Anda di halaman 1dari 7

SOAL DAN PEDOMAN PENSKORAN

TUGAS TUTORIAL/TUGAS MATA KULIAH


UNIVERSITAS TERBUKA

Program Studi : PGPAUD


Kode/Nama Mata Kuliah : PAUD4301/Pembaharuan Pendidikan TK
Jumlah sks : 3
Nama Mahasiswa : LINCO MASTUTIK Institusi : Universitas Terbuka
Nim mahasiwa : 858028641 Institusi : Universitas Terbuka
LEMBAR SOAL
TUGAS TUTORIAL ATAU TUGAS MATA KULIAH I/II/III*
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Program Studi : PGPAUD Sumber Soal
Kode/Nama MK : PAUD4301/Pembaharuan Pendidikan TK Kode MK &
Nomor KB
Penulis Soal/Institusi : Dra. Ngadi Marsinah, M.Pd/UT Nomor Modul
Penelaah soal//institusi : Dra. Budi Hermaini, M.Pd/UT PAUD4301
Tahun Penulisan : 2020 M4
KB2
Butir Soal No. : 1-5 M4
Skor Maks. : 100 KB4
M5
KB2
M6 KB1
M6
KB2

Capaian Pembelajaran :
1. Menjelaskan tujuan dan fungsi pendidikan taman tanak-kanak
2. Menjelaskan Strategi Pembelajaran di Taman Kanak-kanak
3. Menjelaskan bermainsSebagai sarana perkembangan dan belajar anak
4. Menjelaskan konsep dasar pembelajaran tematik
5. Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran tematik dan beberapa hal yang perlu dihindari Guru
dalam pembelajaran tematik
Indikator :
1. Menjelaskan tujuan dan fungsi pendidikan taman kanak-kanak sesuai pandangan
Froebel
2. Menjelaskan strategi pembelajaran di taman kanak-kanak berorientasi pada: sasaran pembelajaran
3. Menjelaskan bermain sebagai sarana perkembangan dan belajar Anak berdasarkan alasan yang
dikemukakan oleh Maxim
4. Menjelaskan konsep dasar pembelajaran tematik dilihat dari prinsip-prinsip
pembelajaran tematik
5. Menjelaskan beberapa hal dalam pembelajaran tematik yang perlu dihindari

Pertanyaan:
1. Jelaskan tujuan dan fungsi pendidikan taman kanak-kanak sesuai pandangan Froebel
2. Jelaskan strategi pembelajaran di taman kanak-kanak berorientasi pada: sasaran pembelajaran
3. Jelaskan bermain sebagai sarana perkembangan dan belajar Anak berdasarkan alasan yang
dikemukakan oleh Maxim
4. Jelaskan konsep dasar pembelajaran tematik dilihat dari prinsip-prinsip pembelajaran
tematik
5. Jelaskan beberapa hal dalam pembelajaran tematik yang perlu dihindari

*) Coret yang tidak perlu

Jumlah skor jawaban :


Skor penggunaan bahasa :
Skor maksimal : 100
1. Jelaskan tujuan dan fungsi pendidikan taman kanak-kanak sesuai pandangan Froebel
jawab : Tujuan pendidikan menurut Froebel adalah perkembangan menyeluruh dari individu: semua daya
individu, dan harmoni internal individu, sebagaimana relasi harmonis dengan alam, masyarakat dan
Tuhan. Namun menurut Froebel tujuan ini tidak dapat dibebankan kepada anak; sebab dia harus
mengusahkannya bagi dirinya sendiri melalui aktivitas yang ekspresif dari kekuatan-kekuatan yang masih
tersebunyi. Mereka yang telah mencapai tujuan tersebut akan mampu menunjukan satu karakter yang
solid dan tetap yang memberinya integritas dalam setiap situasi dan kebiasaan intelektual yang
memungkinkan dia untuk mendapatkan pengetahuan ketika perlu.

