MAKALAH Obat Anti Perdarahan
MAKALAH Obat Anti Perdarahan
“ANTI PERDARAHAN”
Oleh :
1. Dhanasti gumilang ayomy
2. Dita ayuningtyas
3. Endang sri P. W
4. Nur azizah
5. Siti fadhillah
6. Ulfatun nadlifah s
7. Uul fatul khoiriyah
Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat-
Nyalah akhirnya kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah yang berjudul obat anti
perdarahan.
Kami menyadari terselesainya penyusunan makalah ini adalah berkat adanya bantuan
dan kerjasama yang baik dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih kepada semua teman-teman yang selalu kompak , sabar , dan
mendorong serta ikhlas membantu dalam terselesainya makalah ini.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat kami
harapkan untuk kesempurnaan makalah. Dan semoga saja makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Penulisan makalah ini memiliki tujuan khusus yang akan dijabarkan sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian dari obat anti perdarahan
2. Untuk Mengetahui macam- macam obat anti perdarahan
3. Cara kerja dari obat anti perdarahan
4. Untuk mengetahui indikasi dan kontraindikasi obat anti perdarahan
5. Untuk mengetahui dosis dari obat ant perdarhan
6. Untuk mengetahui efek samping dari obat anti perdarahan
7. Untuk mengetahui cara mengatsi efek samping dari obat anti perdarahan
1.4 Manfaat
Dalam penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Mahasiswa, semoga dapat dijadikan salah satu referensi untuk belajar. Selain itu
makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi dalam ilmu farmakologi
2. Dosen, semoga dapat dijadikan salah satu sarana untuk mengukur kemampuan penulis
dalam membuat sebuah makalah tentang obat anti perdarahan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Obat anti pendarahan ini juga disebut juga hemostatik. Hemostasis merupakan
peristiwa penghentian perdarahan akibat putusnya atau robeknya pembuluh darah,
sedangkan thrombosis terjadi ketika endothelium yang melapisi pembuluh darah rusak
atau hilang. Proses ini mencakup pembekuan darah (koagulasi) dan melibatkan
pembuluh darah, agregasi trombosit serta protein plasma baik yang menyebabkan
pembekuan maupun yang melarutkan bekuan. Obat hemostatik ini diperlukan untuk
mengatasi perdarahan yang meliputi daerah yang luas. Pemilihan obat hemoastatik harus
dilakukan secara tepat sesuai dengan patogenesis perdarahan.
Secara garis besar proses pembekuan darah berjalan melalui 3 tahap yaitu:
1. Aktivasi tromboplastin
2. Pembentukan thrombin dan protrombin
3. Pembentukan fibrin dari fibrinogen
2.2 Macam- macam obat anti perdarahan
1. Obat hemostatik
a. Obat hemostatik sistemik.
Dengan memberikan transfusi darah, seringkali perdarahan dapat dihentikan
dengan segera. Hasil ini terjadi karena penderita mendapatkan semua
faktor pembekuan darah yang terdapat dalam darah transfusi. Keuntungan lain
transfusi ialah perbaikan volume sirkulasi. Perdarahan yang disebabkan defisiensi
faktor pembekuan darah tertentu dapat diatasi dengan mengganti/ memberikan
faktor pembekuan yang kurang.
1) Terapi obat untuk kekurangan atau kelainan faktor pembekuan darah :
a) Preparat plasma
Preparat plasma untuk “Replacement Therapy” pada kelainan/
kekurangan faktor pembekuan darah (transfusi).
- Fresh whole blood
- Plasma segar
- Preparat protrombin kompleks factor
- II.VII, IX, V ( vit K dependent clotting factor )
- Faktor XII murni
b) Vitamin K
Alami: Vit K1 (phytonadione) dan Vit K2 (menadione), Larut dalam
lemak dan proses absorpsi butuh empedu Sintetik: Vit K3, Larut dalam air
dan proses absorpsi tanpa empedu.
c) Desmopresin
- Meningkatkan aktivitas faktor VIII pada penderita hemofili ringan
- Pemberian sebelum dan sesudah minor surgery, dapat mencegah
perdarahan yang berlebihan
- Dosis : 0,3 – 0,6 mg / kg BB IV
2) Anti fibrinolitik
Mekanisme kerja: menghambat aktivasi plasminogen sehingga
pembentukan plasmin tidak terjadi. Contoh: Asam aminokaproat dan Asam
traneksamat. Klinis digunakan untuk terapi perdarahan akut pada hemofilia
dan perdarahan lainnya.
