Makalah Kelompok 3 Fetomaternal
Makalah Kelompok 3 Fetomaternal
AMNIOSINTESIS
Disusun Oleh:
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
DAN PROFESI BIDAN SEMARANG JURUSAN KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2021
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
reproduksi hewan yang dikembangkan melalui suatu proses penelitian dalam bidang
reproduksi hewan secara terus menerus dan berkesinambungan dengan hasil berupa alat,
metoda ataupun alat dan metoda yang dapat diaplikasikan dengan tujuan tertentu.
Terdapat banyak sekali teknologi reproduksi yang bisa diterapkan dalam pelaksanaan
kegiatan usaha peternakan yang ditujukan untuk meningkatkan populasi dan produksi.
Banyak kasus bayi kembar siam, bayi dengan usus terburai atau tanpa tempurung
kepala merupakan kasus kelainan bayi akibat tidak sempurnanya pembentukan organ
sewaktu janin masih dalam kandungan ibu. Faktornya sangat kompleks mulai dari
kekurangan gizi, kelainan genetik, faktor dari ibu maupun janin itu sendiri. Namun
kelainan-kelainan pada bayi biasanya terlambat untuk diketahui. Bahkan meski sudah
dilakukan pemeriksaan USG secara rutin, kelainan yang dialami janin masih saja ada
yang tidak terdeteksi. Kini sudah ada teknologi untuk mengetahui kelainan bayi sejak
dini bahkan ketika organ bayi belum terbentuk. Nama teknologi tersebut adalah
Amniocentesis atau pemeriksaan air ketuban untuk mengetahui kelainan kromosom pada
janin. Pemeriksaan tersebut bisa dilakukan pada umur kandungan 12-14 minggu dimana
pada waktu ini organ bayi bahkan belum terbentuk. Dengan pemeriksaan air ketuban ini,
para ibu bisa mengetahui lebih awal apakah janinnya mengalami kelainan atau tidak.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
A. Pengertian Amniosentesis
Pengertian amniosentesis berasal dari bahasa yunani yaitu amnos dan kentesis.
Amnos berarti kantong amnion atau rahim, sedangkan kentesis berarti penusukan, jadi
dikatakan sebagai sebuah prosedur kandungan dimana sejumlah cairan ketuban diaspirasi
dari dalam kantong amnion untuk keperluan analisa. Cairan amnion seorang ibu ternyata
memilki sel yang sama dengan janin yang sedang di kandungnya. Kehilangan kehamilan
diselidiki dalam darah ibu. Pemeriksaan fetoprotein-alfa (AFP) adalah suatu pemeriksaan
darah yang dilakukan pada calon ibu. Fetoprotein-alfa dibentuk didalam hati bayi dan
mengalir dalam jumlah sedikit kedalam aliran darah. Pengukuran jumlah fetoprotein-alfa
dalam darah akan membantu pemberi asuhan kesehatan memprakirakan masalah pada
bayi. Pemeriksaan biasanya dilakukan pada minggu ke-16 dan ke-20 masa kehamilan.
AFT dapat mendeteksi kelainan tabung saraf, kelainan hati atau ginjal yang berat,
sumbatan esophagus atau usus, sindrom Down, obstruksi saluran perkemihan, dan
1. Meringankan beban ibu dan bayi dari akibat kelebihan cairan pada masa hamil tua.
2. Mendeteksi kondisi janin yang ada dalam rahim ibu itu sehat atau cacat.
a. Memeriksa penyakit kuning janin pada kehamilan sedang yang disebabkan oleh
penyakit rhesus.
b. Memantau status bakal bayi, antara lain apakah sedang menderita suatu kelainan
3. Amniosentesis yang dilakukan pada wanita hamil yang usianya diatas 35 tahun dan
dilakukan mendekati akhir kehamilan bertujuan menentukan apakah paru bayi sudah
ini tidak digunakan untuk tujuan tersebut, kecuali pada kasus dimana jenis kelamin
5. Mengetahui apakah bayi dari ibu yang mempunyai resus Rh- mempunyai masalah.
C. Prosedur Amniosentesis
usia kehamilan tersebut kedua lapisan membran janin (fetal membranes) telah
menyatu sempurna sehingga sampel cairan ketuban dapat dengan aman ditarik.
