Anda di halaman 1dari 8

ARAH PENGEMBANGAN OBJEK WISATA TELAGA

NGEBEL PONOROGO

Fahmi Alfian Syah


Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang

Abstract : Tourism is one of the sectors that the government is very concerned about.
Governments from villages to the center are competing to develop tourism potential in their
regions. Likewise, the Ponorogo Government is trying to develop its tourism potential, one of
which is Ngebel Lake. Ngebel Lake is a natural lake located in Ngebel District, Ponorogo.
Ngebel Lake which is now one of the priority tourism objects being developed by the
Ponorogo district government. This study discusses the flow and direction of planning from
development in order to develop the Ngebel Lake tourism object, Ponorogo which is based on
the social, economic, cultural and environmental conditions of the tourist attraction area.
Seeing the social, economic and cultural aspects in the community around Ngebel Lake in
order to take advantage of the potential of their habits in the form of local wisdom, unique
habits, or different community cultures. proper development and can provide maximum
benefits without damaging the environment around the lake. In addition, there is also a
SWOT analysis so that it is known about the characteristics of tourist objects ranging from
advantages, disadvantages, opportunities and threats. The purpose of this study is to provide
opinions or suggestions for further development plans for the development of the Ngebel
Lake tourism object, Ponorogo.
Keyword : Ngebel Lake, Development, Tourism

Abstrak : Pariwisata merupakan salah satu sektor yang sangat diperhatikan oleh
pemerintah. Pemerintah mulai dari desa sampai pusat berlomba-lomba untuk
mengembangkan potensi wisata di daerahnya. Begitu pula Pemerintah Ponorogo yang
berusaha mengembangkan potensi wisata yang dimilikinya, salah satunya Telaga Ngebel.
Telaga Ngebel merupakan Telaga alami yang berada di Kecamatan Ngebel, Ponorogo.
Telaga Ngebel yang kini merupakan salah satu objek wisata prioritas yang sedang
dikembangkan oleh pemerintah daerah kabupaten Ponorogo. Penelitian ini membahas
tentang alur dan arah perencanaan dari pembangunan guna unutuk mengembangkan objek
wisata Telaga Ngebel, Ponorogo yang didasari oleh keadaan sosial, ekonomi, budaya dan
lingkungan dari wilayah objek wisata. Dilihatnya aspek sosial, ekonomi dan budaya dalam
masyarakat sekitar Telaga Ngebel guna untuk memanfaatkan potensi dari kebiasaan mereka
yang berupa kearifan lokal, kebiasaan yang unik, atau budaya masyarakat yang
berbeda.Sedangkan aspek lingkungan dilihat guna untuk mengetahui daya dukung dan daya
tampung lingkungan supaya dapat melakukan pembangunan yang tepat dan dapat memberi
manfaat maksimal tanpa merusakk lingkungan sekitar telaga. Selain itu juga terdapat
analisis SWOT supaya diketahui tentang karakteristik objek wisata mulai dari kelebihan,
kekurangan, peluang dan ancaman. Tujuan dari penelitian ini untuk memberi pendapat atau
saran untuk rencana pembangunan selanjutnya guna pengembangan objek wisata Telaga
Ngebel, Ponorogo.
Kata Kunci : Telaga Ngebel, Pengembangan, Wisata
Pariwisata adalah sebuah kegiatan yang dilakukan oleh seorang individu maupun
kelompok dengan cara melakukan perjalanan ke sebuah objek wisata bertujuan untuk
menghabiskan waktu luang. Sedangkan menurut beberapa ahli, Menurut Oka A Yoeti dalam
buku berjudul Pengantar Ilmu Pariwisata (1991) menyebutkan bahwa pariwisata berasal dari
kata pari dan wisata. Pari memiliki arti berkalikali atau berputar-putar, sedangkan wisata
mempunyai arti perjalan atau berpergian. Sehingga pariwisata menurut Youti adalah
perjalanan yang dilakukan berkali-kali. Menurut Pendit S Nyoman dalam buku berjudul Ilmu
Pariwisata (1994) menyebutkan bahwa pariwisata adalah kegiatan orang-orang sementara
dalam jangka waktu pendek, ketempat-tempat tujuan di luar tempat tinggalnya dan tempat
bekerjanya, serta di luar kegiatan-kegiatan mereka, dan selama di tempat tujuan mempunyai
berbagai maksud, termasuk kunjungan wisata. Jika dilihat dari penjelasan dari para ahli
kegiatan pariwisata merupakan perpindahan dari seorang individu maupun kelompok,
sehingga menyebabkan perpindahan atau mobilitas sosial dari suatu tempat ke tempat lain.

