Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KELOMPOK 1

MAKANAN PENUTUP (DESSERT)


Anggota:
Salsabil Naqiyyah (1711221003)

Aulia Fadhilah Putri Aprilend (1711221005)

Jefri Zulkhairun (1711221012)

Khairunnisa Welza Putri (1711221013)

Rahmi Hande (1711222008)

Liya Putri Rahmaniya (1711222014)

Mariam Aulia (1711223009)

Rasyid Avicena (1711229001)

Dosen Pengampu:
Hafifatul Auliya Rahmy, S.KM, M.KM

Sri Darningsih, S.Pd, M.Si

Ismanilda, S.Pd, M.Pd

PROGRAM STUDI GIZI


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1 Definisi Makanan Penutup..........................................................................................3
2.2 Fungsi Makanan Penutup............................................................................................4
2.3 Bahan-Bahan Dasar Pembuatan Makanan Penutup....................................................4
2.4 Bahan Tambahan (side dish atau topping)..................................................................5
2.5 Besar Porsi Makanan Penutup.....................................................................................5
2.6 Teknik dan Proses Pengolahan Penyajian...................................................................6
2.6.1 Teknik Pengolahan...............................................................................................6
2.6.2 Teknik Penyajian dan Garnish.............................................................................6
2.7 Peralatan Pengolahan dan Penyajian Dessert..............................................................7
2.8 Macam-Macam Hidangan Penutup.............................................................................8
2.9 Contoh Makanan Penutup...........................................................................................8
BAB III PENUTUP.............................................................................................................14
3.1 Kesimpulan................................................................................................................14
3.2 Saran..........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Hidangan penutup (dessert) adalah hidangan yang disajikan setelah hidangan utama atau
biasa disebut dengan istilah pencuci mulut. Hidangan penutup biasanya mempunyai rasa manis
dan menyegarkan, terkadang ada yang rasa asin atau kombinasinya. Seiring dengan jalannya
waktu dan perkembangan kuliner, saat ini hidangan penutup (dessert) telah menjadi menu yang
sangat populer, semua orang bisa menikmati makanan penutup (dessert) dimanapun dan
kapanpun. Namun, hidangan penutup juga mengalami perubahan yang signifikan, yang
semulanya disajikan setelah makan malam, kini hidangan penutup dapat dinikmati dari sarapan,
makan siang hingga menjadi camilan. Saat ini hidangan penutup (dessert) tidak lagi sekedar
menjadi menu pelengkap di restoran maupun café-café, banyak restoran yang menjadikan
hidangan penutup (dessert) sebagai menu utamanya. (Heartline Radio, 2014)

Pandangan masyarakat terhadap hidangan penutup sekarang tidak lagi terbatas pada
hidangan yang disajikan setelah hidangan utama. Banyak masyarakat yang menjad ikan hidangan
penutup sebagai cemilan pada waktu senggang dan bahkan pengganti hidangan utama.
Keanekaragaman jenis produk hidangan penutup menjadi suatu nilai tambah yang membuat
konsumen tidak akan merasa bosan. Artikel dalam majalah Food Service edisi Maret 2013
menyebutkan bahwa saat ini hidangan penutup lebih dapat diterima di Negara-negara Asia,
termasuk Indonesia, bahkan berkembang menjadi suatu peluang usaha yang prospektif.
Pernyataanini menunjukkan tingginya minat pasar terhadap hidangan penutup.

Seiring dengan perkembangan zaman, hidangan dessert mulai bervariasi dengan


mengambil dasar (basic) dari beberapa hidangan seperti cake, pie, ice cream dan sebagainya yang
dipadukan dengan sauce, buah, syrup, cream atau perpaduan antara bahan dasar, sehingga
menciptakan hidangan dessert yang lezat dan menarik. Jenis hidangan yang digunakan sebagai
dessert dapat dihidangkan secara tersendiri diluar dari susunan menu. Seperti untuk hidangan
teman teh, sebagai snack, petit four, hantaran, dan lain sebagainya.

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka didapatkan rumusan masalah sebagai berikut :
1
2

1. Apakah definisi dari makanan penutup ?


2. Apasajakah fungsi makanan penutup ?
3. Bahan – bahan apasajakah yang menjadi dasar pembuatan makanan penutup ?
4. Apasajakah bahan tambahan makanan penutup ?
5. Seberapa besar porsi makanan penutup ?
6. Bagaimanakah tekhnik dan proses pengolahan penyajian ?
7. Apasajakah peralatan pengolahan dan penyajian makanan penutup ?
8. Bagaimanakah contoh – contoh makanan penutup ?

