16 - Muhammad Mahdi - 215040200111288 - Laporan Akhir Praktikum Kelas K
16 - Muhammad Mahdi - 215040200111288 - Laporan Akhir Praktikum Kelas K
EKOLOGI PERTANIAN
Oleh :
Muhammad Mahdi
NIM :
215040200111288
Asisten :
Nanok Julianto
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
MALANG
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Disetujui Oleh :
Asisten Kelas,
ACC 03/12/21 (07.30)
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih Lagi Maha
Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat
menyeselaikan laporan besar dengan judul “Laporan Akhir Praktikum Ekologi
Pertanian” uang dapat disusun dan diselesaikan tepat pada waktunya.
Rasa terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang tidak dapat
kami sebutkan satu-persatu, yang telah membantu dalam proses pelaksaan
praktikum, memberi masukan, hingga proses penyusunan laporan hasil praktikum
ini. Ucapan terima kasih secara khusus kami sampaikan kepada :
1. Nanok Julianto selaku asisten Praktikum Ekologi Pertanian.
2. Seluruh teman-teman dari kelas K Program Studi Agroekoteknologi.
Sebagai penulis, saya merasa bahwa pada penulisan ini masih memiliki
banyak kekurangan pada laporan akhir praktikum saya. Mohon untuk dimaklumi
karena dasarnya manusia tidak dapat luput dari yang namanya kesalahan. Oleh
karena itu saya menerima segala kritik dan saran dari berbagai pihak untuk
menjadikan saya lebih baik dan dapat menyempurnakan laporan di masa yang
akan dating sehingga dapat bermanfaat bagi sesama.
Muhammad Mahdi
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Analisis Vegetasi ................................................................................. 12
Tabel 2. Intensitas Radiasi Matahari ................................................................. 13
Tabel 3. Kelembaban dan Suhu Udara ............................................................. 14
Tabel 4. Suhu Tanah ........................................................................................ 14
Tabel 5. Warna Tanah ...................................................................................... 15
Tabel 6. Ketebalan Serasah ............................................................................. 15
Tabel 7. Berat Nekromassa dan Biomassa ....................................................... 16
Tabel 8. Biota Tanah ........................................................................................ 17
Tabel 9. Tinggi Tanaman .................................................................................. 18
Tabel 10. Keragaman Arthropoda Lahan Kangkung ......................................... 18
Tabel 11. Keragaman Arthropoda Perkebunan Giri Loka .................................. 20
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Tabel Analisis Vegetasi .................................................................. 29
Lampiran 2. Tabel Analisis Intensitas Matahari .................................................. 29
Lampiran 3. Tabel Analisis Kelembaban dan Suhu Udara ................................. 29
Lampiran 4. Tabel Analisis Suhu Tanah ............................................................ 29
Lampiran 5. Tabel Analisis Warna Tanah .......................................................... 30
Lampiran 6. Tabel Analisis Seresah................................................................... 30
Lampiran 7. Tabel Analisis Nekromassa dan Biomassa..................................... 31
Lampiran 8. Tabel Analisis Biota Tanah............................................................. 31
Lampiran 9. Tabel Analisis Tinggi Tanaman ...................................................... 32
Lampiran 10. Tabel Keragaman Biota Tanah Lahan Kangkung ......................... 32
Lampiran 11. Tabel Keragaman Biota Tanah Perkebunan Giri Loka.................. 33
Lampiran 12. Rangkaian Kegiatan Dan Dokumentasi ........................................ 34
vii
1. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Berdasarkan dari apa yang diuraikan pada latar belakang di atas, kegiatan
fieldtrip praktikum ekologi pertanian ini bertujuan untuk mengetahui dan
mempelajari keadaaan lapangan dari suatu lahan pertanian yang berada di
lingkungan masing-masing. Hal-hal yang diamati pada kegiatan fieldtrip ini
diantaranya adalah pengamatan tentang biodiversitas tanaman, factor biotik,
factor abiotic tanaman dan peran arthopoda serta rantai makanan yang terdapat
pada agroekosistem lahan pertanian tersebut.