Mobilitas karena pariwisata sangatlah ramai, dan pemasukan dari sektor ini juga
sangatlah besar. Sektor pariwisata selalu menempati urutan ke 4 dan ke 5 kontribusinya
terhadap pemasukan devisa negara. Terbukti pada tahun 2015 sektor pariwisata Indonesia
menyumbang sekitar 169 miliar rupiah ke APBN (http://databooks.katadata.co.id). Sehingga
banyak daerah berlomba-lomba untuk memajukan dan mengembangkan pariwisata di
daerahnya masing-masing. Pemerintah Ponorogo sendiri juga berusaha untuk
mengembangkan objek wisatanya supaya dapat menghasilkan pemasukan ke APBD yang
lebih banyak dari sebelumnya. Ponorogo sendiri memiliki berbagai objek wisata, terdapat dua
objek wisata andalan yaitu Telaga Ngebel dan Reyog Ponorogo. Telaga Ngebel sendiri
merupakan sebuah telaga alami yang terletak di kaki gunung Liman. Telaga ini masih belum
menjadi objek wisata yang ramai dikunjungi berbagai wisatawan, wisatawan mayoritas
berasal dari kabupaten Ponorogo dan kabupaten Madiun, hanya sedikit yang berasal dari luar
kota. Wisatawan luar kota lebih memilih berkunjung ke Telaga Sarangan yang terdapat di
kabupaten Magetan karena memiliki daya tarik yang lebih dibanding Telaga Ngebel.

Dalam penelitian ini akan dibahas secara mendalam arah dari pengembangan objek
wisata Telaga Ngebel, Ponorogo, Sehingga akan didapat beberapa hasil analisis yang dapat
menjadi pedoman untuk menentukan atau merencanakan arah untuk mengembangkan objek
wisata Telaga Ngebel, Ponorogo. Untuk menentukan arah dari pengembangan wisata Telaga
Ngebel ini menggunakan analisis terhadap keadaan sosial dan ekonomi masyarakat. Selain itu
juga menggunakan analisis SWOT untuk mengetahui hal yang perlu diperhatikan dalam
pengembangan wisata, dan analisis keadaan lingkungan sekitar untuk mengetahui guna
merencanakan pembangunan yang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan
yang ada, sehingga lingkungan tidak rusak karena pembangunan. Penelitian ini menggunakan
berbagai artikel dan jurnal untuk mendukung artikel ini menjadi artikel yang relevan dan
valid, selain itu menggunakan beberapa web berita daerah untuk mengetahui rincian-rincian
kecil yang belum diketahui melalui jurnal yang ada. Penelitian ini meliputi kawasan wisata di
Kecamatan Ngebel atau di sekitar Telaga Ngebel, kabupaten Ponorogo. Wilayah telaga
Ngebel berupa perbukitan sekitar Telaga Ngebel dan pemukiman sekitarnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Telaga Ngebel merupakan satu-satunya Telaga di Ponorogo. Letaknya ada di kaki
Gunung Wilis pada ketinggian sekitar 734 mdpl dan memiliki suhu rata rata sekitar 22˚
Celcius.[2] Dari pusat kota, Telaga Ngebel berjarak sekitar 30 km dan memerlukan waktu
sekitar 30 menit dari pusat kota. Telaga Ngebel memiliki panjang keliling sekitar 5 km, jalan
di keliling telaga termasuk bagus hingga sering dipakai untuk lomba marathon.[3] Telaga
Ngebel merupakan telaga yang terbentuk secara alami dan terisi air dari air hujan,
overlandflow dan dari muara sungai utara mengalir ke selatan. Air yang dapat ditampung
oleh Telaga Ngebel sekitar 24.220.000 m³. Air ini digunakan untuk pengairan lahan
pertanian, pembangkit listrik, tambak ikan dan sarana wisata.

Aktivitas wisata adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh wisatawan ketika mereka
berlibur di suatu destinasi. Aktivitas atau kegiatan tersebut secara partisipatif diikuti oleh
wisatawan. Aktivitas pariwisata banyak dilakukan di daerah pegunungan atau pedesaan
ataupun di daerah di pinggir laut. Lokasi aktivitas tersebut berhubungan dengan lingkungan
alam maupun sumber daya alam. [1] Kepariwisataan tidak menggejala sebagai bentuk
tunggal. Istilah ini umum sifatnya yang menggambarkan beberapa jenis perjalanan dan
penginapan sesuai dengan motivasi yang mendasari kepergian tersebut. Aktivitas berwisata
memiliki bermacam-macam bentuknya, tergantung jenis wisatawannya. Ada berbagai jenis
wisatawan yang melakukan berbagai aktivitas wisata. Aktivitas wisata yang dilakukannya
juga menentukan jenis wisatawannya.

