Dosen Pembimbing :
Kiki Deniati S.Kep Ns,. M.Kep dan Ns.
Dinda Nur Fajri H B., S.Kep.,M.Kep
Disusun Oleh :
Nama : Linda Ayu Endangsari
Npm : 19.156.01.11.020
Kelas : 3A Keperawatan
Puja dan puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha esa yang telah
memberikan rahmat serta nikmat-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan penyusunan
Laporan Praktek Klinik 1 ini yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada An. R di RSUD Dr.
Chasbullah abdul majid kota bekasi ”dengan lancar dan tanpa halangan. Saya juga
mengucapkan terima kasih kepada Orangtua saya tercinta serta dosen pembimbing PKK 1
yang telah membantu saya untuk mengkonsultasikan laporan ini, serta semua pihak yang
telah membantu dan memotivasi saya agar penyusunan laporan ini dengan cepat dan baik.
Mahasiswa dianjurkan membaca buku, jurnal ilmiah dan referensi lainnya lebih
banyak sebagai bahan perbandingan dan melengkapi kebutuhan ilmu dan praktek dalam
bidang keperawatan. Pada penulisan laporan ini, saya berusaha menggunakan bahasa yang
sederhana dan mudah dimengerti sehingga dapat dengan mudah dicerna dan diambil intisari
dari materi tersebut. Semoga laporan ini dapat dipergunakan dan membantu mahasiswa,
terutama mahasiswa kesehatan dalam memperluas wawasan dan memperdalam pengetahuan.
Saya menyadari walaupun sudah berusaha sekuat kemampuan yang maksimal
untuk mencurahkan segala pikiran dan kemampuan yang dimiliki, karya ini masih banyak
kekurangan dan kelemahannya baik dari segi bahasa, pengolahan, maupun dalam
penyusunannya. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dan memotivasi demi tercapainya suatu kesempurnaan dalam memenuhi
kebutuhan mahasiswa, terutama mahasiswa kesehatan.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB 1
A. Latar belakang……………………………………………………………
B. Rumusan masalah…………………………………………………………
C. Tujuan ………………………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi............................................................................................................
B. Etiologi ……………………………………………………………………………
C. Klasifikasi……………………………………………………………………..
D. Patofisiologi………………………………………………………………….
E. Manifestasi klinis……………………………………………………………..
F. Komplikasi…………………………………………………………………….
G. Pemeriksaan penunjang……………………………………………………..
H. Penatalaksanaan Medis …………………………………………………………
I. Pencegahan …………………………………………………………………….....
BAB III
A. Kesimpulan ………………………………………………………………………
BAB IV
A. ASUHAN KEPERAWATAN...............................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Panik merupakan reaksi pertama seseorang saat mendapati darah dalam urine. Hal ini
tentu saja beralasan karena kondisi tersebut bisa jadi indikasi adanya penyakit tertentu.
Menurut spesialis urologi dr Eddy Sunarno, SpU dari Rumah Sakit Balikpapan Husada
(RSBH), kencing darah baik yang kelihatan secara nyata ataupun yang hanya dapat dilihat
dengan mikroskop dalam bahasa medisnya disebut Hematuria. Penyebab hematuria dapat
disebabkan oleh kelainan di dalam sistem saluran kencing atau di luar sistem saluran kencing.
Kelainan yang berasal dari sistem saluran kencing antara lain berupa batu saluran kencing,
tumor jinak atau tumor ganas seperti tumor ginjal, tumor ureter, tumor buli-buli, tumor
prostat, dan hiperplasia prostat jinak. Ditambahkan, nyeri yang menyertai hematuria dapat
berasal dari nyeri di saluran kemih bagian atas berupa kolik atau gejala iritasi dari saluran
kemih bagian bawah. Gejala khas dari hematuria yang disebabkan tumor ginjal, prostat, dan
kandung kencing adalah hematuria yang hilang timbul dan hematuria tanpa disertai rasa
nyeri. Lebih lanjut dikatakan, kencing darah merupakan pertanda dari penyakit yang perlu
segera ditindak lanjuti secara serius. Untuk itu, disarankan semua penderita kencing darah
rutin melakukan pemeriksaan urine dan mikroskopis yang tujuannya tak lain adalah untuk
memastikan adanya sel darah merah dalam urine dan tingkat keparahannya. Disebutkan,
adapun penatalaksanaan pertama mengatasai hematuria ini adalah degan melakukan
diagnosis masalah primer penyebab hematuria.
B. Rumusan Masalah
Hematuria
Kelenjar memembesar
bakteri memasuki ginjal dari aliran darah atau naik dari ureter ke ginjal
mengkompres uretra
Risiko Infeksi
Resiko kekurangan volume cairan
kesulitan buang air kecil
Nyeri Akut
D. MANIFESTASI KLINIS
Hematuria dapat disebabkan oleh kelainan-kelainan yang berada di
dalam sistem urogenitalia atau kelainan yang berada di luar
urogenitalia. Kelainan yang berasal dari sistem urogenitalia antara lain
(Purnomo, 2007):
1) Infeksi/inflamasi, antara lain pielonefritis, glomerulonefritis,
ureteritis, sistitis, dan urethritis.
