Makalah Review Jurnal Cross Study Retrospektif - 0164
Makalah Review Jurnal Cross Study Retrospektif - 0164
MAKALAH
REVIEW JURNAL CROSS STUDY & RETROSPEKTIF
OLEH :
S. STAMBUK : 15020180164
KELAS : C3
FAKULTAS FARMASI
MAKASSAR
2021/2022
KATA PENGANTAR
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat masih jauh dari
kesempurnaan. Olehnya itu kami mengharapkan saran, kritik, serta
masukan demi kebaikan pembuatan makalah dilain waktu. Walaupun
makalah yang kami sajikan ini masih jauh dari kesempurnaan tetapi kami
berharap semoga apa yang kami tuangkan dalam makalah ini mampu
memberikan pemahaman, ide-ide baru dan pengetahuan kepada
pembaca serta memberi manfaat bagi khalayat banyak, karena pada
dasarnya kesempurnaan hanya milik ALLAH SWTsemata.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Jenis Design Pendekatan secara kuantitatif yang dilakukan pada penelitian ini
adalah dengan analitik observasional menggunakan rancangan
cross sectional atau potong lintang.
Metode Penelitian Metode survei dilakukan menggunakan kuesioner sebagai alat
pengumpulan data. Pendekatan secara kuantitatif dilakukan
dengan analitik observasional menggunakan rancangan cross
sectional atau potong lintang. Prosedur pada penelitian ini terdiri
dari mengevaluasi manajemen obat (perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengawasan) kepada petugas
farmasi rawat jalan RS X dan dilakukan analytic design guna
mengetahui hubungan manajemen obat tersebut dengan
kualitas pelayanan farmasi rawat jalan dengan menyebarkan
kuesioner kepada pelanggan farmasi rawat jalan yang sedang
mengambil obat. Teknik sampling yang digunakan adalah
consecutive sampling yang merupakan nonprobabilitysampling
yang paling baik.
Data Penelitian Evaluasi Manajemen Obat Uji validitas dan reliabilitas dari
kuesioner manajemen obat dilakukan dengan carapenyebaran
kuesioner terhadap 10 orang petugas farmasi rawat jalan. Hasil
uji validitas kuesioner manajemen obat farmasi rawat jalan
dinyatakan valid karena seluruh pernyataan memiliki nilai
koefisien korelasi (r) lebih besar dari 0,364 (r Hitung > r Tabel).
Hasil uji reliabilitas seluruh item dinyatakan reliabel karena
memiliki nilai Cronbach’s Alpha >0,60.
a. Perencanaan Skor yang diharapkan untuk jawaban
responden terhadap 7 pernyataan adalah 140.
Perhitungan menunjukkan nilai skor total yang diperoleh
130 atau 92,86% dan berada pada kategori sangatbaik.
b. Pengorganisasian Skor yang diharapkan untuk jawaban
responden terhadap 7 pernyataan adalah 140.
Perhitungan menunjukkan nilai skor total yang diperoleh
138 atau 98,57% dan berada pada kategori sangatbaik.
c. Pengarahan Skor yang diharapkan untuk jawaban
responden 21 pernyataan adalah 420. Perhitungan
menunjukkan nilai skor total yang diperoleh 416 atau
99,05% dan berada pada kategori sangatbaik.
d. Pengawasan Skor yang diharapkan untuk jawaban
responden 19 pernyataan adalah 380. Perhitungan
menunjukkan nilai skor total yang diperoleh 369 atau
97,11% dan berada pada kategori sangat baik.
Selanjutnya, penelitian kuantitatif dilakukan dengan
menyebarkan kuesioner penelitian kepada pelanggan
farmasi rawat jalan, untuk memperoleh data penilaiannya
terhadap manajemen obat dan kualitaspelayanan.
Uji validitas dan reliabilitas kuesioner manajemen obat
Dilakukan penyebaran kuesioner terhadap 30 responden
pelayanan farmasi rawat jalan. Hasil uji validitas dan
reliabilitas kuesioner manajemen obat farmasi rawat jalan, 1
item pernyataan dengan nilai koefisien korelasi (r) lebih kecil
dari 0,364 (r Hitung < r Tabel), yaitu pada item 11mengenai
“Kualitas fisik Obat”, (r=0,128). Hasil uji reliabilitas semua item
dinyatakan reliabel karena mempunyai nilai Cronbach’s Alpha
>0,60.
