1 2 3
Anamnesa Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang
Status General GDA di IGD: 127 mg/dL
Keluhan utama: Nyeri perut
Keadaan Umum: tampak lemah Darah Lengkap (08-10-2021)
RPS: Kesadaran: Composmentis NILAI
- Pasien merupakan pasien rujukan GCS: 4E 5V 6M PEMERIKSAAN
RUJUKAN
dari RS Punten, awalnya pasien
HB 9.3 14.0-17.5 gr/dl
datang ke RS Punten karena nyeri Vital Sign
pada seluruh lapang perut dan sulit BP: 117/75 mmHg on NE RBC 3.35 4.5-5.9 106gr/dl
BAB, pasien juga tidak bisa kentut N: 101 x/m, reguler HCT 27.6 35.0-47.0 %
RR: 16 x/m
dan perut semakin membesar MCV 84.4 80-97 fl
Suhu: 36.7 oC
selama 3 hari post MRS. BAB SPO2: 97% on room air MCH 27.8 28.0-33.0 pg/sel
pasien terakhir kemarin malam. TB: 168 cm MCHC 33.7 31.5-35.0 g/dL
- Riwayat sebelumnya pasien BB: 40 kg
BMI: 14.17 underweight RDW-SD 50.0 35-47 fl
mengalami diare setelah jadwal
kemoterapi di RS Lavalette RDW-CV 17.2 11.5-14.5%
kemudian berobat di RS Punten Status Lokalis WBC 20.25 4.4-11.3 rb/mm3
Kepala/Leher:
dan rawat inap selama 1 minggu. Eosinofil 0.2 2.0-4.0 %
Alopesia (+), Konjungtiva Anemis (+/+), Ikterik (-/-),
Akan tetapi setelah 3 hari pasien Sianosis (-), Sesak (-), Mukosa bibir lembab, tonsil T1/T1, Basofil 0.1 0-1 %
pulang, diare sudah mampet dan coated tongue (-), lesi mukosa oral (-), detritus tonsil (-), Neutrofil 90.4 50-70 %
pasien jadi sulit BAB serta perut pembesaran KGB (-), Mata Isokor Pupil diameter
3mm/3mm Limfosit 4.1 18-42 %
semakin membesar sehingga pasien
Thorax: Monosit 5.2 2-8 %
datang lagi ke RS Punten. Pulmo Inspeksi Bentuk dada normal, PLT 378 150-450 x103/µl
- Kemudian pasien dirujuk dari RS pergerakan dinding dada PDW 10.3 10-18 fL
Punten ke RSKH untuk rencana CT Palpasi simetris D=S
Perkusi MPV 9.8 6.6-11 fL
scan dan endoskopi. Stem fremitus simetris D=S
- Mual sejak MRS, mual dirasakan P-LCR 22.7 15-25 %
tiba-tiba. Mual disertai nafsu Anterior PCT 0.37 0.150-0.400 %
makan menurun sehingga pasien D S LED 40 0-15 mm/jam
hanya dapat makan bubur sedikit- Auskultasi Sonor Sonor
sedikit. Muntah (+) berisi makanan Sonor Sonor KIMIA DARAH
Sonor Sonor Albumin: 2.00 mg/dl (L)
dan cairan kuning
- Berat badan pasien juga mengalami Ureum: 21.1
Vesikuler Creatinin P: 1.02
penurunan selama sakit 1 tahun Anterior
terakhir (55kg 40 kg) D S SERUM ELEKTROLIT
- Pasien juga mengeluh penurunan + + - Na: 131.3 (L) mmol/liter (135-145)
nafsu makan karena kadang terasa + + - K: 2.36 (LL) mmol/liter (3,5-5,5)
mual. Mual meningkat setelah + +
- Cl: 106.0 mmol/L (98-108)
