Anda di halaman 1dari 6

JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK

2019/2020

MATA UJIAN: HUKUM PIDANA

Nama Lengkap : William Matthew Husin

NRP :120119106

No. Presensi : 27

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SURABAYA

JUNI 2020
Fakta Hukum:

1) Toni meminjam uang kepada Tania, kakak dari tasya kekasihnya.


2) Tania menolak untuk memberikan pinjaman kepada Toni, lalu mengejek dan
mengancam Toni untuk menyebarkan status perkawinan siri Toni dengan Feli.
3) Toni yang dendam kepada Tania lalu mengajak Kris untuk melakukan aksinya.
4) Kris merupakan teman Toni di penjara karena kasus penganiayaan 2 tahun lalu
5) Tanggal 5 Februari 2020, Toni dan Kris menganiaya Tania dan calon suami Tania.
6) Melihat Toni mengacungkan belati kepada Tania, Calon suami Tania menghampiri
dan mengambil belati.
7) Belati tersebut lalu ditusukan berkali-kali ke dada Toni hingga terkapar.
8) Kris melarikan diri ke Jogja dan menyampaikan kabar tersebut kepada Feli
9) Melihat Feli marah dan mencoba untuk mengusirnya atas perbuatannya, Kris lalu
memukul Feli hingga tak sadarkan diri.
10) Kris melarikan diri dan mencuri sepeda motor Feli

A. Apakah kasus di atas juga terkait dengan percobaan? Jelaskan dengan rinci

Pada hakikatnya percobaan tindak pidana mengikuti kejahatan pokoknya. Percobaan


bukan merupakan delictum sui generis. Berdasarkan Pasal 53 ayat (1) Kitab Undang-
undang Hukum Pidana, Sebuah tindak kejahatan pidana dapat dikatakan sebagai
percobaan apabila terdapat niat, permulaan pelaksanaan, dan tidak selesainya perbuatan
semata-mata bukan karena kehendaknya. Dalam kasus ini bukan termasuk dalam
percobaan penganiayaan, seperti yang sudah diatur dalam Pasal 351 ayat (5) bahwa
percobaan penganiaaan tidak dipidana. Karena sudah selesainya suatu tindak pidana
penganiayaan, maka Toni juga tidak dapat dikatakan sebagai percobaan pembunuhan
karena tidak memenuhi unsur-unsur pecobaan.

a) Niat (voornemen): Dalam kasus ini, niat Toni yang sedang marah dan dendam
kepada Tania sehingga berniat untuk menganiaya Tania dan suaminya.
b) Permulaan Pelaksanaan (voorbereidinghandelingen): untuk melancarkan aksinya,
Toni mengajak Kris, temannya selama di penjara untuk menganiaya Tania dan
suaminya.
c) Tidak selesainya perbuatan bukan karena kehendak sendiri: Unsur ini tidak
terpenuhi, karena pada Tanggal 5 Februari 2020 Toni berhasil menganiaya Tania
dan Kris membantu Toni dengan memukuli dan menganiaya suami Tania.
Meskipun saat Toni mengacungkan belati ke Tania, suami Tania berhasil
menghampiri dan mengambil belati tersebut dan menusukkan belati tersebut
berkali-kali ke dada Toni hingga terkapar. Toni dan Kris sudah dapat dikenakan
penganiayaan, karena menurut R.Soesilo dalam bukunya, penganiayaan
dimaksudkan dengan menimbulkan “perasaan tidak enak”, “rasa sakit”, “luka”,
dan “merusak kesehatan”

Dengan demikian, meskipun unsur niat dan permulaan pelaksanaan sudah dipenuhi
oleh Toni. Kasus ini tetap bukan termasuk percobaan, karena suatu tindak pidana
dapat dikatakan percobaan apabila telah memenuhi ketiga unsur diatas.

B. Jelaskan apakah dalam kasus di atas terdapat konkursus? Bila iya, sebutkan
terlebih dahulu jenis konkursus yang sesuai dengan stelsel pemidanaan yang
tepat!