I.3 Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui definisi dari makanan penutup ?


2. Mengetahui fungsi makanan penutup ?
3. Mengetahui bahan – bahan yang menjadi dasar pembuatan makanan penutup ?
4. Mengetahui bahan tambahan makanan penutup ?
5. Mengetahui besar porsi makanan penutup ?
6. Mengetahui tekhnik dan proses pengolahan penyajian ?
7. Mengetahui peralatan pengolahan dan penyajian makanan penutup ?
8. Mengetahui contoh – contoh makanan penutup ?
BAB II

PEMBAHASAN

I.1 Definisi Makanan Penutup

Hidangan penutup adalah bagian hidangan yang pada umumnya disajikan pada akhir
makan malam, biasanya terdiri atas makanan yang manis walaupun kadang-kadang berupa
makanan yang memiliki rasa yang kuat seperti keju. Kata hidangan penutup sendiri merupakan
pengalihbahasaan dari kata dessert di bahasa Inggris yang berasal dari bahasa Prancis Kuno
desservir yang artinya "untuk membersihkan meja". Kata dessert sering digunakan pada Inggris-
Hiberno, American English, Canadian English, Australian English dan bahasa Prancis.

Hidangan penutup (dessert) adalah hidangan yang disajikan setelah hidangan utama
(main course) sebagai hidangan penutup atau biasa disebut dengan istilah pencuci
mulut. Dessert biasanya mempunyai rasa manis dan menyegarkan, terkadang ada yang berasa
asin atau kombinasinya. Permen, puding, dan ‘afters‘ lebih sering digunakan dalam berbagai
jenis hidangan penutup dari Persemakmuran Inggris. Menurut Debrett, ‘puding’ adalah istilah
yang lebih tepat, ‘dessert’ atau ‘hidangan penutup’ hanya digunakan apabila makanannya berasal
dari buah-buahan, dan permen adalah koloquial atau istilah informal.

Kadang kala, hidangan penutup ini terlihat sebagai makanan terpisah atau makanan ringan
daripada hidangan, dan dapat dimakan beberapa saat setelah makanan utama (biasanya dengan
setting informal). Beberapa restoran menspesialisasikan diri pada hidangan penutup.

Beberapa adat atau kultur tidak memiliki hidangan terakhir manis yang terpisah. Namun,
mereka mencampurkan makanan manis dan unik selama seluruh hidangan seperti pada makanan
Tionghoa. Namun kadang, mereka menyisakan hidangan penutup pada acara tertentu.

Jenis hidangan yang digunakan sebagai dessert dapat dihidangkan secara tersendiri diluar
dari susunan menu. Seperti untuk hidangan teman minum teh, sebagai snack, petit four, hantaran,
dan lain sebagainya.

3
II.1 Fungsi Makanan Penutup

Fungsi dessert dalam giliran hidangan (courses) adalah sebagai hidangan yang


menyegarkan setelah menyantap hidangan utama (main course) yang terkadang mempunyai
aroma atau rasa yang amis serta menghilangkan rasa enak. Pada awalnya hidangan dessert yang
disajikan berupa buah-buahan yang segar tanpa proses pengolahan. Seiring dengan
perkembangan zaman, hidangan dessert mulai bervariasi dengan mengambil dasar (basic) dari
beberapa hidangan seperti cake, pie, ice cream dan sebagainya yang dipadukan dengan sauce,
buah, syrup, cream atau perpaduan antara bahan dasar, sehingga menciptakan
hidangan dessert yang lezat dan menarik.

