Anda di halaman 1dari 12

SEBATAS MIMPI

SEPTIAN CANDRA ARDITO

Diterbitkan oleh:

ARDITO BOW
Web: kutipanbow.blogspot.com
Instagram: @arditobow

Penyunting: Septian Candra Ardito


Layout: Jaka Sandara, S.Sy
Desain Cover: Septian Candra Ardito

Terbit: Oktober 2021

Hak Cipta dilindungi undang-undang


Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
dengan bentuk dan cara apa pun tanpa izin tertulis dari
penerbit.

ii | MENULIS DENGAN HATI


Kata Pengantar
Alhamdulillahirabbil’alamin puji syukur atas karunia
Allah SWT dan Sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad
SAW beserta sahabat-sahabat beliau yang berjuang menegakkan
kalimat Tauhid pada masa-masa awal Islam.

cerpen yang berjudul: “sebatas mimpi” ini merupakan


cerpen yang ditulis dari pengalam pribadi penulis. Ini lah misi

Mudah-mudahan cerpen ini bisa menumbuhkan


semangat bagi seorang penulis untuk mengasah kemampuannya
secara terus menerus dalam dunia kepenulisan, karena dalam
buku ini tersaji banyak sekali kejutan

Salam Karya!
Septian Candra Ardito
@kutipanbow.blogspot.com

Sebatas Mimpi | iii


Pemuda yang berharap mendapatkan kebebasan
setelah lulus sekolah, namun justru selalu mendapatkan
tekanan dari keluarganya. Mulai dari tekanan untuk bekerja
hingga untuk menurunkan berat badannya. Seakan – akan
dirinya menjadi manusia paling hina hanya karena belum
bekerja.

Pemuda itu bernama Mail, hidupnya yang penuh


tekanan membuat batinnya menderita. Berbagai cara
dilakukan untuk memenuhi tuntutan orang tuanya. Namun
seakan – akan semuanya percuma, usaha dan kerja kerasnya
tidak pernah dihargai. Hingga akhirnya dia memilih
jalannya sendiri, dia mulai menemukan jati dirinya. Sebagai
pemuda yang hidup di zaman milenial, menulis mungkin
cocok dengan dirinya. Melihat perkembangan dunia sastra
yang cukup pesat, memantapkan hatinya untuk menjadi
penulis. Namun kedua orang tuanya tidak memberikan
dukungan.

“Mail” teriak ibunya. “Kau kira menulis akan membuatmu


jadi sukses” Ucap nya

“Tentu saja bu, aku yakin ketika aku melakukan ini semua
dari hati pasti aku akan berhasil” jawab Mail.

Sebatas Mimpi |1
“Buang – buang waktu saja, lebih baik kau kuliah”

“Aku akan kuliah hanya jika aku bisa membiayai kuliahku


sendiri”

“Ck ck, membiayai sendiri? Mau dapat uang dari mana?,


jangankan kuliah buat jajan aja kau tidak bisa” ucap ibunya
meremehkan.

“Baiklah ibu, aku akan buktikan bahwa pilihanku tidak


salah”

“Terserah Kami semua sudah tidak peduli dengamu”

Dalam situasi seperti ini hanya mental lah yang


berbicara. Semakin diremehkan membuat Mail semakin
semangat untuk membuktikan bahwa semua yang dia
lakukan bisa membuat semua orang bungkam. Kandas,
judul karya pertamanya. Karya berupa puisi yang dia tulis
setelah cintanya bertepuk sebelah tangan karena keadaan
fisiknya.

“Kandas? Ck ck, dari judulnya aja tidak menjual bagaimana


mau sukses” Ucap kakaknya yang tidak sengaja membaca
tulisan Mail.

2 | MENULIS DENGAN HATI


“Aku harap kali ini jangan ada yang ikut campur dengan
urusanku” jawab Mail sedikit emosi.

“Aku juga males ikut campur dengan hal – hal tidak


berguna macam ini”

Mengelus dada adalah satu – satunya hal yang bisa


dilakukan oleh Mail melihat semua keluarganya tidak ada
yang mendukung cita – citanya. Namun dia masih terus
beusaha, dia mengikuti salah satu perlombaan menulis
cerpen. Mail mulai belajar membuat cerpen, Buta Karena
Harta merupakan judul cerpen yang dia kirimkan untuk
perlombaan. Namun perlombaan pertamanya masih belum
membuahkan hasil. Tidak berhenti di situ Mail mengikuti
lomba – lomba selanjutnya. Masa – masa sulit masih harus
dilaluinya ditambah kurang dukungan dari keluarganya
membuat Mail nyaris putus asa.

“ck, segitu doang kemampuan yang katanya calon penulis”


Ucap Ibu mail dengan nada mengejek. “udah lah mending
kerja aja, cari duit yang banyak” imbuhnya.

Mail hanya diam membisu, ia seakan – akan ingin


mengakhiri apa yang telah ia mulai. Perkataan ibunya
membuat ia menjadi ragu untuk menulis, sempat berhenti

Sebatas Mimpi |3
hampir enam bulan membuat Mail seakan – akan lupa
dengan apa yang dia cita – citakan. Namun banyak dari
temannya yang mencoba membangkitkan kembali semangat
Mail dalam menggapai cita – citanya.

“Il, ayolah lanjutkan cita – citamu, jangan sampai kamu


kehilangan itu semua hanya karena mendapat tekanan dari
orang tuamu” ucap Sadir mencoba memberikan motivasi
kepada Mail.

