Anda di halaman 1dari 29

UKIM - 2020

ANALISA STRUKTUR IV

PERTEMUAN I
STRUKTUR STATIS TAK TENTU

Perkenalan dan Kontrak Kuliah


Review Materi Analisa Struktur III
Pengenalan Struktur Statis Tak
C. PENTURY Tentu
Kontrak Kuliah

 Keterlambatan Maksimal 15’


 Batas Ketidakhadiran tatap muka, 3x
 Penilaian : Penilaian (con’t)
A = 86 – 100  Absen = 10%
 B+ = 81 – 85
 Tugas = 10%
B = 71 – 80
 Kuis = 10%
C + = 61 – 70
 UTS = 30%
 C = 46 – 60
 UAS = 40%
 D = 21 – 45
E < 20
Review Analisa Struktur III
Review Analisa Struktur III

TUGAS :
Buat Ringkasan Materi (catatan kuliah) Analisa Struktur
III, memuat minimal 2 contoh soal dengan pokok
bahasan yang berbeda.
Pengenalan Struktur Statis Tak Tentu
Pada dasarnya suatu struktur dapat bersifat statis tertentu atau
statis tak tentu. Struktur yang dapat dianalisa dengan
menggunakan persamaan statika ( ∑V = 0, ∑H = 0, dan ∑M = 0)
disebut struktur statis tertentu. Sedangkan struktur yang tidak
dapat dianalisa dengan hanya menggunakan persamaan statika
saja disebut struktur Statis Tak Tentu.
Menganalisa struktur Statis Tak Tentu digunakan persamaan-
persamaan bantuan lainnya berupa persamaan sudut penurunan
dan persamaan penurunan (deflection).

C. PENTURY
Pengenalan Struktur Statis Tak Tentu (con’t 1)

Pada mata kuliah Statika, Analisa Struktur 1 dan 2; Analisa


Struktur kebanyakan diselesaikan menggunakan persamaan
kesetimbangan. Persamaan Kesetimbangan tersebut dapat
digunakan bilamana :
jumlah variable yang tidak diketahui, sama dengan atau kurang
dari jumlah persamaan kesetimbangan yang tersedia.
Pengenalan Struktur Statis Tak Tentu (con’t 2)

Pada Struktur disamping,


terdapat 3 Variabel yang tidak
diketahui nilainya yaitu :
Reaksi Horisontal pada
perletakan 1 (H1)
Reaksi Vertikal pada
perletakan 1 (V1)
Reaksi Vertikal pada
perletakan 2 (V2)
Pengenalan Struktur Statis Tak Tentu (con’t 3)

Serta 3 Pers. Kesetimbangan :

Σ H = 0,
jumlah Gaya Horisontal adalah Nol.

Σ V = 0,
jumlah Gaya Vertikal adalah Nol.

Σ M = 0,
DAPAT DISELESAIKAN jumlah Gaya Momen adalah Nol.
Pengenalan Struktur Statis Tak Tentu (con’t 4)

TIDAK DAPAT
DISELESAIKAN

Namun bilamana Varialbel yang tidak diketahui lebih banyak


jumlahnya dari Persamaan Kesetimbangan yang ada pada struktur
tersebut, maka penggunaan Persamaan Kesetimbangan akan
menemui kesulitan.
Pengenalan Struktur Statis Tak Tentu (con’t 5)

Pada Struktur diatas, terdapat 9 Variabel


yang tidak diketahui nilainya yaitu :

•Reaksi Horisontal pada perletakan 1 (H1)


•Reaksi Vertikal pada perletakan 1 (V1)
•Reaksi Momen pada perletakan 1 (M1)
•Reaksi Vertikal pada perletakan 2 (V2)
•Reaksi Horisontal pada perletakan 2 (H2)
•Reaksi Horisontal pada perletakan 3 (H3)
•Reaksi Vertikal pada perletakan 3 (V3)
•Reaksi Momen pada perletakan 3 (M3)

TIDAK DAPAT
DISELESAIKAN
Pengenalan Struktur Statis Tak Tentu (con’t 6)

Serta hanya 3 Persamaan


Kesetimbangan :
Σ H = 0, berarti jumlah Gaya
Horisontal adalah Nol.
Σ V = 0, berarti jumlah Gaya
Vertikal adalah Nol.
Σ M = 0, berarti jumlah Gaya
Momen adalah Nol.

