Anda di halaman 1dari 17

Prof. Dr.

Andi Suhandi, MSi

Persamaan Diferensial Biasa (PDB) Orde Dua Homogen

1. Persamaan Diferensial Biasa Orde Dua Linier dengan Koefisien Konstan dan Ruas
Kanan Nol
Tinjau persamaan diferensial biasa orde dua berikut ini:

disini a2, a1, a0 merupakan konstanta . PDB di atas disebut sebagai PDB orde dua homogen.
Disebut berorde dua karena terdapat orde turunan kedua sebagai orde turunan tertinggi dari
variabel terikat (y) terhadap variabel bebas (x). Dan disebut homogen karena setiap suku
mengandung y atau turunan dari y dan ruas kanannya sama dengan nol. PDB ini disebut juga
PDB dengan koefisien konstan, karena koefisien-koefisien pada suku-suku PDB (a0, a1 dan
a2) merupakan konstanta.

2. Solusi PDB orde dua homogen


Marilah kita lihat contoh berikut ini untuk dapat memahami cara atau teknik mencari
solusi PDB orde dua homogen. Solusi yang didapat disebut solusi homogen (y h).
Contoh 1.
Cari solusi PDB orde dua homogen berikut ini:

Penyelesaian:
PDB di atas dapat dituliskan kembali dalam bentuk:

𝑑2𝑦 𝑑𝑦
2
+5 + 4𝑦 = 0
𝑑𝑥 𝑑𝑥

jika sekarang kita lakukan pemisalan:

maka
Prof. Dr. Andi Suhandi, MSi

dan

dengan demikian PDB di atas:

𝑑2𝑦 𝑑𝑦
+ 5 + 4𝑦 = 0
𝑑𝑥 2 𝑑𝑥

dapat dituliskan dalam bentuk:

atau

D disebut sebagai operator diferensial. Ungkapan aljabar dari:

dapat difaktorkan menjadi:

sehingga ungkapan dari:

dapat dituliskan dalam faktor-faktornya seperti berikut:

untuk mencari solusi PDB ini kita harus memecahkan solusi yang paling sederhana:

Kedua persamaan di atas merupakan PDB orde 1 yang dapat dicari solusinya dengan metode
pemisahan variabel:
untuk PDB pertama, yaitu:
Prof. Dr. Andi Suhandi, MSi

dapat ditulis dalam bentuk:

yang memiliki solusi sebagai berikut:

dan PDB orde 1 yang lainnya, yaitu:

memiliki solusi:

Karena kedua solusi tersebut satu sama lain tidak saling bergantung secara linier, maka
kombinasi linier dari kedua persaman solusi tersebut memiliki dua konstanta sembarang, dan
solusi umum PDB di atas merupakan kombinasi dari dua solusi PDB orde satu ini, seperti
berikut:

Inilah solusi umum dari PDB orde 2 homogen yang pada contoh 1. Disebut solusi umum
karena masih mengandung konstanta sembarang yaitu C1 dan C2. Pada solusi PDB orde dua,
konstanta sembarang yang muncul ada dua buah.
Secara umum solusi PDB orde dua di atas dapat ditulis dalam bentuk seperti berikut
ini:

yang merupakan solusi umum dari PDB orde 2 homogen yang memiliki bentuk faktor
sebagai berikut:

dimana a  b dan keduanya (a dan b) merupakan bilangan riil.


Prof. Dr. Andi Suhandi, MSi

Sekarang bagaimana jika:

atau jika dituliskan dalam bentuk faktor, bentuknya seperti berikut:

yang menunjukkan bahwa kedua akar persamaan sama yaitu a.