“Aku juga masih punya keinginan itu Dir, tapi apapun yang
aku lakukan tanpa restu orang tua itu percuma”

“Tidak ada yang percuma Il, banyak diluar sana yang orang
tua tidak mendukung cita – cita anaknya, namun setelah
sukses mereka ikut bangga”

“Iya aku tau, t tapi”

“Tapi apa?” Potong Sadir. “seharusnya kamu jadikan ini


kesempatan untuk menunjukkan, untuk membuktikan
bahwa kamu bisa sukses dengan jalanmu sendiri.”

“Iya Dir terima kasih sudah memotivasiku, kamu memang


sahabat terbaikku.” Ucap Mail sembari memeluk Sadir.

4 | MENULIS DENGAN HATI


“Aku janji Dir, jika aku sukses nanti aku tidak akan pernah
melupakanmu.”

“Sudah seharusnya aku memberikan semangat kepada


sahabatku sendiri.”

Senyum terpancar di wajah kedua pemuda tersebut. Seakan


– akan menemukan semangatnya kembali, untuk kedua
kalinya Mail mencoba kembali ke dunia yang ia dambakan
yaitu dunia sastra.

Menulis, menulis, dan menulis hanya itulah yang


dilakukannya saat ini. Memulai dari awal memang sedikit
sulit tapi bukan hal yang tidak mungkin, itulah yang
membuat Mail merasa yakin akan hal ini. Setelah melalui
banyak rintangan, akhirnya novel pertamanya selesai ditulis.
Dia mencoba mengirimkan naskah itu kepada penerbit.
Namun hingga berbulan – bulan tak kunjung diterbitkan.
Tidak berhenti di situ, ia terus menerus menulis naskah
untuk dikirimkan kepada penerbit. Namun hasilnya masih
nihil, semua naskahnya tidak diterima. Pikirannya semakin
dibuat tak karuan lantaran pihak keluarga tidak hentinya
memberikan tekanan.

Sebatas Mimpi |5
“sudah sukses bos” Tanya ibunya dengan nada
meremehkan.

Mail hanya bisa terdiam membisu karena sudah lelah


menanggapinya.

“Ck, sudah dibilang kau tak kan sukses masih saja


menghayal”

Mail tetap diam tanpa suara, merasa tak dihiraukan ibunya


pun meninggalkan Mail.

Naskah yang tak kunjung diterbitkan tak membuat


Mail kehabisan akal. Dengan modal uang tabungan ia
mencoba menerbitkan bukunya sendiri. 20 buku pertama
diterbitkan, ia menjual bukunya kepada teman – teman dan
saudaranya. 20 buku terjual dalam sebulan, kemudian pada
bulan berikutnya ia menambah jumlah terbitan bukunya
menjadi 50. Semakin hari bukunya semakin laris terjual, ia
pun menyumbangkan beberapa bukunya untuk
perpustakaan di daerah tempat ia tinggal. Tidak berhenti
pada 1 buku, ia terus membuat naskah baru yang kemudian
dicetak dan dijual di online shop. Kesuksesan semakin
dekat dengan Mail membuat keluarga dan teman – teman
yang sempat meremehkannya merasa bersalah.

6 | MENULIS DENGAN HATI


“Il, Ibu minta maaf ya kalo selama ini selalu
meremehkanmu” ucap ibunya dengan tulus.

“aku juga Il, aku minta maaf juga sudah meremehkanmu”


giliran kakaknya yang meminta maaf.

“iya bu, mbak, aku sudah memaafkan kalian, lagipula aku


tidak mengharapkan kalian meminta maaf, aku hanya
berharap kalian bisa mendukung apa yang aku cita –
citakan.”

“ Aku juga ingin menyampaikan pesan kepada kalian untuk


tidak memberikan tekanan kepada anak apalagi pada masa
remaja, itu akan membuat anak merasa kurang berani
menunjukkan apa yang mereka sebenarnya bisa lakukan ”
ucap Mail

“terima kasih Il, Ibu dan Mbak akan selalu mendukung


apapun yang kau lakukan asal dijalan yang benar”

“Terima kasih bu, mbak aku sayang kalian”

“kami juga sayang kamu Il” ucap Ibu.

Roda seakan – akan berputar sangat cepat, Mail


yang dulunya dianggap remeh kini semakin menunjukkan
perkembangan positifnya. Hingga suatu hari Mail diundang

Sebatas Mimpi |7
ke suatu program televise nasional. Untuk pertama kalinya
ia muncul di layar kaca membuatnya agak sedikit gugup.

“apa yang kamu lakukan hingga akhirnya bisa berada di


posisi ini” Tanya seorang pembawa acara.

“yang saya lakukan adalah berdoa dan berusaha, berdoa


agar diberikan jalan dan berusaha menemukan jalan, hingga
akhirnya bisa sampai ditujuan saya” jawab Mail.

“wow sangat menginspirasi sekali, pesan yang dapat


diambil adalah jika ingin sukses jangan pernah berhenti
berdoa dan berusaha karena itu kunci utamanya”

Setelah pulang dari acara tersebut, Mail memutuskan untuk


langsung pulang karena sudah sangat kelelahan. Namun
sesampainya di rumah, Mail sangat terkejut karena tiba –
tiba ia disiram air oleh ibunya.

Byuuuur (suara air)

“bangun, jam berapa ini, dasar pengangguran” ucap ibunya.

Ternyata semua keberhasilan dan kesuksesan ini hanyalah


sebatas mimpi.

TAMAT.

8 | MENULIS DENGAN HATI

Anda mungkin juga menyukai