1.3 Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh oleh penulis dan juga pembaca adalah
bertambah dan meningkatnya ilmu serta wawasan tentang biodiversitas tanaman
dari mulai aspek budi daya tanaman, Hama dan perlindungan tanaman, dan aspek
tanah yang telah diamati sebelumnya. Bagi penulis, laporan ini sangat bermafaat
karena mendapatkan pengalaman mengamati lahan pertanian secara langsung
dan melihat situasi dan keadaan yang ada pada lahan itu sendiri. Diharapkan
dengan adanya laporan akhir praktikum ini, mahasiswa dapat memahami berbagai
aspek yang terdapat pada agroekosistem lahan pertanian
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Agroekosistem
2.1.1 Pengertian Agroekosistem
Ekosistem merupakan hubungan timbal balik antara komponen biotik
(makhluk hidup) dengan komponen abiotik (lingkungan) yang menciptaan
adanya sebuah pertukaran energi dan sumber daya pada suatu siklus alam
(Mudjiono, 2013). Ekosistem terbagi menjadi dua kelompok, yaitu ekosistem
alami dan ekosistem buatan. Ekosistem alamin adalah suatu ekosistem dimana
ekosistem tersebut ada dan terbentuk secara alami tanpa adanya campurtangan
manusia. Sedangkan ekosistem buatan adalah suatu ekosistem yang di
terbentuk dengan adannya campur tangan manusia. Salah satu contoh dari
ekosistem buatan adalah agroekosistem.
a. Produsen
Berupa jasad hidup yang memiliki kemampuan untuk menangkap
energi matahari dan mengolahnya dalam proses fotosintesis dan
menghasilkan output berupa O2 dan makanan untuk dirinya sendiri dan
untuk makhluk hidup yang lainnya.
b. Konsumen
Berupa jasad hidup yang memakan tumbuhan dan atau hewan
yang lainnya. Jasad ini dapat membenntuk bahan-ahan organic yang
memiliki mutu lebih tinggi daripada makanan yang dimakanannya.
Konsumen terbagi lagi menjadi herbivora (pemakan vegetasi), Karnivora
(pemakan daging), dan Omnivora (pemakan vegetasi dan daging)
c. Transformers
Berupa jenis bakteri tertentu yang menyerang materi yang
diekskresikan oleh organisme hidup lainnya (hewan atau tumbuhan yang
telah mati) sehingga dapat mengubahnya menjadi zat organic ataupun non
organic.
d. Dekomposer
Organisme yang bergantung pada bahan organic mati sebagai
sumber dari makanan mereka, terutama organisme mikro seperti jamur
dan bakteri. Metode yang digunakan adalah menghancurkan bahan
organic kompleks yang terdapat pada tubuh tumbuhan dan hewan yang
telah mati.
Di sisi lain, komponen abiotic merupakan bagian dari suatu ekosistem yang
terdiri atas makhluk tidak hidup tetapi memiliki peran sebagai penjaga
keseimbangan ekosistem serta menjamin kelangsungan hidup organisme
(Sitanggang dan Yulistiana, 2015). Menurut Adiwirman (2020), komponen abiotic
dapat berupa komponen fisik ataupun kimia yang merupakan medium atau
subtract sebagai tempat terjadinya kehidupan atau lingkungan tempat organisme
hidup.
5
a. Air
Lebih dari 50% penyusun tubuh organisme yang ada di dunia
tersusun atas air. Air adalah salah satu dari contoh komponen abiotic yang
sangat diperlukan dan sangan menentukan keberlangsungan hidup suatu
organisme
b. Suhu
c. Tanah
d. Cahaya Matahari
e. Udara
f. Kelembaban
a. Mencari cara yang tepat untuk merawat kondisi tanah agar berdampak baik
pada pertumbuhan tanaman dan dapat memperbaiki organisme yang ada
di dalam tanah.
b. Pengoptimalan pada ketersediaan unsur hara terutama fiksasi nitrogen,
pemompaan hara, daur ulang, dan penggunaan pada pupuk sebagai hal
pelengkap.
c. Pengoptimalan pada udara dan radiasi matahari dari pengelolaan iklim
secara mikro, pengendalian erodi, dan usaha pengawetan pada air.
d. Meminimalisir kerugian yang diakibatkan oleh serangan hama dan penyakit
dengan cara melakukan pencegahan dan mengendalikannya dengan
metode ramah lingkungan.
e. Melaksanakan penerapan sistem pertanian pada keragaman hayati yang
memiliki fungsi tinggi dalam suatu usaha untuk mengeksploitasi
komplementasi dan dalam kesinergisan sumber daya genetik dan sumber
daya lainnya.
