Anda di halaman 1dari 8

PAPER PATOLOGI

DISLIPIDEMIA

(Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Patologi Manusia)
Dosen Pengampu : Dr. Erwin Didi Purnama, MMRS

Disusun oleh:

Ajeng Ayu Lestari (P20631222003)

TINGKAT 1A
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PRODI
D-III GIZI (KAMPUS CIREBON)
Jalan Ks. Tubun No. 58 Kejaksan, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon
2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Dislipidemia adalah gangguan metabolisme lipid berupa peningkatan
kadar kolesterol total, low density lipoprotein (LDL), trigliserida, dan
penurunan high density lipoprotein (HDL). Faktor penyebab dislipidemia di
Indonesia yaitu perilaku masyarakat yang cenderung mengkonsumsi makanan
rendah serat dan tinggi lemak. Pola makan yang banyak mengandung kolesterol,
serta gaya hidup yang tidak sehat, stress, merokok membuat kadar lemak darah
sangat sulit dikendalikan yang dapat menimbulkan kondisi hiperkolesterolemia.

Tujuan
Mengetahui apa itu dislipidemia, penyebab penyakit dislipidemia, faktor risiko,
gejala, pencegahan, dan mengetahui terapi farmakologi dan non-farmokologi
dari penyakit dislipidemia.
BAB II
DASAR TEORI

Dislipidemia merupakan suatu kondisi ketidaknormalan profil lipid yang


mencakup kadar trigliseruda (TGA), kolesterol total, kolesterol low density
lipoprotein (LDL), dan kolesterol high density lipoprotein (HDL) (Osuji dkk.
2010). Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan
peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam plasma (Sunita, 2004).
BAB III
PEMBAHASAN

Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan kolesterol
total, kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein), Trigliserida diatas normal serta penurunan
kadar kolesterol HDL (High Density Lipoprotein) di dalam darah. Semakin tua usia seseorang
maka fungsi organ tubuh semakin menurun, begitu juga dengan penurunan aktivitas reseptor
LDL (Low Density Lipoprotein) sehingga bercak perlemakan dalam tubuh semakin meningkat
dan menyebabkan kadar kolesterol total lebih tinggi, sedangkan kadar kolesterol HDL (High
Density Lipoprotein) relatif tidak berubah.

Penyebab Dislipidemia
a. Dislipidemia Primer
Disebabkan karena kelainan penyakit genetikdan bawaan yang dapat menyebabkan
kelainan kadar lipid dalam darah.
b. Dislipidemia Sekunder
Disebabkan oleh suatu keadaan seperti hiperkolesterolemia yang diakibatkan oleh
hipotiroidisme, nefrotik syndrome, kehamilan, anoreksia nervosa, dan penyakit hati
obstruktif. Hipertigliderida disebabkan oleh DM, konsumsi alcohol, gagal ginjal
kronik, miokard infark, dan kehamilan. Dislipidemia dapat disebakan oleh
hipotiroidisme, neftrotik sindroma, gagal ginjal akut, penyakit hati, dan akromegali
(Hardjoeno, 2013).
Faktor Risiko
 Berusia dewasa atau usia lanjut.
 Memiliki keluarga dengan riwayat penyakit dislipidemia.
 Berat badan berlebih atau obesitas.
 Pola makan tidak sehat yang dapat meningkatkan kolesterol.
 Kurang berolahraga.
 Memiliki kebiasaan merokok.
 Diabetes.
 Mengonsumsi alcohol berlebihan.
Gejala
 Nyeri pada kaki, terutama saat berjalan.
 Sesak napas.
 Nyeri dada
 Nyeri pada rahang, leher, pundak, dan punggung.
 Gangguan pencernaan.
 Mual dan muntah.
 Keringat dingin.
 Pembengkakan di area perut, kaki, dan pembuluh darah di leher.
 Dada tertekan dan terasa panas.
 Palpitasi jantung.
 Kehilangan kesadaran.
Pencegahan
1. Diet
 Tujuan diet : Menurunkan kadar total, kolesterol LDL dan trigliserida dalam darah,
menurut berat badan bila terlalu gemuk.
 Syarat diet : Rendah lemak jenuh (9-10% dari kebutuhan energi harian) dan lemak
tidak jenuh, terutama asam lemak omega 3, dan tinggi serat yaitu sebanyak 27-37
gram perhari.
 Cara diet :
1) Menggunakan lemak sehat atau lemak tidak jenuh untuk
mengolah/menyiapkan makanan. Mengganti mentega, margarine, krim,
minyak goreng (minyak kelapa/minyak kelapa sawit) dengan minyak zaitun
atau minyak kacang kedelai.
2) Mengonsumsi sayuran dan buah-buahan dengan porsi yang lebih banyak
setiap kali makan.
3) Mengganti tehnik memasak yang menggunakan banyak lemak seperti
menggoreng atau kuah santan dengan memanggang, mengukus, atau menumis
dengan sedikit minyak.
4) Mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang mengandung banyak gula
dan garam, mengganti snack manis dengan buah-buahan.
5) Mengurangi konsumsi daging merah, diganti dengan ikan, daging ayam tanpa
kulit, dan kacang-kacangan.
6) Memperbanyak penggunaan bawang putih, bawang merah, daun bawang
sebagai bumbu masak.
7) Perbanyak minum air putih.
2. Rutin Berolahraga : disarankan untuk berolahraga sebanyak 5 kali dalam seminggu
selama 20-30 menit. Seperti bersepeda, jogging, dan berenang.
3. Menghentikan Kebiasaan Merokok.