Telaga Ngebel merupakan objek wisata yang mengandalkan keindahan, kealamian


dan ketenangan dari telaga. Telaga Ngebel cocok untuk segala jenis pengunjung. Akses yang
mudah keindahan alam yang menawan, dan kondisi lingkungan yang masih alami membuat
segala jenis pengunjung bisa berkunjung ke telaga Ngebel. Mulai dari pengunjung berupa
keluarga maupun para backpacker yang suka camping bisa menjadikan telaga ini menjadi
tujuan wisata. Banyak terdapat perbukitan sekitar telaga yang dapat didaki untuk melihat
sunset, atau hanya sekedar duduk santai di pinggiran telaga untuk menikmati wedang dan
gorengan yang hangat.

Telaga Ngebel memiliki daya tarik wisatawan dengan berbagai hal yang ada di
kawasan tersebut. Salah satunya berupa telaga yang terasa natural, karena banyak pohon-
pohon besar disekitar telaga yang membuat Ngebel berbeda dengan telaga lainnya. Fasilitas
di sekitar Telaga Ngebel lumayan tercukupi meski bukan fasilitas yang sangat bagus, terdapat
parkiran, hotel dan penginapan, lapangan, warung warung milik warga, pertokoan, menara
pengawas dan terdapat spot foto, selain itu di lingkungan telaga ini juga terdapat koramil dan
kantor polisi. Di Telaga Ngebel menawarkan atraksi berupa pemandangan telaga, persewaan
speedboat, sepeda air, dan bus air. Setiap tanggal 1 suro alias tahun baru Hijriah terdapat
tradisi larung sesaji di Telaga Ngebel, tradisi tersebut menarik minat para wisatawan
sehingga setiap tanggal 1 Suro, Telaga Ngebel pasti penuh. Terkadang ada juga festival
durian, ketika membayar tiket masuk harganya akan naik, karena tiket tersebut juga termasuk
untuk menikmati durian asli Ngebel.

Destinasi wisata di Ponorogo memiliki permasalahan lingkungan berupa sampah,


terutama di Telaga Ngebel. Meski sampah tersebut bukanlah permasalahan yang parah, tetapi
sampah-sampah yang berserakan tersebut membuat lingkungan Telaga Ngebel terasa kurang
sedap dipandang. Maksud saya dnegan permasalahan yang tidak terlalu parah adalah, sampah
di Telaga Ngebel tidak sampai mencemari telaga hingga mengapung banyak, tidak juga
bertumpuk banyak di lingkungan wisata, namun hanya sebatas terdapat sampah yang
berserakan di sekitar lingkungan wisata, terutama didekat warung atau rumah makan.
Sampah-sampah tersebut berasal dari wisatawan yang memakan snack atau cemilan yang
kemudian sampah plastiknya dibuang sembarangan, dan juga berasal dari warung-warung
yang berupa bekas bungkus minuman sachetan, plastik pembungkus, dan limbah kelapa dari
penjual es degan yang terjatuh ketika mau dimasukkan ke tempat sampah atau terjatuh ketika
diangkut oleh tukang bersih-bersih sampah. Sampai saat ini penanganan yang dilakukan
untuk mengurangi intensitas sampah yang berserakan adalah pengerahan tukang sapu oleh
pemerintah untuk membersihkan sekitar jalan agar terlihat bersih, dan pengerahan petugas
pengangkut sampah supaya sampah tidak menggunung di lingkungan telaga.

Strength (Kelebihan) :

1. Objek wisata yang masih alami dan asri.


2. Tiket masuk yang murah, berkisar Rp 10.000 ke bawah.
3. Tempat yang cukup tenang, sehingga cocok untuk tempat bersantai.
4. Pemandangan yang indah.
5. Akses cukup mudah.
6. Terdapat beberapa acara pada tanggal tertentu seperti larung sesaji dan festival durian.
7. Fasilitas lengkap.
8. Menjadi tujuan para pemancing, karena sering dilakukan tabur benih ikan di Telaga.
9. Terdapat beberapa atraksi yang dapat didapat seperti speedboat, sepeda air, dan
perahu untuk berkeliling.