Judul Potensi Interaksi Obat Resep Pasien Geriatri: Studi
Retrospektif pada Apotek di Bandung
Volume & Vol 1 No. 3 hal. 96-101
halaman
Tahun 2012
ISSN 2252–6218
Penulis Nurul Annisa, Rizky Abdulah
Reviewer Dina Saputri 15020180110
Tanggal akses 21 November 2021
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari jurnal yang
menggunakan cross sectional study
adalah valuasi manajemen obat di
farmasi rawat jalan RS X yang dinilai
oleh petugas farmasi rawat jalan
terhadap empat fungsi manajemen
antara lain, perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan menghasilkan nilai rata-
rata 96,90% sehingga berada dalam
kategori sangat baik. Sementara
penilaian oleh pelanggan sebesar
76,25% sehingga dalam kategori
baik.Terdapat hubungan yang kuat
antara empat fungsi dari manajemen
obat, baik perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan terhadap kualitas
pelayanan farmasi rawat jalan RS X.
Pengaruh terbesar berada pada fungsi
perencanaan hal ini sesuai dengan
banyaknya keluhan pelanggan di
sektor perencanaan manajemen obat
yaitu kelengkapan obat yang diberikan
dan sektor perencanaan pelayanan
yaitu waktu tunggu dalam pelayanan
farmasi rawatjalan.
Sedangkan kesimpulan dari jurnal
yang menggunakan study
retrospective adalah Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa pasien di Kota
Bandung berisiko mendapatkan
interaksi potensial obat-obat (DDIs)
sebes 3.2 Saran
ar Sebaiknya dilakukan pengkajian
39,00 lebih lanjut pada jurnal-jurnal
% penelitian yang menggunakan metode
pada cross sectional study dan study
setiap retrospective.
lemba
r
resep
yang
didap
atkan.
DDIs
paling
banya
k
terjadi
pada
peres
epan
dokter
umum
yaitu
sebes
ar
85,50
%.
Suatu
sistem
harus
diban
gun
untuk
memi
nimali
sasi
DAFTAR PUSTAKA
Abstrak
Usia geriatri merupakan kelompok usia yang rentan terhadap masalah-masalah yang terkait dengan
penggunaan obat, salah satunya adalah kejadian interaksi obat-obat. Dalam penelitian ini dilakukan
studi untuk mengetahui interaksi potensial obat-obat. Data diproses melalui
www.drugs.comdatabase.Evaluasi ini memaparkan prevalensi dan mengklasifikasikan jenis interaksi
potensial berdasarkan level interaksi dan spesialisasi medik. Dari total 29.839 resep dari tujuh apotek
di kota Bandung diperoleh 334 lembar resep geriatri (1,12%). Dari resep geriatri tersebut, tedapat 4
lembar resep (1,20%) dengan jumlah 1 R/ yang artinya pada resep ini tidak berpotensi untuk terjadi
interaksi. Sedangkan jumlah R/ pada lembar resep yang mengandung lebih dari 1 R/ adalah 1.136
dengan rata-rata jumlah R/ pada se-
tiaplembarresepadalah3,40.Sebanyak131lembarresepterdapatinteraksipotensialobat-obatsebesar
39,22%. Total interaksi potensial yang terjadi adalah 210 interaksi. Interaksi potensial moderate adalah
sebanyak 187 (89,05%) sedangkan severe sebanyak 23 (10,95%). Kejadian potensi interaksi moderate
dan severe pada kelompok spesialisasi medik umum adalah sebanyak 85,00%, penyakit dalam 8,40%,
kardiologi 2,30%, THT 2,30%, syaraf 0,76% dan gigi0,76%.
96
Pendahuluan kodinamik seringkali mengalami peru-bahan
pada usia geriatri, kemungkinan terjadinya
Interaksi obat atau drug-drug interactions perlambatan waktu transit usus, kapasitas pe-
(DDIs) didefinisikan sebagai modifikasi efek nyerapan berkurang, penurunan metabolisme
suatu obat akibat obat lain yang diberikan hati,fungsimitokondria,eksresiginjaldanpe-
pada awalnya atau diberikan bersamaan atau rubahan dalam volemia serta distribusi dalam
bila dua atau lebih obat berinteraksi sehingga lemak tubuh.8
keefektifan atau toksisitas suatu obat atau le- Mengidentifikasi potensi terjadinya DDIs
bih berubah.1Interaksi yang lebih sering ter- merupakan hal yang penting dalam kegiatan
jadi adalah yang terjadi didalam tubuh diban- pelayanan kefarmasian terutama di apotek,se-
dingkan diluar tubuh. Interaksi dalam tubuh hingga penelitian retrospektif pada tujuh apo-
dapat dibagi dalam dua kelompok besar yaitu tek terpilih di Kota Bandung dilakukan untuk
interaksi famakokinetika dan interaksi farma- mengetahui seberapa besar potensi terjadinya
kodinamika.2 DDIs pada peresepan khususnya resep pada
Polifarmasi meningkatkan risikoterjadinya pasien geriatrik.
