Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KELOMPOK 5 MANUAL TERAPI

KINESIOTAPING

Dosen
Ibu Ratu Karel Lina, SST.FT,SKM,MPH
Disusun oleh :
Nama : Andi Atikah (P3.73.26.1.20.203)
Cristian Widi (P3.73.26.1.20.211)
Indri Setia Diniati (P3.73.26.1.20.224)
Munawar Juhri (P3.73.26.1.20.229)

ALIH JENJANG D4 FISIOTERAPI


POLTEKKES JAKARTA III
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................

PEMBAHASAN

A. Definisi.............. ................................................................................................
B. Prinsip Kerja Kinesiotape ...............................................................................
C. Manfaat Kinesiotape........................................................................................
D. Jenis – jenis Kinesiotaping...............................................................................
E. Pengaruh Kinesiotape.........................................................................................
F. Prosedur Kinesiotape........................................................................................
G. Indikasi Kinesiotape..........................................................................................
H. Kontra Indikasi ..................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
PEMBAHASAN

A. DEFINISI
Kinesiotape adalah bentuk yang relatif baru dari pita terapi elastis
yang dikembangkan oleh Dr.Kenzo Kase pada tahun 1970an dan
digunakan dalam pengobatan berbagai cidera. Pita ini mempunyai
ketebalan dan elastisitas yang hampir menyerupai kulit manusia, sehingga
tidak membatasi pergerakan saat digunakan dan tidak menimbulkan
penekanan pada area perekatan. Oleh karena nya dapat digunakan jangka
waktu yang cukup lama (5-7hari), tanpa harus khawatir pembatasan
gerakan dan perlukaan area kulit yang direkatinya, pita ini tahan air dan
dapat digunakan selama latihan,mandi bahkan berenang, mengering
dangan cepat jarang menimbulkan iritasi pada kulit. Elastisitas pita kinesio
ini memiliki potensi bentangan antara 130-140% dari panjang aslinya.
Namun terdapat manfaat lain dari kinesiotape yaitu mengurangi kelelahan
otot, mengurangi pembengkakan (edema) meningkatkan drainase cairan
limfatik dan meningkatkan aliran darah.

