Anda di halaman 1dari 8

ATRIBUSI IMBALAN PADA PERIODE JASA

1. Berdasarkan program imbalan pasti, pekerja akan mendapatkan imbalan lump sum sebesar Rp100
untuk setiap tahun bekerja dan akan dibayarkan saat pekerja tersebut pension. Bagaimanakah
entitas mengatribusikan imbalan pada periode jasa pekerja?

Jawaban:

Imbalan Rp100 diatribusikan ke setiap tahun. Biaya jasa kini adalah nilai kini dari Rp100. Nilai kini
dari kewajiban imbalan pasti adalah nilai kini dari Rp100 dikalikan dengan jumlah tahun jasa sampai
dengan kahir periode pelaporan. Jika imbalan harus egera dibayar saat pekerja berhenti bekerja,
maka biaya jasa kini dan nilai kini dari kewajiban imbalan pasti dihitung sampai dengan tanggal saat
pekerja diperkirakan akan berhenti bekerja. Dengan demikian, karena dampak dari pendiskontoan,
jumlah biaya dan kewajiban tersebut lebih kecil dari jumlah yang akan diterima seandainya pekerja
berhenti bekerja pada akhir periode pelaporan.

2. Program membayar imbalan sebesar Rp100 untuk ajsa pekerja per tahun, di luar jasa yang diberikan
pekerja sebelum pekerja berusia 25 tahun. Imbalan tersebut langsung menjadi vesting untuk jasa
pekerja yang diberikan oleh pekerja yang telah berusia 25 tahun. Bagaimanakah entitas
mengatribusikan imbalan pada periode jasa pekerja?
Jawaban:
Tidak ada imbalan yang diatribusikan pada jasa sebelum pekrja berusia 25 tahun karena jasa
sebelum usia tersebut tidak menimbulkan imbalan. Setelah pekerja mencapai usia 25 tahun,
imbalan sebesar Rp100 dialokasikan pada setiap tahun bekerja.

BUNGA NETO

3. Pada awal periode, terdapat nilai wajar aset program sebesar Rp3.000.000 dan nilai kini liabilitas
manfaat pasti sebesar Rp3.200.000. Ekspetasi pasar 8% dan tingkat diskonto 5%, tentukan biaya
bunga neto.
Jawaban:
Nilai kini liabilitas manfaat pasti Rp3.200.000
Nilai wajar atas aset program Rp3.000.000
Liabilitas pension neto Rp 200.000
Biaya bunga neto = Rp200.000 x 5%
= Rp10.000
Dibawah ini adalah ikhtisar perhitungan beban imbalan yang akan dilaporkan dalam laporan laba
rugi”
Beban imbalan/pension expense:
+ Biaya Jasa kini
+ biaya Jasa lalu
+ Keuntungan atau kerugian atas penyelesaian
+ Biaya Bunga neto
4. Di awal tahun, perusahaan A memiliki nilai ini kewajiban imbalan pasti sebesar Rp200.000 dan aset
protram sebesar Rp100.000. Tingkat diskonto diketahui sebesar 10%. Imbal hasil atas aset program
actual adalah Rp15.000.000. Berapakah jumlah pendapatan (biaya) bunga yang diakui perusahaan A
dalam OCI?
Jawaban:
Imbal hasil atas aset program actual 15.000.000
Pendapatan Bunga yang telah diakui:
Aset program 100.000.000
Tingkat diskonto 10% x 10.000.000
Pendapatan bunga di OCI 5.000.000

Jika diakhir tahun, jumlah imbal hasil atas aset program adalah Rp107.000.000, berapakah
pengukuran kembali imbal hasil atas aset program?
Pengukuran kembali imbal hasil atas aset program
= Rp107.000.000 – Rp105.000.000
= Rp2.000.000