Pada kasus ini ditemukan adanya konkursus (perbarengan) yang dilakukan


oleh Kris. Konkursus atau perbarengan sendiri adalah beberapa tindak pidana yang
dilakukan oleh satu orang, namun belum terdapat putusan hakim dari tindakan pelaku.
Konkursus sendiri terdiri dari 3 jenis yaitu konkursus idealis, realis, dan perbuatan
berlanjut. Tindakan pidana yang dilakukan oleh Kris sendiri termasuk pada jenis
konkursus realis (Pasal 65 ayat (1) Kitab Undang-undang Hukum Pidana), dimana
Kris sebagai pelaku tindak pidana melakukan dua atau lebih tindak pidana dalam
waktu yang berbeda dan dilakukan oleh hanya satu orang. Dapat dilihat didalam kasus
tersebut, dimana Kris memukuli Feli dan mencuri sepeda motornya. Terdapat 2 tindak
pidana yang dilakukan oleh Kris yaitu penganiayaan dan pencurian.
Sedangkan stelsel pemidanaan yang tepat untuk diterapkan kepada Kris adalah
sistem absorbsi, sistem ini menentukan bahwa peraturan dengan sanksi terberatlah
yang digunakan. Sistem ini telah diatur dalam Pasal 63 ayat (1) Kitab Undang-undang
Hukum Pidana.
C. Jelaskan pada kasus diatas apakah terdapat residivis?

Residivis atau pengulangan memiliki pengertian yang hampir sama dengan


konkursus. Akan tetapi pada residivis pelaku melakukan beberapa perbuatan yang
merupakan beberapa delik yang berdiri sendiri akan tetapi salah satu atau lebih delik
itu telah dijatuhi hukuman oleh hakim (satochid kartanegara), pengertian Residivis
sudah diatur dalam Psal 71 Kitab Undang-undang Hukum Pidana. Seseorang
dikatakan sebagai Residiv apabila memenuhi syarat yaitu, pelakunya sama,
terulangnya perbuatan pidana dengan catatan perbuatan pidana sebelumnya telah
dihukum (dipidana) dan mempunyai kekuatan hukum yang tetap, dan pengulangan
dilakukan dalam jangka waktu tertentu (5 Tahun). Ketentuan residiv sendiri telah
diatur di dalam Buku II- Pasal 846, 487 & 488 Kitab Undang-undang Hukum Pidana.

Pada kasus diatas terdapat 2 residiv yang memenuhi ketentuan pada Buku II-
Pasal 487 Kitab Undang-undang Hukum Pidana mengenai penganiayaan. Toni dan
Kris merupakan residiv, karena mereka pernah melakukan penganiayaan pada tahun
2018 dan sudah melalui putusan hakim. Pada tahun 2020 Toni melakukan
penganiayaan terhadap Tania, sedangkan Kris melakukan penganiayaan terhadap
Suami Tania dan Feli. Toni dan Kris telah memenuhi semua syarat untuk dapat
ditetapkan sebagai residivis penganiayaan.

D. Jelaskan pertanggungjawaban pidana dalam kasus di atas dapat ditujukan pada


siapa jelaskan dengan disertai unsur-unsurnya!