interaksi obat. Pengobatan polifarmasi di-
hubungkan dengan kejadian DDIs, Adverse Metode
Drug Reactions (ADRs), Medications Error
dan peningkatan risiko rawat inap di rumah Penelitiandeskriptifinidilakukanditujuhapo-
sakit.3,4Apotekerharusbertanggungjawabun- tekdikotaBandung.Penelitianinimerupakan
tuk memonitoring interaksi obat dan mengin- studi retrospektif dengan menggunakan resep
formasikan kepada dokter dan pasien tentang rawat jalan di apotek-apotek tersebut. Krite-
masalahyangmungkinterjaditerkaitinteraksi ria inklusi dari penelitian ini adalahkelompok
tersebut.5 usia geriatrik (>59 tahun), resep lengkap yang
Dalam pekerjaan kefarmasian di apotek, dapat ditelusuri, dan resep yang masuk pada
apoteker seringkali tidak dapat mengidentifi- Oktober–Desember2011.Informasidariresep
kasi berbagai kejadian DDI’s pada pelayanan yang diambil adalah usia, jenis kelamin, spe-
resep pada pasien rawat jalan. Berbagai ke- sialisasi medik, nama obat, dosis dan jumlah
mungkinan secara teknis adalah karena waktu obat. Resep yang mengandung dua atau lebih
yang tidak memungkinkan, tidak tersedianya R/ kemudian didentifikasi interaksi potensial
alat penunjang yang praktis, dan sebagainya. melalui database www.drugs.com.Tingkat
Apoteker sering tidak menyadari kemung- DDI’s dikelompokkan menjadi severe, mo-
kinan DDI’s yang dapat membahayakan atau derate dan minor.9Dalam penelitian ini yang
merugikan pasien. dianalisis hanya level interaksi yaitu mode-
Peresepan pada usia geriatrik menjadi rate dan severe. Level interaksi ini kemudian
fokus pada penelitian ini. Hal ini dikarenakan juga diklasifikasikan berdasarkan spesialisasi
usia geriatrik berada pada risiko yang signifi- medik.
kan untuk masalah terkait obat.6Selain po- Interaksi severe adalah interaksi yang me-
lifarmasi, usia saja merupakan faktor risiko miliki potensi yang berbahaya dan seriuspada
utama untuk DDIs. Pasien geriatri rentan pasien, memiliki insiden yang rendah dengan
terhadap interaksi obat dikarenakan peruba- akibatyangdapatmerugikanpasiendengando-
han yang berkaitan dengan usia fisiologis, pe- kumentasi terbatas. Interaksi moderate adalah
ningkatanrisikountukpenyakitterkaitdengan interaksi yang memiliki interaksi dengan sig-
penuaan dan peningkatan konsekuen dalam nifikansi klinis yang lebih rendah dibanding-
penggunaan obat.7Farmakokinetik danfarma- kan dengan interaksi severe tetapi jugadapat
menimbulkan kerugian pada pasien dengan kan jenis kelamin, terdapat 44,78% pasien
dokumentasi yang kurang baik sedangkan in- laki-laki dan 55,22% pasien perempuan.
teraksi minor adalah interaksi yang memiliki Sebanyak 131 (39,22%) lembar resep me-
signifikansi klinis yang rendah, interaksi ini ngandung potensi interaksi obat-obat, artinya
resikonya terbatas pada pasien itu sendiri.10 pasien geriatrik hampir 40,00% berpotensi
mendapatkan resep yang mengandungpotensi
Hasil interaksi obat-obat. Hal ini tentunya menjadi
kewajiban tenaga kesehatan untuk mewaspa-
Dari total 29.839 resep yang masuk, terdapat dai serta memberikan perhatian lebihterhadap
334 (1.12%) lembar resep pasien geriatrik potensi interaksi yang mungkin terjadi.
yang masuk dalam kriteria inklusi penelitian. Klasifikasiinteraksidibagimenjadiduake-
Dariresepyangmasukkriteriainklusiinirata- lompok yaitu interaksi moderate dan severe.
ratajumlahR/padasetiaplembarresepadalah Total interaksi potensial yang terjadi adalah
3,40. Hanya terdapat 4 lembar resep (1,20%) 210 interaksi. Interaksi potensial moderate
yang terdiri dari 1 R/. adalah sebanyak 187 (89,05%) sedangkan
Usia rata-rata pasien geriatrik pada resep- severe sebanyak 23 (10,95%). Hasil analisis
resep yang diteliti adalah 68 tahun. Berdasar- DDIs ini dapat dilihat pada Tabel 1.
