Anda di halaman 1dari 7

4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A Dislipidemia
1. Definisi
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai
dengan peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan
fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol
LDL, dan trigliserida serta penurunan kadar kolesterol HDL (Sunita, 2004)
Dislipidemia adalah keadaan terjadinya peningkatan kadar LDL
kolesterol dalam darah atau trigliserida dalam darah yang dapat disertai
penurunan kadar HDL kolesterol (Andry Hartono, 2000).
Dislipidemia dalam proses terjadinya aterosklerosis semuanya
memiliki peran yang penting dan sangat berkaitan satu dengan yang lain,
sehingga tidak mungkin dibahas sendiri-sendiri. Ketiganya dikenal sebagai
triad lipid, yaitu:
a. Kolesterol total
Banyak penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara kadar
kolesterol total darah dengan resiko penyakit jantung koroner (PJK)
sangat kuat, konsisten, dan tidak bergantung pada faktor resiko lain.
Penelitian genetik, eksperimental, epidemiologis, dan klinis
menunjukkan dengan jelas bahwa peningkatan kadar kolesterol total
mempunyai peran penting pada patogenesis penyakit jantung koroner
(PJK).
b. Kolesterol HDL dan kolesterol LDL
Bukti epidemiologis dan klinis menunjang hubungan negatif
antara kadar kolesterol HDL dengan penyakit jantung koroner.
Intervensi obat atau diet dapat menaikan kadar kolesterol HDL dan
dapat mengurangi penyakit jantung koroner.

4
5

c. Trigliserida
Kadar trigliserida diantara 250-500 mg/dl dianggap berhubungan
dengan penyakit jantung koroner apabila disertai adanya penurunan
kadar kolesterol HDL.
Tabel 1
Kadar lemak darah dalam tubuh
Kadar lemak darah Kisaran ideal (mg/dl)
Kolesterol total 120-200
LDL 60-160
HDL 35-65
Perbandingan LDL/ HDL <3,5
Trigliserida <200
Sumber: Bahri anwar, 2004

2. Klasifikasi Dislipidemia
Klasifikasi dislipidemia berdasarkan patogenesis penyakit adalah
sebagai berikut:
a. Dislipidemia Primer
Yaitu kelainan penyakit genetik dan bawaan yang dapat
menyebabkan kelainan kadar lipid dalam darah.
b. Dislipidemia Sekunder
Yaitu disebabkan oleh suatu keadaan seperti hiperkolesterolemia
yang diakibatkan oleh hipotiroidisme, nefrotik syndroma, kehamilan,
anoreksia nervosa, dan penyakit hati obstruktif. Hipertrigliserida
disebebkan oleh DM, konsumsi alkohol, gahal ginjal kronik, miokard
infark, dan kehamilan. Dan dislipidemia dapat disebabkan oleh
hipotiroidisme, nefrotik sindroma, gagal ginjal akut, penyakit hati, dan
akromegali.
6

3. Epidemiologi
Asupan asam lemak jenuh yang dianjurkan untuk memenuhi
kebutuhan dalam tubuh adalah 10% dari energi total perhari dan kolesterol
>300mg/ hari. Konsumsi asam lemak dapat meningkatkan kadar kolesterol
LDL. LDL bertugas membawa kolesterol dari hati ke jaringan perifer yang
didalamnya terdapat reseptor-reseptor yang akan menangkapnya (termasuk
pembuluh darah koroner) untuk keperluan metabolik jaringan. Kolesterol
yang berlebihan akan diangkut lagi kehati oleh HDL untuk menjadi
deposit. Jika kolesterol LDL meningkat serta HDL menurun, maka akan
terjadi penimbunan kolesterol di jaringan perifer termasuk pembuluh darah
(Ronald.H.sitorus, 2006)

B Penanganan Kondisi Dislipidemia


1. Perencanaan terapi diet
Pada pasien dislipidemia harus diterapkan diet seimbang yang
mengandung semua nutrient dalam jumlah yang memadai.
a. Tujuan diet yang diberikan untuk pasien dengan kondisi dislipidemia:
1) Menurunkan berat badan bila terjadi kegemukan.
2) Mengubah jenis dan asupan lemak makanan.
3) Menurunkan asupan kolesterol makanan.
4) Meningkatkan asupan karbohidrat kompleks dan menurunkan
asupan karboidrat sederhana.
b. Syarat diet yang diberikan:
1) Energi yang dibutuhkan disesuaikan menurut berat badan dan
aktivitas fisik.
2) Lemak sedang, <30% dari kebutuhan enegi total.
3) Protein cukup, yaitu 10-20% dari kebutuhan total.
4) Karbohidrat sedanng, yaitu 50-60% dari kebutuhan total.
5) Serat tinggi, terutama yang larut air.
6) Cukup vitamin dan mineral (Sunita, 2004)
7