II.2 Bahan-Bahan Dasar Pembuatan Makanan Penutup

Bahan dasar hidangan penutup dapat dibagi ke dalam enam kategori, yaitu:

1. Bahan pembentuk adonan


Salah satu bahan hidangan penutup yang berfungsi untuk membuat jaringan atau
struktur dari hidangan penutup adalah terigu. Terigu telah kita ketahui mengandung
protein yang disebut gluten. Terigu akan menentukan kekokohan dari bentuk hidangan
penutup. Pembentuk adonan selain terigu adalah telur, karena kandungan protein yang ada
di dalam telur memiliki fungsi memperkuat atau memperkokoh adonan. Telur biasanya
digunakan untuk cake seperti : Chiffon cake, butter cake, sponge cake, dan lain-lain. Pati
juga sangan penting dalam pembentukan kerangka atau jaringan. Pati akan mengembang
apabila dicampur dengan air (air es lebih dianjurkan) dan begitu dipanaskan, pati akan
menjerat cairan sehingga permuaian kerangka akan bertambah.
2. Bahan pelembut adonan
Mentega, minyak, margarin, dan lemak masuk ke dalam katergori melembutkan
adonan, karena bahan-bahan tersebut berfungsi memendekan jaringan atau kerangka dari
produk hidangan penutup ketika menyatu dengan adonan sehingga akan menentukan
kelembutan dan kelembaban adonan. Kuning telur, krim, dan susu masuk ke dalam
kategori ini.
3. Bahan pemanis adonan
Gula, sirup, madu, dan molasses adalah bahan yang berfungsi selain memberi rasa
manis pada produk hidangan penutup juga akan memberikan rasa dan aroma. Gula
memiliki kecenderungan menahan cairan, sehingga prouk akan lebih lembut an gula akan
berubah warna apabila dipanaskan karena terjadi karamelisasi dan akan memberikan
warna coklat pada permukaan produk hidangan penutup.
4. Bahan pengembang adonan
Telah bertahun-tahun orang lebih menyukai hasil pembakaran dengan pengembangan,
sebab utamanya adalah, hasil pembakaran dibuat sedemikian ringan sehingga mudah
dikunyah, dicerna, lebih nikmat, dan lezat. Bahan pengembang adonan dibagi ke dalam
tiga jenis, yaitu:
a. Kimia, yang termasuk dalam jenis kimia adalah baking soda dan baking powder
b. Organik, yang termasuk ke dalam jenis organis diantaranya ragi (yeast)
c. Fisik, pengembangan yang dilakukan dengan pengocokan dan pemanasan dalam
oven
5. Bahan pengental adonan
Bahan pengental biasanya digunakan untuk pembuatan saos dan puding, yang
termasuk ke dalam bahan pengental yaitu, telur, gelatin, agar-agar, dan pati.
6. Bahan pewangi adonan
Bahan pewangi digunakan sebagai campuran untuk harum-haruman dan rasa lezat
produk pastry, dapat berupa ekstrak atau essen dan ada yang beralkohol dan tiak
mengandung alkohol.

II.3 Bahan Tambahan (side dish atau topping)

Biasanya ditambahkan dalam jumlah sedikit sebagai penambah atau penguat rasa.
Bahan tambahan antara lain liqueur yaitu minuman beralkohol yang bercita rasa buah-
buahan atau rempah-rempah, seperti Amaretto, Cointreau, Grand Marnier, Crème de
Cacao, Crème de Menthe, Kahlua,dan Tia Maria. Bisa juga mentega yang banyak
digunakan untuk dessert yang dipanggang, seperti puding roti atau puding kukus. Agar
tidak terlalu memengaruhi rasa manis pada dessert, gunakan mentega tawar atau unsalted
butter.
II.4 Besar Porsi Makanan Penutup

Porsi dessert dalam satu set giliran hidangan yang sesuai dengan standardinternasional
adalah sekitar antara 100–120 gr.

II.5 Teknik dan Proses Pengolahan Penyajian

II.5.1 Teknik Pengolahan

Teknik pengolahan yang digunakan dalam pembuatan hidangan penutup (dessert)


antara lain:
1. Merebus (boiling) : terdapat pada pembuatan pudding, supaya pudding tidak
mengalami kegagalan agar-agar harus direbus hingga mendidih betul. Jika
menginginkan hasil pudding jernih perebusan dilakukan secara perlahan
menggunakan api rendah hingga mendidih pelan.
2. Mengukus (steaming) : dilakukan pada proses pembuatan steamed pudding, tekstur
pudding sangan berat dan penuh dengan filling dan disajikan hangat.
3. Memanggang (baking) : dilakukan pada pembuatan choux paste yaitu adonan liquid
yang dibentuk dengan bantuan spet dan dipanggang dengan suhu tinggi sehingga
dapat mengembang secara maksimal.
4. Mencampur (mixing) : dilakukan pada pembuatan milk shake yaitu ice cream
dicampur dengan susu murni menggunakan shaker atau blender.
5. Mengetim (au bain marie) : penting pada pembuatan pudding karena akan
membentuk tekstur yang lembut, lembab, dan halus.