B. PRINSIP KERJA KINESIOTAPE


Otot rangka yang sehat sengat penting agar manusia dapat
bergerak dengan baik. Sebuah otot atau tendon yang tegang atau terluka
akan membuat gerakan kita menjadi lemah dan lambat, terlebih apabila
pekerjaan menurut aktivitas fisik yang berat. Umumnya seseorang yang
mengalami cidera otot, akan membatasi gerakan karena nyeri dan untuk
mencegah cidera lebih lanjut, pembatasan gerak akan menghambat
sirkulasi aliran darah, aliran limfatik dan akan memperlambat proses
penyembuhan alami tubuh. Pengaplikasian pita ke jaringan lunak dan
persendian yang terluka memberikan dukungan dan perlindungan untuk
struktur ini dan meminimalkan rasa sakit dan bengkak ditahap akut. Pita
ini harus memperkuat struktur pendukung normal di dalamnya posisi rileks
dan melindungi jaringan yang terluka dari kerusakan lebih lanjut. Banyak
teknik yang berbeda digunakan untuk pencegahan cedera, pengobatan,
rehabilitasi, proprioception dan olahraga.
C. MANFAAT KINESIOTAPE
Awalnya, Pita diterapkan untuk melindungi struktur yang terluka
selama perawatan
dan program rehabilitasi:
1. untuk mengompres cedera yang baru terjadi, sehingga mengurangi
perdarahan dan pembengkakan
2. untuk melindungi dari cedera lebih lanjut dengan menopang ligamen,
tendon, dan otot
3. untuk membatasi gerakan sendi yang tidak diinginkan
4. untuk memungkinkan penyembuhan yang optimal tanpa membebani
struktur yang cedera
5. untuk melindungi dan menopang struktur yang cedera dalam posisi
fungsional
selama program latihan, penguatan dan proprioseptif.
6. Utuk mengurangi nyeri, penggunaan pita kinesio akan mengurangi
beban otot saat menegang ketika kontraksi dan bergerak sehingga nyeri
dapat di cegah.
7. Mengurangi limfidema dengan prinsip yang sama perlekatan kulit
didaerah otot yang cedera akan mengangkat kulit dan memberikan
tekanan negatif pada kulit dibawah plester, sehingga aliran saluran
limfatik menjadi lancar.
Harus dipahami dengan jelas bahwa perekatan bukanlah pengganti
pengobatan.
D. JENIS- JENS KINESIOTAPING
Ada beberapa jenis kinesiotape yaitu :
1. Strech adhesive tape (perban perekat elastis)
Pita ini tersedia dalam berbagai ukuran lebar, dari 1,25 hingga 10
cm, dan terkadang genap lebih lebar. Pita peregangan mungkin
memiliki peregangan satu arah, panjang atau lebar dan peregangan
dua arah, panjang dan lebar.
Selotip cenderung menggulung sendiri di ujung potongan, oleh
karena itu sebaiknya lakukan biarkan beberapa sentimeter terakhir
mundur sebelum menempelkannya. Pita peregangan tidak akan
memberikan dukungan mekanis pada ligamen, tetapi dapat digunakan
dalam hubungannya dengan pita kaku untuk memberikan dukungan
tambahan. pita tidak biasanya mudah robek dan harus dipotong dengan
gunting, tetapi sekarang tersedia pita perekat yang sangat ringan dan
dapat robek dengan tangan.
Sesuai dengan kontur tubuh, memungkinkan untuk jaringan normal,
dan digunakan untuk berikut ini:
 untuk mengompres dan mendukung jaringan lunak
 untuk menyediakan jangkar di sekitar otot, sehingga
memungkinkan untuk ekspansi
 untuk menahan bantalan pelindung pada tempatnya.
Pita peregangan tidak akan memberikan dukungan mekanis pada
ligamen, tetapi dapat digunakan
dalam hubungannya dengan pita kaku untuk memberikan dukungan
tambahan. pita tidak biasanya mudah robek dan harus dipotong dengan
gunting, tetapi sekarang tersedia pita perekat yang sangat ringan dan
dapat robek dengan tangan.
2. Non strech adhesive tape
Non-stretch tape harus robek dengan tangan untuk menjaga
ketegangan selama aplikasi. Penting untuk dapat merobek selotip dari
berbagai posisi latihan akan membantu mencapai tingkat efisiensi yang
tinggi.
Memiliki sandaran kain yang tidak menghasilkan dan digunakan untuk
berikut ini:
• untuk mendukung struktur lembam, misalnya ligamen, kapsul sendi
• untuk membatasi gerakan sendi
• bertindak sebagai profilaksis
• untuk mengamankan ujung pita peregangan
• untuk memperkuat selotip
• untuk meningkatkan proprioception.
E. PENGARUH KINESOTAPING
a. Pengaruh Fisiologi Kinesio Taping
Kinesio taping ini merangsang atau memfasilitasi beberapa proses
fisiologi tubuh manusia, seperti melancarkan aktivitas sistem limfatik,
dan mekanisme analgesic endogen serta meningkatkan mikrosirkulasi.
Kinesio taping memiliki pangaruh recoil yang dapat mengangkat kulit
dan memberikan ruang pemisah antara kulit dengan otot, sehingga
dapat melancarkan sirkulasi limfatik dan darah dengan adanya gerakan
otot (Hendrick, 2010: 15), serta meningkatkan aktivitas propiosepsi
melalui kulit untuk menormalisasikan tonus otot, mengurangi nyeri,
mengkoreksi ketidaksesuaian posisi jaringan dan menstimulus atau
merangsang mekanoreseptor di kulit (Prentice, 2011: 251).

Gambar 1. Perbedaan sebelum dan sesudah


pemasangan kinesio taping. Sumber : http://ccs.info
space.com/ClickHandler.ashx.
b. Pengaruh Neuromuskular
Kinesio taping melalui reseptor di cutaneus dapat memberikan
rangsangan pada sistem neuromuskuler dalam mengaktivasi kinerja
saraf dan otot saat melakukan suatu gerak fungsional (Chien-Tsung
Tsai, 2010; 72). Perekat ini juga dapat menurunkan tonus otot yang
mengalami ketegangan yang berlebih akibat adanya kontrol
neuromuskular yang kurang baik. Kinesio taping akan memfasilitasi
melalui mekanoreseptor yang berada pada kulit untuk mengarahkan
gerakan yang diinginkan dan akan memberikan rasa nyaman pada area
yang dipasangkan KT ini (Kase et al, 2003: 78).