Weakness (Kekurangan) :

1. Terdapat beberapa sampah di berbagai tempat.


2. Kawasan wisata terpusat di beberapa titik, karena minimnya fasilitas di bagian lain
dari telaga.
3. Terdapat jalan tikus untuk masuk gratis, sehingga dapat mempengaruhi pendapatan
wisata.
4. Fasilitas yang terpusat, belum merata, dan minim meski lengkap.
5. Keamanan pinggiran danau yang kurang.
6. Kebanyakan wisatawan datang hanya untuk ngopi di pinggir telaga, atraksi yang
tersedia masih belum banyak yang menggunakan karena sepi pengunjung dari
kalangan keluarga.

Opportunity (Peluang) :
1. Tempat ini bisa menjadi salah satu objek wisata utama di Karisidenan Madiun karena
memiliki pemandangan yang tidak kalah indah dengan Telaga Sarangan. Hal tersebut
bisa terjadi jika fasilitas di Telaga Ngebel ditambah dan dimaksimalkan sehingga
wisatawan merasa nyaman ketika berkunjung.
2. Telaga Ngebel dapat lebih terkenal karena keasrian dari Telaga ini sangatlah terjaga,
sehingga bberpeluang banyak orang berkunjung untuk bersantai dan menenangkan
diri dari hiruk pikuk kehidupan di kota.

Threat (Ancaman) :

1. Objek wisata ini dapat menjadi sepi, karena akses jalan yang kurang bagus,fasilitas
yang masih minim, mengandalkan alam untuk menjadi daya tarik wisata yang
beberapa orang menganggap masih tradisional, membosankan dan kurang maju.
2. Terdapat tempat wisata lain yang menawarkan aspek aspek yang lebih unggul dari
Telaga Ngebel.
3. Masih belum dipersiapkan sebagai objek wisata utama, sehingga bus besar masih
kesulitan untuk masuk karena fasilitasnya yang belum ada.

Kondisi Sosial Masyarakat di Telaga Ngebel

Sosial masyarakat Telaga Ngebel seperti keadaan sosial masyarakat pedesaan pada
umumnya, yaitu memiliki sikap gotong royong yang erat dari dulu hingga sekarang.
Contohnya terdapat pada saat masyarakat bersama-sama membangun fasilitas umum hingga
membangun rumah warga, terdapat juga contoh ketika masyarakat bersama-sama kerja bakti
membersihkan lingkungan. Kebudayaan masyarakat di sekitar Telaga Ngebel sangat kental
dengan kebudayaan Jawanya, selain itu mayoritas dari penduduk sekitar Telaga Ngebel
beragama Islam. Dua unsur tersebutlah yang membuat kebudayaan masyarakat sekitar Telaga
Ngebel. Budaya Jawa dan agama Islam berpadu melalui akulturasi dan kemudian membentuk
kondisi sosial dan kebudayaan dari masyarakat sekitar Telaga Ngebel[4].

Kondisi Ekonomi Masyarakat di Telaga Ngebel

Masyarakat sekitar Telaga Ngebel memiliki kegiatan ekonomi yang bergantung pada
pariwisata Telaga Ngebel. Orang di sekitar Telaga Ngebel memiliki mata pencaharian.berupa
tambak ikan, mendirikan warung kopi dan makan, membuat penginapan, menyewakan
speedboat dan sepeda air, serta menjadi petani. Di sekitar Telaga Ngebel banyak terdapat
warung kecil yang menjajakan minuman dan makanan, kebanyakan pengunjung telaga
mampir untuk nongkrong sambil menikmati pemandangan, karena kebiasaan tersebut
membuat keberadaan warung tersebut semakin menjamur[5]. Selain itu banyak juga terdapat
penginapan di sekitar Telaga. Penduduk sekitar juga memanfaatkan telaga untuk memelihara
ikan dengan membuat tambak. Beberapa orang juga memanfaattkan telaga dengan
menyewakan speedboat dan sepeda air untuk para pengunjung. Penduduk di sekitar Telaga
Ngebel memanfaatkan eksistensi Telaga Ngebel sebagai kawasan wisata untuk mencari uang
dengan cara mereka masing-masing. Sehingga Telaga Ngebel berpengaruh pada kehidupan
ekonomi masyarakat sekitar.
Analisis Pengembangan Objek Wisata Pada Kawasan Telaga Ngebel