Terapi Farmakologi
Terapi obat diindikasikan setelah dilakukan perubahan gaya hidup terapetik yang adekuat.
Walaupun telah banyak obat penurun lipid yang efikasius, tidak satupun yang yang efektif untuk
semua gangguan lipoprotein dan setiap obat memiliki efek samping. Berdasarkan mekanisme
kerjanya, obat penurun lipid secara umum dapat dibedakan menjadi obat yang dapat menurunkan
sintesis VLDL dan LDL, obat yang dapat meningkatkan klirens VLDL, obat yang meningkatkan
katabolisme LDL, obat yang dapat menurunkan absorpsi kolesterol, obat yang dapat
meningkatkan HDL dan kombinasinya (Talbert, 2008).

Terapi Non-Farmakologi
Penatalaksanaan non-farmakologik meliputi terapi nutrisi medis, aktivitas fisik serta beberapa
upaya lain seperti berhenti merokok, menurunkan berat badan bagi yang gemuk dan mengurangi
asupan alkohol. Penurunan berat badan dan peningkatan aktivitas fisik dapat menurunkan kadar
trigliseridaa dan meningkatkan kadar HDL kolesterol serta sedikit menurunkan kadar LDL
kolesterol.
BAB IV
PENUTUP

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid
yang ditandai dengan peningkatan kolesterol total, kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein),
Trigliserida diatas normal serta penurunan kadar kolesterol HDL (High Density Lipoprotein) di
dalam darah. Faktor penyebab dislipidemia yaitu perilaku masyarakat yang cenderung mengkonsumsi
makanan rendah serat dan tinggi lemak. Pola makan yang banyak mengandung kolesterol, serta gaya
hidup yang tidak sehat, stress, merokok membuat kadar lemak darah sangat sulit dikendalikan yang dapat
menimbulkan kondisi hiperkolesterolemia. Maka penderita dislipidemia harus melakukan diet dengan
syarat dan cara tertentu, melakukan aktivitas fisik dan berhenti merokok.
DAFTAR PUSTAKA

Reza Aditya Trisandi, dkk. 2021. Pengaruh Diet Tinggi Kolesterol terhadap Kadar TNF.
Jurnal Penelitian Kesehatan Suata Forikes. Volume 12 Nomor 2, April 2021.
GN Agatya. 2019. Makalah Dislipidemia. Diakses melalui :
http://repository.unimus.ac.id/4053/4/BAB%20II.pdf
Anonim. 2023. Dislipidemia - Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya. Diakses
melalui : https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-
dislipidemia#:~:text=Faktor%20Risiko%20Dislipidemia,-Dislipidemia%20adalah
%20kondisi&text=Memiliki%20keluarga%20dengan%20riwayat%20penyakit,Kurang
%20berolahraga
Anonim. 2023. Diet Untuk Dislipidemia. Semarang : RSUP Dr.Kariadi. Diakses melalui
https://www.rskariadi.co.id/news/159/DIET-UNTUK-DISLIPIDEMIA/Artikel
Luh Putu. 2014. Dislipidemia; Panduan Terapi Untuk Penyakit Kronis. Diakses melalui :
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/0b523549585b1fee9e3185725e7
24400.pdf

Anda mungkin juga menyukai