Disusun oleh:
2021
Kata pengantar
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Tujuan dan Fungsi Hukum” tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Hukum. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang tujuan dan fungsi hukum bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................................2
1.3. Tujuan ..........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Tujuan Hukum ..............................................................................................................4
2.2 Fungsi Hukum ...............................................................................................................7
2.3 Korelasi Tujuan dan Fungsi Hukum dengan Masyarakat .............................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
diperbarui lagi agar maksimal dalam pengaplikasian ke masyarakat guna mewujudkan
kedamaian serta keadilan-keadilan yang dapat dirasakan.1
Fungsi Hukum yang telah banyak diketahui oleh umum ini adalah fungsi
Hukum sebagai suatu mekanisme pengendalian sosial. Mekanisme pengendalian
sosial ini berupaa suatu proses yang telah direncanakan lebih dahulu dan bertujuan
untuk menganjurkan mengajak, menyuruh, atau bahkan memaksa anggota-anggota
masyarakat agar supaya mematuhi norma-norma hukum atau tata tertib hukum yang
sedang berlaku (Soerjono Soekanto 1975 : 75). Pengendalian sosial dapat dibedakan
menjadi pengendalian sosial yang bersifat preventif dan pengendalian sosial bersifat
represif, bahkan ada pengendalian sosial yang bersifat preventiv – represif.
Pengendalian sosial yang bersifat preventiv berupa pencegahan terhadap gangguan
pada keseimbangan anatara stabilitas dan fleksibilitas masyarakat. Pengendalian sosial
yang bersifat represif bertujuan untuk mengembalikan keseimbangan yang mengalami
gangguan.2
2
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, pada akhirnya terciptalah
tujuan kami dalam membuat makalah ini. Diantaranya adalah sebagai berikut :
BAB II
3
PEMBAHASAN
4
juga harus menemukan keseimbangan lain antara persyaratan keadilan dan
persyaratan ketertiban atau kepastian hukum.
5
Keadilan komutatif lebih-lebih menguasai hubungan antara perseorangan
khusus, sedangkan keadilan distributif terutama menguasai hubungan antara
masyarakat (khususnya negara) dengan perseorangan khusus.
3. Teori Etis
Ada teori yang mengajarkan bahwa hukuman hanya mencari keadilan. Teori
yang mengajarkan hal ini disebut teori etika, karena menurut teori ini isi hukum
seharusnya hanya ditentukan oleh kesadaran etis kita tentang apa yang benar dan
apa yang tidak adil.
Teori ini menurut Prof. Van Alpedoorn berat sebelah, karena ia melebih-
lebihkan kadar keadilan hukum sebab ia tak cukup memperhatikan keadaan yang
sebenarnya. Hukum menetapkan aturan-aturan umum yang menjadi pedoman
bagi orang-orang dalam interaksi sosial. Jika hukum semata-mata menghendaki
keadilan, jadi semata-mata mempunyai tujuan memberi tiap-tiap orang apa yang
patut diterimanya, maka ia tak dapat membentuk peraturan-peraturan umum.
Tertib hukum yang tak mempunyai peraturan hukum, tertulis atau tidak
tertulis, tak mungkin, kata Prof. van Alpedoorn. Tak adanya peraturan umum,
berarti ketidak tentuan yang sungguh-sungguh mengenai apa yang disebut adil
atau tidak adil. Dan ketidakpastian inilah yang akan selalu mengarah pada
ketidakteraturan. Oleh karena itu hukum harus menentukan aturan umum, itu
harus digeneralisasikan. Tetapi keadilan melarang generalisasi keadilan
mengharuskan setiap pertanyaan ditimbang secara terpisah.
Oleh karena itu kadang-kadang pembentuk undang-undang sebanyak mungkin
memenuhi tuntutan tersebut dengan merumuskan peraturan-peraturannya
sedemikian rupa, sehingga hakim diberikan pelanggaran yang besar dalam
melakukan peraturan-peraturan tersebut tas hal-hal yang khusus.
4. Geny
Dalam “Science et technique en droit prive positif”, Geny mengajarkan bahwa
hukum bertujuan semata-mata untuk mencapai keadilan. Dan sebagai unsur
daripada keadilan disebutkannya kepentingan daya dan kemanfaatan.
6
Jeremy Bentham dalam bukunya “Introduction to the morals and iegislation”
, berpendapat bahwa hukum bertujuan untuk mewujudkan semata-mata apa yang
berfaedah bagi orang.