Untuk mencari solusi PDB orde dua seperti di atas, mula-mula kita harus memisalkan:

sehingga didapat persamaan berikut:

Persamaan ini merupakan PDB orde satu untuk variabel bebas u, yang jika diselesaikan
dengan metode pemecahan PDB orde satu akan menghasilkan solusi sebagai berikut:

jika persamaan solusi ini kita substitusikan kembali ke persamaan semula, yaitu persamaan:

akan didapat persamaan:

atau

persamaan terakhir ini merupakan PDB linier orde kesatu, dengan:

yang apabila diselesaikan dengan metode yang telah kita kenal sebelumnya, akan
menghasilkan solusi seperti berikut:

Inilah bentuk solusi umum PDB orde dua homogen jika akar-akar persamaannya sama dan
merupakan bilangan riil.
Prof. Dr. Andi Suhandi, MSi

Untuk lebih memahami solusi dari PDB orde dua dengan akar-akar persamaan sama
dan riil, marilah kita tinjau contoh berikut ini.
Contoh 2.
Cari solusi umum PDB orde 2 homogen berikut!

Penyelesaian:
Mula-mula kita tuliskan PDB di atas dalam bentuk berikut:
(𝐷 2 − 6𝐷 + 9)𝑦 = 0

atau dalam bentuk faktor berikut ini:

persamaan ini menghasilkan dua akar persamaan yang sama dan riil, yaitu a = 3, sehingga
solusi umum dari PDB orde dua yang ditinjau adalah:

Kadang-kadang akar-akar persamaan dari PDB orde dua homogen tidak selalu
merupakan bilangan riil, melainkan merupakan bilangan kompleks atau mengandung suku
imaginer, yang biasa dituliskan sebagai berikut:

Penanganannya sama saja seperti sebelumnya, tetapi kita harus menggunakan kaidah-kaidah
dan aturan-aturan pada bilangan kompleks. Misalkan dari proses pemfaktoran diperoleh dua
akar persamaan dalam bentuk bilangan kompleks yang berbeda, seperti berikut ini:

maka dengan cara seperti yang telah dipaparkan di atas, akan didapat solusi umum untuk
PDB orde dua homogen yang bersangkutan sebagai berikut:

atau dapat dituliskan seperti berikut ini:


Prof. Dr. Andi Suhandi, MSi

menurut persamaan Euler untuk bilangan kompleks diketahui bahwa:

sehingga bentuk solusi PDB orde dua di atas dapat dituliskan:

disini c1 dan c2 merupakan konstanta sembarang baru. Solusi PDB orde dua di atas juga dapat
dituliskan dalam bentuk:

Untuk lebih memahami cara mencari solusi PDB orde dua bentuk ini, marilah kita lihat
contoh berikut ini.
Contoh 3.
Cari solusi umum PDB orde 2 homogen berikut ini!

Penyelesaian:
Kita dapat menulis PDB di atas sebagai:

atau

yang menghasilkan dua akar persamaan imajiner yang berbeda, yaitu  = - 4i dan  = 4i,
sedangkan  = 0, sehingga solusinya:

atau dapat dituliskan sebagai:

atau juga
Prof. Dr. Andi Suhandi, MSi

Inilah solusi untuk PDB orde dua yang mengandung akar-akar imaginer.
3. Penerapan PDB orde 2 homogen dalam persoalan fisika
Fenomena fisika atau peristiwa fisika selain terumuskan dalam PDB orde satu juga
sebagian terumuskan dalam PDB orde dua homogen. Sebagai contoh tinjaulah sebuah pegas
yang digantungkan vertikal pada statif dan pada ujung bawahnya digantungkan beban seperti
ditunjukkan pada Gambar 1.

