Anda di halaman 1dari 5

Si Lebai Yang Malang

Pak Lebai

Mak Lebai

Tetangga

Warga 1

Warga 2

Warga 3

Sinopsis

Pak Lebai adalah seorang yang alim lagi taat beribadah, namun nasib malang selalu menghampirinya
karena satu sifat yang tidak bisa dielakkan yaitu sifat tamak. Hingga dari sifat itulah, Pak Lebai
mengalami nasib yang sangat malang disuatu hari.
Adegan 1

Di suatu pagi, Pak Lebai sedang duduk bersantai rumahnya. Hingga datanglah tetangga yang
hendak mengantarkan surat undangan kepada Pak Lebai.

Tetangga : Assalamualaikum, ada orang kat rumah ni?

Pak Lebai : Waalaikumsalam, ada. Hah nak apa kau datang kemari?

Tetangga : Ni aku nak hantar undangan. Tadi ada orang bagikan undangan ni.

Pak Lebai : Alamak… banyak sangat ni undangan. Undangan apa saja ni?

Tetangga : Ada undangan melawat orang mati, undangan kenduri khatam pengajian, sama undangan
berdzikir.

Pak Lebai : ah oke lah, terima kasih ya.

Selepas tetangga pulang, Pak Lebai kembali ke dalam rumahnya sembari terus berpikir kemana
ia harus pergi sebab undangan itu semuanya dilaksanakan pada hari yang sama. Disaat Pak Lebai sedang
sibuk dengan pemikirannya, datanglah Mak Lebai.

Mak Lebai : Apa hal tu bang?

Pak Lebai : Ni aku dapat undangan, 3 pulak tu. Bingung aku nak kemana.

Mak Lebai : Apa hal yang engkau bingungkan tu?

Pak Lebai : Bila aku pergi melawat orang mati, aku cuman dapat sedekah kain putih dan tikar je. Bila aku
pergi kat kenduri pengajian memanglah aku kenyang ditambah lagi dapat sedekah dangin dan beras.
Tapi kan bisa aku pergi ke tempat berdzikir tu kenyanglah aku dapat makan lempeng penganan.

Mak Lebai : Aduh bang, dahulukan kerja wajib daripada kerja lain-lain. Dahlah tu, cepat bersiap habis tu
pergi abang melawat orang mati tu.

Setelah mengatakan hal tersebut, Mak Lebai pun pergi meninggalkan Pak Lebai. Sedangkan Pak
Lebai pun segera bersiap kemudian berangkat untuk melawat orang mati.
Adengan 2

Pak Lebai pun menuju ke tempat orang mati menggunakan sepeda motor satu-satunya. Namun
belum sampai ke tempat tujuan, Pak Lebai harus kecewa karena melihat para pengantar jenazah sudah
pulang dari kubur.

Pak Lebai : apa hal ini? Orang dah nak pulang ke?

Warga 1 : Ada apa Pak Lebai? Engaku baru datang ya?

Pak Lebai : Iya aku baru sampai tapi agaknya orang dah balek dari kubur ya?

Warga 1 : iya betul, lambat sangat engkau datang. Orang dah balek dah. Kalau begitu aku duluan ya,
Assalamualaikum.

Pak Lebai : Waalaikumsalam

Karena kecewa, Pak Lebai pun memutar motornya untuk berangkat menuju tempat khataman
pengajian. Namun nasib malang kembali menghampiri Pak Lebai.

Pak Lebai : Assalamualaikum buk, khataman dah selesai ka?

Warga 2 : Waalaikumsalam, iya Pak. Khatamannya baru aja selesai.

Tetangga : Ala pak, lama sangat engkau baru datang. Orang dah nak balek dah.

Pak Lebai : (hanya bisa mengangguk)

Warga 2 : kalau macam tu kita balek dulu yah pak.

Warga 2, tetangga : Assalamualaikum

Pak Lebai : (memasang wajah lesu) Waalaikumsalam

Namun Pak Lebai tidak pernah berputus asa, ia kembali melajukan motornya dengan tempat
tujuan terakhir yaitu kenduri berdzikir. Besar harapan Pak Lebai untuk bisa mendapatkan apa yang
diduga ketika masih berada di rumah. Namun sampainya di tempat tujuan, Pak Lebai harus merasakan
kecewa untuk ketiga kalinya. Hal ini karena kenduri berdzikir sudah selesai dan semua orang sudah
kembali.