2. Jelaskan strategi pembelajaran di taman kanak-kanak berorientasi pada: sasaran pembelajaran


jawab
Strategi Pembelajaran Terpadu
a. Rasional strategi pembelajaran terpadu
Anak adalah makhluk seutuhnya, yang memiliki berbagai aspek kemampuan, yang semuanya perlu
dikembangkan. Berbagai kemampuan yang dimiliki oleh anak dapat berkembang jika ada stimulasi untuk
hal tersebut. Dengan pembelajaran terpadu, pembelajaran yang mengintegrasikan ke dalam semua
bidang kurikulum atau bidang-bidang pengembangan, berbagai kemampuan anak yang ada pada anak
diharapkan dapat berkembangan secara optimal.

b. Karakteristik strategi pembelajaran terpadu


Pembelajaran terpadu memiliki karakteristik :
1) dilakukan melalui kegiatan pengalaman langsung,
2) sesuai dengan kebutuhan dan minat anak,
3) memberikan kesempatan kepada anak untuk menggunakan semua pemikirannya,
4) menggunakan bermain sebagai wahana belajar,
5) menghargai perbedaan individu, dan
6) melibatkan orag tua atau keluarga untuk mengoptimalkan pembelajaran (Masitoh dkk., 2005: 12.10).

c. Prinsip-prinsip strategi pembelajaran terpadu


Strategi pembelajaran terpadu direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip:
1) berorientasi pada perkembangan anak,
2) berkaitan dengan pengalaman nyata anak,
3) mengintegrasikan isi dan proses belajar,
4) melibatkan penemuan aktif,
5) memadukan berbagai bidang pengembangan,
6) kegiatan belajar bervariasi,
7) memiliki potensi untuk dilaksanakan melalui proyek oleh anak,
8) waktu pelaksanaan fleksibel,
9) melibatkan anggota keluarga anak,
10) tema dapat diperluas, dan
11) direvisi sesuai dengan minat dan pemahaman yang ditunjukkan anak (Masitoh dkk., 2005: 12.10).

d. Manfaat strategi pembelajaran terpadu


Ada beberapa manfaat dari strategi pembelajaran terpadu, yaitu:
1) meningkatkan perkembangan konsep anak,
2) memungkinkan anak untuk mengeksplorasi pengetahuan melalui berbagai kegiatan,
3) membantu guru dan praktisi lainnya untuk mengembangkan kemampuan profesionalnya, dan
4) dapat dilaksanakan pada jenjang program yang berbeda, untuk semua tingkat usia, dan untuk anak-
anak berkebutuhan khusus.

e. Sintaks pembelajaran terpadu


Prosedur pelaksanaan pembelajaran terpadu terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut (Masitoh dkk.,
2005: 12.19 – 12.20).
1) Memilih tema
Pemilihan tema untuk pembelajaran terpadu dapat bersumber dari:
(a) minat anak,
(b) peristiwa khusus,
(c) kejadian yang tidak diduga,
(d) materi yang dimandatkan oleh lembaga, dan
(e) orang tua dan guru.

Ada beberapa kriteria untuk pemilihan tema, yaitu:


(a) relevansi topik dengan karakteristik anak,
(b) pengalaman langsung,
(c) keragaman dan keseimbangan dalam area kurikulum,
(d) ketersediaan alat-alat, dan
(e) potensi proyek.

2) Penjabaran tema
Tema yang sudah diplih harus dijabarkan ke dalam sub tema-sub tema dakan konsep-konsep yang
didalamnya terkandung istilah (term), fakta (fact), dan prinsip (principle), kemudian dijabarkan ke dalam
bidang-bidang pengembangan dan kegiatan belajar yang lebih operasional.
3) Perencanaan
Perencanaan harus dibuat secara tertulis sehingga memudahkan guru untuk mengetahui langkah-
langkah apa yang harus ditempuh. Tentukan tujuan pembelajaran, kegiatan belajar, waktu,
pengorganisasian anak, sumber rujukan, alat-permainan yang diperlukan, dan penilaian yang akan
dilakukan.
4) Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan dilakukan dan dikembangkan kegiatan belajar sesuai dengan rencana yang
telah disusun. Pada saat proses berlangsung dilakukan pengamatan terhadap proses belajar yang
dilakukan oleh anak.
5) Penilaian
Penilaian dilakukan pada saat pelaksanaan dan pada akhir kegiatan pembelajaran dengan tujuan untuk
mengamati proses dan kemajuan yang dicapai anak melalui kegiatan pembelajaran terpadu.

