tempat penyimpanan High Relatif mahal karena
stasiun kerja pertama kabel terlihat storage
terlalu tinggi untuk dibuat spesifik
dijangkau

6 Pada meja kerja stasiun Seleksi pegawai/merubah Medium Relatif mahal,


2, 3, 4 pekerja laki-laki placement meja kerja hiring/layoff cost
dengan kondisi ekstrem mahal dan meja
kerja sudah dibuat
(tinggi elbow) berpotensi
spesifik
bahwa tangan bekerja
dengan sudut dibawah
batas normal tinggi
elbow.

Berdasarkan tabel diatas, kami menyarankan untuk fokus menyelesaikan permasalahan


dengan risiko tinggi namun dengan biaya yang paling minim agar implementasi proposal
solusi dapat dilakukan dengan cepat agar produktivitas stasiun kerja semakin baik.

2. Work Station Duduk


Video yang kami ambil adalah video streaming dosen matematika ITB (Aleams Barra).
Beliau memiliki meja kerja sebagai workstation dan sering bekerja sambil streaming dalam
jangka waktu yang lama. (sumber: https://www.youtube.com/watch?v=2vNFaWXA1DA)
Berikut ini adalah hasil checklist dari Computer Workstation pada buku Freivalds. Checklist
diisi berdasarkan observasi kami pada video serta melakukan analisis sudut dengan
Microsoft Visio.

Ada beberapa checklist yang tidak bisa kami isi, yaitu checklist nomor 1, 3f, dan 3g karena
kurangnya informasi dalam video.

Checklist tersebut menunjukkan beberapa masalah yang ada dalam workstation tersebut.
Berikut ini adalah masalah serta solusi yang bisa diaplikasikan dalam masalah tersebut.
1. Pemosisian keyboard
Checklist poin 2b dan 2c menunjukkan bahwa posisi keyboard belum ergonomis dan
berpotensi menyebabkan MSD. Solusi yang dapat diimplementasikan adalah
membuat tray bersudut khusus keyboard yang lebih rendah daripada meja. Hal
tersebut dapat menjaga posisi lengan dalam posisi normal.
2. Armrest
Saat ini Pak Barra masih menggunakan meja sebagai armrest sementara yang
menyebabkan badan keseluruhan perlu membungkuk ke depan. Karena itu, tambah
armrest pada kursi supaya lengan bawah memiliki penyangga ketika menggunakan
mouse/keyboard.
3. Monitor
Monitor yang dipakai perlu dimiringkan sedemikian rupa sehingga cahaya dari lampu
ruangan tidak memantul. Hal ini tentunya tergantung pada sudut pandang orang
yang melihat.

Selain itu, ada beberapa hal di luar checklist yang dapat diperbaiki dari workstation Pak
Barra.
1. Monitor tambahan yang digunakan di sebelah kanan dapat diposisikan dengan sudut
30 derajat terhadap monitor pertama. Jika kedua monitor dipakai sama seringnya,
posisikan kedua monitor dalam bentuk “V”. Hal ini diperlukan untuk meminimasi
gerakan menoleh leher.
2. Opsional--menggunakan mouse ergonomis yang memiliki eksterior yang “eksentrik”.
Mouse ini dinilai mampu mengurangi resiko carpal tunnel syndrome pada
pergelangan tangan.
Dilihat dari aspek motion economy, tubuh jarang sekali bergerak. Pekerjaan tidak
membutuhkan kekuatan yang besar. Tangan kiri jarang memberi value added pada
pekerjaan, kecuali ketika dibutuhkan pekerjaan mengetik. Namun, hal tersebut tidak dapat
dihindari karena tangan kiri memang tidak diperlukan untuk pekerjaan tersebut.

Hal yang menjadi sorotan bukanlah terlalu banyak gerakan, namun terlalu sedikit gerakan.
Tubuh akan lelah jika terlalu lama dalam posisi statis, karena itu pekerjaan dengan computer
workstation perlu mengambil micro-break setiap 25-30 menit bekerja untuk mencegah tubuh
terlalu lama dalam keadaan statis.

Kesimpulan Tugas 1
Secara analisis, aspek-aspek desain kerja yang dinilai pasti berbeda karena tipe workstation
yang dianalisis juga berbeda. Satu video adalah workstation berdiri, sementara video lainnya
adalah workstation komputer. Namun, keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu
meminimasi kelelahan kerja baik secara fisik maupun mental, menurunkan resiko MSD,
serta memastikan bahwa stasiun kerja fit bagi pekerja.