AKUNTANSI IMBALAN PASTI


5. Entitas membayar lum sum kepada pekerja yang telah pension. Lum sum sama dengan 5% gaji
mereka pada tahun terakhir pelayanan, untuk setiap tahun pelayanan. Data berikut ini berkaitan
dengan karyawan tersebutL
 Pekerja tersebut diharapkan akan bekerja selama 5 tahun (asumsi actuarial)
 Gaji pekerja tersebut diharapkan akan naik sebesar 8% setiap tahunnya (asumsi actuarial)
 Gaji pekerja tersebut pada 2011 sebesar Rp2.000.000 per tahun.
Tingkat diskonto sebesar 10% per tahun
Informasi pentinglainnya:
 Future value factor adalah 8% untuk 4 tahun ke depa 1.35605
 Present value untuk tingkat diskonto sebesar 10% adalah

Periode Nilai kini dari 1


1 .909
2 .826
3 .751
4 .683
Berdasarkan informasi tersebut, bagaimanakah entitas menentukan gaji pekerja pada akhir tahun 2014?
Berapakah biaya jasa kini yang harus dicatat setiap tahunnya?

Jawaban:

Isu pertama: Menentukan gaji pekerja pada akhir tahun 2014

Dengan menggunakan informasi yang diberikan di atas, gaji terakhir pekerja dapat ditentukan: Gaji terakhir =
Rp2.000.000 x 1.30605 = Rp2.721.000

Oleh karena itu, manfaat tiap tahunnya 5% dari Rp2.721.000 atau Rp136.050 atau dengan total sebesar
Rp680.250 dengan skedul sebagai berikut:

2011 2012 2013 2014 2015


Tahun 0 136.050 272.100 408.150 544.200
sebelumnya
Tahun ini 136.050 136.050 136.050 136.050 136.050
136.050 272.100 408.150 544.200 680.250

Perlu diperhatikan bahwa manfaat di masa depan dapat mencapai Rp680.250 selama 5 tahun, pada akhir
periode pekerja diasumsikan akan meninggalkan entitas dan manfaat dibayarkan.

Isu kedua: Berapakah biaya jasa kini yang harus dicatat setiap tahunnya?

Tahun Imbalan Faktor nilai kini (b) Nilai kini (axb)


2011 136.050 .683 92.922
2012 136.050 .751 102.173
2013 136.050 .826 112.377
2014 136.050 .909 123.669
2015 136.050 1.000 136.050
680.250 567.192

Biaya jasa kini = nilai kini dari manfaat masa depan dengan asumsi tingkat diskonto sebesar 10% (kolom 4)

Isu ketiga: pengakuan di laporan keuangan

2011 2012 2013 2014 2015


Saldo awal kewajiban (note 1) - 92.922 204.387 337.203 494.592
Biaya bunga (note 2) - 9.292 20.439 33.720 49.459
Biaya jasa kini (note 3) 92.922 102.173 112.377 123.669 136.050
Saldo akhir kewajiban 92.922 204.387 337.203 494.592 680.101
Note 1 Saldo awal liabilitas imbalan pasti adalah saldo akhir liabilitas imbalan pasti tahun sebelumnya yang
dibawa ke depan
Note 2 Biaya bunga sebesar 10% dari saldo awal liabilitas imbalan pasti setiap tahunnya
Note 3 Biaya jasa kini adalah present value dari manffat masa depan yang ditentukan sebelumnya

AKUNTANSI IMBALAN PASTI – BIAYA JASA LALU


6. Entitas A pada 1 Januari 20x4 mengubah imbalan pasti pascakerja untuk 170 pekerja. Atas perubahan imbalan
pasti pascakerja tersebut, Entitas A harus menambah biaya jasa lalu sebesar Rp80.000 untuk pekerjanya.
Pekerja dapat dikelompokkan sesuai perkiraan tahun vested sebagai berikut:
Kelompok Jumlah Karyawan Perkiraan Vested pada 31 Desember
A 20 20x4
B 20 20x5
C 40 20x6
D 50 20x7
E 20 20x8
170

