Anda di halaman 1dari 9

Analisis Kasus Tewasnya Anak Ojol Karena Takjil Beracun di

Bantul

Mata Kuliah Asas-Asas Hukum Pidana

Ditulis Oleh:

Afif Yulianto
2206064143
Kelas Reguler A

Fakultas Hukum
Universitas Indonesia
2023
Kasus ini diambil dari artiekl SuaraJogja.id Update Kasus Sate Beracun, Nani Divonis 16
Tahun Penjara! - Suarajogja.id1

Analisis Kasus Tewasnya Anak Ojol Karena Takjil Beracun di Bantul

1. Tindak Pidana

  Tindak pidana yang dilakukan oleh Nani Apriliani (25) terhadap Naba Faiz
Prasetya (9) merupakan jenis tindak pidana kejahatan pembunuhan berencana. Nani
Apriliani sebagai pelaku telah berniat dan merencanakan akibat yang terjadi yaitu
menghilangkan nyawa orang lain. Namun akibat yang diinginkan oleh pelaku bukan
ditujukan kepada Naba Faiz Prasetya, melainkan kepada seorang polisi bernama
Tomi. Tindakan yang dilakukan oleh Nani Apriliani tersebut diancam dengan
1
Rahmat Jiwando,”Update Kasus Sate Beracun, Nani Divonis 16 Tahun Penjara!” Update Kasus
Sate Beracun, Nani Divonis 16 Tahun Penjara! - Suarajogja.id diakses 28 Maret 2023
hukuman pidana penjara selama 20 tahun sebagaimana diatur dalam pasal 340 KUHP.
Tindakan yang dilakukan oleh Nani Apriliani memenuhi semua unsur-unsur yang ada
dalam pasal 340 KUHP, yaitu:

a) Sengaja dengan rencana terlebih dahulu

Dalam kasus tersebut, Nani Apriliani dengan sengaja dan niat untuk
menghilangkan nyawa orang lain dengan cara memberikan senyawa
berbahaya bagi tubuh (Natrium Sianida atau NaCN) ke dalam bumbu
satai yang dimakan oleh Naba Faiz Prasetya (korban). Pelaku pun
sadar bahwa senyawa tersebut apabila dikonsumsi oleh tubuh manusia
dapat menimbulkan bahaya kematian. Namun walaupun pelaku
mengetahui akibat yang akan terjadi tersebut, dia tetap melakukannya.

b) Merampas nyawa orang lain

Walaupun korban yang meninggal bukan merupakan tujuan utama


(menghilangkan nyawa Tomi) dari pelaku. Namun, hilangnya nyawa
orang lain tersebut merupakan tujuan utama dari Nani Apriliani. Oleh
karena akibat tersebut terpenuhi maka Nani Apriliani memenuhi unsur
yang ada dalam pasal 340 KUHP.

2. Bentuk Kesalahan

Kesalahan merupakan unsur dalam delik tindak pidana. Kesalahan bisa


dilakukan dengan sengaja (dolus) ataupun tidak sengaja (culpa). Dalam tindak pidana
yang dilakukan oleh Nani Apriliani, tindakannya tersebut merupakan jenis delik
sengaja dengan kemungkinan. Berkaitan dengan jawaban No.1, Nani Apriliani
sebagai pelaku tidak bermaksud untuk menghilangkan nyawa Naba Faiz Prasetya,
melainkan seorang polisi bernama Tomi. Alasan pelaku merencanakan niat jahatnya
tersebut karena pelaku merasa sakit hati bahwa Tomi tidak jadi menikahinya sehingga
Nani memiliki niat/maksud untuk membunuh Tomi. Pelaku mewujudkan tujuan
tersebut dengan cara mengirimkan sate yang sudah dibumbui NaCN atau sianida.
Namun ternyata yang memakan sate tersebut bukanlah Tomi, melainkan Naba Faiz
Prasetya (korban) yang merupakan anak dari seorang ojol bernama Bandiman.
Kesimpulan:

Pelaku dengan sengaja/maksud untuk menghilangkan nyawa seorang polisi


bernama Tomi merupakan jenis delik sengaja dengan maksud/tujuan (akibat yang
dimaksud/tujukan ini tidak terjadi). Pelaku pun sadar dan memahami bahwa
mencampurkan NaCN ke dalam bumbu sate dapat mengakibatkan hilangnya nyawa
orang lain dan dapat juga “memunculkan akibat yang tidak diinginkan” karena bisa
saja sate yang dia berikan tersebut dimakan oleh orang lain. Namun, walaupun pelaku
menyadari akibatnya tersebut, pelaku Nani Apriliani tetap melakukan tindakannya
sehingga menyebabkan meninggalnya Naba Faiz Prasetya. Meninggalnya Naba Faiz
Prasetya ini merupakan jenis delik sengaja dengan kemungkinan karena bukan
merupakan akibat yang diinginkan oleh pelaku.