Orang yang harus melakukan pertanggungjawaban pidana dan unsur-


unsurnya:
a) Toni: - Perbuatan Toni dalam hal menganiaya Tania karena dendam merupakan
tindakan pidana yang melanggar ketentuan hukum. Perbuatan penganiayaan telah
diatur dalam Pasal 351 Kitab Undang-undang Hukum Pidana.
- Toni mampu bertanggung jawab atas tindakannya, karena memiliki
kesadaran sepenuhnya akan niat dan akibat yang ditimbulkan dari
penganiayaan yang dilakukan tersebut.
- Bentuk kesalahan Toni termasuk pada kesengajaan sebagai maksud (opzet
als oogmerk)
- Tidak ada alasan pemaaf bagi Toni, karena Toni memiliki kemampuan
untuk bertanggung jawab atas perbuatannya.
b) Kris: - Perbuatan Kris dalam membantu menganiaya Suami Tania serta Feli dan
mencuri sepeda motor Feli adalah perbuatan melanggar undang-undang (Pasal 351
dan Pasal 362 Kitab Undang-undang Hukum Pidana)
- Kris tidak memenuhi syarat pada Pasal 44 ayat (1) Kitab Undang-undang
Hukum Pidana, maka Krris dinilai dapat mempertanggung jawabkan
perbuatannya
- Bentuk kesalahan Kris termasuk dalam kesengajaan sebagai maksud
- Tidak ada alasan pemaaf bagi Kris karena Kris memiliki kemampuan
bertanggung jawab atas perbuatannya.
c) Suami Tania: - Perbuatan suami Tania dalam menusuk Toni yang sedang
mengacungkan belati ke Tania merpakan tindak pidana.
- Suami Tania tidak dapat dipidana karena memiliki alasan pembenar.
- Bentuk kesalahan Suami Tania termasuk dalam kesengajaan dalam
kemungkinan, karena tindakan Suami Tania dapat menimbulkan 2 akibat
yaitu luka-luka hingga kematian terhadap Toni.
- Suami Tania mendapatkan alasan pembenar karena situasi yang mendesak.
E. Apakah kasus di atas juga menyangkut alasan penghapus pidana?

Seseorang dapat dipidana apabila memenuhi syarat-syarat yaitu, delik UU


pidana, perbuatannya melawan hukum, pelaku memiliki kesalahan. Namun dalam
keadaan khusus, pelaku tidak dapat dipidana karena terdapat alasan pembenar dan
alasan pemaaf. Dalam kasus ini, Suami Tania melakukan perbuatan melawan hukum
dimana ia menusuk Toni berkali-kali hingga terkapar. Namun Suami Tania tidak
dapat dipidana, karena melakukan pembelaan terhadap istrinya karena terdapat belati
yang sedang mengacung ke arahnya. Perbuatan Suami Tania merupakan alasan
pembenar sesuai dengan yang telah diatur di dalam Pasal 49 ayat (1) Kitab Undang-
undang Hukum Pidana. Sehingga perbuatan pidana yang dilakukan Suami Tania
dapat dibenarkan.
F. Apakah prinsip Restorative Justice dapat diterapkan dalam kasus tersebut?

Prinsip Restorative justice sendiri yang berarti restorasi keadilan, menekankan


kepada keadilan dan memperbaiki hubungan oleh pelaku terhadap korban. Selama
tindak pidana yang dilakukan merupakan delik aduan dan bukan delik biasa maka
cara ini dapat dilakukan. Restorative Justice sendiri dilakukan diluar pengadilan
sebagai bentuk proses perdmaian dengan cara mediasi atau musyawarah dalam
mencapai saatu keadilan atau kesepakatan untuk mencari solusi yang terbaik dari
berbagai pihak. Prinsip-prinsip dasar yang dikandung dari Restorative Justice sendiri
meliputi, perdamaian dilaur pengadilan, memberikan kesempatan kepada pelaku
tindak pidana untuk bertanggung jawab menebus kesalahannya, menyelesaikan
permasalahan hukum pidana yang terjadi diantara pelaku tindak pidana dan korban
tindak pidana untuk mencapai kesepakatan. Restorative Justice ini dapat juga
membantu korban yang mengalami trauma kejiwaan pasca kejadian tindak pidana.
Bila pelaku hanya ditangkap dan dimasukkan kedalam penjara, hal tersebut tidak akan
menyembuhkan trauma korban. Dengan adanya Restorative Justice pelaku dapat
memberikan ganti rugi berupa pembiayaan terhadap pengobatan korban sesuai dengan
apa yang disepakati oleh kedua belah pihak.

Oleh karena itu, Restorative Justice dapat diterapkan didalam kasus ini selama
korban dan pelaku dapat membuat kesepakatan untuk penegakan keadilan diluar
pengadilan, namun tetap dalam perlindungan hukum. Toni juga merupakan calon
keluarga dari Tania yang akan menikahi adik Tania. Apabila Toni dan Kris menjalani
masa tahanan di penjara tentu akan merugikan bagi keluarga Tania.

Anda mungkin juga menyukai