k
k

Posisi setimbang

disimpangkan

Gambar 1. Sistem Osilasi Pegas

Jika mula-mula beban disimpangkan sedikit ke bawah dan kemudian beban dilepaskan, maka
sistem pegas akan bergerak naik turun (bolak-balik) di sekitar titik kesetimbangannya,
dikatakan pegas tersebut bergerak secara osilasi. Karena bergerak secara osilasi maka posisi
simpangan pegas setiap saat berubah. Untuk mengetahui posisi simpangan beban setiap saat,
kita harus mendapatkan persamaan simpangan (y) sebagai fungsi waktu (t) dari gerak osilasi
sistem pegas tersebut.
Karena sistem pegas bergerak dibawah pengaruh gaya, maka gerak sistem pegas ini
memenuhi persamaan hukum 2 Newton, yaitu :

gaya yang bekerja pada sistem pegas yang menyebabkan sistem pegas bergerak bolak-balik
turun-naik (berosilasi) adalah gaya pemulih pegas atau sering disebut sebagai gaya pegas
yang besarnya:
Prof. Dr. Andi Suhandi, MSi

jika persamaan gaya ini disubstitusikan ke persamaan hukum 2 Newton akan didapat:

disini a adalah percepatan gerak sistem pegas yang merupakan turunan kedua dari posisi
(simpangan, y) terhadap waktu (t), yakni:

dengan demikian persamaan hukum 2 Newton untuk sistem pegas dapat dituliskan:

atau jika disusun ulang akan didapat persamaan:

yang dapat dituliskan kembali dalam bentuk:

disini

untuk mencari solusinya, PDB orde dua berikut:

dapat ditulis sebagai:

disini D adalah:
Prof. Dr. Andi Suhandi, MSi

dalam bentuk operator, PDB di atas dapat dituliskan dalam bentuk faktor-faktor sebagai
berikut:

persamaan ini kana menghasilkan dua akar persamaan imajiner yang berbeda, yaitu  = - i
dan  = i, serta  = 0. Dengan demikian solusi dari PDB orde dua untuk osilasi sistem
pegas di atas dapat ditulis sebagai barikut:

atau

atau
𝑦 = 𝑐𝑠𝑖𝑛(𝜔𝑡 + 𝛾)

dari sebelumnya kita tahu bahwa:

jadi posisi y sebagai fungsi waktu t merupakan fungsi sinus yang nilainya berubah dari kecil
ke besar kemudian ke kecil lagi atau nilainya berosilasi.
Gerak osilasi merupakan gerak periodik yang ditandai oleh suatu besaran fisika yang
disebut periode (T). Periode (T) dapat ditentukan dari besaran , sebagai berikut:

atau

atau
Prof. Dr. Andi Suhandi, MSi

Dengan demikian periode osilasi pegas (T) bergantung pada massa beban gantung (m) dan
koefisien pegas (k). Gerak osilasi pegas di atas memenuhi gerak osilasi harmonis sederhana
(Simple harmonic oscilation=SHO), gerak tersebut ditandai dengan amplitudo (simpangan
maksimum) yang tetap sampai kapan pun, sehingga geraknya tidak akan berhenti sampai
kapan pun. Gerak ini merupakan gerak yang ideal dan tidak ada dalam kenyataan. Gambar 1
menunjukkan kurva simpangan (y) sebagai fungsi waktu (t) untuk gerak harmonis sederhana.
Pada kenyataannya gerak osilasi pegas ini akan berlangsung dengan amplitudo yang
semakin kecil dan akhirnya berhenti. Amplitudo yang makin kecil ini terjadi akibat ada gaya
lain yang bekerja yang berasal dari medium dimana gerak osilasi ini terjadi. Gaya ini sering
disebut sebagai gaya redaman media, misalkan redaman oleh udara atau fluida yang lain.
Redaman ini terjadi akibat adanya gesekan antara sistem pegas dengan media (udara atau zat
cair lain). Besar gaya gesekan oleh fluida biasanya sebanding dengan kecepatan gerak osilasi
benda, seperti berikut:

di sini v adalah kecepatan gerak benda. Karena kecepatan merupakan turunan pertama dari
posisi terhadap waktu, maka persamaan di atas dapat dituliskan sebagai:

dengan adanya gaya gesek ini maka resultan gaya yang bekerja pada sistem pegas menjadi:

sehingga persamaan hukum 2 Newton dapat diubah menjadi:

atau

yang dapat dituliskan kembali dalam bentuk berikut ini:


Prof. Dr. Andi Suhandi, MSi

dimana

Untuk memecahkan PDB orde 2 ini harus dicari akar-akar persamaan berikut ini:

dengan menggunakan formula yang sudah kita kenal, yaitu:

terdapat tiga kemungkinan tipe akar persamaan yang akan didapat, bergantung pada selisih
relatif antara b2 dan 2, dan terdapat tiga nama khusus yang diberikan terkait dengan tipe
gerakan sistem pegas ini, yakni:
a. Sangat teredam (overdamped), jika:

b. Teredam kritis (critically damped), jika:

c. Kurang teredam (underdamped) atau


Oscillatory, jika:

a. Solusi untuk keadaan sangat teredam (Overdamped)


Karena

maka

Merupakan bilangan riil yang nilainya berbeda dan kurang dari b, kedua akan persamaannya
bernilai negatif, dan solusi umumnya berbentuk sbb:
Prof. Dr. Andi Suhandi, MSi

dengan

dan

b. Solusi untuk keadaan teredam kritis(Critically damped)


Karena

maka

dengan demikian didapat dua akar persamaan yang sama dan riil, yaitu:

dan

Sehingga solusi umum untuk keadaan ini adalah:

c. Solusi untuk keadaan kurang teredam (underdamped) atau Osilatory


Karena

maka

bernilai imajiner, misalkan:

maka

sehingga akar-akar persamaannya adalah:


Prof. Dr. Andi Suhandi, MSi

dan bentuk solusi umumnya adalah:

Jika keempat keadaan osilasi tersebut, yaitu osilasi harmonik sederhana, osilasi sangat
teredam, osilasi teredam kritis dan osilasi kurang teredam (osilatory) digambarkan dalam
kurva simpangan (y) sebagai fungsi waktu (t), maka akan didapat bentuk kurva seperti
ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2. Empat keadaan gerak osilasi sistem pegas yang mungkin

Marilah kita tinjau satu contoh lagi fenomena gerak osilasi pada konteks yang lain,
yaitu gerak osilasi sebuah balok kayu yang mengapung di permukaan air.

Gambar 3. Osilasi balok kayu di permukaan air

Sebuah balok kayu sedang mengapung di permukaan air, lalu balok tersebut ditekan sedikit
(sejauh y) ke dalam air oleh tangn dan kemudian dilepaskan hingga balok kayu bergerak
turun - naik (osilasi) di permukaan air. W adalah gaya gravitasi dan B adalah gaya apung
(Buoyant Force). Jika selama berosilasi posisi balok kayu dianggap tetap tegak (permukaan
Prof. Dr. Andi Suhandi, MSi

atas dan bawah balok kayu selalu sejajar dengan permukaan air). Tunjukkan bahwa perioda
osilasi dari gerakan adalah:

𝜌𝐶 ℎ 𝜌𝐶 ℎ
𝑇 = 2𝜋√ = 2𝜋√ √
𝜌𝐵 𝑔 𝜌𝐵 𝑔

dimana h adalah tinggi balok yang terendam dalam air pada keadaan setimbang. Petunjuk :
Gaya pulih yang membuat balok bergerak secara osilasi adalah

∑ 𝐹 = 𝐵 = −𝜌𝐶 𝑔𝐴𝑦

A adalah luas permukaan atas atau permukaan bawah balok dan C adalah massa jenis air.
Massa balok kayu dapat ditulis dalam persamaan:
𝑚𝐵 = 𝜌𝐵 ℎ𝐴

B adalah massa jenis balok kayu. Tidak ada gaya lain yang bekerja pada balok selain gaya
pulih tersebut.