2. Intervensi gizi
Intervensi gizi biasa dilakukan dengan memberikan edukasi gizi
yang melibatkan alih pengetahuan untuk meningkatkan pengetahuan gizi
pada pasien. Pengetahuan gizi merupakan pencapaian pada Status gizi
yang baik dan sangat penting bagi kesehatan dan kesejahteraan bagi setiap
orang. Untuk memenuhi kebutuhan gizinya, setiap individu memiliki pola
makanan yang mengandung zat gizi yang dapat digunakan oleh tubuh.
Pengetahuan gizi dapat memegang peranan penting terhadap tata cara
penggunaan pangan dengan baik sehingga akan mencapai kebutuhan gizi
yang seimbang. Tingkat pengetahuan gizi akan dapat menentukan perilaku
seseorang untuk memperbaiki pola konsumsi makanan yang umumnya
dipandang lebih baik dan dapat diberikan sedini mungkin (Suharjo, 1989).
Rendahnya tingkat pengetahuan gizi akan dapat mengakibatkan
sikap acuh tak acuh terhadap penggunaan bahan makanan tertentu,
walaupun bahan makanan tersebut cukup tersedia dan mengandung zat
gizi. Pengetahuan gizi setiap induvidu biasanya didapatkan dan setiap
pengalaman yang berasal dari berbagai sumber, contoh media massa atau
media cetak, media elektronik, buku, petunjuk dari kerabat dekat.
Pengetahuan ini dapat ditingkatkan dengan cara membentuk keyakinan
pada diri sendiri sehingga seseorang dapat berperilaku sesuai dengan
kehidupan sehari-hari (Yuwono, 1999).
3. Pengelolaan penderita dislipidemia
a. Umum
Pilar utama pengelolaan dislipidemia adalah upaya non
farmakologis yang meliputi modifikasi diet, latihan jasmani, serta
pengelolaan berat badan. Tujuan terapi diet adalah menurunkan resiko
penyakit jantung koroner dengan mengurangi asupan lemak jenuh dan
kolesterol serta mengembalikan keseimbangan kalori, sekaligus
memperbaiki nutrisi. Perbaikan keseimbangan kalori biasanya
memerlukan peningkatan penggunaan energi melalui kegiatan jasmani
serta pembatasan asupan kalori (Waspadji, 2007)
8

b. Upaya non farmakologis


1. Terapi diet
Dimulai dengan menilai pola makan pasien,
mengidentifikasi makanan yang mengandung banyak lemak jenuh
dan kolesterol serta seberapa sering keduanya dikonsumsi.
2. Latihan jasmani
Dari beberapa penelitian diketahui bahwa latihan fisik dapat
meningkatkan kadar HDL, menurunkan trigliserida, menurunkan
LDL dan menurunkan berat badan.
c. Farmakologis
Apabila terapi non farmakologi tidak berhasil maka, dapat
diberikan bermacam-macam obatan (Anwar bahri, 2004)
Tujuan dari pengelolaan dislipidemia dalam jangka pendek
adalah untuk mengontrol kadar LDL dan HDL dalam darah, dan
menghilangkan keluhan maupun gejala yang terjadi pada penderita
dislipidemia. Tujuan jangka panjang untuk mencegah terjadinya
jantung koroner. Cara penanganannya dengan menormalkan kadar
kolesterol LDL dan HDL dalam darah.

C Kepatuhan Diet Dislipidemia


Kepatuhan penderita terhadap diet merupakan salah satu usaha untuk
tercapainya tujuan pengobatan. Pada pasien dislipidemia, apabila menaati
dietnya maka penderita dapat mengontrol kadar kolesterol LDL dan kadar
kolesterol HDL dalam darah. Apabila penderita tidak mampu mengontrol
makanannya maka akan berdampak buruk yaitu dapat menyebabkan tingginya
kadar kolesterol LDL yang dapat memicu terjadinya jantung koroner
(Ronald.H.Sitorus, 2006).
9

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan diit diantaranya adalah:


1. Tingkat pengetahuan
Status gizi yang baik sangat penting bagi kesehatan dan
kesejahteraan setiap orang. Setiap orang hanya akan cukup gizinya jika
makanan yang dikonsumsi mampu menyediakan zat yang diperlukan
tubuh. Pengetahuan gizi memegang peranan penting dalam memilih bahan
makanan yang baik, sehingga dapat mencapai keadaan gizi yang cukup.
Semakin tinggi pengetahuan gizi seseorang maka akan semakin
memperhitungkan jenis dan jumlah makanan yang akan dikonsumsi
(Soeharjo, 1989).
2. Tingkat pendidikan
Pendidikan merupakan dasar utama dalam keberhasilan pengobatan.
Dalam pendidikan dapat mempengaruhi :
a. Peningkatkan kepatuhan diet penderita.
b. Dapat menjamin pengendalian gangguan metabolisme dalam tubuh
secara umum.
c. Dapat menghambat terjadinya penyakit jantung koroner (Kus Irianto
dan Kusno W, 2007)

D Kerangka Teori

Pendidikan Pengetahuan Kepatuhan diet

Lingkungan Kadar LDL


Kadar HDL
Kadar Trigliserida
10

E Kerangka Konsep

Tingkat pengetahuan gizi Kepatuhan diet

F Hipotesis
Ada hubungan antara tingkat pengetahuan gizi dengan kepatuhan diet pada
pasien dislipidemia rawat jalan Rumah Sakit Tugurejo Semarang.

Anda mungkin juga menyukai