3. Jelaskan bermain sebagai sarana perkembangan dan belajar Anak berdasarkan alasan yang
dikemukakan oleh Maxim
jawab
Bermain merupakan suatu fenomena perilaku yang alami bagi manusia. Terlepas dari unsur usia,
jenis kelamin, dan ras, orang umumnya senang dan suka bermain, mereka bahkan kadang-
kadang menghabiskan banyak waktu untuk bermain.
Karena bermain tidak berorientasi pada hasil, sangat dipahami bila terdapat sebagian orang yang
cenderung mengabaikan besarnya pengaruh bermain bagi kepentingan belajar dan
perkembangan anak. Bahkan mereka menganggap bahwa bermain sebagai kegiatan yang
bertentangan dengan belajar. Mereka berpendapat bahwa belajar merupakan kegiatan yang
berorientasi pada hasil, sedangkan bermain tidak. Mereka mengaggap sebagai kegiatan yang
tidak menguntungkan dan sia-sia. Bermain bermanfaat dan berpengaruh positif bagi berbagai
aspek perkembangan dan belajar anak diantaranya: Pertama, Motorik Kasar Bermain
mengembangkan otot-otot besar seperti aktivitas mengangkat balok, mengendarai sepeda,
mendaki tangga, melempar bola, dan seterusnya.
Kedua, Motorik Halus Bermain juga mengembangkan otot-otot kecil seperti kegiatan mengunting,
menggambar, mewarnai dan seterusnya. Ketiga, Kognitif Bermain mengembangkan kemampuan
intelektual seperti ketika anak bertukar pikiran atau menyampaikan pikirannya melalui bahasa,
menyebut warna, bentuk, ukuran, membuat keputusan memecahkan masalah dan seterusnya.
Keempat, Sosial Emosional bermain mengembangkan keterampilan sosial seperti ketika jumlah
anak terlibat dalam suatu aktivtas yang melibatkan interaksi sesama mereka. Kapanpun anak
terlibat interaksi dengan anak yang lain, mereka belajar untuk diterima, memberi dan menerima,
berempati, serta berbagi sehingga menyukai aktivitas yang dilakukan. Sedangkan, aspek
emosional juga dapat dikembangkan ketika anak belajar mengekpresikan kendali diri, mengelola
perasaan-perasaan, menghadapi ketegangan, frustasi, dan ketakukan, atau merasa nyaman
ketika mengetahui bahwa dirinya diperbolehkan untuk bertingkah sewajarnya seperti anak

4. Jelaskan konsep dasar pembelajaran tematik dilihat dari prinsip-prinsip pembelajaran tematik
jawab
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengkaitkan
beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada murid.
Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan.
(Poerwadarminta, 1983). Pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran
terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan
siswa, baik secara individu maupun kelompok aktif menggali dan menemukan konsep serta
prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna dan otentik. Prinsip-Prinsip Dasar
Pembelajaran Tematik Secara umum prinsip-prinsip pembelajaran tematik menurut Triatno
(2009) dapat diklasifikasikan menjadi :
 prinsip penggalian tema,
 prinsip pengelolaan pembelajaran,
 prinsip evaluasi, dan
 prinsip reaksi.

1. Prinsip Penggalian Tema


Prinsip penggalian merupakan prinsip utama (fokus) dalam  pembelajaran tematik. Artinya tema-tema
saling tumpang tindih dan ada keterkaitan menjadi target utama dalam pembelajaran. Dengan demikian
dalam penggalian tema tersebut hendaklah memperhatikan beberapa persyaratan :
a. Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun mudah dapat digunakan untuk memadukan banyak
matapelajaran.
b. Tema harus bermakna, maksudnya ialah tema yang dipilih untuk dikaji  harus  memberikan bekal
siswa untuk belajar selanjutnya.
c. Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis anak.
d. Tema dikembangkan harus mewadahi sebagian besar minat anak.
e. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa otentik yang terjadi di dalam
rentang waktu belajar.
f. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku serta harapan masyarakat
(atas relevansi).
g. Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.