3) Untuk gangguan adhesi trombosit
Contoh: Etamsilat Penggunaan klinis untuk perdarahan kapiler,
menorrhagia (perdarahan menstruasi yang berlebihan). Selain penjelasan di
atas, ada beberapa obat-obatan hemostatik yang perlu diketahui:
a) Aprotinin, sebagai antihemostatik diindikasikan untuk :
- Pengobatan pasien dengan resiko tinggi kehilangan banyak darah selama
bedah buka jantung dengan sirkulasi ekstrakorporal.
- Pengobatan pasien yang konservasi darah optimal selama bedah buka
jantung merupakan prioritas absolut.
b) Ethamsylate adalah senyawa yang dapat menstabilkan membran yang
menghambat enzim spesifik postglandin dalam proses sintesanya. Obat
hemostatik ini juga digunakan pada waktu operasi melahirkan sebaik
operasi lain dengan kondisi hemoragik lainnya.
c) Carbazochrome, merupakan obat hemostatik yang diindikasikan untuk
- Perdarahan karena penurunan resistensi kapiler dan meningkatnya
permeabilitas kapiler.
- Perdarahan dari kulit, membran mukosa dan internal.
- Perdarahan sekitar mata, perdarahan nefrotik dan metroragia.
- Perdarahan abnormal selama dan setelah pembedahan karena menurunnya
resistensi kapiler.
d) Asam traneksamat, merupakan obat hemostatik yang merupakan
penghambat bersaing dari aktivator plasminogen dan penghambat plasmin.
Oleh karena itu dapat membantu mengatasi perdarahan berat akibat
fibrinolisis yang berlebihan.
Kompleks faktor IX, sediaan ini mengandung faktor II, VII, IX dan X,
serta sejumlah kecil protein plasma lain dan digunakan untuk pengobatan
hemofilia B, atau bila diperlukan faktor-faktor yang terdapat dalam sediaan
tersebut untuk mencegah perdarahan.
Vitamin K dan turunannya sebagai obat hemostatik, vitamin K
memerlukan waktu untuk dapat menimbulkan efek, sebab vitamin K harus
merangsang pembentukan faktor-faktor pembekuan darah terlebih dahulu.
Faktor antihemofilik (faktor VIII) dan cryprecipitated antihemophilic
factor, kedua zat ini bermanfaat untuk mencegah atau mengatasi perdarahan
pada penderita hemofilia A dan pada penderita yang darahnya mengandung
inhibitor faktor VIII.
b. Obat hemostatik lokal
Obat hemostatik yang umumnya beraksi di dinding kapiler. Dengan meningkatkan adesivitas
dari platelet dan mengubah resistensi kapiler, sehingga mampu untuk mengurangi waktu
perdarahan dan kehilangan darah. Tidak efektif untuk pendarahan arteri maupun vena. Yang
termasuk dalam golongan ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan
mekanisme hemostatiknya. Hemostatik serap Mekanisme kerja: Menghentikan perdarahan
dengan pembentukan suatu bekuan buatan atau memberikan jalan. serat-serat yang
mempermudah bila diletakkan langsung pada permukaan yang berdarah. Dengan kontak pada
permukaan asing trombosit akan pecah dan membebaskan factor yang memulai proses
pembekuan darah. Indikasi: Hemostatik golongan ini berguna untuk mengatasi perdarahan
yang berasal dari pemubuluh darah kecil saja misalnya kapiler dan tidak efektif untuk
menghentikan perdarahan arteri atau vena yang tekanan intra vaskularnya cukup besar.
Contoh obat : Spon gelatin, oksisel (selulosa oksida) Spon gelatin, dan oksisel dapat
digunakan sebagai penutup luka yang akhirnya akan diabsorpsi. Hal ini menguntungkan
karena tidak memerlukan penyingkiran yang memungkinkan perdarahan ulang seperti yang
terjadi pada penggunaaan kain kasa. Untuk absorpsi yang sempurna pada kedua zat
diperlukan waktu 1- 6 jam. Selulosa oksida dapat mempengaruhi regenerasi tulang dan dapat
mengakibatkan pembentukan kista bila digunakan jangka panjang pada patah tulang. Selain
itu karena dapat menghambat epitelisasi, selulosa oksida tidak dianjurkan untuk digunakan
dalam jangka panjang. Busa fibrin insani yang berbentuk spon, setelah dibasahi dengan
tekanan sedikit dapat menutupi dengan baik permukaan yang berdarah.