Tugas 2: Video Poultry


Dari video poultry, dapat dilihat bahwa pekerja bekerja pada standing workstation dengan
memanfaatkan bantuan berbagai alat dan mesin.
Workstation Evaluation Checklist
Stasiun kerja pada video tidak memiliki permukaan kerja yang adjustable. Akan tetapi,
terdapat stand stool yang dapat digunakan oleh pekerja sehingga tinggi permukaan kerja
dapat disesuaikan dengan tinggi pekerja dan berada pada elbow rest height.

Hal ini dapat meminimasi terjadinya kelelahan pada pekerja dan menurunkan risiko
terjadinya MSD. Selain itu, stasiun kerja tersebut juga memiliki legroom yang cukup luas
sehingga kaki pekerja dapat bergerak dengan bebas. Namun, pada stasiun kerja tidak
terdapat kursi atau tempat pekerja untuk duduk, sehingga seluruh pekerjaan dilakukan
dengan berdiri dan tidak bisa duduk. Hal ini dapat menyebabkan pekerja kelelahan, terlebih
lagi jika pekerjaan dilakukan dalam durasi yang cukup lama dan repetitif.

Machine Efficiency and Safety


Pada video, dapat dilihat bahwa dengan bantuan mesin, para pekerja dapat bekerja secara
bersamaan dan kontinu tanpa berhenti. Hal ini membuat para pekerja dapat menyelesaikan
banyak produk secara simultan. Pada video juga terlihat bahwa terdapat tuas di dekat
stasiun kerja pekerja. Namun, posisi tuas tersebut agak susah untuk diakses oleh pekerja
pada posisi normalnya karena posisi tuas tersebut yang tidak ideal. Sebaiknya tuas, handle,
dan sebagainya diposisikan agar dapat diakses dengan mudah oleh pekerja. Selain itu, tidak
ada alat bantu seperti fixtures, sehingga pekerja umumnya menyelesaikan pekerjaan
dengan kedua tangannya. Dari video juga dapat dilihat bahwa tidak ada penjagaan atau
kunci yang digunakan untuk mencegah adanya orang luar yang masuk ke ruang permesinan
sehingga safety kurang terjamin. Hanya digunakan tanda yang menunjukkan bahwa
ruangan berbahaya dan hanya orang yang berkepentingan yang boleh masuk.
Design of General Controls
Pada video, tidak terlihat adanya perbedaan label dan warna pada mesin. Hal ini dapat
menyebabkan terjadinya kesalahan dalam penggunaan mesin, terlebih lagi dengan
banyaknya mesin yang digunakan oleh pekerja. Oleh karena itu, dapat dilakukan perbaikan
pada mesin-mesin dengan cara diberikan label atau perbedaan warna untuk mengurangi
kemungkinan terjadinya kesalahan ketika melakukan pekerjaan.

Control Placement Checklist

Bagian pengendalian kualitas utama/primary quality control diperlihatkan pada gambar