TIDAK DAPAT
DISELESAIKAN
Pengenalan Struktur Statis Tak Tentu (con’t 7)

Jumlah Persamaan
Kesetimbangan (3)
kurang dari Jumlah
Variabel yang tidak
diketahui (9)

TIDAK DAPAT DISELESAIKAN


UKIM - 2020

ANALISA STRUKTUR IV

PERTEMUAN II
STRUKTUR STATIS TAK TENTU

Derajat Ketidaktentuan Struktur,


Metode Analisis Struktur Statis Tak
Tentu
C. PENTURY Prinsip Superposisi
C. PENTURY

Derajat Ketidaktentuan Struktur


Derajat Ketidaktentuan Struktur terbagi atas 2, yaitu:
Derajat Ketidaktentuan Kinematis
Derajat Ketidaktentuan Statis

Derajat Ketidaktentuan Derajat


Kinematis ialah jumlah Ketidaktentuan
perpindahan join yang saling Statis ialah jumlah
independen. Bisa dikatakan bahwa Rekasi Perletakan
derajat Ketidaktentuan Kinematis yang tidak dapat
dapat merupakan jumlah gaya dihitung dg
yang tidak dapat dipikul pada tiap- Persamaan statika.
tiap join(perletakan) independen.
Derajat Ketidaktentuan Struktur

 Pada Titik A (Perletakan Jepit) :


Tidak terjadi lendutan Translasi maupun rotasi (Ketidaktentuan Kinematis = 0), karena Perletakannya berupa ‘Jepit.’
Perletakan Jepit mampu menahan gaya Vertikal, Horisontal, maupun Gaya Momen (Derajat Statis = 3).
 Pada Titik B (Perletakan Sendi) :
Tidak terjadi lendutan Translasi, karena perletakan sendi menahan gaya Horisontal dan Vertikal (Derajat Statis = 2).
Namun mengalami lendutan Rotasi, karena perletakan sendi tidak menahan gaya Momen. (Ketidaktentuan
Kinematis = 1 yaitu D1)
 Pada Titik C (Perletakan Sendi) :
Kasusnya sama dengan Titik B. Derajat Statis =2 dan Derajat Kinematis = 1 yaitu D2.
Derajat Ketidaktentuan Struktur

 Konstruksi diatas memiliki Derajat Ketidaktentuan Kinematis sebesar :


2, yaitu jumlah lendutan yang mungkin terjadi pada struktur tersebut.
 Dan memiliki Derajat Ketidaktentuan Statis sebesar : 4, diperoleh dari 7
Derajat Statis dikurangi 3 Persamaan Statika yang umum digunakan untuk
memperoleh reaksi perletakan.
 Struktur diatas diklasifikasikan Struktur Statis Tak Tentu Tingkat 4
Derajat Ketidaktentuan Struktur
 Pada Titik A dan D (Perletakan Jepit) :
Tidak terjadi lendutan Translasi maupun rotasi, karena
Perletakannya berupa ‘Jepit.’ Perletakan Jepit mampu
menahan gaya Vertikal, Horisontal, maupun Gaya Momen.
 Pada Titik B :
Terjadi lendutan Translasi, akibat pergoyangan. Juga
mengalami lendutan Rotasi, karena joint tidak menahan
gaya Momen.
 Pada Titik C :
Lendutan
mengabaikan Kasusnya sama dengan Titik B. Hanya saja, Lendutan translasi
Deformasi akibat akibat pergoyangan, besarnya dapat dihitung bila
gaya aksial.
mengetahui lendutan Translasi di titik B. Hal ini dikatakan
bahwa Lendutan Translasi di B berhubungan dengan
Lendutan Translasi di C. Jadi Lendutan Translasi di C, tidak
independen. Lendutan Translasi di C dapat dihitung
berdasarkan bentuk Geometri Struktur, dengan
mengetahui Lendutan Translasi di B.
Derajat Ketidaktentuan Struktur
 Konstruksi disamping
memiliki Derajat
Ketidaktentuan
Kinematis sebesar : 3
 Dan memiliki Derajat
Ketidaktentuan Statis
sebesar : 3
 Struktur Statis Tak Tentu
Tingkat 3

Lendutan
mengabaikan
Deformasi akibat
gaya aksial.
Derajat Ketidaktentuan Struktur
 Konstruksi disamping
memiliki Derajat
Ketidaktentuan
Kinematis sebesar : 5
 Dan memiliki Derajat
Ketidaktentuan Statis
sebesar : 1
 Struktur Statis Tak Tentu
Tingkat 1
Derajat Ketidaktentuan Struktur
 Konstruksi disamping
memiliki Derajat
Ketidaktentuan
Kinematis sebesar : 2
 Dan memiliki Derajat
Ketidaktentuan Statis
sebesar : 1
 Struktur Statis Tak Tentu
Tingkat 1
Derajat Ketidaktentuan Struktur
 Konstruksi disamping
memiliki Derajat
Ketidaktentuan
Kinematis sebesar : 6
 Derajat
Ketidaktentuan Statis
sebesar : 0
 Merupakan Struktur
Statis Tertentu.
Derajat Ketidaktentuan Internal Struktur
 Konstruksi di samping
merupakan contoh
Struktur Statis Tak Tentu
Internal.
 Secara Eksternal reaksi
perletakan pada
setiap tipe struktur
disamping dapat
dihitung.
 Namun tidak dapat
dihitung gaya dalam
pada masing-masing
elemen struktur
(batang) pad tipe
Konstruksi di samping.