3 C 4652 8 0 19 0 0 0
4 D 1183 44 0 223 28 63 3
5 E 799 9 3 25 4 13 2
80
70
ProsentaseResepDDI's
60
50
40
30
20
10
0
Umum PenyakitDalam Jantung THT Syaraf Gigi
Spesialisasi Medik
Abstrak
Saat ini pemerintah berupaya mewujudkan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) bahwa setiap
rakyat Indonesia berhak atas jaminan sosial untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang
layak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran manajemen obat farmasi rawat jalan RS
X dan menganalisis hubungan manajemen obat dengan kualitas pelayanan farmasi rawat jalan RS X.
Manajemen obat ini termasuk perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan.Penelitian
ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu analitik observasional dengan rancangan crosssectional
studydengansampelpenelitianpelangganfarmasirawatjalandiRSX.Pengumpulandatamenggunakan
kuesioner dari 100 orang pelanggan rawat jalan dengan menggunakan metode consecutive sampling.
Hasil penelitian mengunakan Pearson Correlation menunjukkan hubungan manajemen obat dengan
kualitas pelayanan farmasi rawat jalan yang bermakna dengan nilai untuk aspek perencanaan (r=0,626;
p<0,001), pengorganisasian (r=0,409; p<0,001), pengarahan (r=0,359; p<0,001), dan pengawasan
(r=0,426; p<0,001) dengan R2 multiple 66,80%. Gambaran manajemen obat di farmasi rawat jalan RS
X menghasilkan nilai rata-rata 96,90% sehingga berada dalam kategori sangat baik dan membuktikan
hubungankuatantaraempatfungsimanajemenobatterhadapkualitaspelayananfarmasirawatjalanRSX.
56
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 5, Nomor 1, Maret 2016
Metode
100pelanggan
Pengujian nilai
validitasdanreliabilitas instrumen
pengukurandilakukandenganmengam
bil data dari kuesioner10petugas
farmasirawatjalanRSXdan30responde
n (pelanggan farmasi
rawatjalan).KuesionerdiadaptasidariP
erMenkesRINo.58tahun 2014 tentang
Standar PelayananFarmasidi Rumah
Sakit dan Modul
trainingofTrainer(TOT)
pelayanankefarmasian.15Kuesionereva
luasi manajemen obat pada
petugas farmasi rawat jalan
dilakukandengancaramenjawab
pernyataan
berdasarkanpadaduajawaban yang
tertera, yaitu yadantidak, kemudian
pernyataandinilaiberdasarkan jawaban
yang dipilih
untukmenentukanskorpenilaian
59
berurutan dan memenuhi karakteristik metode analisis jalur (path analysis)dengan
responden penelitian dimasukkan ke dalam kemaknaanhubunganditentukanberdasarkan
penelitian sampai jumlah yang diperlukan nilai p<0,05.
terpenuhi. Karakteristik respondenpenelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan
yaitu terdiri dari umur (18–60 tahun), jenis membuktikan korelasi antara variabel X
kelamin, pendidikan, pekerjaan/profesi, dan dan variabel Y yang dapat dianalisis dengan
frekuensi kunjungan (≥3 kali kunjungan). regresi multipel atau berganda atau regresi
Setelah itu, dilakukan penyebaran 100 sederhana. Pada penelitian ini merupakan
kuesioner kepada pelanggan farmasi rawat regresi multipel dengan persamaan:
jalan, lalu kuesioner dikumpulkan dan Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4
dianalisis bivariabel dan multivariabel. Y = Tingkat kualitas pelayanan obat
Analisis bivariabel dilakukan untuk X1 =Perencanaan
mengetahui hubungan antara manajemen X2 = Pengorganisasian
obat dengan kualitas pelayanan farmasi X3 = Pengarahan
rawat jalan di RS X. Analisis statistik X4 = Pengawasan
dihitung dengan melihat besarnya koefisien
korelasi (hubungan) menggunakan analisis Hasil
pearson correlation. Analisis multivariabel