Bagaimana perlakuan akutansi atas biaya jasa lalu ssebesar Rp80.000 tersebut bedasarkan PSAK 24?
Jawaban:
 PSAK 24 mengharuskan seluruh biaya jasa lalu langsung dibebankan pada periode berjalan. Tidak ada lagi
terdapat penangguhan pembebanan, baik untuk pekerja yang sudah vested maupun yang belum vested.
 Biaya jasa lalu sebesar Rp80.000 akan diakui sebagai beban imbalan kerja pada periode terjadinya
perubahan program (plan amendment)
KERTAS KERJA IMBALAN PASCA KERJA
7. Entitas A mensponsori program imbalan pascakerja imbalan pasti untuk pekerjanya. Berikut ini informasi yang
terkait dengan erncana program imbalan pada tahun 2015 sebagai berikut:
 Biaya jasa kini : Rp2.5000.000
 PVDBO pada awal tahun : Rp20.000.000
 FV aset program awal tahun : Rp17.500.000
 Tingkat diskonto : 5%
 Keuntungan (kerugian) actuarial yang belum tercatat : Rp4.000.000
 Tahun rata-rata sisa pelayanan : 15 tahun
 Iuran yang dibayarkan ke dana pension : Rp2.000.000
 Imbalan yang dibayarkan kepada pekerja : Rp3.000.000
 PVDBO pada akhir tahun berdasarkan perhitungan actuarial: : Rp24.000.000
Hitunglah beban imbalan dan kewajiban imbalan yang akan dilaporkan pada akhir periode dan bagaimana
jurnal yang terkait dengan program ini?

Jawaban:
Langkah 1 Menentukan nilai kini imbalan pasti
PVDBO awal tahun Rp20.000.000
PVDBO akhir tahun RP24.500.000
Langkah 2 FV aset program sudah ada
FV aset program Rp20.225.000
Langkah 3 Liabilitas imbalan pascakerja neto 24.500.000
Langkah 4 Menentukan XXX di laba rugi

JURNAL UMUM (dalam Rupiah) MEMO (dalam Rupiah)


Nilai Kini
Penghasilan Nilai Wajar
TAHUN (Liabilitas)/Aset Kewajiban
Beban Kas Komprehensi Aset
Imbalan Imbalan
f Lainnya Program
Pasti
a. Saldo awal (4.000.000) (2.500.000) (20.000.000) 17.500.000
b. Biaya jasa 2.500.000 (2.500.000)
kini
c. Biaya bunga 1.000.000 (1.000.000)
d. Pendapatan (875.000) 875.000
bunga
e. Iuran (2.000.000) 2.000.000
f. Imbalan 150.000 (150.000)
g. Pengukuran 1.150.000 (1.150.000)
kembali-
kerugian
Jumlah Tahun 2.625.00 (2.000.000) 1.150.000 (1.775.000)
Berjalan 0
Saldo Akhir (2.850.000) (4.275.000) (24.500.000) (20.225.000)