2. Prinsip Pengelolaan Pembelajaran


Pengelolaan pembelajaran dapat optimal apabila guru mampu menempatkan dirinya dalam keseluruhan
proses. Artinya guru harus mampu  menempatkan diri sebagai fasilitator dan mediator dalam proses
pembelajaran.
a. Guru hendaknya jangan menjadi single actor yang mendominasi pembicaraan dalam proses belajar
mengajar;
b. Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut
adanya kerjasama kelompok;
c. Guru perlu mengakomodasi terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam
perencanaan.

3. Prinsip Evaluasi
Evaluasi pada dasarnya menjadi fokus dalam setiap kegiatan. Dalam melaksanakan pembelajaran
tematik, diperlukan beberapa langkah-langkah positif, yaitu :
a. Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri (self evaluation/self assessment) di
samping bentuk evaluasi lainnya;
b. Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai
berdasarkan criteria keberhasilan pencapaian tujuan yang akan dicapai.

4. Prinsip Reaksi
Guru harus bereaksi terhadap aksi siswa dalam semua peristiwa serta tidak mengarahkan aspek yang
sempit melainkan ke suatu kesatuan yang utuh dan bermakna. Pembelajaran tematik memungkinkan hal
inui dan guru hendaknya menemukan kiat-kiat untuk memunculkan ke permukaan hal-hal yang dicapai.

