Referat Kaidah Dasar Bioetika
Referat Kaidah Dasar Bioetika
Oleh:
NIM. 193012310006
Penguji
Halaman
ii
BAB I
PENDAHULUAN
saja ditentukan oleh pengetahuan dan keterampilan, melainkan juga oleh perilaku
beban pasiennya (to cure and to care) berdasarkan standar profesi. Tenaga
maka setidak-tidaknya ada beberapa isu yang perlu diangkat ke permukaan untuk
dipahami oleh setiap tenaga kesehatan atau rumah sakit agar dalam melayani pasien
sering kali menemukan isu etik yang terkadang dapat berkembang menjadi dilema
etik. Seorang dokter senantiasa dihadapkan dalam penilaian moral untuk membuat
suatu keputusan klinis yang etis. Pada awal tahun 60-an, di saat kemajuan dalam
bidang ilmu dan teknologi kedokteran berdampak pada hasil pengobatan dan
1
Pelayanan kesehatan juga sangat sarat dengan kemunculan dilema etik, atau
dalam bertindak akan sangat rawan terhadap tuntutan dan gugatan. Oleh karena itu,
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Etika
Kata etika secara etimologi berasal dari kata Yunani yaitu ethikos, ethos yang
berarti adat, kebiasaan, praktik. Etika bukan suatu sumber tambahan bagi ajaran
moral, melainkan merupakan filsafat atau pemikiran kritis dan mendasar tentang
merupakan suatu ajaran. Pengertian lain tentang etika adalah ilmu tentang apa yang
baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).1
yaitu manusia yang sudah dan mampu menyadari dirinya sendiri dalam bepikir,
bersikap, berbicara, bertingkah laku terhadap manusia lain dan dalam masyarakat,
terhadap Tuhan sang Pencipta dan terhadap lingkungan tempat hidup beserta
dan argumen eksplisit untuk membenarkan tindakan tertentu (etika normatif). Etika
adalah pedoman berbuat sesuatu dengan alasan tertentu. Alasan tersebut sesuai
dengan nilai tertentu dan pembenarannya. Etika penting karena masyarakat selalu
berubah, sehingga kita harus dapat memilih dan menyadari kemajemukan (norma)
yang ada (filsafat praksiologik). Jadi etika juga adalah alasan untuk memilih nilai
3
pengobatan. Dalam etika kedokteran, isu-isu yang mengemuka terutama
dokter dan pihak lain yang terkait dalam sistem kedokteran. Sedangkan etika klinis
lebih menyempit lagi ke lingkup klinis, yaitu cabang praktis yang menyediakan
B. Definisi Bioetika
Bioetika kedokteran merupakan salah satu etika khusus dan etika sosial dalam
(normatif) yang berfungsi sebagai pedoman (das sollen) maupun sikap kritis
reflektif (das sein), yang bersumber pada 4 kaidah dasar moral (kaidah dasar
Kaidah dasar bioetika adalah suatu karakteristik yang unik dari prinsip yang
dapat digunakan untuk menganalisis lebih tajam suatu standar, untuk membenarkan
peraturan dan dapat menjadi pedoman dalam pengambilan keputusan klinis yang
Pada abad ke-20, bioetika telah berkembang sebagai disiplin akademis dan
berkembang ketika Van Rensselaer Potter menulis sebuah buku Bioethics: Bridge
to the Future pada 1971. Pada tahun yang sama, The Kennedy Institute of Bioethics
4
didirikan di Georgetown University, Washington DC. Di tempat inilah, prinsip-
Beauchamp dan Childress dalam buku teks klasik mereka, yaitu “Principles of
Biomedical Ethics”.3,4
oleh pusat pengembangan etika Universitas Katolik Atma Jaya, Jakarta. Bioetika
Pusat Kajian Bioetika dan Humaniora Kedokteran. Dua tahun kemudian, dalam
Kedokteran, dan Hak Asasi Manusia bagi pendidik klinis untuk mendidik
lain
terapi yang paling baik dalam standar medis terbaik. Pada umumnya dokter
5
memiliki banyak pilihan dan tidak terdesak oleh kasus gawat darurat. Dalam arti
prinsip bahwa seorang dokter berbuat baik, menghormati martabat manusia, dokter
kesehatan. Dalam suatu prinsip ini dikatakan bahwa perlunya perlakuan yang
Menurut teori Beauchamp dan Childress, prinsip atau kaidah ini tidak hanya
tidak menyakiti mereka, tetapi juga dituntut agar manusia tersebut dapat menilai
maleficence. Beauchamp dan Childress menulis: “dalam bentuk yang umum, dasar-
kepentingan dan minat mereka”. Dasar dari beneficence mengandung dua elemen,
yaitu keharusan secara aktif untuk kebaikan berikutnya dan tuntutan untuk melihat
berapa banyak aksi kebaikan berikutnya dan berapa banyak kekerasan yang
terlibat.2
keputusan mereka dan melindungi mereka dari bahaya, melainkan juga dengan
6
prinsip beneficence. Istilah beneficence sering dipahami untuk mencakup tindakan
- Mengutamakan Alturisme
- Menerapkan Golden Rule Principle, yaitu melakukan hal yang baik seperti yang
Prinsip ini digambarkan sebagai alat untuk memperjelas atau meyakinkan diri
sendiri (self-evident) dan diterima secara luas sebagai tujuan kedokteran yang tepat.