3. Unsur Melawan Hukum

Melawan hukum merupakan salah satu unsur dalam perumusan tindak pidana.
Berdasarkan kasus tersebut, tindakan pembunuhan berencana merupakan perbuatan
melawan hukum. Hal ini dikarenakan, pembunuhan merupakan suatu perbuatan yang
dilarang oleh undang-undang dan norma-norma masyarakat sehingga dikategorikan
sebagai unsur melawan hukum. Namun dalam pasal 340 KUHP tentang pembunuhan
berencana, unsur “melawan hukum” tidak dirumuskan dalam pasal tersebut.
Berdasarkan ajaran materiil, melawan hukum merupakan unsur mutlak dalam
perumusan tindak pidana walaupun tidak disebut dalam rumusannya. Namun secara
moral dan secara umum “pembunuhan berencana” merupakan tindakan yang keji
karena mengambil nyawa orang lain sehingga dapat dinyatakan sebagai tindakan
melawan hukum walaupun dalam rumusan pasal 340 KUHP tidak disebutkan.
4. Ajaran Kausalitas

Ajaran Kausalitas merupakan suatu ajaran untuk memahami hubungan sebab


akibat terjadinya peristiwa. Hal ini dikarenakan suatu sebab dapat menyebabkan
akibat lain sehingga menimbulkan rantai peristiwa. Dengan mempelajari ajaran
kausalitas ini, maka kita akan mengetahui siapa yang dapat dimintai
pertanggungjawaban atas terjadinya suatu akibat tertentu2.

Dalam kasus ini, pelaku dikenakan pasal 340 KUHP sehingga dikategorikan
delik materil. Pasal tersebut hanya merumuskan akibat yang terjadi tanpa
merumuskan bagaimana cara mewujudkan akibat tersebut. Salah satu rumusan unsur
dalam pasal ini adalah “merampas nyawa orang lain”. seperti yang kita ketahui bahwa
untuk menghilangkan nyawa orang lain ada berbagai macam cara, oleh karena itu kita
perlu mengetahui bagaimana cara menghilangkan nyawa orang lain tersebut.

Pada kasus pembunuhan berencana yang dilakukan oleh Nani Apriliani yang
mengakibatkan hilangnya nyawa Naba Faiz Prasetya terdapat sebab-sebab lain yang
menimbulkan meninggalnya korban. Hal ini disebabkan karena hilangnya nyawa
Naba Faiz Prasetya bukanlah tujuan utama pelaku, melainkan seorang polisi bernama
Tomi yang menjadi tujuan utama dari pelaku. Sebab-sebab meninggalnya Naba Faiz
dalam kasus ini, diantaranya:

o Seorang polisi Bernama Tomi menolak untuk menikahi Nani Apriliani


o Istri Tomi tidak mau menerima satai sehingga satai tersebut dimakan
oleh keluarga dari Si ojol
o Ayah korban yang membawa satai tersebut ke rumah
o Penjual satai karena dia yang membuat satai tersebut

Ada beberapa teori mengenai ajaran kausalitas, salah satunya adalah teori
equivalensi yang dikemukakan oleh Von Buri. Teori equivalensi menganggap bahwa
semua sebab yang menjadikan suatu akibat/peristiwa pidana tidak dapat dihilangkan
dan kesemua sebab tersebut bernilai sama. Berdasarkan teori equivalensi mengenai
ajaran kausalitas tersebut, maka yang menjadi pelaku pembunuhan berencana adalah
Nani Apriliani, polisi Bernama Tomi, istri Tomi, ayah korban, dan penjual satai.

2
Dr. Flora Dianti, S.H., M.H.,” Macam-Macam Teori Kausalitas Dalam Tindak Pidana” Macam-macam
Teori Kausalitas dalam Hukum Pidana - Klinik Hukumonline Di akses 2 April 2023
5. Jenis Delik