C. PENTURY
 Di = displacement (perpindahan) pada titik i
Prinsip Superposisi  Di1 = displacement (perpindahan) pada titik i
akibat gaya F1
 Bila diasumsikan bahwa Displacement dan
Gaya memiliki hubungan linier, maka :
Di1 = f i1* F1
 Dengan f i1 adalah displacement di titik i oleh
satu satuan Gaya pada lokasi dan arah gaya F1
 Di2 = displacement (perpindahan) pada titik i
akibat gaya F2
 Bila diasumsikan bahwa displacement dan
Gaya memiliki hubungan linier, maka :
Di2 = f i2* F2
 Dengan f i2 adalah displacement di titik i oleh
satu satuan Gaya pada lokasi dan arah gaya F2
 Total displacement pada titik i adalah :
Di = f i1* F1 + f i1* F1 + … + f in* Fn
Prinsip Superposisi
Pada gambar a, lendutan lateral di titik A pada
struktur akibat gaya F1 adalah 0. F1 terlalu kecil
untuk menyebabkan tekuk pada kolom.
Pada gambar b, gaya F2 mengakibatkan
lendutan DA di titik A.
Pada gambar c, ketika gaya F1 dan F2 bekerja
bersamaan, lendutan yang terjadi lebih besar
dari DA, karena gaya F2 mengakibatkan
eksentrisitas terhadap gaya F1, sehingga
menimbulkan momen akibat F1. Momen ini
memberikan lendutan tambahan di titik A.
Momen tambahan ini tidak akan muncul
bilamana gaya F1 dan F2 bekerja secara terpisah.
Maka : D’A > DA
Lendutan gabungan (D’A) akibat F1 dan F2 tidak
Prinsip Superposisi sama dengan jumlah lendutan (DA1 + DA2) akibat
F1 dan F2 bekerja sendiri-sendiri. Pada Kasus
ini, dimana gaya menyebabkan perubahan
geometri struktur, Prinsip Superposisi gaya tidak
berlaku.
Bila Ai mengindikasikan ‘aksi’ (Reaksi, Momen
Lentur, Lintang, Normal) akibat pengaruh
kombinasi semua gaya. Persamaan umum
Superposisi dari gaya dapat ditulis:
Ai = Aui1F1 + Aui2F2 + … + AuinFn
 Aui1 adalah nilai aksi Ai bilamana satu satuan
gaya bekerja pada lokasi 1.
Auin adalah nilai aksi Ai bilamana satu satuan
gaya bekerja pada lokasi n.
Persamaan diatas dapat ditulisa dalam bentuk
matriks :
Ai = [Aui]1xn [F]nx1
Metode Analisis Struktur Statis Tak Tentu
 Pada Kebanyakan Perencanaan teknis yang nyata, Konstruksi yang dijumpai
merupakan struktur-struktur yang Kompleks, sehingga tidak dapat digunakan
Persamaan Sederhana untuk menghitung Reaksi Perletakan.
 Cara yang dapat digunakan ialah menganalisa akibat-akibat dari pembebanan gaya
terhadap konstruksi yang ditinjau, berupa perubahan stress dan strain.
 Resultante stress biasa berbentuk gaya dalam : Momen Lentur, Gaya Lintang, Gaya
Normal, dan Momen Torsi.
 Sedangkan strain menyatakan deformasi yang terjadi pada elemen.

Metode Analisis Struktur Statis Tak Metode Analisis Struktur Statis Tak
Tentu dengan Menganalisa STRESS Tentu dengan Menganalisa STRAIN
disebut Stiffness Methode disebut Flexibility Methode.
Metode Analisis Struktur Statis Tak Tentu
Stiffness (Displacement) Methode
Metode Kekakuan, menambah kekangan pada join
(perletakan) untuk mencegah pergerakan, dan
menghitung gaya yang diperlukan untuk
menghasilkan kekangan. Displacement
(pergerakan) diijinkan pada perletakan sampai
kekangan fiktif menghilang. Dengan mengetahui
perpindahan pada join, gaya pada struktur
ditentukan/dihitung dengan menggabung gaya
pada perpindahan yang terpisah.
Metode Analisis Struktur Statis Tak Tentu
Flexibility (force) Methode
Metode Fleksibilitas (Force) melepas kekangan pada join
(perletakan) sehingga struktur dapat diselesaikan dengan
metode kestimbangan gaya (Statika). Struktur yang dilepas
kekangannya, mengalami deformasi yang tidak konsisten.
Ketidakkonsistensi geometri tersebut dikoreksi oleh
menerapkan gaya tambahan.
TUGAS
1. Jelaskan Perbedaan antara Derajat Kinematis Tak Tentu
dengan Derajat Statis Tak Tentu!
2. Jelaskan Ketidaktentuan Struktur berikut :

Anda mungkin juga menyukai