II.5.2 Teknik Penyajian dan Garnish

Hidangan dessert dalam penyajiannya mempunyai standar tersendiri tiap-tiap jenis


hidangan. Standar itu dapat berupa alat hidang atau jenis garnish. Garnish yang digunakan untuk
menghias dessert  menggunakan bahan yang spesifik. Jika dilihat dari rasa dan tekstur hidangan
dessert yang rata – rata rasa manis dan lembut garnish yang digunakan tentunya mempunyai rasa
dan tekstur yang tidak jauh dari hidangan utamanya. Dalam menentukan garnish yang akan
digunakan ada 2 karakter bahan yang harus diperhatikan yaitu :
1. Garnish yang dapat dikonsumsi
a. Cream (butter cream dan whipped cream)
b. Fresh fruit (buah segar, manisan buah, syrup buah, sauce buah)
c. Kacang – kacangan (almond, kacang mete)
d. Coklat dekor (coklat yang dibentuk)
e. Biscuit (crushed atau utuh)
f. Daun mint
g. Sauce atau syrup
2. Garnish yang tidak dapat dikonsumsi
a. Bunga (anggrek, mawar)
b. Daun (nanas, mint)
c. Tusuk gigi hias
d. Pipet hias

Khusus garnish yang berasal dari bunga dan daun yang menjadi perhatian adalah pada
waktu pemilihan jenis daun dan bunga. Syarat-syarat memilih garnish dari bunga dan daun
adalah :

1. Bunga dan daun tidak tergolong yang beracun.


2. Tidak menimbulkan aroma bunga dan daun yang menyengat sehingga tidak
mengalahkan aroma hidangan.
3. Tidak mengeluarkan getah berlebihan.
4. Pilih daun yang tidak mempunyai bulu halus sehingga tidak mudah rontok.

Penempatan garnish adalah sesuatu yang susah-susah gampang. Susahnya adalah


menyelaraskan  rasa,  warna,  tekstur antara garnish dengan hidangan yang akan dihias.
Dikatakan mudah jika mengetahui tekniknya. Dessert yang mempunyai tekstur yang sangat
lembut pergunakan bahan yang lembut pula seperti whipped cream sedangkan yang mempunyai
tekstur agak keras menggunakan butter cream.

Garnish yang tidak dapat dikonsumsi seperti bunga dan daun, peletakkannya tidak
langsung mengenai makanan,  biasanya untuk menghias bibir gelas. Penggunaan garnish dalam
suatu hidangan maksimal terdiri dari 3 item garnish yang mempunyai tekstur dan warna yang
berbeda.
II.6 Peralatan Pengolahan dan Penyajian Dessert

1. Alat persiapan, tergolong dalam alat dapur yang fungsinya untuk membantu memudahkan
menyiapkan bahan makanan yang akan diolah atau mengolah makanan menjadi hidangan
yang lain. Seperti baskom, panci, sendok, gelas ukur.
2. Alat pengolahan adalah alat-alat dapur yang langsung digunakan untuk mengolah
makanan, wadah untuk bahan makanan yang sedang diolah, macam-macam alat pengaduk
hidangan, seperti kompor, wajan, panci.
3. Alat penyaji merupakan alat penghidang yang sudah matang, seperti dessert plate, dessert
knife, dessert spoon, dessert fork.

Penyajian makanan merupakan cara untuk menyuguhkan makanan kepada orang atau
para tamu untuk disantap secara keseluruhan, berisikan komposisi makanan yang di atur dan
disesuaikan dengan permainan warna yang di susun secara menarik agar dapat menambah nafsu
makan. Hidangan penutup (dessert) dalam penyajiannya mempunyai standar tersendiri baik alat
hidang atau jenis garnish yang digunakan.

II.7 Macam-Macam Hidangan Penutup

Secara garis besar hidangan penutup atau dessert dikategorikan menjadi 2,  yaitu hidangan
penutup dingin (cold dessert) dan penutup panas (hot dessert ). Penggolongan ini berdasarkan
pada perbedaan suhu, baik pada prosespengolahan maupun suhu  penyajiannya.