Penyelesaian:
Menurut hukum 2 Newton:

∑ 𝐹 = 𝑚𝑎

jika persaman gaya pulih disubstitusikan ke persamaan hukum 2 Newton akan didapat:

−𝜌𝐶 𝑔𝐴𝑦 = 𝑚𝑎

atau

𝑑2𝑦
−𝜌𝐶 𝑔𝐴𝑦 = 𝑚 2
𝑑𝑡
atau jika massa balok (m) diganti dengan BhA, maka akan didapat persamaan:
𝑑2𝑦
−𝜌𝐶 𝑔𝐴𝑦 = 𝜌𝐵 ℎ𝐴
𝑑𝑡 2
atau
𝑑2𝑦 𝜌𝐵
ℎ 2
= − 𝑔𝑦
𝑑𝑡 𝜌𝐶
Prof. Dr. Andi Suhandi, MSi

atau
𝑑2𝑦 𝜌𝐵 𝑔
2
=− 𝑦
𝑑𝑡 𝜌𝐶 ℎ
atau
𝑑 2 𝑦 𝜌𝐵 𝑔
+ 𝑦=0
𝑑𝑡 2 𝜌𝐶 ℎ

yang dapat dituliskan dalam bentuk:


𝑑2𝑦
+ 𝜔2 𝑦 = 0
𝑑𝑡 2

Ini merupakan PDB orde kedua yang memenuhi persamaan gerak osilasi harmonik sederhana
dengan,

𝜌𝐵 𝑔
𝜔= √
𝜌𝐶 ℎ

Solusi dari PDB orde dua osilasi harmonik sederhana di atas adalah:
𝑦 = 𝐴𝑒 𝑖𝜔𝑡 + 𝐵𝑒 −𝑖𝜔𝑡
𝜌 𝑔 𝜌 𝑔
𝑖√ 𝐵 𝑡 −𝑖√ 𝐵 𝑡
𝜌𝐶 ℎ 𝜌𝐶 ℎ
𝑦 = 𝐴𝑒 + 𝐵𝑒

atau

𝜌𝐵 𝑔 𝜌𝐵 𝑔
𝑦 = (𝐶1 𝑠𝑖𝑛√ 𝑡 + 𝐶2 𝑐𝑜𝑠√ 𝑡)
𝜌𝐶 ℎ 𝜌𝐶 ℎ

atau

𝜌𝐵 𝑔
𝑦 = 𝐶 sin (√ 𝑥 + 𝛾)
𝜌𝐶 ℎ

seperti sebelumnya:
2𝜋
𝜔=
𝑇
Prof. Dr. Andi Suhandi, MSi

𝜌𝐵 𝑔
𝜔= √
𝜌𝐶 ℎ

Sehinhgga:

𝜌𝐶 ℎ 𝜌𝐶 ℎ
𝑇 = 2𝜋√ = 2𝜋√ √
𝜌𝐵 𝑔 𝜌𝐵 𝑔

Inilah solusi yang diharapkan.

4. Latihan
1. Osilasi Bandul Sederhana
Tinjau sebuah bandul sederhana yang digantungkan pada statif dan disimpangkan dengan
sudut kecil. Tentukan bentuk PDB dari fenomena bandul di bawah ini, kemudian cari
solusi dari PDB tersebut sampai didapat hubungan posisi simpangan bandul () sebagai
fungsi waktu (t)! (jika gesekan dengan udara diabaikan).


ll

m
S

mg

Petunjuk: gaya pulih yang menyebabkan bandul bergerak bolak balik adalah komponen
gaya berat arah horizontal sebagai berikut:
F = m.g sin 

2. Osilasi Benda melewati lorong yang menembus Bumi


Tunjukkan bahwa sebuah partikel yang ditempatkan pada sebuah lorong yang dibuat
menembus perut Bumi yang melewati pusatnya akan bergerak secara harmonik (bolak-
balik). Jika begitu temukan periode gerak bolak-balik tersebut!
Prof. Dr. Andi Suhandi, MSi

Petunjuk: Gaya pulih yang bekerja pada sebuah partikel bermassa m di dalam Bumi yang
berjarak r dari pusat Bumi (r < jari-jari Bumi R) adalah gaya gravitasi sebagai berikut:

r
F = −mg
R

Anda mungkin juga menyukai