Anda di halaman 1dari 3

Tugas 14

Nama : Merliana Kara Asa

Nim : 11119010

Prodi/Sem : BK/V (Lima)

Makul : BK Keluarga

1. Bandingkan (persamaan dan perbedaan) tahapan konseling yang umum dan tahapan dalam konseling
keluarga.

Jawab :

*Tahapan Konseling Keluarga :

a) Pengembangan Rapport

b) Pengembangan Apresiasi Emosional

c) Pengembangan Alternatif Perilaku

d) Membina Hubungan Konseling

e) Memperlancar Tindakan Positif

*Tahapan Konseling yang umum :

Adapun tahapan konseling tersebut, antara lain:

a) Membangun hubungan konseling;

b) Mengidentifikasi masalah konseli;

c) Membantu konseli menyusun tujuan;

d) Mendorong konseli untuk mengeksplorasi dan melakukan tindakan; dan

e) Mengakhiri hubungan konseling

Persamaan dan perbedaanya adalah

*Persamaan

- Dari kedua tahapan secara umum dan tahapan konseling keluarga sama-sama bertujuan untuk
mengentaskan permasalahan yang dialami di dalam keluarga maupun seorang konseli/klien

- antara tahapan konseling secara umum dan tahapan konseling keluarga memiliki makna yang sama
walapun cara penulisannya berbeda seperti di tahapan konseling umum dimulai dengan membangun
hubungan konseling sedangakan pada tahapan konseling keluarga dimulai dengan pengembangan
raport yaitu membangun hubungan dengan klien di awali dengan perkenalan, kontrak dan lain
sebagainya.

* Perbedaaannya adalah :

Dari tahapan konseling secara umum dan konseling keluarga memiliki perbedaan yaitu

- pada tahapan konseling keluarga hanya digunakan khusus untuk konseling keluarga

- pada tahap konseling umum digunakan semua jenis layanan bimbingan dan konseling seperti konseling
individual, konseling kelompok, dan lain sebagainya.

2. Gunakan kasus yang lalu (kasus keluarga FR dan SL), kemudian uraikan tahapan konseling keluarga
untuk membantu keluarga tsb memecahkan persoalan yang mereka hadapi.

Jawab :

Identitas :

a) Ayah (FR) : wiraswastawan sukses, S1 Teknik Sipil, rajin dan ulet bekerja, suku Flores.

b) Ibu (SL) : anak ke 4 dari lima bersaudara, S1 Teknik Arsitektur, tidak bekerja, berasal dari keluarga
bangsawan, suku Timor.

c)Pasangan FR dan SL memiliki 3 orang anak, si sulung perempuan, kelas IV SD; anak kedua laki – laki
kelas II SD; dan si bungsu perempuan, TK.

Gambaran Keadaan Keluarga :