Penerapan prinsip beneficence tidak bersifat mutlak.kajian Prinsip ini bukanlah satu-
prinsip lain yang juga harus dipertimbangkan. Prinsip ini dibatasi keseimbangan
manfaat, resiko, dan biaya (sebagai hasil dari tindakan) serta tidak menentukan
prinsip ini adalah tentang kepentingan umum yang diletakan di atas kepentingan
pribadi. Sebagai contoh, dalam penelitian kedokteran, atas dasar kemanfaatan untuk
7
penelitian diperbolehkan. Padahal, terdapat prinsip-prinsip lain yang semestinya
- Tidak polifarmasi
paling kecil resikonya bagi pasien sendiri. Pernyataan kuno Fist, do no harm,
(“membawa manfaat) tetap berlaku dan harus diikuti. Prinsip tidak melakukan
kerugian. Hal ini mendukung teori medis Primum non nocere (di atas semua tidak
- Tidak membunuh
8
- Tidak menyebabkan rasa sakit atau penderitaan
- Tidak melumpuhkan
menempatkan orang lain dalam bahaya tanpa niat yang jahat atau mencelakakan
dan orang yang mencelakai dapat atau tidak bertanggung jawab secara moral atau
kemampuan dan penilaian saya, tetapi saya tidak pernah menggunakannya untuk
melindungi seseorang yang tidak mampu (cacat) atau orang yang non-otonomi.
Seperti yang telah dijelaskan, orang ini juga dilindungi oleh prinsip berbuat baik
(beneficence). Jawaban etik yang benar adalah dengan melihat kebaikan lebih lanjut
dari diri seseorang, tidak diperbolehkan untuk menyakiti orang lain. Prinsip ini
mengemukakan bahwa keharusan untuk tidak melukai orang lain lebih kuat
9
Ciri-ciri prinsip non-maleficence yaitu:6
penyakit serius dan luka serius. Prinsip ini memegang peranan penting dalam
pasien, walinya dan para tenaga kesehatan untuk menerima atau menolak suatu
tindakan atau terapi setelah menimbang manfaat dan hambatannya dalam situasi
10
- Mengutamakan pasien dalam kegawatan gawat
Non-maleficence:8
Beneficence:8
Kata autonomy berasal dari kata yunani yaitu autos (“diri”) dan nanos
wilayah di yunani dengan peraturan sendiri atau pemerintahan sendiri atau hukum
sendiri. Sejak itu, autonomy telah diperluas kepada individu dan telah memperoleh
makna yang sedemikian beragam seperti pengaturan diri sendiri, hak kebebasan,
dan menjadi pribadi sendiri. Makna utama otonomi individu adalah aturan pribadi
11
atau perseorangan dari diri sendiri yang bebas, baik bebas dari campur tangan orang
lain maupun dari keterbatasan yang dapat menghalangi pilihan yang benar, seperti
karena pemahaman yang tidak cukup. Seseorang yang dibatasi otonominya adalah
seseorang yang dikendalikan oleh orang lain atau seseorang yang tidak mampu
Autonomy secara literatur adalah aturan yang mengatur diri sendiri secara
tenang dan tidak tergesa-gesa. Dasar-dasar autonomy terkait erat dengan dasar
mengenai rasa hormat terhadap martabat manusia dengan segala karakteristik yang
dimilikinya karena ia adalah seorang manusia yang memiliki nilai dan berhak untuk
meminta. Autonomy adalah aturan personal yang bebas dari campur tangan pihak
lain. Beauchamp dan Childress merumuskan hal ini sebagai kata “tindakan
autonomy tidak hanya ditujukan untuk mengontrol pembatasan oleh orang lain”.2,8
Respect for autonomy merupakan sesuatu yang hanya diwajibkan bila ia tidak
contohnya adalah jika sebuah tindakan otonomi akan membahayakan manusia lain,
maka prinsip respect for autonomy akan bertentangan dengan prinsip non
nasib diri sendiri. Dalam hal ini pasien (yang kompeten) diberi hak untuk berfikir
sendiri.5,6
12
Orang yang otonom adalah seseorang yang mampu bermusyawarah
mengenai tujuan pribadi dan bertindak dibawah arahan pertimbangan. Jika saya
mandiri, sementara menahan diri dari menghalangi tindakan mereka kecuali mereka
jelas merugikan orang lain. Untuk menunjukkan tidak adaknya kehormatan adalah
diperlukan untuk membuat pertimbangan, ketika tidak ada alasan kuat untuk
Adanya kapasitas untuk menentukan nasib sendiri selama kehidupan seseorang dan
cacat mental atau keadaan yang sangat membatasi kebebasan. Keputusan bahwa
setiap individu yang kurang memiliki otonomi hendaknya dievaluasi secara berkala
demikian, secara umum ada beberapa cara menerapkan prinsip otonomi, khususnya
13
- Membantu orang lain membuat keputusan yang penting (when ask, help others
pasien. Para pakar meyakini belum ada satu definisi kompetensi pasien yang dapat
diterima semua pihak, sehingga begitu banyak defnisi tentang kompetensi pasien.