Dalam kasus pembunuhan berencana yang dilakukan oleh Nani Apriliani yang
mengakibatkan meninggalnya Naba Faiz Prasetya, dapat diketahui beberapa jenis
delik, yaitu:
 Delik Kejahatan Karena perbuatan yang dilakukan oleh pelaku Nani Apriliani
adalah pembunuhan berencana yang masuk ke Buku II tentang kejahatan
 Delik Materiil Perbuatan yang dilakukan Nani Apriliani Masuk ke dalam pasal
340 KUHP yang mana pasal ini hanya merumuskan akibat saja yaitu
hilangnya nyawa orang
 Delik Komisi pelaku secara aktif melakukan tindakan pembunuhan kepada
korban Naba Faiz Prasetya
 Delik Dolus pelaku dengan sengaja dan niat/maksud untuk menghilangkan
nyawa orang lain
 Delik Biasa karena merupakan kasus pembunuhan maka tidak perlu adanya
penuntutan dari pihak korban supaya dapat diproses oleh pengadilan
 Delik berdiri sendiri karena delik ini berdiri sendiri tidak memerlukan adanya
delik lain atau gabungan delik lain
 Delik Komuna tindak pelanggaran pidana tersebut dapat dilakukan oleh semua
orang

6. Ruang Lingkup Waktu dan Tempat Hukum Pidana

 Ruang lingkup waktu


Ruang lingkup waktu hukum pidana atau tempus delicti perlu kita
pahami karena dengan memahaminya maka akan lebih mudah untuk
menentukan kapan terjadinya suatu tindak pidana. Berdasarkan kasus tindak
pidana yang dilakukan oleh Nani Apriliani terhadap Naba Faiz Prasetya dapat
digunakan teori akibat. Teori akibat ini menjelaskan bahwa tindak pidana
tersebut terjadi ketika korban Naba Faiz Prasetya meninggal dunia setelah
memakan sate yang sudah dibumbui NaCN.

Mengenai ruang lingkup waktu, dikenal juga asas legalitas. Asas ini
menjelaskan bahwa suatu tindak pidana hanya dapat dipidana apabila ada
peraturan/undang-undang yang mengatur sebelum perbuatan tersebut
dilakukan. Dalam kasus ini, pelanggaran Pasal 340 KUHP yang dilakukan
oleh pelaku sudah ada sebelum tindakan tersebut dilakukan sehingga hukum
pidana untuk mengadili pelaku pelanggaran pasal 340 KUHP tidak berlaku
surut (lex praevia)

 Ruang Lingkup Tempat

Selain ruang lingkup waktu, ruang lingkup tempat hukum pidana atau
locus delicti juga perlu untuk dipahami. Hal ini berkaitan dengan kompetensi
relatif karena dengan memahami locus delicti maka akan diketahui pengadilan
mana yang berhak atau berwenang untuk menyelesaikan suatu perkara.
Berdasarkan tindak pidana yang dilakukan oleh Nani Apriliani terhadap Naba
Faiz Prasetya maka pengadilan yang berwenang adalah Pengadilan Negeri
Bantul karena permulaan hingga selesainya delik ini terjadi di Bantul. Hal ini
didasarkan pada asas teritorial yang menjelaskan bahwa hukum pidana berlaku
di tempat terjadinya tindak pidana tersebut. Selain asas teritorial, kita juga
dapat mengacu dalam salah satu teori dalam locus delicti yaitu, teori akibat
yang menjelaskan bahwa hukum pidana berlaku ditempat akibat tindak pidana
tersebut terjadi.

7. Percobaan
Percobaan tindak pidana merupakan suatu tindakan pidana yang tidak selesai
atau tindakan pidana tersebut tidak memenuhi semua unsur-unsur yang ada dalam
Undang-Undang atau KUHP. Berdasarkan kasus ini, tindak pidana yang dilakukan
oleh Nani Apriliani terhadap Naba Faiz Prasetya telah selesai dan pelaku memenuhi
semua unsur-unsur dalam pasal 340 KUHP pembunuhan berencana.

Seandainya dalam kasus ini pelaku telah melakukan semua perbuatan demi
terwujudnya akibat yang diinginkan, tetapi ternyata korban tidak meninggal dunia
atau hanya sakit biasa maka telah terjadi tindak pidana percobaan pembunuhan
berencana yang sempurna. Oleh karena korban tidak meninggal dunia maka pelaku
diancam dengan pasal 340 Jo pasal 53 KUHP.
DAFTAR RUJUKAN

Jiwando, Rahmat”Update Kasus Sate Beracun, Nani Divonis 16 Tahun Penjara!” Update Kasus Sate
Beracun, Nani Divonis 16 Tahun Penjara! - Suarajogja.id.Diakses 28 Maret 2023

Dr. Flora Dianti, S.H., M.H.,” Macam-Macam Teori Kausalitas Dalam Tindak Pidana” Macam-macam
Teori Kausalitas dalam Hukum Pidana - Klinik Hukumonline Di akses 2 April 2023

Anda mungkin juga menyukai