3. BAHAN DAN METODE
Sedangkan lahan kedua terletak pada Taman giri loka Blok Y nomor 8, BSD
City, Tangerang Selatan. Alamat lahan ini berada pada Jl. Taman Baluran No.1,
Lengkong Gudang Tim., Kec. Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten 15310,
tepatnya pada koordinat -6.288976665901028, 106.67833886418155. Suhu
rata-rata pada lahan pertanian ini adalah 28 – 29°C dengan kelembaban 65 –
69%.
Citrus
Jeruk Nipis 1
aurantiifolia
BSD City,
Syzygium
2 Tangerang Daun Salam 1
polyanthum
Selatan
Solanum
Tomat 8
lycopersicum
13
Tabel di atas menyajikan data dari hasil identifikasi yang telah dilakukan
pada kedua tempat pengamatan praktikum. Pada lahan pengamatan praktikum
pertama yang terletak di Grogol, Limo, Kota Depok hanya memiliki satu jenis
vegetasi yang ditanaman, yaitu tanaman kangkong (Ipomoea aquatica).
Walaupun hanya terdapat satu jenis vegetasi yang terdapat pada lahan ini,
kuantitas dari tanaman tersebut memiliki nilai yang tinggi, kurang lebih sebanyak
100 tanaman kangkong.
Di sisi lain, pada lahan perkebunan yang terletak di BSD City, Tangerang
Selatan memiliki 3 (tiga) jenis vegetasi yang berbeda, yaitu tanaman jeruk nipis
(Citrus aurantiifolia), daun salam (Syzygium polyanthum), dan tanaman tomat
(Solanum lycopersicum). Bertolak belakang dengan lahan pertama, walaupun
keragaman vegetasi pada lahan ini lebih baik dari pada lahan pertama tetapi
jumlah vegetasi pada lahan ini bisa terbilang sedikit.
BSD City,
2 26 November 2021 10.00 WIB 1246
Tangerang Selatan
melalui smartphone pada web bmkg.go.id dengan perkebunan Giri Loka adalah
sebagai berikut :
Tabel 3. Kelembaban dan Suhu Udara
Dari data yang diperoleh, suhu pada lahan kangkung adalah 32℃ dengan
tingkat kelembapan sebesar 65% pada pukul 11:00 WIB. Sedangkan pada Giri
Loka, BSD City, Tangerang Selatan pada pukul 12:14 WITA, diperoleh suhu
29°C dengan tingkat kelembapan 69%.
4.2.4 Suhu dan Warna Tanah
Suhu dan warna tanah merupakan bagian dari komponen abiotik pada
agroekosistem yang cukup mempengaruhi pertumbuhan pada tanaman.
Berdasarkan pengamatan, diperoleh hasil suhu dan warna tanah pada lahan
kangkung dan perkebunan Giri Loka sebagai berikut :
kedalaman taman tersebut dibatasi oleh beton yang berada di dasar dari taman.
Suhu tanah pada taman Giri Loka paling tinggi adalah 30°C dan paling rendah
29°C. hal ini menunjukan bahwa semakin dalam tanah, suhunya akan semakin
rendah sama seperti suhu pada lahan perkebunan Giri Loka di BSD City.
6 0
7 0
8 0
9 0
10 0
Dari pengamatan yang dilakukan, pada kedua lahan tidak didapati adanya
keberadaan seresah pada kedua lahan yang diamati. Baik yang berada di
Grogol, Limo, Depok ataupun BSD City, Tangerang Selatan.
4.2.6 Berat Nekromassa dan Biomassa
Pengukuran berat nekromassa dan biomassa bertujuan untuk mengetahui
berbagai jenis seresah pada suatu lahan dan berpengaruh pada kadar karbon
dan kesuburan tanah. Berdasarkan hasil pengamatan, didapatkan berat
nekromassa dan biomassa sebagai berikut :
Berat Basah
Tempat Plot Titik
Biomassa (g) Nekromassa (g)
1 0 0
1
2 0 0
3 0 0
2
4 0 0
5 0 0
1 3
6 0 0
7 0 0
4
8 0 0
9 0 0
5
10 0 0
2 1 1 0 0
2 0 0
2 3 0 0
4 0 0
3 5 0 0
6 0 0
4 7 0 0
17
8 0 0
5 9 0 0
10 0 0
Berdasarkan table data di atas, didapati bahwa pada kedua lahan yaitu lagan
yang terletak pada grogol, limo, Depok dengan lahan yang berada pada BSD
City, Tangerang Selatan tidak memiliki nekromassa ataupun biomassa pada
lahan pertaniannya.