Gambar 2. Kinesio taping mengurangi peradangan Sumber


http://ccs.infospace.com/ClickHandler.ashx

c. Pengaruh Biomekanika
Kinesio taping mampu meningkatkankan ROM sendi bahu
setelah pemasangan 3 hari lamanya untuk orang yang sehat (Ujino
dkk, 2013: 24-28). Penelitian yang dilakukan oleh Hsu et al. (2009:
20), bahwa kinesio taping memliki pengaruh positif terhadap
perubahan gerak scapulae pada kasus impingement sendi bahu.
Manfaat dari elastisitas kinesio taping menurut Barbara Schmenk,
dan Katrina Stibel (2014; 13)
a. 0-15% regangan sangat sedikit, untuk mengatasi edema dan
lymphedema.
b. 15-25% regangan sedikit, untuk pola kinesio taping insertio ke
origo (untuk mengistirahatkan otot yang overuse dan otot yang
rusak, juga untuk spasme otot serta edema sekunder).

c. 50% regangan sedang, origo ke insertio (untuk membantu otot


yang lemah atau kondisi yang kronis, memberikan stimulasi, dan
untuk mendukung kontraksi otot selama penggunaannya).

d. 75% regangan tinggi, untuk membantu menstabilisasi dan


mendukung kerja otot.

e. 100% regangan sangat tinggi, untuk membantu menstabilisasi


dan mendukung kerja otot.

f. Regangan dengan presentasi kecil lebih baik dari pada terlalu


tegang untuk menentukan toleransi.
F. PROSEDUR KINESIOTAPE
Tidak semua orang dapat melakukan pemasangan pita kinesio
dengan tepat untuk mendapatkan manfaat yang diharpkan. Di butuhkan
pengetahuan dan keterampilan khusus melalui kursus dan pelatihan-
pelatihan yang bersertifikat. Tahap awal sebelum dilakukan pemasangan
harus dilakukan evaluasi dan penilaian terhadap kondisi muskuloskeletal
yang mengalami kelainan . penilaian meliputi pengujian manual/fisik otot,
menguji gerakan otot dan rentangan gerak sendi dan beberapa tes-tes lain
yang dianggap penting, hal ini penting untuk menentukan lokasi, arah, dan
bentuk pemasangan pita kinesio pada area yang nyeri atau cedera. Tahap
kedua adalah penentuan bentuk potongan pita yang hendak dibuat. Hal ini
didasarkan pada area yang dialami cedera, otot- otong yang terpengaruh
dan tujuan utama pemasangan pita kinesio tersebut. Tahap selanjutnya
adalah mempersiapkan area pemasangan pita pita kinesio dengan
melakukan pembersihan area dari kotoran, minyak dan lotion yang akan
mengurangi perlegkatan pita dengan kulit.

G. INDIKASI KINESIOTAPE
Pita kinesio sangat aman digunakan untuk semua usia dan diberikan
untuk beberapa indiksi terapi, yaitu :
1. Berbagai masalah muskuloskeletal (tulang,otot,sendi) yang disertai
peradangan. Pada otot dan tendon akan memberikan fasilitasi dan
inhibisi kontraksi sehingga kerja otot secara optimal dan nyeri dapat
di mosulasi (kuntono,2011) sifat sifat elastis juga dapat digunakan
secara mekanisme untuk membatasi atau mendorong gerakan tertentu
di sendi.
2. Penggunaan pada anak – anak, sesuai indikasinya
Penggunaan pita kinesio pada anak ini untuk meningkatkan
fleksibilitas otot terhadap peningkatan keseimbangan pada penderita
fleksibel platfoot. Dan penderita lainnya seperti CP, tortikolis, dll.