(a) Berisi saldo awal yang terkait dengan rencana program. Liabilitas/aset imbalan dihitung dengan
menselisihkan nilai kini kewajiban imbalan pasti dengan nilai wajar aset program. Bila nilai kini kewajiban
imbalan pasti lebih besar akan menghasilkan liabilitas imbalan dan sebaliknya, bila nilai aset program lebih
besar akan menghasilkan aset program.
(b) Biaya jasa kini akan menambah beban imbalan dan meningkatkan nilai kini kewajiban imbalan pasti,
seperti yang sudah dibahas sebelumnya.
(c) Biaya bunga dihitung daengan mengalikan nilai kini kewajiban imbalan pasti dengan tingkat diskonto
(Rp20.000.000 x 5%).
(d) Pendapatan bunga dihitung dengan mengalikan nilai wajar aset program dengan tingkat diskonto
(Rp17.500.000 x 5%). Bunga neto adalah selisih antara biaya bunga dan pendapatan bunga sebear
Rp125.000 (Rp1.000.000 – Rp825.000). Jumlah ini akan sama dengan cara mengalikan liabilitas (aset)
imbalan pasti neto dengan tingkat diskonto yang ditentukan pada awal periode sebesar Rp125.000
(Rp2.500.000 x 5%).
(e) Iuran ke dana pension akan mengurangi kas entitas dan menambah jumlah aset program
(f) Imbalan yang akan dibayar kepada pekerja tidak mempengaruhi posisi keuangan entitas karena imbalan
akan dibayarkan oleh dana pension yang akan mengurangi aset program dan mengurangi kewajiban
imbalan pasti karena kewajiban sudah dibayarkan kepada pekerja.
Langkah 5 Menentukan pengukuran kembali
(g) Pengukuran kembali adalah perbandingan jumlah nilai kini kewajiban imbalan pasti berdsarkan asumsi
aktuaria pada tanggal tersebut sebesar RP24.500.000 dengan jumlah nilai kini kewajiban sesuai
pencatatan memo sebesar Rp23.350.000 (Rp20.000.000 + 2.500.000 + 1.000.000 – 150.000). Penentuan
keuntungan atau kerugian yang terjadi sudah dibahas dalam pembahasan keuntungan atau kerugian
actuarial. Keuntungan atau kerugian ini dicatat dalam penghasilan komprehensif lainnya.
Jumlah tahun berjalan yaitu jumlah saldo yang terjadi selama periode tersebut dan saldo akihir adalah
akumulasi antara saldo awal dengan saldo yang terjadi selama periode tersebut. Pencatatan jurnal untuk
mencatat beban imbalan pad tahun 2015 berdasarkan kertas kerja yang sudah dibuat adalah:

Keterangan DK Debit (Rp) Kredit (Rp)


Beban imbalan D 2.625.000
Penghasilan komprehensif D 1.150.000
lainnya
Kas K 2.000.000
Kewajiban imbalan K 1.775.000

Jumlah beban imbalan yang diakui pada laporan laba rugi adalah jumlah akumulasi dari biaya jasa kini + biaya
jasa lalu + bunga neto. Kewajiban yang diakui pada laporan posisi keuangan adalah selisih antara nilai kini
kewajiban imbalan pasti dengan nilai wajart aset program (liabilitas (aset) imbalan neto).

Penyajian:
Berikut adalah ilustrasi laporan keuangan Program Imbalan Pasti.

Laporan Laba/Rugi Komprehensif

Pendapatan Rp 10.000.000
Beban-benan (tidak termasuk beban imbalan) Rp 3.000.000
Beban imbalan Rp
2.625.000
Laba bersih Rp 4.375.000
Penghasilan komprehensif lainnya
Kerugian Aktuarial Rp 1.150.000
Total laba komprehensif Rp
3.225.000

Laporan Posisi Keuangan (Parsial)


Kewajiban
Kewajiban lancar Rp 2.000.000
Kewajiban tidak lancar
Kewajiban Imbalan Pasti Rp 4.275.000

8. Pada usia pension, masa kerja Budi di suatu entitas adalah 10 tahun, gaji pokok yang diterima Budi adalah
Rp15.000.00- dan Budi bekerja di Jakarta. Budi sudahmengambil seluruh cuti dan tidak ada penggantian hak
yang akan diperhitungkan. Berapakah uang pesangon dan penghargaan yang seharusnya diterima pleh Budi
saat pension?

Jawaban:

Gaji pokok Rp15.000.000


Masa kerja 10 tahun
Total manfaat yang diterima oleh Budi
= uang pesangon + uang penghargaan masa kerja
= (2 x 9 x 15.000.000) + (1 x 4 x 15.000.000)
= Rp330.000.000