5. Jelaskan beberapa hal dalam pembelajaran tematik yang perlu dihindari


jawab
Dalam implementasi pembelajaran tematik, ada beberapa ha1 yang secara tidak disadari sering menjadi
perangkap bagi kebehasilan pembelajaran tematik sehingga perlu dihindari oleh para guru. Perangkap-
perangkap tersebut adalah sebagai berikut (Kostelnik, 1991).
1. Hanya mengandalkan Apa yang sudah Dikuasai
Karena merasa sudah cukup berpengalaman, guru kadang-kadang menganggap bahwa pengetahuan
dan keterampilan yang dimilikinya sudah cukup untuk mendukung kegiatan pembelajaran yang terkait
dengan tema yang akan menjadi fokus kajian. Anggapan ini sering mengarah ke dangkalnya pengkajian
materi pembelajaran, interpretasi yang terlalu sempit, atau tidak tepat informasi yang disampaikan. Oleh
karena itu guru hendaknya selalu memperbaharui pengetahuan dan keterampilannya setiap saat
sehingga dapat memfasilitas anak dalam menguasai materi pengembangan dan menghindari terjadinya
kekeliruan-kekeliruan pemahaman.
2. Memilih Kegiatan Sebelum Menelaah Materi Pembelajaran secara
Tuntas
Setelah merasa cocok dengan suatu topik, guru sering bergegas memperkirakan dan memilih kegiatan-
kegiatan yang relevan dengan suatu unit subjek tersebut. Namun dalam menciptakan suatu keseluruhan
unit, cara demikian mengabaikan langkah-langkah pokok untuk mengaitkan kegiatan- kegiatan yang
dipilih dengan informasi-informasi khusus yang akan mereka ajarkan. Akibatnya, pembelajaran tematik
seperti itu bisa merupakan serangkaian kegiatan yang kurang melibatkan pengkajian substansi materi
pengembangan. Cara menghindarinya dapat dilakukan dengan memastikan
keterkaitan kegiatan-kegiatan yang akan dipilih dengan materi pengembangan yang akan dipelajari oleh
anak. Telaah seberapa jauh kegiatan-kegiatan yang dipilih mendukung konsep yang akan dipelajari oleh
anak.
3. Membtiat Jadwai Tema untuk Sepanjang Tahun sebelum Dimulainya
Kegiatan TK ,
Strategi ini sangat menguntungkan guru, tetapi tidak memperhatikan
perubahan kebutuhan dan minat belajar anak. Cara seperti ini tidak mengindahkan prinsip dasar
perencanaan tema yang baik. Begitu pula, penjadwalan tema yang sama dari tahun ketahun
mengabaikan aspek perbedaan kelompok dan anak sering mengarah ke pembelajaran yang kurang
menarik atau bersandar pada topik yang sudah usang. Untuk menghindari kekeliruan ini, pertimbangkan
sebelumnya apa yang akan menjadi beberapa tema pertama, dan pilihlah tema-tema berikutnya setelah
guru mulai mengenal minat dan kebutuhan belajar anak.
4. Hanya Mengajarkan Tema-tema yang Sudah Biasa
Guru yang kurang memiliki minat untuk meningkatkan diri kemampuan mengjar, sering tidak berbuat apa-
apa untuk memperluas pengetahuan mereka sendiri. Akibatnya, mereka terjebak untuk hanya
mengajarkan apa yang mereka telah ketahui. Mereka kurang memperhatikan topik-topik baru yang
sesungguhnya bisa memberikan keuntungan kepada anak. Untuk mengatasi masalah ini, guru
disarankan untuk berani memilih topik-topik baru setelah emncoba beberapa unit yang sudah biasa.
Sebagai upaya untuk mencoba tema-
tema baru dapat dilakukan melalui keja sama dengan guru lain sehingga bisa memperoleh saling
dukungan dan berbagi sumber.
5. Membuat Semua Kegiatan Terkait dengan Tema
Karena begitu antusiasnya guru terhadap suatu tema, mereka bisa berupaya untuk membuat setiap
kegiatan terkait dengall tema. Upaya mengaitkan setiap kegiatan dengan tema secara kaku dan
berlebihan bisa memunculkan situasi yang menjenuhkan bagi anak sehingga menjadi tidak menarik bagi
mereka. Akhirnya, keterkaitan antara kegiatan dan tema menjadi lebih berupa sekedar rencana daripada
jelas dan nyata. Untuk menghindarinya dapat diselipkan beberapa kegiatan favorit anak yang boleh saja
kurang terkait dengan tema yang sedang menjadi teks pembelajaran dalam keseluruhan rencana
mingguan. Menyajikan Terlalu banyak Materi yang Harus Dipelajari
Kadang-kadang banyak materi yang tampak begitu menarik berkenaan dengan suatu tema, sehingga
guru tergoda untuk menyajikan atau membahasnya dalam waktu singkat. Namun, terlalu banyak
menjejalkan materi tersebut dapat membuat anak malah justru hanya mengambil sebagian kecil yang
bermakna bagi mereka. Untuk menghindarinya, guru perlu memprioritaskan atau membatasi pada
kelompok materi pokok atau menambah waktu sehingga anak memiliki kesemaptan yang memadai untuk
mempelajari konsep-kosnep yang menjadi tujuan.
7. Memberikan Penilaian Hasil Belajar Berdasarkan Tanya Jawab kepada
Anak
Kadang-kadang ada di antara guru yang menyandarkan penialian pada kemampuan anak menghafal
atau menyebutkan kembali apa yang sudah dipelajari. Ini merupakan suatu cara yang kurang tepat
karena cara demikian bisa kurang menggambarkan pemahaman anak yang sesungguhnya. Guru perlu
melakukan pengalnatan terhadap anak di saat memperlihatkan yemahaman mereka terhadap tema-tema
yang dipelajari. Guru bisa memperhatikan cara anak berinteraksi, percakapan, menjelaskan, dan
berdiskusi yang mengekspresikan pemahaman mereka tentang masing-masing kosnep.
8. Mengharapkan Setiap Anak Menunjukkan bukti bahwa Mereka Telah Menguasai Semua Materi yang
Sudah Dipealjari
Guru kadang-kadang menuntut anak untuk menguasai semua materi yang sudah dipelajari oleh anak.
Harapan demikian tentunya sangat dipahami. Narnun, ha1 yang harus diperhatikan adalah bahwa sangat
wajar bagi anak untuk belajar beberapa materi secara lebih intensif dan kurang pada sebagian materi
lainnya. Hal yang penting adalah bahwa anak bisa memperkaya penguasaan konsep yang telah mereka
miliki. Anak tidak hams belajar segalanya tentang konsep yang dipelajari dalam sekali saja. Mereka bisa
mempelajari kembali atau memperdalam materi pelajaran tersebut melalui pengulangan tema, perluasan
tema, atau melalui tema lain pada kesempatan berikutnya. Oleh karena itu, guru perlu menyadari bahwa
menilai efektivitas pembelajaran anak dilakukan dengan melihat peningkatan pengetahuan anak secara
berkesinambungan. Anak yang sudah akrab dengan suatu topik dan memiliki minat yang kuat terhadap
topik tersebut akan memperlihatkan penguasan yang lebih mendalam daripada anak
yang baru mengenal topik tersebut

Anda mungkin juga menyukai