2) Tumor jinak/tumor ganas, antara lain tumor pielum, tumor ureter,
tumor buli-buli, tumor prostat, dan hiperplasia prostat jinak.
3) Kelainan bawaan sistem urogenitalia, antara lain kista ginjal dan
ren mobilis.
4) Trauma yang mencederai sistem urogenitalia.
5) Batu saluran kemih.
Kelainan-kelainan yang berasal dari luar sistem urogenitalia adalah
adanya kelainan pembekuan darah, SLE, dan kelainan sistem
hematologik yang lain. Faktor-faktor lain seperti obat pengencer darah
E. Komplikasi
1. Retensi urin
2. Infeksi
3. Anemia
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Pemeriksaan darah
Penentuan kadar kreatinin, ureum dan elektrolit untuk
mengetahui faal ginjal; fosfatase asam yang mungkin meningkat
pada metastase prostat, dan fosfatase alkali yang dapat meningkat
pada setiap jenis metastase tulang. Kadar kalsium, fosfat, asam urat
dan hormon paratiroid ditentukan bila terdapat kemungkinan
urolithiasis.
b. Pemeriksaan urine
Dilakukan untuk pemeriksaan mikroskopik, bakteriologik
dan sitologik. Pemeriksaan urinalisis dapat mengarah kepada
hematuria yang disebabkan oleh faktor glomeruler ataupun non
glomeruler.
Pada pemeriksaan pH urine yang sangat alkalis menandakan
adanya infeksi organisme pemecah urea di dalam saluran kemih,
sedangkan pH urine yang sangat asam mungkin berhubungan
dengan batu asam urat.
Sitologi urine diperlukan untuk mencari kemungkinan adanya sel-
sel urotelial.
c. IVP adalah pemeriksaan rutin yang dianjurkan pada setiap kasus
hematuria & sering digunakan untuk menentukan fungsi ekskresi
ginjal. Umumnya, menghasilkan gambaran terang saluran kemih
dari ginjal sampai dengan kandung kemih, asal faal ginjal
memuaskan. Pemeriksaan ini dapat menilai adanya batu saluran
kemih, kelainan bawaan saluran kemih, tumor urotelium, trauma
saluran kemih, serta beberapa penyakit infeksi saluran kemih.
d. USG
Berguna untuk menetukan letak dan sifat massa ginjal dan
prostat (padat atau kista), adanya batu atau lebarnya lumen
pyelum, ureter, kandung kemih dan uretra, bekuan darah pada
buli-buli/pyelum, dan untuk mengetahui adanya metastasis
tumor di hepar.
e. Endoultrasonografi
Yaitu ekografi transurethral sangat bergunauntuk pemeriksaan
prostat dan buli-buli.
f. Arteriografi
Dilakukan bila ditemukan tumor ginjal nonkista untuk menilai
vaskularisasinya walaupun sering digunakan CT-Scan karena
lebih aman dan informatif. Bagian atas saluran kemih dapat
dilihat dengan cara uretrografi retrograd atau punksi perkutan.
g. Payaran radionuklir digunakan untuk menilai faal ginjal,
misalnya setelah obstruksi dihilangkan.
h. Pemeriksaan endoskopi uretra dan kandung kemih
memberikan gambaran jelas dan kesempatan untuk
mengadakan biopsy
i. Sistometrografi biasanya digunakan untuk menentukan
perbandingan antara isi dan tekanan di buli-buli
j. Sistoskopi atau sisto-uretero-renoskopi (URS) dikerjakan jika
pemeriksaan penunjang di atas belum dapat menyimpulkan
penyebab hematuria.
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
Jika terdapat gumpalan darah pada buli-buli yang menimbulkan retensi
urine, coba dilakukan kateterisasi dan pembilasan buli-buli dengan memakai cairan
garam fisiologis, tetapi jika tindakan ini tidak berhasil, pasien secepatnya dirujuk
untuk menjalani evakuasi bekuan darah transuretra dan sekaligus menghentikan
sumber perdarahan. Jika terjadi eksanguinasi yang menyebabkan anemia, harus
dipikirkan pemberian transfusi darah. Demikian juga jika terjadi infeksi harus
diberikan antibiotika.
Hematuri adalah suatu gejala yang ditandai dengan adanya darah atau sel darah
merah dalam urin. Secara klinis, hematuri dapat dikelompokkan menjadi hematuri
makroskopis (gross hematuria) adalah suatu keadaan urin bercampur darah dan dapat
dilihat dengan mata telanjang. Keadaan ini dapat terjadi bila 1 liter urin bercampur
dengan 1 ml darah. Gross hematuria bisa disertai dengan clot/bekuan darah, dimana
dapat berasal dari perdarahan di ureter/ginjal, buli-buli dan prostat. Hematuri
mikroskopis yaitu hematuri yang hanya dapat diketahui secara mikroskopis atau tes
kimiawi. Hematuria yang secara kasat mata tidak dapat dilihat sebagai urine yang
berwarna merah tetapi pada pemeriksaan mikroskopik diketemukan lebih dari 2 sel
darah merah per lapangan pandang (Sunarka, 2002).