Dari pengamatan diatas, dapat diketahui bahwa tidak terdapat biota tanah
pada lahan yan diamati di Grogol, Depok. Sementara pada perkebunan Taman
Giri Loka, BSD City, Tangerang Selatan terdapat biota tanah berupa Semut
hitam yang berperan sebagai predator.
4.2.8 Tinggi Tanaman
Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui tinggi setiap tanaman yang
diamati. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, dapat diketahui tinggi
masing-masing tanaman adalah sebagai berikut :
18
Tinggi Tinggi
Nama Jarak
No Nama Ilmiah Sudut Pengamat Pohon
Umum (m)
(m) (m)
Ipomoea
1 Kangkung 45% 1,75 1 0,3
aquatica
Citrus
Jeruk Nipis 45% 1,6 2 1,9
aurantiifolia
Syzygium
2 Tomat 45% 1,6 3 0,7
polyanthum
Daun Solanum
45% 1,6 2 1,95
Salam lycopersicum
Nama Arthropoda
No Peran Dokumentasi
Nama Lokal Nama Ilmiah
Drosophila
1 Lalat buah Hama
melanogaster
Keong Zonitoides
2 Hama
sawah arboreus
19
Dekomposer,
6 Kumbang Coleoptera
Predator
Hama,
7 Ngengat Heterocera
Polinator
Nama Arthropoda
No Peran Dokumentasi
Nama Lokal Nama Ilmiah
Bemisia
1 Kutu Kebul Hama
tabaci
4.3 Pembahasan
4.3.1 Pengaruh Biodiversitas Tanaman pada Agroekosistem
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada lahan kangkung di
Grogol, Depok dan lahab perkebunan rumah. Pada lahan kangkung di Grogol,
Depok dapat diketahui bahwa terdapat vegetasi berupa kangkung (Ipomoea
aquatica). kangkung tersebut menjadi vegetasi yang paling mendominasi lahan
tersebut. Pengertian keanekaragaman hayati merupakan varasi bentuk-bentuk
makhluk hidup, meliputi perbedaan tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme,
materi genetik yang di kandungnya, serta bentuk-bentuk ekosistem tempat hidup
suatu makhluk hidup (Ridhwan, 2012).
tersebut akan dimangsa oleh semut hitam yang pada akhirnya semut hitam akan
mati dan diurai oleh organisme detrifor.
gelap sehingga menunjukan bahwa tanah ini memiliki produktifitas yang tinggi.
Pada aspek HPT, perkebunan ini hanya memiliki satu jenis OPT yang berpotensi
untuk menjadi hama sehingga produktivitas hasil pertanian pada perkebunana
tersebut dapat dibilang tdak memiliki permasalahan. Intensitas radiasi matahari
juga cukup tinggi sehingga memungkinkan tumbuhan untuk berfotosintesis
dengan maksimal. Dengan ini, dapat disimpulkan bahwa kedua lahan memiliki
agroekosistem yang seimbang
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan di Grogol, Depok selama kurang lebih
1 minggu, dapat disimpulkan bahwa keberagaman organisme yang berada pada
suatu agroekosistem mempengaruhi keseimbangan pada agroekosistem
tersebut. Kondisi lahan juga dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor biotik dan
abiotik. Faktor biotik mencakup keberagaman jenis vegetasi, biota tanah, dan
keberagaman arthropoda. Sementara faktor abiotic mencakup suhu dan
kelembapan udara, suhu tanah, warna tanah, serta intensitas radiasi matahari.
Pada lahan yang terdapat di Grogol, Depok serta Perkebunan Giri Loka pada
BSD City, Tanggerang Selatan yang berperan sebagai pembanding antar lahan
menunjukan keseimbangan agroekosistem yang terlihat dari terjaganya jenis
vegetasi, arthropoda serta stabilnya faktor abiotik. Keseimbangan juga terlihat
dari jaring-jaring makanan yang seimbang dan kompleks.