sebagai berikut.
Dapat dilihat bagian primary control terletak di depan operator dan memiliki bidang kerja
setinggi siku operator, sehingga dapat dengan mudah dijangkau oleh operator pria maupun
wanita. Frequency-of-use dan importance principles juga digunakan untuk memudahkan
operator-operator di bagian lain maupun orang yang berkepentingan di lantai produksi untuk
mengidentifikasi bagian primary control, di mana bagian ini diletakkan di bagian awal atau
depan pabrik. Untuk secondary control, letaknya tidak persis di sebelah primary control,
tetapi tetap sebaiknya dibuat agar tetap dalam jangkauan yang mudah dicapai agar jika
terdapat permasalahan dapat dengan mudah di-trace. Masing-masing bagian pengendalian
juga tampak telah diletakkan sesuai dengan urutan operasi yang seharusnya, di mana
bagian pengendalian mutu untuk fillet diletakkan setelah bagian pemotongan/pengirisan
dada ayam, bagian pengendalian dada ayam diletakkan setelah bagian-bagian tubuh ayam
yang lain telah dilepas/dipotong, dsb. Untuk pengelompokkan pengendalian mutu yang
sejenis, juga nampak sudah ditata dengan baik, sedangkan jika pengendalian mutu tidak
sejenis, maka digunakan konveyor yang mengirimkan fillet, misalnya, ke bagian
pengendalian mutu fillet. Untuk control berbasis hand-operated, dari gambar primary control
sebagai contoh dapat dilihat jarak antar operator berada dalam batas wajar, di mana
setidaknya berjarak 2 inci.
Terlihat jika alat-alat untuk mengontrol dan mengendalikan jalannya proses, seperti
pushbutton contohnya yang terlihat pada gambar, terletak pada posisi yang tidak ideal, yaitu
di sekitar tinggi mata tegak. Posisi device-device ini sebaiknya diletakkan pada posisi
setinggi siku tegak, agar semua atau sebagian besar operator dapat menjangkau elemen
kontrol ini dengan mudah. Meskipun demikian, prinsip frequency-of use telah diterapkan,
karena penempatan device meskipun tidak ideal untuk dijangkau, tetapi penempatan
tersebut membuat device dapat dengan mudah diidentifikasi sebagai primary control
elemen. Penempatan ini juga sebenarnya membuat operator tidak perlu melakukan twisting
meskipun sekali tetap tidak ideal. Untuk secondary control terlihat tidak ada di video, tetapi
jika diperlukan, penempatan secondary control sebaiknya diletakkan di daerah yang masih
berada di jangkauan primary control. Masing-masing control meskipun tidak diperlihatkan
dengan rinci tapi nampak telah ditempatkan sesuai dengan urutan operasi, sehingga
kemudahan dalam memahami dan mencari masing-masing elemen kontrol pada proses
operasi dapat terwujud. Elemen kontrol yang berkaitan juga sebaiknya ditempatkan pada
satu grup posisi untuk memudahkan operator dalam mencari dan mengontrol proses, namun
jarak antar kontrol tetap perlu diperhatikan, setidaknya 2 inci untuk menghindari tumbukan
antartangan atau jari operator satu dengan yang lain atau menghindari tertekan kedua
tombol secara bersamaan.
Display Design

Tidak terdapat display yang menunjukkan output dari kontrol elemen maupun dari kondisi
lingkungan sekitar pada video. Hal ini tentunya bukanlah kondisi yang ideal, mengingat jika
tidak terdapat display yang dapat dilihat oleh mayoritas operator, kondisi-kondisi yang tidak
diinginkan menjadi sulit untuk diidentifikasi dan diketahui oleh bagian pengawasan. Maka
dari itu, setidaknya pada lantai produksi pemrosesan ayam diberikan display untuk output
yang signifikan terhadap keseluruhan proses operasi.

Tools
Digunakan beberapa tools pada pemrosesan daging ayam, seperti pisau, gunting, dan capit.

Meskipun demikian, sebenarnya kebanyakan proses pada pemrosesan ayam lebih banyak
menggunakan tangan saja.
Untuk fungsionalitas dari tools yang digunakan, terlihat sudah efektif dan efisien. Contohnya
pada penggunaan pisau untuk mengiris dan memisahkan bagian tubuh ayam, dan gunting
yang digunakan untuk memisahkan bagian tubuh tertentu pada ayam. Ukuran tools juga
terlihat sudah sesuai dengan ukuran pergelangan tangan dari kebanyakan operator, begitu
juga sesuai dengan tenaga kebanyakan operator karena tools yang digunakan sebenarnya
bukan tergolong tools berat seperti palu, kapak, dsb. Tools yang digunakan juga seharusnya
tidak akan memberikan dampak kelelahan berlebih, terkecuali jika tools yang digunakan
sudah tidak tajam sehingga tenaga yang digunakan oleh operator menjadi lebih besar. Tools
yang digunakan memberikan respons panca indera berupa lancip tidaknya tools yang bisa
dirasakan oleh kulit, sehingga tools mudah untuk diidentifikasi apakah masih tajam atau
tidak, meskipun tentunya tidak harus mencoba ketajaman tools pada kulit. Tools yang
digunakan seharusnya berada dalam batas maintenance cost yang wajar. Namun perlu
diperhatikan juga terdapat opsi membeli tools baru jika diperlukan.

Secara umum, tools yang digunakan sudah memenuhi kebutuhan dari operator dalam
menjalankan proses operasi pemrosesan ayam. Improvement yang mungkin dapat
dilakukan adalah dengan selalu dan tetap menjaga dalam melakukan maintenance pada
tools yang digunakan sesuai dengan prosedur. Karena meskipun terlihat kurang signifikan,
sebenarnya kondisi tools yang tidak memenuhi standar akan menyusahkan dan
menghambat operator dalam menjalankan proses operasi, meningkatkan risiko kelelahan,
dan berujung pada penurunan kualitas produksi.

Anda mungkin juga menyukai