Anda di halaman 1dari 67

MAKALAH

BAHASA INDONESIA
MATERI SEMESTER I (SATU)

Disusun Oleh :

GEOFANY FERNANDO JACOBUS


EKKY GUNAWAN SUSANTO
WINDRA GUSTI
ALDO PUTRA AUNG
M.FERANDO

Dosen:
MARSINAH, S.E, M.M

PROGRAM STUDI USAHA PERJALANAN WISATA


POLITEKNIK DARUSSALAM PALEMBANG
2020
Daftar isi

BAB I……………………………………………………...………………………………1

Pendahuluan………..……………………………………...………………………………1

A.Latar belakang…………………………………………………...………………….…..1

BAB II……………………………………………………………...…………………...…2

A.Tanda titik……………………………………………………….…….………………..2

B.Tanda koma.....................................................……………….…………….........……...4

C.Afiks(imbuhan).........................................................…………........……..…………….7

D.Fonem......................……………...………………………………….....……………...14

E.Huruf Diftong...................................................……………………….........………….15

F.Dialek...............................…………………………………………….....……….…….17

G.Awalan............................…………………………………………….....……….……..18

H.Kesalahan pemilihan kata....……………………………...............................................23

I.Kesalahan kaidah Ejaan..……………………………………….....……………………35

J.Surat……………………..............…………………………………....….…………..…56

BAB III……………………..............……………………………………..….…………..62

Kesimpulan & Penutup....….……………………………………..…….…......…....…….63

Daftar pustaka…….……………………………………....…………........………………64
BAB I
Pendahuluan

A.Latar Belakang

Bahasa merupakan sebuah sarana untuk menyampaikan informasi kepada seseorang, baik
secara lisan maupun tulisan. Bahasa sangat berkaitan erat dengan menulis. Bahasa tulis
memiliki karakteristik berbeda dengan karakteristik bahasa lisan. Dalam bahasa lisan orang
akan lebih mudah untuk memahami maksud penutur melalui pengucapanya. Hal ini
dikarenakan adanya intonasi pada pengucapan kalimat-kalimat yang dituturkan. Sedangkan
dalam bahasa tulis, penulis hendaknya menguasai tata cara penulisan termasuk di dalamnya
tanda baca sebagai intonasi atau jeda dalam tulisan agar mudah dipahami. Ucapan lisan
agak sulit untuk dituangkan ke dalam bahasa tulis karena segala intonasi yang terdapat
dalam bahasa lisan akan sukar untuk diungkapkan dalam bahasa tulis. Untuk menutupi
kesukaran itulah tanda baca sangat dibutuhkan sebagai kunci atas apa yang ingin
disampaikan oleh penulis kepada pembaca.

Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) lebih diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik berkomunikasi dalam
Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara tulis maupun lisan. Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan dengan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia
mengedepankan empat keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara,
membaca, dan menulis. Hal ini menjadikan pembelajaran bahasa Indonesia penting karena
melalui pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan siswa mampu memiliki. Pengetahuan
komunikasi yang baik dan benar baik secara lisan maupun tulisan, serta mampu
mengaplikasikan secara positif dalam kehidupan sehari-hari.
1

BAB II

A. Tanda titik

Penggunaan Tanda Titik Yang Benar Menurut EYD

Tanda titik merupakan salah satu tanda baca yang dipakai diakhir kalimat. Kalimat yang
dimaksud bukan merupakan suatu pernyataan ataupun seruan, akan tetapi pernyataan.

1. Tanda titik di akhir kalimat


Tanda titik ditetapkan diakhir sebuah kalimat yang bukan merupakan suatu pertanyaan.

Contoh:

 Pemerintah tetap memberlakukan ujian nasional sebagai standar kelulusan pada jenjang SD-
SMA.
 Setiap orang dijalan itu terenyuh melihat perjuangan seorang bapak yang mengajarkan
anaknya berjualan koran.
 Para pendaki gunung Sindoro-Sumbing menurungkan niat pendakian mereka karena cuaca
buruk selama berhari-hari.

Jika pada sebuah kalimat akhirannya sudah memuat tanda titik maka tidak diperlukan tanda titik
lagi.