Sumber gambar : www.praxis-fuer-kinder-in-hiltrup.de

3. Pengunaan pada Cedera olahraga


Saat ini penggunaan pita kinesio dalam dunia olah raga sangat
populer. Selain sebagai terapi pada cedera olahraga pita kinesio juga
ditunjukan untuk mencegah terjadinya cedera dang mengurangi beban
kerja otot. Menjga tubuh agar bebas dari ketegangan dan rasa sakit,
sangat penting untuk mencapai puncak prestasi bagi seorang atlet.
Atlet atau oranglain denga cedera otot akan membatasi gerakan untuk
mencegah cedera lebih lanjut. Sentara untuk mencegah ketegangan
lebih lanjut justru akan melumpuhkan otot yang cedera, karena
immobilisasi atau pembatasan gerak akan menghambat sirkulasi dan
memperlambat proses penyembuhan alami tubuh. Pemasangan
kinesiotape akan mendukung otot dan meningkatkan kemampuan otot
untuk berkontraksi bahkan ketika melemah akibat cedera, nyeri dan
kelelahan, mengendurkan otot dan akan melindungi otot dari kram dan
kontraksi berlebihan.hal ini akan meningkatkan kinerja otot dan
jangkauan gerak.

Sumber gambar : www.hifaichiropractic.com


H. KONTRA INDIKASI
Kontraindikasi penggunaan pita kinesio antara lain :
1. Keganasan
2. Infeksi,selusitis
3. Luka terbuka pada area otot yang cedera
4. Varises (DVT/Deep vein Trombosis)

Kewaspadaan : penderita diabetes, gagal jantung kongrsif, fraktur.


DAFTAR PUSTAKA

Alt W, Lohrer H, Gollhofer A 1999 Functional properties of adhesive ankle


taping:
neuromuscular and mechanical effects before and after exercise. Foot and Ankle
International 20(4):238–245
Ashton-Miller JA, Ottaviani RA, Hutchinson C et al 1996 What best protects the
inverted
weight bearing ankle against further inversion. American Journal of Sports
Medicine
24(6):800–809
Bahr R 2001 Recent advances. Sports medicine. British Medical Journal 323:328–
331
Baker V, Bennell K, Stillman B et al 2002 Abnormal knee joint position sense in
individuals
with patellofemoral pain syndrome. Journal of Orthopaedic Research 20:208–214
Callaghan MJ 1997 Patellar taping, the theory versus the evidence: a review.
Physical
Therapy Reviews 2:181–183
Callaghan MJ, Selfe J, Bagley P et al 2002 The effect of patellar taping on knee
joint
proprioception. Journal of Athletic Training 37(1):19–24
Callaghan MJ, Selfe J, McHenry A et al 2008 Effects of patellar taping on knee
joint
proprioception in patients with patellofemoral pain syndrome. Manual Therapy
13:192–199
Cordova ML, Scott BD, Ingersoll CD et al 2005 Effects of ankle support on
lower-extremity
functional performance: a meta-analysis. Medicine and Science in Sport and
Exercise
37(4):635–641
Crossley K, Cowan SM, Bennell KL et al 2000 Patellar taping: is clinical success
supported
by scientific evidence? Manual Therapy 5(3):142–150
Feuerbach JW, Grabiner MD, Koh TJ et al 1994 Effect of an ankle orthosis and
ankle
ligament anesthesia on ankle joint proprioception. American Journal of Sports
Medicine
22(2):223–229
Frankeny JR, Jewett DL, Hanks GA et al 1993 A comparison of ankle taping
methods.
Clinical Journal of Sport Medicine 3:20–25
Freeman MAR, Dean MRE, Hanham IWF 1965 The etiology and prevention of
functional
instability of the foot. Journal of Bone and Joint Surgery (Br) 47-B(4):678–685
Garrick JG, Requa RK 1973 Role of external support in the prevention of ankle
sprains.
Medicine and Science in Sports 5(3):200–203
Glick JM, Gordon RM, Nishimoto D 1976 The prevention and treatment of ankle
injuries.
American Journal of Sports Medicine 4:136–141
Greene TA, Hillman SK 1990 Comparison of support provided by a semirigid
orthosis
and adhesive ankle taping before, during and after exercise. American Journal of
Sports
Medicine 18(5):498–506
Hamill J, Knutzen KM, Bates BT et al 1986 Evaluation of two ankle appliances
using
ground reaction force data. Journal of Orthopaedic and Sports Physical Therapy
7(5):244–249
WWW.FLEX-FREE/MUSKULOSKELETAL
REHABILITATIONCLINIK.COM

Anda mungkin juga menyukai