1. Hidangan Penutup Dingin (Cold Dessert)


Adalah dessert yang disajikan pada suhu dingin. Walaupun disajikan pada suhu dingin
tidak menutup kemungkinan proses pengolahannya melalui proses pemanasan sebelum
disajikan secara dingin, dengan memasukkan ke dalam almari pendingin.  Penyajian
dessert dalam suhu dingin harus benar-benar disajikan pada suhu dingin tak terkecuali alat
hidangnya. Contoh: Ice Cream, Pudding, Mousses, Fruit Pie, Cake ,dll.

2. Hidangan Penutup Panas (Hot Dessert)


Adalah dessert yang disajikan pada temperatur panas atau hangat. Sesuai dengan
namanya hot dessert maka proses akhirnya harus dipanaskan terlebih dahulu. Penyajian hot
dessert harus benar-benar panas atau hangat termasuk alat hidang yang dipergunakan harus
dipanaskan dahulu. Contoh: Banana Flambé, Apple Pie, Souffles, Crepes dan Fritters.

II.8 Contoh Makanan Penutup

1. Fruits (Buah-buahan)
Buah merupakan salah satu bahan pangan yang sangat fleksibel digunakan sebagai bahan
dalam pembuatan hidangan dessert. Buah dihidangkan dalam bentuk segar atau melalui proses
pengolahan. Jika disajikan secara segar dapat berupa buah iris (fruit slice) yang disusun secara
sederhana. Penyusunan fruit slice harus memperhatikan kriteria berikut yaitu tanpa banyak
menggunakan peralatan dan bersentuhan dengan tangan. Sedangkan buah yang melalui proses
pengolahan seperti punch, juice, fruit cocktail , salad atau sebagai bahan utama untuk membuat
saucesebagai pendamping dessert. Selain itu buah juga dapat digunakan sebagai filling atau
topping pada hidangan lain. Buah segar dapat disajikan dengan cara disiram sirup gula atau
cream.

2. Pudding
Pudding dapat diartikan sebagai hidangan penutup yang mempunyai rasa manis terbuat
dari agar – agar, tetapi ada jenis pudding yang bukan terbuat dari agar- agar yaitu dari telur dan
atau tepung pati. Di Indonesia sering disebut dengan istilah Podeng. Perbedaan antara pudding
dengan podeng, pudding disajikan dingin karena proses pembekuannya harus melalui almari
pendingin sedangkan podeng proses pembekuannya melalui pemanasan. 
3. Cake
Cake yang dihidangkan sebagai dessert adalah semua jenis cake tetapi harus
memperhatikan porsi yang ditentukan dan cara penyajiannya. Dalam penyajian cake sebagai
dessert, dapat ditambahkan sauce, syrup, ice cream, cream, buah- buahan, sebagai pelengkap
atau garnish. Penambahan bahan pelengkap harus disesuaikan dengan tekstur dan cita rasa cake
sehingga rasa yang ditimbulkan menciptakan cita rasa yang lezat. Contoh : Black Forest with
strawberry sauce, Brownies with chocolate sauce, Fruit cake.

4. Pie
Pie berasal dari adonan sugar dough yang ditipiskan dan dicetak seperti mangkuk. Filling
yang digunakan adalah pastry cream, buah-buahan, dan adonan sponge. Pie juga disajikan dalam
suhu dingin maupun panas. Contohnya Fruit pie(dingin), Congrest tart  (pie diisi dengan adonan
sponge), Hot apple pie (panas).
5. Ice Cream
Ice cream adalah produk yang banyak digemari oleh semua golongan manusia. Ice ceam
merupakan jenis hidangan yang mempunyai banyak variasi. Dapat dihidangkan tanpa
pendamping atau dipadukan dengan satu atau lebih pendamping. Jenis pendamping yang bisa
dipadukan dengan ice cream adalah cream, biscuit, buah-buahan (segar, siap saji, puree, dan
manisan), meringue, cake, syrup, dan coklat.