KLASIFIKASI LIABILITAS
9. Pekerja suatu entits mengakumulasikan cuti tahunan secara pro-rata atas setiap tahun kalender. Cuti tahunan
yang tidak terpakai akan dibawa ke tahun berikutnya tanpa batas waktu dan akan dibayarkan secara tunai
apabila karyawan meninggalkan entitas. Berdasarkan pengalaman menunjukkan bahwa pekerja menggunakan
akumulasi cuti tahunan mereka selama periode lebih dari dua tahun. Haruskah cuti tahunan yang terakumulasi
dan tidak terpakai diklasifikasikan sebagai imbalan kerja jangka pendek?
Jawaban:
Cuti yang terakumulasi tidak memenuhi definisi imbalan kerja jangka pendek karena cuti tersebut tidak
diharapkan akan diambil dalam kurun waktu kurang dari 12 bulan setelah periode pelaporan dimanapekerja
memberikan jasa.

PENGUKURAN CUTI BERBAYAR JANGKA PENDEK


10. Entitas memiliki 100 pekerja, masing-masing memiliki hak cuti sakit berbayar sebanyak 5 hari setiap tahun
dengan imbalan cuti Rp200.000 per hari. Cuti sakit yang belum digunakan hanya dapat digunakan pada satu
tahun berikutnya. Penggunaan cuti sakit pertama kali diperhitungkan dari hak cuti tahun berjalan dan sisanya
dari tahun sebelumnya. Pada 31 Desember 20X1, rata-rata hak cuti belum digunakan 2 hari per pekerja.
Berdasarkan pengalaman, entitas pemperkirakan 90 pekerj mengambil cuti sakit berbayar tidak lebih dari 5
hari pada tahun 20X2 dan 10 pekerja lain masing-masing mengambil rata-rata 6,5 hari.
Jawaban:
Jika cuti berbayar tidak diakumulasikan maka entitas akan mengakui beban sebesar Rp60.000.000 (100
pekerja x 3 hari hak cuti yang terpakai).
Keterangan DK Debit (Rp) Kredit (Rp)
Beban imbalan jangka pendek D 60.000.000
Kas K 60.000.000

Entitas tidak mengakui liabilitas karena hak cuti tidak diakumulasikan.


Jika cuti berbayar diakumulasikan maka entitas akan mengakui tambahan beban dan liabilitas sebesar
Rp3.000.000 (10 pekerja x 1,5 hari) sebagai jumlah yang diharapkan untuk dibayarkan pada periode
selanjutnya karena hak cuti tidak digunakan pada tanggal pelaporan sehingga total beban imbalan jangka
pendek yang diakui pada tahun 20X1 sebesar Rp63.000.000

PEMBAGIAN LABA DAN BONUS


11. Program bagi laba mensyaratkan entitas membayar proporsi tertentu dari laba sebelum pajak untuik tahun
buku yang berakhir pada tangal 30 Juni 20X1 kepada pekerja yang memberikan jasanya sepanjang tahun 20X1.
Jika tidak ada pekerja yang keluar selama tahun tersebut, maka total pembayaran bagi laba tahun tersebut
berjumlah 3% dari laba sebelum pajak. Entitas mengestimasikan bahwa tingkat perputaran pekerja akan
menurunkan pembayaran hingga 2.5% dari laba sebelum pajak. Berapakah liabilitas yang harus diakui oleh
entitas?
Jawaban:
Walaupun pembayaran diukur sebagai bagian dari laba untuk tahun buku yang berakhir pada tangal 30 Juni
20X1, dasar pemberian jasa pekerja selam tahun 20x1. Sesuai dengan hal tersebut, entitas mengakui liabilitas
dan beban sebesar 50% dari 2,5% dari laba sebelum pajak pada tanggal 30 Juni 20X1. Selebihnya, beban
sebesar 50% dari 2,5% dari laba sebelum pajak diakui pada periode berikutnya, dengan tambahan dari
perbedaan jumlah yang diestimasi dan jumlah yang sebenarnya dibayarkan.

