Sumber: http://pionas.pom.go.id/monografi/asiklovir
Indikasi:
Pengobatan infeksi herpes simplex pada pasien immune compromised, profilaksis infeksi herpes simpleks,
pengobatan herpes genital parah pada pasien immunocompromised parah, pengobatan infeksi varicella
zoster primer dan kambuhan pada pasien immunecompromised, infeksi herpes simplex encephalitis pada
neonatus (di atas 6 bulan).
Peringatan:
minum air yang cukup, gangguan fungsi ginjal (Lampiran 3); kehamilan (Lampiran 4) dan menyusui
(Lampiran 5).
Interaksi:
Lampiran 1 (asiklovir ).
Efek Samping:
nausea, muntah, nyeri abdominal, diare, sakit kepala,lelah, ruam kulit, urtikaria,pruritis, fotosensitifitas,
hepatitis, jaundice, dyspnoea, angiodema, anafilaksis, reaksi neurologi (termasuk pusing, bingung,
halusinasi dan mengantuk) gagal ginjal akut, penurunan index hematologi; Pada pemberian intravena dapat
terjadi inflamasi lokal yang berat (kadang-kadang menimbulkan ulkus); demam, agitasi, tremor, psychosis
dan konvulsi. Dermatitis reversible, peningkatan bilirubin dan perhitungan enzim hati.)
Dosis:
oral: Pengobatan herpes simpleks: 200 mg (400 mg pada immunocompromised atau bila ada gangguan
absorpsi) 5 kali sehari, selama 5 hari (dapat diberikan lebih lama jika muncul lesi baru selama pengobatan
atau jika penyembuhan belum sempurna). ANAK di bawah 2 tahun, setengah dosis dewasa. Di atas 2
tahun berikan dosis dewasa. Pencegahan herpes simpleks kambuhan, 200 mg 4 kali sehari atau 400 mg 2
kali sehari, dapat diturunkan menjadi 200 mg 2 atau 3 kali sehari dan interupsi setiap 6-12 bulan.
Profilaksis herpes simpleks pada immunecompromised, 200-400 mg 4 kali sehari. ANAK di bawah 2
tahun, setengah dosis dewasa. Di atas 2 tahun, dosis dewasa.
Pengobatan varisela dan herpes zoster, 800 mg 5 kali sehari selama 7 hari. ANAK, varisela: 20 mg/kg bb
(maks. 800 mg) 4 kali sehari selama 5 hari. Di bawah 2 tahun, 200 mg 4 kali sehari. 2-5 tahun 400 mg 4
kali sehari. Di atas 6 tahun, 800 mg 4 kali sehari.
Dengan dialisis peritoneal: setengah dari dosis yang diberikan tiap 24 jam.
Pada lansia: jika terjadi gangguan fungsi ginjal maka dosis sehari (24 jam) disesuaikan dengan
rekomendasi dosis seperti di atas.