5.2 Saran
Dari hasil kegiatan akhir praktikum ekologi pertanian yang telah
dilaksanakan, kita tahu bahwa pertanian tidak hanya sebatas pada produktivitas
tanaman dan hama yang menjadi pengganggu saja. Akan tetapi, masih terdapat
banyak aspek-aspek yang ikut berperan dalam menjadi indicator apakah lahan
pertanian tersebut sehat atau tidak, baik atau tidak. Aspek-aspek tersebut
terangkum pada sebuah agroekosistem sehingga bagi kita khususnya petani
seharusnya hal yang diperhatikan pada kegiatan pertanian tidak hanya tanaman
dan hamanya saja, tetapi semua factor seperti factor biotik dan factor abiotik. Hal
tersebut perlu dilakukan apabila kita ingin lahan pertanian yang dimiliki memiliki
agroekosistem yang seimbang.
DAFTAR PUSTAKA
Djuanda, DJS dan Cahyono B. 2005. Teknik Budidaya dan Analis Usaha Tani.
Yogyakarta: Kanisius.
Said, I., Husen, Subiyanto, Sawitri, Yuwono, D., Bambang, Sukmono, Abdi,
Nugraha, L., Arif. 2015. Analisis Produksi Padi dengan Penginderaan
Jauh dan Sistem Informasi geografis di Kota Pekalongan.
Undergraduate thesis, Universitas Diponegoro.
Hanafiah, A. S., T. Sabrina, dan H. Guchi. 2009. Biologi dan Ekologi Tanah.
Universitas Sumatera Utara. Medan.
Utina, R. 2015. Inventarisasi Spesies Burung dan Model Prediktif Rantai Makanan
Kawasan Pesisir yang Tercemar Merkuri dari Limbah Pertambangan
Rakyat di Kabupaten Pahuwato. Gorontalo: Universitas Negeri
Gorontalo.
Tjatjo et al. 2015. Karakteristik Pola Agroforestri Masyarakat Di Sekitar Hutan Desa
Namo Kecamatan Kulawi Kabupaten Sigi. Palu: Universitas Tadulako.
Ardillah JS, Leksono AS, Hakim L. 2014. Diversitas Arhropoda tanah di area
restorasi Ranu Pani Kabupaten Lumajang. Biotropika: Journal of
Tropica Biology 2(4): 208-213.
Citrus
Jeruk Nipis 1
aurantiifolia
BSD City,
Syzygium
2 Tangerang Daun Salam 1
polyanthum
Selatan
Solanum
Tomat 8
lycopersicum
BSD City,
2 26 November 2021 10.00 WIB 1246
Tangerang Selatan
Kedalaman Suhu
No Lokasi Waktu Pengamatan
(cm) Tanah (℃)
1 5 menit 5 33,5
30
10 0
Berat Basah
Tempat Plot Titik
Biomassa (g) Nekromassa (g)
1 0 0
1
2 0 0
3 0 0
2
4 0 0
5 0 0
1 3
6 0 0
7 0 0
4
8 0 0
9 0 0
5
10 0 0
2 1 1 0 0
2 0 0
2 3 0 0
4 0 0
3 5 0 0
6 0 0
4 7 0 0
8 0 0
5 9 0 0
10 0 0
BSD City,
Dolichoderus
2 Tangerang Semut > 100 Predator
thoracicus
Selatan
Tinggi Tinggi
Nama Jarak
No Nama Ilmiah Sudut Pengamat Pohon
Umum (m)
(m) (m)
Ipomoea
1 Kangkung 45% 1,75 1 0,3
aquatica
Citrus
Jeruk Nipis 45% 1,67 2 1,9
aurantiifolia
Syzygium
2 Tomat 45% 1,67 3 0,7
polyanthum
Daun Solanum
45% 1,67 2 1,95
Salam lycopersicum
Nama Arthropoda
No Peran Dokumentasi
Nama Lokal Nama Ilmiah
34
Bemisia
1 Kutu Kebul Hama
tabaci
Hari dan
No Deskripsi Kegiatan Dokumentasi
Tanggal
Memasang plot
Sabtu, 13
1
November 2021
Memasang pitfall
Selasa, 16
2
November 2021
Melakukan sweepnet
35
Sabtu, 20
3
November 2021
Mengamati suhu,
kelembapan, dan
intensitas cahaya
36