12. Pembayaran untuk imbalan pension dini yang diklasifikasikan sebagai imbalan terminasi.
Suatu entitas menganjurkan pekerjanya untuk pension di usia 58 tahun daripada menerima pension nasional,
65 tahun. Negara mengeluarkan peraturan untuk pekerja menerima imbalan pension sebelum usia 65 taahun.
Imbalan ini tidak menjadi bagian dari kontrak kerja dan tiap tahun, entitas dapat menentukan untuk
menawarkan atau tidak menawarkan pension dini pada pekerjanya. Maka, entitas tidak diharuskan untuk
menawarkan imbalan tersebut. Meskipun imbalan pension untuk pekerja yang berusia antara 58 sampai 65
tahun dibayarkan oleh pemerintah, entitas diharuskan mendanai Sebagian dari pembayaran tersebut.
Pekerja yang ditawarkan pension dini dapat menerima atau menolak tawaran tersebut. Tawaran umumnya
diberikan sebelum tanggal pension dini pekerja dengan peride bervariasi antara beberapa bulan hngga
bebearapa tahun. Jika pekerja tidak menerima tawaran, dia akan melanjutkan kerja hingga usia pension
normal. Program pension dini umumnya diterapkan untuk mengurangi tenaga kerja. Sebuah entitas dapat
menawarkan program pension dini untuk kategori pekerja tertentu.
Apakah imbalan tersebut diklasifikasikan sebagai imbalan terminasi berdasarkan PSAK 24?

Jawaban:
Imbalan pension dini ini dikasifikasikan sebagai imbalan terminasi. Berdasarkan PSAK 24 paragraf 8, imbalan
terminasi adalah imbalan yang diberikan dalam pertukaran atas terminasi perjanjian kerja dengan pekerja
sebagai akibat dari keputusan pekerja menerima tawaran imbalan sebagai pertukaran tas perjanjian kerja.

13. Membedakan Imbalan yang disediakan sebagai ganti jasa dan imbalan terminasi.
Suatu entitas mendorong pekerjanya yang berada dalam suatu kategori usia untuk mengurangi tingkat jasa
sebulum usi pension nasional. Entitas menawarkan pembayaran bonus untuk pekerja yang memenuhi syrat
sebagai ganti atas pengurangan 50% jam kerja. Kontrak kerja beakhir di akhir periode jasa yang ditentukan.
Pembayaran bonus sepenuhnya bergantung pada penyelesaian periode jasa yang ditentukan, umumnya dari
satu hingga enam tahun.
Apakah imbalan tersebut diklasifikasikan sebagai imbalan terminasi berdasarkan PSAK 24?
Jawaban:
Pembayaran bonus tersebut tidak dapat diklasifikasikan sebagai imbalan terminasi. Berdsarkan PSAK 24,
imbalan terminasi mengharuskan imbalan diberikan untuk memutuskan hubunga kerja, bukan disediakan
sebagai ganti jasa. Dalam membedakan imbalan yang disediakan sebagai ganti jasa dan imbalan terminasi,
harus dipertimbangkan:
 Seluruh fakta yang relevan dan kondisi untuk imbalan yang ditawarkan tiap entitas
 Indicator pada PSAK 24 paragraf 162 bahwa imbalan kerja disediakan sebagai pertukaran atas jasa.
Contohnya, jika imbalan bergantung pada jasa yang disediakan sebagai di masa depan 9termasuk manfaat
yang meningkat jika jasa lebih lanjut diberikan) dan imbalan diberikan sesuai dengan persyaratkan
program imbalan kerja.
 Definisi kategori imbalan kerja menurut PSAK 24.
Menurut kondisi entitas dalam soal, imbalan yang ditawarkan memiliki sifat-sifat imbalan yang disediakan
dalam pertukaran atas jasa dan juga imbalan terminasi. Akan tetapi, imbalan yang ditawarkan entitas tersebut
tidak dapat diklasifikasikan sebagai imbalan terminasi karena sesuai PSAK 24, fakta bahwa pembayaran bonus
epenuhnya berngantung pada penyelesaian periode jasa yang ditentukan menunjukkan bahwa imbalan
disediakan sebagai ganti jasa.

Anda mungkin juga menyukai