Karena apa yang menguntungkan bagi seseorang, dapat berbahaya bagi orang
lain, jadi menurut teori utilitas, tujuan hukum adalah untuk memastikan bahwa
ada banyak kebahagiaan pada banyak orang. Kepastian mealui hukum bagi
perseorangan merupakan tujuan utama daripada hukum.
Dalam hal ini, pendapat Bentham dititik beratkan pada hal-hal yang berfaedah
dan bersifat umum, namun tidak memperhatikan unsur keadilan. Sebaliknya Mr.
J.H.P. Bellefroid dalam bukunya “Inleiding tot de Recbiswetenschap in
Nederland” mengatakan, “De inhoud van het recht dient te worden bepaald
onder leiding van twee grondbeginselen, t.w. de rechtvaerdigheid en de
doelmatigheid”, yang artinya isi hukum harus ditentukan menurut dua azas, yaitu
asas keadilan dan faedah.
1. Fungsi Perlindungan
7
Hukum berfungsi untuk mengayomi masyarakat, keberadaan negara hukum
melindungi masyarakat dari segala ancaman pelanggaran hukum yang mungkin
timbul, sehingga tidak seorang pun dapat sewenang-wenang melanggar hukum,
hukum dan hak asasi manusia.
2. Fungsi Keadilan
Fungsi hukum juga penting untuk menjamin penghormatan terhadap keadilan:
pada hakekatnya hukum dibuat untuk memperoleh keadilan bagi setiap orang.
Dengan hukum, setiap orang dapat mencari keadilan, di pengadilan, dengan
prinsip bahwa setiap orang mempunyai kedudukan yang sama di hadapan hukum.
3. Fungsi pembangunan
Hukum juga memiliki fungsi di bidang pembangunan dalam proses pembangunan,
hukum berfungsi sebagai acuan untuk tujuan Negara.
4. Fungsi pengendalian
Fungsi hukum selanjutnya adalah fungsi pengawasan dan pengendalian. Artinya
hukum mengatur dan mengendalikan perilaku manusia dalam kehidupan sehari-
hari, agar tidak menyimpang dan melanggar hukum, serta sesuai dengan norma
dan kaidah hukum yang telah ditetapkan.
5. Fungsi Kritik
Undang-undang berfungsi sebagai instrumen kritik sosial, yang bertujuan untuk
melakukan pembenahan terhadap lembaga-lembaga pemerintah, termasuk
lembaga peradilan dan peradilan, dalam rangka meningkatkan pelayanan hukum
dan hak asasi manusia.
1. Fungsi Integrasi
Artinya, bagaimana hukum saling mengharapkan (mutual hope) masyarakat
diwujudkan.
2. Fungsi Petrifikasi
Beginilah cara hukum memilih pola perilaku manusia untuk mencapai tujuan
sosial.
8
3. Fungsi reduksi
Beginilah cara hukum menyeleksi berbagai sikap manusia dalam masyarakat yang
kompleks untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam hal ini, hukum
berusaha mengurangi kerumitan pengambilan keputusan tertentu.
4. Fungsi motivasi
Artinya bahwa hukum mengatur agar manusia dapat memilih perilaku yang sesuai
dengan nilai-nilai perusahaan.
5. Fungsi Pendidikan
Artinya, hukum tidak hanya menghukum dan memotivasi orang, tetapi mendidik
dan mensosialisasikan.
Selain itu, menurut Podgorecki, fungsi sebenarnya dari UU harus dianalisis melalui berbagai
hipotesis sebagai berikut:
1. Hukum tertulis dapat ditafsirkan dengan cara yang berbeda, tergantung pada sistem
sosial dan ekonomi masyarakat.
2. Hukum tertulis ditafsirkan secara berbeda oleh berbagai sub-budaya masyarakat.
Misalnya, hukum akan ditafsirkan berbeda oleh siswa, guru, pengacara, polisi, hakim,
seniman, tentara, pengusaha, birokrat, dll.
3. Hukum tertulis dapat ditafsirkan berbeda oleh berbagai tokoh dalam masyarakat
karena perbedaan kekuatan/kepentingan ekonomi, politik dan psikososial, misalnya
golongan yang lebih tua lebih sesuai dengan Undang-undang daripada golongan yang
lebih muda.Masyarakat tahun 1960-an akan lebih peka terhadap hak dan kebebasan
pekerja.
4. Faktor kerangka prosedural dan semantik formal lebih menentukan keputusan
pengadilan daripada faktor hukum substantive.
5. Sekalipun sistem sosial berkembang secara seimbang dan harmonis, ini tidak berarti
bahwa hukum hanya membagikan penghargaan atau hukuman.