Kawasan wisata Telaga Ngebel merupakan sebuah kawasan dengan topografi


pegunugan yang curam di satu sisi dan landai di sisi lain. Jika menilik potensi wisata yang
belum dikembangkan, sebenarnya masih banyak potensi yang belum dikembangkan. Namun
pemerintah masih berfokus pada Telaga Ngebel, beberapa potensi lain sudah ada yang
dikembangkan namun belum maksimal. Beberapa potensi yang dimiliki seperti sumber daya
alam Ngebel yang melimpah dan keunggulan dari pemandangan pegunungan juga bisa
menjadi sebuah potensi wisata Ngebel. Ada beberapa potensi wisata yang sudah
dikembangkan secara sederhana oleh BUMDES, contohnya pemandian air panas Tirta
Husada, Kampung Durian dan Sunset Point Mloko Sewu. Ketiga tempat tersebut dapat
dikembangkan lagi supaya dapat lebih maju lagi dengan dukungan Pemkab.

Pengembangan wisata dapat dengan memberi fasilitas lebih atau dengan penambahan
atraksi yang diberikan. Pengembangan pemandian air panas Tirta Husada dapat dengan
penambahan fasilitas dan pelebaran lahan wisata. Perlu diketahui bahwa fasilitas di
pemandian masih sederhana, penambahan fasilitas dapat membuat pengunjung lebih betah
dan nyaman ketika berkunjung. Pelebaran lahan juga perlu supaya dapat menampung lebih
banyak wisatawan. Untuk atraksi di tempat tersebut sudah cukup, yaitu sebuah pemandian air
panas dengan berbagai tingkatan suhu ditambahan pemandian tersebut berada di outdoor
dengan pemandangan pegunungan dan areal persawahan terasering. Pada wisata Kampung
Durian terdapat sebuah lahan seluas 15 hektar yang ditanami pohon durian, pohon manggis
dan pohon alpukat[6]. Namun lahan tersebut mulai dibudidayakan untuk penanaman durian
dan kualitas durian ditingkatkan, hingga pada akhirnya kampung tersebut dikenal dengan
kampung durian. Namun wisata ini hanya melayani pada musim durian saja yaitu pada bulan
Januari sampai April saja, selain itu tidak ada atraksi lain yang ditawarkan di Kampung
Durian. Sebenarnya potensi kampung ini sangat besar, jika atraksi dari kampung tersebut
ditambah, maka akan membuat kampung tersebut selalu ramai di setiap saat, bukan hanya
pada musim durian. Penambahan fasilitas dan atraksi dapat berupa membuat sebuah wisata
kuliner dengan hidangan-hidangan khas durian, dengan melengkapi fasilitas di kampung
tersebut supaya lengkap fasilitasnya, bisa juga dengan membudidayakan durian yang bisa
berbuah pada bulan lain selain bulan panen durian pada umumnya. Pada sunset point Mloko
Sewu sudah mulai berkembang, namun akses menuju ke tempat dan parkirannya kurang
memadai. Jika fasilitasnya ditingkatkan dengan ditambahi akses jalan, tempat untuk istirahat
dan fasilitas lain untuk membuat nyaman dapat membuat objek ini lebih ramai lagi.
Penambahan fasilitas dan luas lahan diharapkan membuat daya tarik tempat tersebut akan
meningkat dan wisatawan akan tertarik untuk datang.

Analisis Dampak Pengembangan Objek Wisata Terhadap Pembangunan


Wilayah Pada Kawasan Sekitar Telaga Ngebel

Dalam pengembangan sebuah objek wisata tentunya memerlukan sebuah


pembangunan di tempat objek wisata. Entah pembangunan tersebut berupa perluasan laha,
pembangunan akses jalan, atau pembuatan fasilitas lainnya. Karena pembangunan tersebut
menjadi salah satu hal yang disebut sebagai pengembangan sebuah potensi objek wisata,
meskipun pembangunan tersebut merupakan pembangunan kecil seperti akses jalan atau
pembuatan kantor pengelola. Dari pembangunan tersebut terdapat beberapa dampak entah itu
positif maupun negatif.

Dampak positif perkembangan objek wisata pada pembangunan sekitar objek wisata
terdapat beberapa seperti masyarakat mendapat fasilitas yang bagus, akses menuju tempat
wisata dan sekitarnya menjadi mudah, dan banyaknya wisatawan yang masuk bisa
memajukan objek wisata, selain itu taraf hidup masyarakat juga bisa meningkat. Sedangkan
dampak negatif dari perkembangan objek wisata dapat berupa terjadinya degradasi
lingkungan karena alih fungsi lahan, tergusurnya lahan yang awalnya berupa lingkungan
alami menjadi bangunan, dan banyaknya wisatawan masuk membuat sampah semakin
banyak.