apakah paru-paru bayi sudah cukup dewasa untuk bayi dapat bernapas sendiri,
3. Dokter menggunakan ultrasonografi untuk melihat bayi, dan untuk mencari area
yang aman dalam air ketuban. Ultrasonografi adalah gambar dari bayi yang
beberapa penyakit lainnya mungkin terlihat pada uji yang dilakukan pada sel
biakan dari sel janin yang ada dalam air ketuban tersebut. Analisisnya meliputi
kariotipe, untuk menentukan apakah kromosom sel janin itu jumlah dan
Dokter akan menggunakan perangkat ultrasound (USG) untuk memeriksa posisi bayi
dan plasenta di dalam rahim ibu, USG ini membantu menemukan tempat terbaik
untuk mengambil cairan ketuban tanpa merusak plasenta, tali pusat atau bayi.
Karena prosedur ini merupakan prosedur yang invasif maka sebelum dilakukan
penghilang rasa sakit) untuk mengurangi rasa sakit yang timbul pada prosedur
untuk aspirasi cairan ketuban yang ditusukan melalui dinding perut kedalam kantung
ketuban yang berisi cairan ketuban, biasanya cairan ketuban berwarna kekuning-
kuningan.
Setelah di lakukan aspirasi cairan ketuban, dokter akan memantau lagi kondisi janin
Cairan ketuban yang di peroleh dari aspirasi tersebut sebaiknya jangan bercampur
dengan darah, jika bercampur dengan darah maka sebaiknya dilakukan prosedur
pemeriksaan. Hasil amniosentesis pada umumnya tersedia dalam waktu 2-3 minggu.
Cairan amnion yang diaspirasi tersebut mengandung sel-sel janin yang akan dikultur
Ada dua jenis tes yang dilakukan untuk mendapatkan hasil yaitu Rapid test dan
Full karyotype.
Rapid test mencari kelainan pada kromosom tertentu (bagian dari sel-sel tubuh
yang membawa gen). Rapid test dapat mengidentifikasi sejumlah kondisi kromosom
Hasil tes cepat harus siap setelah tiga hari kerja. Tes ini hampir 100% akurat, tetapi hanya
karotype memeriksa semua ini. Sel-sel dalam sampel cairan ketuban yang tumbuh hingga
kromosom dan tampilan pada kromosom. Hasil dari Full karotype biasanya akan siap
Sekitar 1 dari setiap 100 tes, hasil mungkin tidak jelas, Ini bisa disebabkan oleh
darah ibu mengkontaminasi sampel cairan ketuban, yang mungkin telah mencegah sel-sel
2. Kelainan genetik lain : Cystic fibrosis AR, Sickle cell disease AD, Tay-Sachs disease
1. Teknik ini memungkinkan penyelamatan banyak fetus yang barangkali akan diaborsi
2. Orang tua dapat memilih apakah akan mempertahankan kandungan fetus atau tidak
kemungkinan penyakit genetik yang berhubungan dengan jenis kelamin atau kalau
atau kelahiran premature. Meskipun resikonya relative kecil, masih terdapat resiko yang
minggu ke-16 masa kehamilan, membuat penghentian kehamilan lebih sulit untuk
dilakukan. Maka pemeriksaan dilakukan pada sekitar minggu ke-11 atau ke-12.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Meringankan beban ibu dan bayi dari akibat kelebihan cairan pada masa hamil
tua.
2. Mendeteksi kondisi janin yang ada dalam rahim ibu itu sehat atau cacat.
usia kehamilan tersebut kedua lapisan membran janin (fetal membranes) telah
menyatu sempurna sehingga sampel cairan ketuban dapat dengan aman ditarik.
masih terdapat resiko yang berkaitan dengan prosedur tindakan. Kematian janin
biasanya dilakukan untuk evaluasi pralahir sekitar minggu ke-16 masa kehamilan,
membuat penghentian kehamilan lebih sulit untuk dilakukan. Maka pemeriksaan
Campbell, Neil A.dkk. 1999. Biology. Alih bahasa Rahayu Lestari, 2000, Biologi Jilid I.
Jakarta: Erlangga.
Curtis, Glade B dan Judith Schuler. 1996. Your Pregnancy After 30. Alih bahasa: Yasmin Asih,
Hartanto, Hanafi. 2010. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
James, Joyce.dkk. 2008. Prinsip – Prinsip Sains Untuk Keperawatan. Jakarta: Erlangga.