1)
2)
3)
4) Astringen
Mekanisme kerja : Zat ini bekerja local dengan mengendapkan protein
darah sehingga perdarahan dapat dihentikan, sehubungan dengan cara
penggunaannya zat ini dinamakan juga stypic. Indikasi : Kelompok ini
digunakan untuk menghentikan perdarahan kapiler tetapi kurang efektif
bila dibandingkan dengan vasokontriktor yang digunakan local. Contoh
Obat : Antara lain feri kloida, nitras argenti, asam tanat.
5) Koagulan
Mekanisme kerja : Obat kelompok ini pada penggunaan lokal
menimbulkan hemostatis dengan dua cara yaitu dengan mempercepat
perubahan protrombin menjadi trombin dan secara langsung
menggumpalkan fibrinogen. Contoh Obat : Russell’s viper venom yang
sangat efektif sebagai hemostatik local dan dapat digunakan umpamanya
untuk alveolkus gigi yang berdarah pada pasien hemofilia. Untuk tujuan
ini kapas dibasahi dengan larutan segar 0,1% dan ditekankan pada alveolus
sehabis ekstrasi gigi, zat ini
tersedia dalam bentuk bubuk atau larutan untuk penggunaaan lokal.
Sediaan ini tidak boleh disuntikkan IV, sebab segara menimbulkan bahaya
emboli.
6) Vasokonstriktor
Mekanisme Kerja : Epinefrin dan norepinefrin berefek vasokontriksi,
dapat digunakan untuk menghentikan perdarahan kapiler suatu permukaan.
Cara pemakaian : Penggunaanya ialah dengan mengoleskan kapas yang
telah dibasahi dengan larutan 1: 1000 tersebut pada permukaan yang
berdarah.
a. Mekanisme Pembekuan Darah
a) Apabila luka berlaku, platlet akan mengeluarkan enzim trombokinase
(tromboplastin)
b) Trombokinase bertindak ke atas enzim tidak aktif protrombin untuk membentuk
enzim aktif trombin. Tindakan ini memerlukan ion kalsium. (pembentukan
protrombin memerlukan vitamin K)
c) Trombin seterusnya bertindak terhadap fibrinogen (protein, plasma yang larut)
dan menukarnya kepada fibrin (protein plasma yang larut).
d) Fibrin membentuk satu jalinan yang memerangkap eritrosit dan leukosit. Dengan
demikian, terbentuklah darah beku.
e) Rajah di bawah meringkaskan mekanisme pembekuan darah:
Enzim
trombokinase
(tromboplastin)
Vitamin k
Fibrinogen
Enzim protrombin Enzim trombin
(protein plasma
yang larut)
Ion kalsium
Fibrin (protein
plasma tak larut)
Vitamin K1 (Fitomenadion)
Preparat yang larut dalam air (menadiol). Penggunaan preaparat ini merupakan
kontraindikasi pada neonatus, bayi dan kehamilan stadium lanjut.
Preparat yang larut lemak (fitomenadion) yang akan dibicarakan dalam bab ini
Aktivasi trombosit
XII XII a
Bekuan darah
XI Xia
IX IX a
VIII VIIa
X Xa
Protrombin trombin
Fibrinogen fibrin
14. Plaminogen
Darah membeku melalui transformasi fibrinogen yang larut menjadi fibrin
yang tidak dapat larut. Beberapa proten-protein yang bersirkulasi berinteraksi dalam
rangkaian alir reaksi-reaksi proteolotik terbatas. Pada setiap langkah, suatu faktor
pembekuan zimogen (zymogen : misalnya faktor VIII ) mengalami proteolisis terbatas
dan menjadi suatu protease aktif (misalnya, faktor VIIIa). Protease ini mengaktifkan
faktor pembekuan selanjutnya (faktor IX) hingga pada akhirnya terbentuk suatu
bekuan (clot) fibrin yang solid. Fibrinogen (faktorI), suatu prekursor fibrin yang larut,
merupakan substrat untuk trombin enzim (faktor IIa). Protase ini dibentuk selama
pembekuan oleh pengaktifan zimogennya, phospolipid (PL) platelet, dimana faktor X
yang diaktifkan (Xa), dengan kehadiran faktor Va, mengubahnya menjadi trombin
yang bersirkulasi. Beberapa faktor pembekuan menjadi target untuk terapi obat.