FR dan SL adalah teman sekampus tetapi beda jurusan. Mereka menjalin hubungan sejak masih di
bangku kuliah, dan menikah 2 tahun setelah diwisuda. Awalnya keluarga FR tidak setuju karena tuntutan
yang cukup berat dari keluarga SL, tetapi karena cinta FR menyanggupi semua tuntutan keluarga SL. FR
diharuskan membangun rumah di tanah milik keluarga, yang dilengkapi dengan perabot. Alasannya
karena keluarga ingin melihat anak mereka SL terjamin hidupnya dan tidak melarat bersuamikan FR.
Namun setelah rumah selesai, justru ditempati oleh kakaknya SL dengan istri dan anak – anaknya. Setiap
bulan FR harus membiayai kehidupan keluarganya sendiri dan juga kehidupan mertua serta 2
saudaranya. Karena terbiasa hidup enak pada saat ayahnya masih hidup, maka gaya hidup SL serta ibu
dan saudara – saudaranya selalu foya – foya. FR lah yang harus membiayai gaya hidup mereka. FR minta
kepada istrinya untuk tinggal sendiri, tetapi SL tidak mau karena tidak bisa jauh dari ibu. Setiap hari FR
kerja keras, urusan rumah tangga diserahkan kepada pembantu, sedangkan SL dan ibunya sibuk jalan –
jalan, shopping, ke salon, kumpul – kumpul dengan teman – teman, dll. Pada suatu saat FR mendapat
informasi bahwa SL punya selingkuhan, dan kelihatannya diketahui oleh keluarganya. Kesabaran yang
dimiliki FR selama 8 tahun menikah akhirnya mencapai batas. Setiap hari mereka mulai cekcok, dan
ketika cekcok, ibu mertuanya selalu membela anaknya. Ketiga anaknya juga terpecah, si sulung lebih
dekat dengan oma, anak kedua menjadi kesayangan ibunya, dan si bungsu sangat dekat dengan
ayahnya. Akhirnya FR memutuskan meninggalkan rumah, mengontrak rumah sendiri dengan membawa
si bungsu. Selama 1 tahun FR tidak pernah diganggu oleh SL karena ternyata SL punya selingkuhan yang
berduit sehingga bisa menjamin gaya hidupnya. Namun memasuki tahun kedua, perselingkuhan mereka
diketahui oleh istri dan anak – anak, sehingga mereka harus berpisah. Pada saat itu, barulah ia ingat
suami dan anak bungsunya. SL mencari mereka, memohon mereka untuk pulang menempati rumah
yang dulu dibangun oleh FR karena anak sulungnya mau sambut baru. “Saya hanya jadi sapi perah
keluargamu, ambil saja rumah itu karena kakakmu yang mau, pergi saja dengan selingkuhanmu yang
hebat itu, dan jangan cari kami lagi”, itu yang selalu FR katakan setiap kali SL datang memohon.

Tahapan konseling keluarga untuk membantu kasus di atas adalah 1) Tahap Pengembangan Alternatif
Perilaku : Pada fase ini, diidentifikasi alternatif alternatif perilaku baru, yang bisa ditemukan oleh semua
anggota keluarga yang terlibat dalam proses konseling, misalnya ayah mempunyai alternatif perilaku
baru, ibu, anak, dan juga konselor. Dan 2) Tahap Membina Hubungan Konseling : Hubungan konseling
yang sudah diciptakan pada awal dengan adanya rapport harus senantiasa dibina supaya tujuan
konseling dapat tercapai. Keberhasilan tujuan konseling secara efektif ditentukan oleh keberhasilan
konselor dalam membina hubungan konseling.

Kedua tahap tersebut akan sangat membantu FR untuk bisa mengubah istri dan mertuanya yang
hidupnya berfoyah-foyah tanpa melihat keadaan ekonomi keluarga.

3. Kemukakan pula teknik-teknik konseling keluarga yang anda gunakan untuk kasus tersebut.

Jawab : teknik konseling keluarga yang digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah
Teknik Konseling Keluarga dalam Pendekatan Sistem. Seorang Ahli yang bernama Perez
mengembangkan lagi menjadi sepuluh teknik salah satunya yaitu teknik Sculpting (mematung), yaitu
suatu teknik yang mengijinkan anggota anggota keluarga untuk menyatakan kepada anggota lain
persepsinya tentang berbagai masalah hubungan di antara anggota anggota keluarga, menyatakan
perasaan dan isi hati tanpa rasa cemas; anggota keluarga yang mematung tidak memberikan respons
apapun selama seorang anggota keluarga menyatakan.perasaan dan isi hatinya.

Teknik ini sangat cocok digunakan untuk membantu FR mengatasi permasalahan yang ia alami dan
rasakan

Buku Sumber :

1) Dr.Hj. Lilis Satriah,Mpd. 2018. Bimbingan Konseling Keluarga. Jakarta : fokusmedia.

2) Dra. Faizah Noerlaela. M,si. 2013. Bimbingan Konseling Keluarga dan Remaja. Surabaya : UINSA Press)

Anda mungkin juga menyukai