digunakan untuk meneliti pengaruh antara Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan
variabel-variabel penelitian yang digunakan April–Mei 2015. Penelitian inimenghasilkan
untuk menerangkan akibat secara langsung data-data sebagaiberikut:
dan tidak langsung dari seperangkat variabel
sebagaivariabelindependenterhadapvariabel Evaluasi Manajemen Obat
dependen. Pada penelitian inidigunakan Uji validitas dan reliabilitas dari kuesioner
X1
rX1X2
PyX1
X2
ε
PyX2
rX2X3
X3
PyX3 Y
rX3X4
PyX4
X4
Gambar 1 Diagram Jalur Hubungan Manajemen Obat (X1; X2; X3; X4) terhadap Kualitas
Pelayanan (Y) di Depo Farmasi Rawat Jalan RS X Kota Pontianak
Tabel 1 Hasil Nilai Hubungan antara Manajemen Obat dengan Kualitas Pelayanan Farmasi
Rawat Jalan RS X
No Korelasi Koefisien Korelasi (r) p
1 Perencanaan dengan kualitas pelayanan 0,626 <0,001
2 Pengorganisasian dengan kualitas pelayanan 0,409 <0,001
3 Pengarahan dengan kualitas pelayanan 0,359 <0,001
4 Pengawasan dengan kualitas pelayanan 0,426 <0,001
Keterangan: p= nilai signifikansi; r= koefisien Pearson
Tabel 2 Hasil Pengaruh Manajemen Obat dengan Kualitas Pelayanan Farmasi Rawat Jalan RS X
Variabel Koefisien β SE(β) Koefisien Jalur t P
Konstanta 39,557
Perencanaan 0,142 0,014 0,594 10,008 <0,00
Pengorganisasian 0,128 0,037 0,269 3,481 0,001
Pengarahan 0,120 0,027 0,274 4,529 <0,00
Pengawasan 0,139 0,053 0,205 2,625 0,010
X1
rX1X2 =0,013
PyX1 = 0,626
X2 ε=0,576
PyX2 =0,409
rX2X3 =0,093
X3 PyX3 =0,359
rX3X4 =0,016
PyX4 =0,426
X4
Gambar 2 Bagan Analisis Multivariabel Pengaruh Variabel X terhadap Variabel Y
30 responden pelayanan farmasi rawat jalan, kelamin pelanggan. Hal ini diperoleh
hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner dengan membandingkan nilai Pearson
kualitas pelayanan farmasi rawat jalan 1item Chi Square dengan Chi Square tabel,
pernyataan yang nilai koefisien korelasi (r) yaitudiperolehnilaip=0,766menunjukan
lebihkecildari0,364(rHitung<rTabel),yaitu bahwa jenis kelamin tidakmempengaruhi
pada item 18 mengenai “Jaminan keamanan penilaian pelanggan terhadapmanajemen
di lingkungan ruang tunggu”, dengan nilai obat dan kualitas pelayanan.
koefisien korelasi 0,095. Hasil uji reliabilitas b. Usia
semua item dinyatakan reliabel karena Ujistatistikmemberikansimpulanbahwa
mempunya nila Cronbach’s Alpha>0,60. penilaian pelanggan farmasi rawat jalan
RS X tidak berhubungan dengan usia
Karakteristik Responden pelanggan. Hal ini diperoleh dengan
a. JenisKelamin membandingkannilaiPearsonChiSquare
Ujistatistikmemberikansimpulanbahwa dengan Chi Square tabel, yaitu dengan
penilaian pelanggan farmasi rawat nilai signifikansi p=0,575 menunjukkan
jalanRS X tidak berhubungan bahwausiatidakmempengaruhipenilaian
denganjenis
Tabel 3 Hasil Nilai Korelasi antara Keempat Fungsi Manajemen Obat Farmasi Rawat Jalan RS
X
Perencanaan Pengorganisasian Pengarahan Pengawasan
Atribut (X1) (X2) (X3) (X4)
Tabel 7 Hasil Persentase Pengaruh Pengawasan (X4) terhadap Kualitas Pelayanan (Y)
Pengaruh tidak langsung
Variabel Pengaruh langsung
X X1 r %
X1 0,594 0,205 0,016 0,19%
X2 0,269 0,205 0,639 3,52%
X3 0,274 0,205 0,145 0,82%
X4 4,20% 0,205 0,205 1
Subtotal 4,20% Subtotal 4,53%
Total 8,73%
Tabel 8 Hasil Persentase Nilai Rata-Rata Penilaian Pelanggan terhadap Manajemen Obat dan
Kualitas Pelayanan Depo Farmasi Rawat Jalan Rs X
Variabel penelitian Nilai Rata-rata penilaian pelanggan
Manajemen obat
Perencanaan 59,17%
Pengorganisasian 79,28%
Pengarahan 82,22%
Pengawasan 84,33%
Kualitas pelayanan
Kepuasan 83,25%