6. Mousses
Mousses merupakan dessert  yang mempunyai tekstur yang lembut, halus seperti busa
yang terbuat dari putih telur, whipped cream, danpeng aroma seperti coklat blok, puree buah,
kadang dapat ditambah dengan gelatine agar teksturnya lebih padat. Contoh:
Strawberry Mousses, Chocolate Mousses

7. Souffle
Hidangan yang ringan diperoleh dari kocokan putih telur yang kemudian dipanggang
menggunakan cetakan khusus untuk soufflé yang biasanya terbuat dari bahan keramik atau
porselen atau pinggan tahan panas. Telur yang digunakan putih telur atau kuning telur atau
keduanya. Dalam proses pemanggangan soufflé akan mengembang tinggi melebihi cetakan tetapi
pada waktu ke luar dari oven akan mengempis karena kerangka yang terbentuk dari telur tidak
kokoh seperti pada sponge yang terbentuk karena menggunakan tepung sebagai pembentuk
kerangka.

8. Crepes
Crepes adalah adonan dadar yang berbentuk cair (liquid) yang terbuat dari telur dan
tepung terigu yang kemudian didadar dengan menggunakan wajan dadar (pan Frying). Crepes
dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat appetizer atau dessert, yang membedakan adalah
rasa crepes. Untuk crepes yang akan digunakan sebagai appetizer dibuat gurih dengan
penambahan garam dan filling yang menyertainya juga berasa asin atau gurih.  Sedangkan crepes
yang dipakai untuk dessert perlu ditambah dengan gula pasir dalam adonannya dengan filling 
yang berasa manis. Filling  yang dapat menyertai crepes untuk desserts adalah pastry cream,
fresh fruit atau buah olahan (puree buah atau buah siap saji). Contoh: Crepe suzette, Devil
Pancake.
BAB III

PENUTUP

I.1 Kesimpulan

Hidangan penutup (dessert) adalah hidangan yang disajikan setelah hidangan utama
(main course) sebagai hidangan penutup atau biasa disebut dengan istilah pencuci
mulut. Dessert biasanya mempunyai rasa manis dan menyegarkan, terkadang ada yang berasa
asin atau kombinasinya. Fungsi dessert dalam giliran hidangan (courses) adalah sebagai
hidangan yang menyegarkan setelah menyantap hidangan utama (main course) yang terkadang
mempunyai aroma atau rasa yang amis serta menghilangkan rasa enak. Secara garis besar
hidangan penutup atau dessert dikategorikan menjadi 2 ,  yaitu hidangan penutup dingin (cold
dessert )dan penutup panas (hot  dessert ). Penggolongan ini berdasarkan pada perbedaan suhu,
baik pada proses pengolahan maupun suhu  penyajiannya.

I.2 Saran

Dalam penulisan makalah ini, diharapkan penulis maupun pembaca dapat lebih
memahami mengenai dessert (hidangan penutup) , namun tidak hanya dari makalah ini tetapi
juga dari makalah ataupun buku lain karena belajar tidak hanya dari satu buku saja, tetapi
mengumpulkan ilmu dari berbagai literatur

14
DAFTAR PUSTAKA

Bahan Ajar Kursus dan Pelatihan Tata Boga Evel III, Pengolahan Makanan Kontinental. 2015.
Direktorat pembinaan Kursus dan Pelatihan, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia
Dini dan Pendidikan Masyarakat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Primarasa. https://www.primarasa.co.id/bahan-bumbu/7-bahan-utama-untuk-membuat-dessert
(diakses tanggal 5 April 2019)
Karisma, Teguh. 2012.”DESSERT”. Diakses dari
https://teguhkarisma.wordpress.com/menu/pengertian-menu/dessert/ (6 April 2019).
Tan, Benny. 2018. “HIDANGAN PENUTUP”. Diakses dari
https://slideplayer.info/slide/12175340/ (6 April 2019)
Ristiani, Ririn. 2016. “PENGEMBANGAN MODUL PENGOLAHAN DAN PENYAJIAN
HIDANGAN PENUTUP (DESSERT) UNTUK PESERTA DIDIK KELAS XI JASA
BOGA DI SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA”. Diakses dari
eprints.uny.ac.id/44096/1/Ririn%20Ristiani%2014.pdf (6 April 2019).
Sunaryo, Nonny. 2015. “Alat Hidang Makanan”. Diakses dari
https://www.scribd.com/doc/257454143/ALAT-HIDANG-MAKANAN (5 April 2019).
Meitavani. 2016. “Alat Pengolahan dan Penyajian Hidangan”. Diakses dari
https://www.academia.edu/30202722/ALAT_ALAT_PENGOLAHAN_DAN_PENYAJIA
N_HIDANGAN (5 April 2019)

Anda mungkin juga menyukai