jadwal kemoterapi. Pasien Rhonki
terkadang muntah, muntahan berisi Anterior
ANALISA GAS DARAH
D S
air (+) makanan (+). Pasien makan pH: 7.510 (H)
- -
2-3 sendok saja, sehari makan 3x PCO2: 25.5 (L)
- -
- - PO2: 168.0 (H)
RPD: TCO2: 21 (L)
Wheezing
- Terdiagnosa Ca servix 1 tahun HCO3: 20.3 (L)
Anterior
BE ecf: - 3.0 (L)
yang lalu D S
SO2: 100
- Sebelum terdiagnosa Ca Servix - - Kesimpulan: Alkalosis respiratorik tidak
pasien memiliki riwayat keputihan - - terkompensasi
kental berbau tidak sedap selama - -
satu bulan, kemudian berobat ke dr. Cor Inspeksi Iktus Cordis Invisible IMUNOLOGI
Palpasi Iktus cordis ICS 5 MCL Rapid Tes Ag Covid: Negatif
Arif di RS Punten. Pasien sempat
Perkusi Dextra : ICS 4 PSL
dibiopsi dan selang 10 hari setelah Sinistra : ICS 5 MCL EKG
itu pasien dirujuk ke RS Lavalette Auskultasi S1 S2 Tunggal regular
dan rutin menjalani kemoterapi. Murmur(-), Gallop(-)
Abdomen: Inspeksi: Flat, striae (-)
Riwayat alergi: Auskultasi: BU 8x/menit, normal
- Obat kemoterapi pasien Perkusi: Timpani
pernah mengalami reaksi alergi Palpasi: Soefl, defans muscular (-),
shifting dullness (-), tes
bentol-bentol seluruh tubuh saat
undulasi (-)
pertama kali menjalani
nyeri tekan superfisial
kemoterapi dan menghilang
- - -
setelah ganti jenis obat - - -
- - -
Riwayat Obat: nyeri tekan dalam Irama: Sinus rhytm
- Pasien telah rutin melakukan - - - HR: 85x/menit, reguler
kemoterapi (11x) dan radioterapi - - - Axis Frontal: Normoaxis (Lead 1+,
(25x) di RS Lavalette Malang sejak - - - lead aVF+)
1 tahun terakhir (tanggal 3 Oktober Axis horizontal: counter clockwise (v1-
2020). Jadwal kemoterapi rutin Hepar: v2)
ukuran ±8 cm, tepi teraba
setiap 1 bulan sekali. P wave: sulit dievaluasi
tajam dan halus
- MST kadang dikonsumsi apabila PR interval: sulit dievaluasi
pasien merasa nyeri, tapi sudah Lien: QRS complex: 2 kotak kecil 0,8 s
Hacket 0, schufner 0
jarang dikonsumsi normal
ST Segmen: ST-Tchanges (-)
RPO RS Punten:
QT interval : 0.28 s, normal
- Drip KCL 25 mEq 2 seri (20
T wave: sulit dievaluasi, tidak ada T
tpm) Ektremitas : Akral Kering Hangat Anemis ¿, CRT <2s,
Tall
- Inj. Omeprazole 1x40 mg edema ¿ , turgor kulit <2 s, nyeri tekan
muskulus regio hip, kruris dextra et sinistra, Kesimpulan: sinus rythm dengan HR
- Inj. Ondancentron 3x4 mg palmar eritema (-/-), ptekie (-), purpura (-) 85x/menit
- Inj. Ceftriaxone 2x1 gr Genetalia : tidak dievaluasi
- Inj. Ketolorac 3x30 mg Rektum : tidak dievaluasi Foto thorax AP (27/09/2021)
- Drip NE 0,1 mg/kgBB/mnt Neurologis : RCL/ RCTL [+/+], motorik ekstremitas sup-
