tradisional yang masih asli di antara kampung adat yang berada di wilayah
Kabupaten Sikka.Kata Natakoli terdiri dari dua suku kata yakni Nata dan
diperpendek dari kata Natar yang berarti kampung.Sementara kata Koli berarti
makna ritus wawi dadidi Kampung Natakoli, penting bagi kita untuk mengenal
Kabupaten Sikka, provinsi Daerah Tingkat I NTT. Desa ini merupakan salah satu
dari empat desa yang termasuk dalam wilayah kecamatan Mapitara. Desa Natakoli
memiliki 3 sub desa (dusun) yakni Natakoli yang menjadi pusat pemerintahan
desa ini, Wolomotong, dan Utawolon. Luas wilayah desa Natakoli kurang lebih 50
1
dengan desa Nen Bura, sebelah timur berbatasan dengan desa Hebing, sebelah
selatan berbatasan dengan Laut Sawu, sebelah utara berbatasan dengan desa Egon
Gahar.
Wilayah Desa Natakoli terdiri dari lembah dan bukit hijau yang ditanami
dengan berbagai tanaman perdagangan seperti kemiri, coklat, cengkeh, kelapa dan
daerahnya semakin gersang sehingga hanya cocok bagi tanaman mete dan kelapa
2.1.2 Iklim
Kondisi iklim di Desa Natakoli tidak berbeda jauh dengan iklim di daerah-
daerah lain di kabupaten Sikka, Ende dan Flores Timur serta daerah-daerah di
NTT pada umumnya, yang memiliki dua jenis musim yakni musim hujan
inipun sering berubah-ubah sehingga sering kali musim kemarau lebih panjang
2.1.3 Flora
beraneka ragam seperti kemiri, pisang, nangka, kelapa, mente, bambu, beringin,
2.1.4 Fauna
Beberapa jenis fauna yang hidup di daerah Natakoli adalah babi, kambing,
kucing, ayam, elang, nuri, kuda, musang, tikus, anjing dan lain-lain. Binatang-
2
binatang itu dibedakan atas binatang piaraan (babi, kuda, ayam, kucing, anjing,
kambing) dan binatang liar seperti; musang, nuri, elang dan berbagai jenis ular
Natakoli khususnya hidup dengan mata pencaharian bercocok tanam atau bertani
masih bersifat primitif yaitu dengan menggunakan parang, tofa dan pacul. Alat-
alat tersebut digunakan untuk membuka ladang dengan sistem menebang hutan
(buka ladang baru) atau menggunakan ladang yang sama. Dalam kebun biasanya
sebagai bahan makanan harian. Ada juga tanaman perdagangan seperti kemiri,
memiliki struktur organisasi tradisional yang masih lestari. Hal ini menjadi sangat
dalam kehidupan sosial antar golongan atas atau bangsawan dan golongan bawah
(keturunan hamba atau dalam bahasa setempat dikenal dengan istilah Maha),
3
Namun klasifikasi ini tidak lagi dipertahankan sampai saat ini karena kemajuan
bergantung pada kedudukan suku atau marga, kekayaaan atau harta benda yang
berubah.
Fenomena diskriminasi tidak ada lagi di KampungNatakoli saat ini. Hal itu
tampak dalam proses pemilihan jodoh dan pemilihan pemimpin atau pejabat
pemerintahan di desa setempat. Misalnya, dalam proses pemilihan jodoh hal yang
diutamakan sekarang ini adalah hubungan cinta dan kebahagiaan pasangan bukan
2.1.7 Kesehatan
menyikapi hal ini dengan membangun sebuah poliklinik desa dan puskemas
Kebutuhan akan air bersih juga sudah direalisasi oleh pemerintah setempat yang
4
bekerjasama dengan Aus Aid sejak tahun 2000. Saat ini terdapat sembilan bak air
2.1.8 Pendidikan
gera ninu nan ata wair, rena nan ata tutu tatar, nia nan ata ke’o ka’ur odi
hiri saran sawen”. Lingkungan di mana anak hidup dan dibesarkan sangat
demikian setiap orang tua dan keluarga besar di mana anak itu hidup
dituntut untuk senantiasa menciptakan warna atau suasana yang baik yang
berikut.
2.1.8.1.1Nasihat
kehidupan manusia.
5
2.1.8.1.2 Perumpamaan
yang biasanya diceritakan pada malam hari sebagai pengantar tidur. Inti
dari cerita-cerita itu adalah memaparkan perlakuan baik dan tidak baik
yang perlu diketahui oleh si anak sebagai pedoman dalam hidup sehari-
hari.
2.1.8.1.3Teladan Hidup
ketaatan. Anak perlu mengenal orang-orang seperti ini supaya mereka bisa
bagaimana yang harus mereka lakukan agar mereka pun kemudian dapat
bisa menghasilkan uang. Jenis-jenis keterampilan itu antara lain: tenun ikat
(anak pria).
6
Natakoli.Pendidikan formal menyiapkan generasi muda Desa Natakoli
desa ini, saat ini pemerintah telah membangun dua unit sekolah dasar dan
aktivitas keagamaan seperti doa dan upacara, tempat suci dan peninggalan-
Ama Lero Wulan dan Ina Nian Tanah merupakan wujud tertinggi yang
dianggap sebagai Allah Bapa, sumber segala sesuatu yang dilambangkan dengan
Matahari dan Bulan (Lero dan Wulan) serta ibu pertiwi sebagai yang merawat dan
Tanah).