Pak Lebai : (turun dari motornya dan mendatangi seseorang) Assalamualaikum makci.

Warga 3 : Waalaikumsalam Pak Lebai. Ada yang boleh saya tolong?

Pak Lebai : Acaranya dah selesai?

Warga 3 : Sudah pak


Pak Lebai : Baiklah, kalau begitu saya nak pulang dulu.

Warga 3 : tunggu sebentar pak

Pak Lebai : (menengok kebelakang) iya ada apa makci?

Warga 3 : ini ada sedikit bungkusan lempeng. Elok bapak bawa pulang

Pak Lebai : alamak terima kasih banyak makci. Alhamdulillah bolehlah aku pulang tanpa tangan kosong.

Warga 3 : iya pak, Alhamdulillah

Pak Lebai : kalau begitu saya pulang dulu makci, Assalamualaikum

Warga 3 : waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh

Lalu Pak Lebai pun pergi beranjak menggunakan motornya untuk pulang. Adalah sedikit senang
hati sebab dapat bungkusan lempeng yang diimpikan.

Adegan 3

Ketika sedang asik berkendara, tiba-tiba Pak Lebai teringat akan tempat berteduh di bawah
pepohonan. Pak Lebai pun berniat untuk mampir sebentar untuk sedikit menenangkan hatinya selepas
sempat kecewa.

Pak Lebai : (turun dari motornya) sejuk nampaknya

Pak Lebai pun menggantungkkan bungkusan lempeng di motor lalu berjalan memasuki area
pepohonan untuk mencari tempat berteduh. Setelah menemukan tempat yang pas, Pak Lebai pun
duduk sembari menikmati teduhnya pepohonan.

Selang beberapa menit pak Lebai berteduh, ia pun mulai beranjak untuk pulang. Namun seakan
nasib malang tidak pernah berhenti mengikuti, bungkusan yang tadi digantungkan tiba-tiba hilang.

Pak Lebai : Astagfirullah, mana bungkusan aku ni. Alamak habis lah aku…

Pak Lebai pun mencoba melirik kesana kemari tapi ia tidak bisa menemukan bungkusannya.

Pak Lebai : nasib malanglah sudah mengikuti…. Bungkusan lempeng pun boleh hilang tak tahu kemana

Dengan rasa kekecewaan untuk kesekian kalinya, Pak Lebai pun kembali melajukan motornya
dan memilih untuk pulang. Ia harus ikhlas karena pulang dengan tangan kosong dan hanya lelah badan
yang didapatkan.
Adegan 4

Pak Lebai pun memarkirkan motornya begitu sampai dirumah. Pak Lebai masih terus memasang
wajah lesunya.

Pak Lebai : Assalamualaikum

Mak Lebai : Waalaikumsalam bang, oi lama sangat engkau yang pergi tu?

Pak Lebai : (tidak menjawab dan memilih duduk)

Mak Lebai : Apa hal ni bang? Nak cerita?

Pak Lebai : (Menghembuskan napas) malangnya nasib aku

Mak Lebai : apa hal tu? Tapi abang tak bawa apa-apa ke? Dah siang ni

Pak Lebai : itulah masa dia, aku ke tempat orang mati sampai sana semua udah balek dari kubur. Habis
itu aku pergi ke tempat kenduri pengajian sampai sana pun semua orang dah selesai. Terakhir aku ke
tempat orang berdzikir, nasib malang lagi pun orang selesai.

Mak Lebai : Allahu bang…. Malangnya nasib engakau ini

Pak Lebai : tak sampai tu je dek, tadi aku dapat bungkusan lempeng dari tempat berzikir tu tapi waktu
aku berteduh nasib malang bungkusan ku hilang.

Mak Lebai : macam mana boleh hilang bang? Ya Allah

Pak Lebai : (seakan mencoba berpikir) agaknya diambil anjing

Mak Lebai : dah lah bang, nasib badan engkau lah tu. Amboi nasib si fakir miskin ini, dapat sedekah
sebungkus lempeng pun kena baham anjing. Penatlah abang berkejar tidak terkira kesana kemari.

Setelah menumpahkan kekesalannya, Mak Lebai pun beranjak dari duduknya dan meninggalkan
Pak Lebai sendirian. Begitulah nasib malang dari Pak Lebai, hingga ia mendapatkan judulkan Si Lebai
Yang Malang.

Anda mungkin juga menyukai