inf d/s [5/5], lateralisasi (-), refleks fisiologis
(+), refleks patologis (-)
Riwayat Keluarga:
- Di keluarga pasien tidak ada
yang memiliki riwayat kanker
POMR
4 5 6 7 8 9
Cue and Clue Problem List Initial Diagnosis Planning Planning Therapy P. Monitoring
Diagnosa
1. Perempuan / 26th 1. Abdominal 1.1 Proses 1.1 USG Abdomen 1.1 Injeksi omeprazole 1.1 Gejala klinis
Anamnesis: pain metastase Ca 1.2 CT scan 1x40 mg IV nyeri perut
Nyeri perut Cervix abdomen + 1.2 Injeksi 1.2 Tanda-tanda
kontras ondansentron 3x4 mg vital
Riwayat diare 1.3 Marker CEA IV
Riwayat sulit BAB 1.3 Injeksi Ketolorac
Riwayat kembung 3x30 mg IV
Riwayat Kemoterapi 11x dan 1.4 PO laxadin
radioterapi 25x 3xC1
Riwayat Mual (+)
Pemeriksaan Fisik:
Lemas
Alopesia (+)
2. Perempuan / 26th 2. CA cervix 2.1 BNO IVP 2.1 Kemoterapi 2.1 Gejala klinis
Penurunan BB drastic Stadium III B 2.2 Sistoscopy 2.2 Radiografi 2.2 Tanda-tanda
Riwayat Kemoterapi 11x dan 2.3 Rectoscopy 2.3 vital
2.4 Pap smear 2.3 Foto thorax
radioterapi 25x
setiap 12 bulan
Riwayat Keputihan berbau 2.4 PIV (pielografi
Riwayat konsumsi MST intra vena) 6 bulan
Terdiagnosa Ca Servix 1 th yll
Pemeriksaan Fisik: dan 2 tahun
Lemas sesudah
Alopesia (+) pengobatan
2.5 Penanda
TB: 168 cm
tumor : SCC
BB: 40 kg
BMI: 14.17 underweight
3. Perempuan / 26th 3. Anemia 3.1. Anemia ec Ca 3.1 Hapusan Darah 3.1 PO Ferrous sulfat 3.1 DL
Pemeriksaan fisik: normokromik cervix Tepi 3x200mg 3.2 Klinis
- Lemas normositik 3.2 Anemia 3.2 SI/TIBC 3.2 Transfusi PRC 1 konjungtiva anemis
- Konjuntiva anemis Defisiensi Besi 3.3 Serum Fe labu, target Hb >10
3.3 Anemia on
Pemeriksaan Penunjang: chronic desease
HB 9.3 14.0-17.5 gr/dl
MCV 84.4 80-97 fl
MCH 27.8 28.0-33.0 pg/sel
MCHC 33.7 31.5-35.0 g/dL
4. Perempuan / 26th 4. Hipoalbumin 4.1 Low intake 4.1 Defisit Albumin 4.1 Albumin
Pemeriksaan fisik: 0,8 x BB x (D-A) evaluasi
BB: 40 kg 0,8 x 40 x (3-2.00) = 32
gr
Pemeriksaan Penunjang:
- Albumin: 2.00 mg/dl (L)
4.2 Inf. Albumin 25%
100cc
5. Perempuan / 26th 5. Hipokalemia 5.1 GI loss 5.1 Drip KCL 25 meq 5.1 SE evaluasi
Anamnesis: dalam NS 500cc 20 5.2 EKG evaluasi
Riwayat diare tpm
Pemeriksaan Penunjang:
- K: 2.36 (LL) mmol/liter (3,5-5,5)
6. Perempuan / 26 th 6. Leukositosis 6.1 Sepsis 6.1 Procalsitonin 6.1 Drip NE 0,05-1 6.1 Tanda vital
Pemeriksaan fisik: 6.2 Hs-CRP mcg/kgBB/mnt 6.2 Kesadaran
- BP: 117/75 mmHg on NE 6.2 Inj. Ceftriaxone 2x1
- N: 101 x/m, regular gr IV
- RR: 16 x/m
- Suhu: 36.7 oC
Pemeriksaan Penunjang:
WBC 20.25 4.4-11.3 rb/mm3