Salah satu definisi kompetensi pasien yang dapat diterima adalah ”kemampuan
- Mengatakan jujur kepada pasien tentang penyakit, karena merupakan hak pasien
pertimbangan dan pilihan mandiri. Namun, minat kita pada pengambilan keputusan
14
menuntun kita untuk fokus pada pilihan yang autonomy, yaitu tata kelola yang
autonomy dengan kemampuan yang mengatur diri terkadang gagal mengatur diri
mereka sendiri dalam pilihan mereka karena kendala sementara yang ditetapkan
oleh penyakit atau depresi, ketidaktahuan, pemaksaan atau kondisi yang membatasi
melakukannya. Demikian pula, beberapa orang yang secara umum tidak dapat
tidak sanggup mengurus diri sendiri dan telah dinyatakan tidak kompeten secara
hukum.8
Justice memiliki pengertian yaitu tindakan yang memegang prinsip sama rata,
tidak membeda-bedakan pasien dalam status apapun. “Pasien dalam keadaan yang
kewarganegaraan tidak dapat mengubah sikap dokter terhadap pasiennya. Dokter yang
mengorbankan hak personal pasien tersebut. Kesamaan merupakan inti dari justice,
15
seseorang dapat merasa tidak diperlakukan secara semestinya walaupun telah
Ini adalah pertanyaan tentang justice, dalam pengertian “keadilan dalam distribusi”
atau “apa yang pantas”. Ketidakadilan terjadi sewaktu seseorang mendapat manfaat
yang berhak atasnya tidak diberikan tanpa alasan yang baik atau sewaktu beban
tertentu ditutupi secara berlebihan. Cara lain untuk memahami prinsip justice
memerlukan banyak penjelasan. Siapa yang sama dan siapa yang tidak sama?
Pertimbangan apa yang membenarkan dari distribusi yang sama? Hampir semua
properti yang relavan sebagai dasar untuk membagikan beban dan manfaat.
16
- Untuk setiap orang berdasarkan pertukaran pasar bebas (free-market exchange)
seseorang atau berlaku sepanjang umur, tidak berlaku sementara saja. Beauchamp
dan Childress menyatakan bahwa teori ini sangat erat kaitannya dengan sikap adil
Rawls merumuskan konsepsi khusus teori keadilan dalam bentuk dua prinsip
keadilan, yaitu:2
1. Setiap orang memiliki hak sama sejauh yang dapat dicakup keseluruhan sistem
keduanya:
Prinsip justice lahir dari sebuah kesadaran bahwa jumlah benda dan jasa
tersebut.1
dan kepercayaan
17
- Dokter yang menyampaikan hasil pemeriksaan medis karena kesehatannya
Dalam bermasyarakat, terdapat interaksi antara satu warga dengan warga lain.
Orang akan menilai suatu perbuatan tertentu apakah perbuatan yang baik atau tidak.
Bila kebanyakan orang sudah memiliki penilaian yang sama makan terjadilah suatu
“nilai”. Kebiasaan yang sudah diterima secara umum (kadang memiliki sanksi bila
dilanggar) akan dianggap sebagai “norma” yang dapat berupa “perintah”, dapat
18
BAB III
PENUTUP
diri pribadi, dalam membuat keputusan etis, sedangkan hukum berkaitan dengan
konflik antara individu dan masyarakat (publik) atau dengan peraturan atau dengan
individu lain . Norma etika (Bioetika) pada saat ini banyak yang tumpang tindih
dalam kaitannya dengan ketertiban hubungan antar manusia, dengan aturan yang
tertentu dan baku. Etik mengatur manusia dalam membuat keputusan dan dalam
dengan hasil yang tidak selalu seragam. Cara berpikir yang melulu didasarkan
kepada hukum akan membawa kita kepada “terpaku kepada peraturan” sehingga
suatu masalah dengan tidak hanya melihat hal yang “material” (terlihat,
prinsip-prinsip etika dan hukum harus selalu dijunjung tinggi oleh setiap dokter,
karena akan menyelamatkan dokter dari gugatan dan tuntutan juga sekaligus
merefleksikan pribadi dokter sebagai profesi yang luhur dan mulia sepanjang masa.
19
DAFTAR PUSTAKA
7. Sofia JA. Kajian penerapan etika dokter pada pemberian pelayanan kesehatan
di era pandemi COVID19. Jurnal Hukum dan Pembangunan Ekonomi.
2020:8;16-23.
8. Beauchamp TL, Childress JF. Principles of biomedical ethics. 4th ed. New
York: Oxford University Press; 1994. p. 120-326.
20