KESIMPULAN

Telaga Ngebel merupakan salah satu tempat wisata utama di Ponorogo yang
menawarkan keindahan dari Telaga dan keasrian dari wilayah tersebut. Namun Telaga
Ngebel harus berbenah jika ingin dikunjungi lebih banyak wisatawan. Kealamian dan
keindahan memang bagus untuk menjadi daya tarik wisata, namun tidak selamanya hal
tersebut dapat menarik banyak wisatawan. Seiring perkembangan jaman pengelola dari
Telaga Ngebel harus membenahi strategi untuk meningkatkan daya tarik wisatawan dengan
menambah fasilitas dan memperbanyak atraksi yang ditawarkan di Telaga Ngebel. Dengan
fasilitas yang lengkap, pembangunan sekitar Telaga yang bagus, memperhatikan peluang
yang dimiliki dan tantangan yang harus dihadapi untuk mengembangkan objek wisata, dan
tetap mempertahankan unsur kealamiannya, Telaga Ngebel dapat menjadi kawasan wisata
yang menjadi tujuan utama bagi wisatawan dari berbagai daerah. Dilihat dari potensinya,
Telaga Ngebel dapat dikembangkan ke berbagai aspek, mulai penambahan wisata sekitar
kawasan wisata, penambahan fasilitas, dan pembuatan akses jalan yang lebih mudah ke
tempat wisata. Beberapa objek wisata di sekitar Telaga Ngebel dapat dikembangkan dengan
pembangunan akses yang lebih mudah, perluasan lahan wisata, dan penambahan fasilitas.
Terkhusus untuk Kampung Durian dapat ditambahi dengan atraksi yang diberikan supaya
dapat melayani pengunjung meski bukan musim durian. Untuk langkah awal dapat dengan
memperbarui bangunan yang ada, penambahan tower BTS dan pembangunan beberapa
fasilitas lain di lingkungan yang sudah ada lahannya. Sehingga wisata dapat berkembang
menjadi lebih baik lagi dan bertambah daya tariknya bagi wisatawan. Namun pembangunan
yang di kawasan wisata harus memperhatikan kondisi lingkungan supaya dapat membuat
pembangunan jadi lebih bermanfaat bagi masyarakat, selain itu dengan memperhatikan daya
dukung dan daya tampung lingkungan, pembangunan menjadi lebih terarah tanpa merusak
lingkungan sehingga lingkungan memberi manfaat yang maksimal tanpa dirusak.

DAFTAR PUSTAKA
[1] D. I. D. Kukuh, I. M. Darma, I. Ayu, and K. Sumawidari, “Soshum jurnal sosial dan
humaniora, vol. 3, no. 2, juli 2013,” vol. 3, no. 2, pp. 202–211, 2013.
[2] T. A. Mustikawati, E. Pangestuti, and Sunarti, “Analisis Pengembangan Sarana
Prasarana Obyek Wisata Alam Telaga Ngebel Dalam Meningkatkan Kesejahteraan
Ekonomi Masyarakat,” J. Adm. Bisnis, vol. 53, no. 2, pp. 1–10, 2017.
[3] L. Yuliamalia, “Tradisi Larung Saji Sebagai Upaya Menjaga Ekosistem Di Wisata
Telaga Ngebel Ponorogo (Studi Literatur),” Agastya J. Sej. Dan Pembelajarannya,
vol. 9, no. 2, p. 135, 2019, doi: 10.25273/ajsp.v9i2.3878.
[4] B. A. B. Ii, A. U. Desa, and P. D. Ngebel, “(Sumber Data : Data Desa Ngebel),” pp.
15–32.
[5] T. Teknik and A. Laporan, “Prodi ekonomi syariah fakultas ekonomi dan bisnis islam
institut agama islam negeri ponorogo 2020,” pp. 1–25, 2020.
[6] D. A. Kurniawan and M. Z. Abidin, “Strategi Pengembangan Wisata Kampoeng
Durian Desa Ngrogung Kecamatan Ngebel Ponorogo melalui Analisis Matrik IFAS
Dan EFAS,” J. Al Tijarah, vol. 5, no. 2, pp. 93–103, 2019, [Online]. Available:
https://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/altijarah/article/view/3706.
https://www.kompas.com/skola/read/2021/06/17/143045769/pariwisata-pengertian-para-ahli-
dan-indikator.

Anda mungkin juga menyukai