Laporan pertama tentang kelainan perdarahan pada bayi baru lahir di buat oleh Townsend pada
tahun 1984 ketika beliau membedakannya dengan penyakit hemofilia. Sejak itu didapatkan bahwa
kelainan tersebut biasany dimulai pada bayi yang berusia 2 atau 3 hari, perdarahannya sering berasal
dari traktus gastrointestinal dan biasanya perdarahan berhenti sendiri. Sampai saat ini telah
dilakukan riset yang bertujuan untuk menemukan kesembuhan pada kelainan tersebut dan bukan
mencari penyebabnya. Jadi dalam banyak hal, etiologi kelainan perdarahan pada bayi baru lahir ini
tidak diketahui.
Kesimpulan:
Neonatus dilahirkan dengan konsentrasi vitamin K yang relatif rendah. Dengan pemberian ASI,
konsentrasi ini mengalami kenaikan yang perlahan – lahan untuk mencapai nilai dewasa pada saat
bayi berusia 1 tahun, dengan demikian sejumlah kecil bayi akan menghadapi resiko terjadinya
kelainan perdarahan pada BBL (HDN, haemorrhagic disease of the newborn).
3) Asam aminokaproat
Indikasi: Pemberian asam aminokaproat, karena dapat menyebabkan pembentukan
thrombus yang mungkin bersifat fatal hanya digunakan untuk mengatasi perdarahan
fibrinolisis berlebihan. Asam aminokaprot digunakan untuk mengatasi hematuria
yang berasal dari kandung kemih.
Asam aminokaproat dilaporkan bermanfaat untuk pasien homofilia sebelum dan
sesudah ekstraksi gigi dan perdarahan lain karena troma didalam mulut. Asam
aminokaproat juga dapat digunakan sebagai antidotum untuk melawan efek
trombolitik streptokinase dan urokinase yang merupakan activator plasminogen.
4) Asam traneksamat
Indikasi :
- Hipermenorrhea
- Pendarahan pada kehamilan dan pada pemasangan AKDR
- Mengurangi pendarahan selama dan setelah operasi
Perhatian
Bila diberikan IV dianjurkan untuk menyuntikkan perlahan-lahan (10 ml / 1-2 menit)
5) Karbazokrom Na Sulfonat (ADONA)
Indikasi
- Pendarahan disebabkan menurunnya resistensi kapiler dan meningkatnya
permeabilizas kapiler
- Pendarahan abnormal selama/pasca operasi akibat penurunan resistensi kapiler
- Pendarahan otak
2. 5 Efek samping dan cara mengatasinya
a. Efek samping prostaglandin:
- Hiperstimulasai uterus
- Pireksia
- Infalamasi
- Sensitisasi terhaap rasa nyeri
- Diuresis + kehilangan elektrolit.
- Efek pada sistem syaraf pusat( tremor merupakan efek samping yang jarang terjadi)
- Pelepasan hormon hipofise renin steroid adrenal
- Sakit persisten pada punggung bwah dan perut
b. Efek samping oksitosin:
- Spasme uterus ( pada dosis rendah )
- Hiper stimulasi uterus 9 membahayan janin : kerusakan jaringan lunak /uterus Keracunan
cairan dan hiporatremia ( pada dosis
besar)
d) Mual,muntah, aritmia, anafilaksis, ruam kulit, aplasia plasenta, emboli
amnion.
e) Kontraksi pembuluh darah tali pusat
f) Kerja antidiuretik
g) Reaksi hipersensitifitas
h) Reaksi anafilaktik
i) Hiper stimulasi uterus yang membahayakan janin : kerusakan jaringan
lunak / rupture uterus
j) Keracunan cairan dan hiporatremia ( pada dosis besar )
k) Mual, muntah,ruam kulit, aplasia plasenta, emboli amnion.
l) Kontraksi pembuluh darah tali pusat
m) Aritmia jantung
n) Hematoma panggul
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Obat anti pendarahan ini juga disebut juga hemostatik. Hemostasis merupakan
peristiwa penghentian perdarahan akibat putusnya atau robeknya pembuluh darah,
sedangkan thrombosis terjadi ketika endothelium yang melapisi pembuluh darah rusak
atau hilang. Obat hemostatik ini diperlukan untuk mengatasi perdarahan yang meliputi
daerah yang luas. Pemilihan obat hemoastatik harus dilakukan secara tepat sesuai dengan
patogenesis perdarahan. Obat hemostatik sendiri terbagi dua yaitu Obat hemostatik lokal
dan Obat hemostatik sistemik
3.2 Saran
Dengan terselesaikannya makalah ini, kami sebagai penulis merasa bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran
dari para pembaca demi terwujudnya makalah yang lebih baik selanjutnya.Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.