Adapun tuturan adat yang biasa diucapkan sebagai ungkapan pujian dan
permohonan terhadap wujud tertinggiAma Lero Wulan dan Ina Nian Tanah
7
O...Ama Lero Wulan reta,
‘O.... Bapa Matahari dan Bulan yang tertinggi, kudirikan tempat untuk
berbakti dan bertuah akan meminta hasil yang berkelimpahan. Kuletakkan batu
Wujud tertinggi (Ama Lero Wulan) ini juga oleh orang Natakoli sering
disebut dengan nama “Amapu”.Kata Amapu berasal dari bahasa Sikka Iwan
(Kabupaten Sikka bagian Timur) yang terdiri dari dua suku kata yakni “Aman”
yang berarti Bapa dan “Pun” yang berarti kepunyaan atau milik. Oleh karena itu
kata “Amapu” secara harafiah memiliki arti bahwa segala sesuatu yang berada di
dunia ini adalah milik Bapa. Amapu atau Bapa ini juga oleh masyarakat Natakoli,
diyakini sebagai Bapa yang Maha Kuasa, Maha Tahu, Maha Besar dan bersifat
8
• Amapu deri reta seu lape pitu, reta kotalape walu
yang ke delapan’.
Tidak ada satu halpun di dunia ini yang luput dari pandanganNya.
manusia dan segala tata ciptaan yang dalam bahasa simbolis disebut Ama Lero
dengan Amapu.
Uhek Manar. Di nian wula wutu (langit) ada uhek manar untuk matahari, bulan
dan bintang. Di nian tanah (bumi) ada uhek manar untuk mengawasi mata air,
laut dan danau.Ada pula uhek manar yang menjaga bukit, lembah dan sungai.
9
Uhekmanar di nian wula wutu (langit) disebut moan lero wulan sedangkan uhek
manar di nian tanah (bumi) disebut Tanah Uhek Manar.Uhek Manar adalah roh-
roh. Roh-roh itu ada yang baik (roh penolong) dan ada pula yang jahat (roh
pemangsa).
rimba dilarang karena pohon-pohon dipercaya sebagai tempat tinggal uhek manar.
Jika hendak menebang pohon besar maka harus diadakan ritual terlebih dahulu
(memindahkan uhek manar), kalau tidak maka tindakan itu akan dilihat sebagai
pengusiran secara paksa bagi uhek manar yang berdiam di situ. Akibatnya uhek
manar akan marah dan mengutuk orang bersangkutan seperti mengalami sakit
atau gila.
mengalami sakit dan sadar akan kesalahannya maka diadakan ritus sisa soba. Sisa
mitan wa’i pitu (‘membuang yang hitam sebanyak tujuh kali’), soba meran wa’i
walu (‘membuang yang merah sebanyak delapan kali’), yang memiliki makna
dalam ungkapan “ruku mai gapu wa’in, kongong mai piru liman” (‘merapat
ciptaaan.
1
Nitu adalah roh yang berasal dari jiwa-jiwa orang yang telah meninggal yang masih dalam tahap
perziarahan menuju kebahagiaan kekal dalam surga abadi atau seu olang sareng.Mereka
diyakinitinggal di suatu tempat yang dikenal dengan namaNitu Natar (kampung Nitu).
Sedangkan Noang adalah jiwa orang-orang yang telah meninggal dan berada dalam persatuan
bersama Amapu di surga abadi.
10
Selain Ama Lero Wulan dan Ina Nian Tanah sebagai wujud tertinggi serta
uhek manar, orang-orang Natakoli juga mengakui akan kekuatan “Ata Nitu
Jiwa orang yang telah meninggal dianggap mendiami suatu dunia baru
yang begitu dekat dengan “Ama Lero Wulan dan Ina Nian Tanah” (Wujud
tertinggi) dan karena itu memiliki kekuatan yang menyerupai wujud tertinggi itu,
sehingga seringkali mereka berdoa dan memohon berkat darinya. Rumusan doa
Ata kesi kelik mutu bleri, ‘Walau diganggu dan diusik orang’
11
Odi lepo du brinet o, ‘Nanti rumah ini menjadi kosong’
Kekuatan yang berikut adalah pengaruh dari suanggi atau dalam bahasa
setempat dikenal dengan sebutan “Ata U’en”. Kekuatan suanggi ini dianggap
memiliki hubungan dengan jiwa-jiwa orang yang telah meninggal (Nitu Noan).
orang bersangkutan.
suanggi ini hanyalah dengan berdoa kepada jiwa orang yang telah meninggal agar
menolak atau menghantar pulang jiwa orang yang dihantar ke sana oleh orang
suanggi tersebut. Adapun rumusan doa yang digunakan adalah sebagai berikut:
Ata raning human lau ra tutur, ‘Jika para ksatria pergi memberitahu’
12
Na iu ia niun niluk le’u ‘Biarkan gigi hiu itu menjadi nyilu’
Muta beli lua beli le’u ‘Sehingga dia dimuntahkan oleh hiu itu’
status sebagai satu stasi yakni stasi Remigus Natakoli yang berada di bawah
naungan paroki Renha Rosari Halle-Hebing. Umat di stasi ini juga dibagi dalam
lima Komunitas Umat Basis (KUB). Namundi samping sebagai umat beragama
Katolik, kepercayaan tradisional seperti yang telah dijelaskan di atas pun masih
13