9
menimbulkan masalah walaupun hukum dibuat tanpa melihat nilai-nilai yang hidup dalam
masyarakat, karena dengan sendirinya aturan akan berbenturan dengan masyarakat Hukum
bersifat elastis dalam arti hukum selalu mengikuti perkembangan zaman.
Hukum yang bertentangan dengan nilai dan budaya masyarakat, oleh karena itu
hukum dianggap tidak relevan dan tidak sesuai diterapkan dalam masyarakat, oleh karena itu
perlu dilakukan perubahan terhadap aturan-aturan tersebut, agar tujuan dari hukum tersebut
dapat tercapai. Tujuan hukum adalah untuk memberikan kemanfaatan, keadilan dan kepastian
hukum.
1. Harus ada kelompok manusia dan harus banyak jumlahnya dan bukan
mengumpulkan binatang.
2. Telah berjalan dalam waktu yang lama dan bertempat tinggal dalam daerah
tertentu.
Pada hakekatnya hukum tumbuh dan digunakan sebagai akibat dari peristiwa-
peristiwa yang terjadi di masyarakat, dimana pada saat itu masih terdapat keraguan dan
kebimbangan dalam memecahkan masalah, sehingga hukum masuk dan menyatu dalam
10
kehidupan setiap manusia. diatur olehnya (hukum adat/hukum adat). Bahkan ada seorang ahli
Yunani yang mengatakan Ubi societas ibi justicia “di mana ada masyarakat dan kehidupan, di
situ ada hukum (keadilan). Jika tidak ada hukum, sebaliknya; tidak akan ada hukum tanpa
masyarakat
Setiap peristiwa hukum yang terjadi di lingkungan sosial seringkali menjadi masalah
dalam kehidupan mereka sehingga menimbulkan kekacauan (chaos) yang merugikan sistem
sosial.) Tidak efektif dalam memberikan dan menjamin hak dan kewajiban masyarakat.
masyarakat, sehingga diperlukan hukum tertulis untuk menjamin kepastian hukum dan
memberikan sanksi yang berat bagi yang melanggarnya.
Oleh karena itu hukum tidak tertulis/hukum adat yang berkembang di lingkungan
masyarakat tidak memberikan kepuasan atau keadilan bagi yang bersangkutan, karena dalam
hukum adat aturan dan sanksinya tidak jelas sehingga menimbulkan kerancuan dalam
masyarakat dalam penegakan hukum.Dengan demikian, jika ada perbuatan pelaku atau
“dader” yang dijabarkan atau diikuti oleh hukum adat, maka hukum itu dapat dipaksakan atas
dasar kehendak subjektif masyarakat, sehingga tidak ada kepastian hukum. landasan utama
bagi masyarakat hukum adat, guna mewujudkan keadilan yang benar-benar objektif.
Hukum tertulis dalam bentuk amandemen dibuat atas dasar persetujuan masyarakat
sehingga hukum muncul atas dasar kesepakatan. Selama abad ini, undang-undang yang
tertulis dalam bentuk undang-undang dibuat oleh eksekutif dan disetujui oleh legislatif yang
kemudian segera diumumkan dan diumumkan dalam Lembaran Negara oleh Wakil Sekretaris
Negara, oleh karena itu diterapkan prinsip fiktif yang menurutnya " setiap orang dianggap
mengetahui adanya undang-undang” dan/atau aturan yang dilanggarnya.
11
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Fungsi hukum terbagi menjadi 4, semua fungsi hukum saling berkaitan satu sama lain.
Fungsi hukum juga dibuat untuk merelasikan tujuan hukum. Fungsi hukum memberikan
masyarakat perlindungan, keadilan, pembangunan, pengendalian dan kritik.
3.2 Saran
Fungsi-fungsi dari hukum juga saling berkaitan dengan tujuan hukum, karena fungsi
hukumlah yang dapat merelasikan tujuan hukum itu sendiri.
12
Daftar Pustaka
Soemitro, Ronny Hanitjo. 1980. Hukum dan fungsi-fungsi dasar dari hukum di dalam
masyarakat. Vol.10, N0.4, hal 377.
Soemitro, Ronny Hanitjo. 1980. Hukum dan fungsi-fungsi dasar dari hukum di dalam
masyarakat. Vol.10, N0.4, hal 383.
Kansil, Christine S. T. 1986. “Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia” (Cet. 7;
hlm 40-45). Jakarta: PT. Balai Pustaka (Persero).
13