 Rani mengatakan, “saya akan tetap berjuang menemukan keberadaan ibu apapun
kondisinya.”
 Pembicara pada seminar kali ini adalah Bapak Tri Sumarno, M.Sc.
 Ibu guru meminta para murid membawa sayuran hijau, misalnya bayam, kangkung, sawi, dan
sebagainya.
 Tim inti editor soal ujian beranggotaan Ahmad Syafi’i, S.Pd dan Rahmawati Setyaningrum,
M.Pd.
2. Tanda titik digunakan di akhir singkatan nama orang
Dalam nama seseorang disingkat maka tanda titik harus ada diakhir singkatan
 Ahmad S. Hendrawan
 Fatimah R. Azzahra
 Muh. Yamin
 Jendral A.H. Nasution
3. Tanda titik pada akhir singkatan gelar, pangkat, jabatan, sapaan
 Dr. Prambudi menyampaikan makalahnya mengenai penghematan energi.
 Kol. Suparman memutuskan untuk mengajukan pensiun dini karena sakit.
 Setelah prosesi wisuda nama lengkapnya menjadi Rani Fitri, S.E.
 Rr. Ajeng Prawirodirjo dinobatkan menjadi ratu kerajaan.
 Penghargaan pemerhati lingkungan diberikan kepada Bpk. Suprihono.
 Ir. Soekarno adalah presiden pertama bangsa indonesia.
4. Tanda titik untuk singkatan kata yang sudah umum
 Dsb. -> Dan sebagainya
 Dll. -> Dan lain-lain.
 Hlm. -> Halaman.
2
 Tgl. -> Tanggal.
 Sda. -> Sama dengan atas.
 A.n. -> Atas nama.
 D.a. -> Dengan alamat.
 S.d. -> Sampai dengan.
5. Tanda titik untuk memisahkan angka jam, menit dan detik
 Waktu: pukul 10.30 WIB, Pukul 5.12.30 -> Pukul 5 lewat 12 menit 30 detik.
 Jangka waktu: 1.15.25 -> 1 jam, 15 menit, 25 detik
0.10.02 -> 10 menit, 2 detik.
6. Tanda titik sebagai pemisah bilangan ribuan dan kelipatannya
 Jumlah korban sementara tercatat 2.453 jiwa meninggal dunia.
 Sebanyak 10.000 tiket pertandingan sepak bola ludes terjual
 Ani mendapat nomor tes 045623 dalam seleksi penerimaan pegawai negeri.
 Ayah lahir ditahun 1956 dan sekarang tapat berusia 60 tahun.
 Total ada 1.500 Ton padi yang hangus terbakar si jago merah.
 Nomor seri printer ini adalah 58793145
7. Tanda titik digunakan dalam penulisan daftar pustaka
 Iwan, Hendriawan, 2015. Teknik penulisan karya ilmiah. Jakarta: Zero Publishing
 Stafford-Clark, D.2004 Mentasy Disoders and Therir Treatment The New Encyclopedia
Britannica. Encyclopedia Britannica 27:567-569.
 Suryanto, 2007. “Artifical Intelligence: Searching resoning, Planning and Learning”, Bandung:
Penerbit Informatika
 Wilson, Robin J. And Watkins, John J. 1990 Graphs: An Introductory Approach New York John
Wiley and Sons, Inc/
 Gutin, Gregory and Punnen, A.P 2004 The Traveling Salesman Problem and its Variations New
York Kluwer Academic Publisher.
8. Tanda titik digunakan pada format numbering(Penomoran)
Pada penomoran tanda titik diletakkan di belakang penomoran.
Contoh:
1. Siapkan agar-agar, gula, air, perasa makanan.
2. Masukkan semua bahan kedalam panci dan nyalakan kompor.
3. Aduk sampai mendidih lalu matikan kompor.
4. Tuang ke dalam cetakan dan biarkan sampai dingin
5. Setelah agar mengeras simpan dalam lemari pendingin atau dapat langsung dinikmati.
9. Tanda titik digunakan dalam sebuah bagan atau daftar
Penggunaan tanda titik dalam bagan atau daftar diletakkan di belakang angka atau huruf. Daftar
isi suatu buku.
Contoh:
A. Algoritma
1. Dasar Algoritma
2. Penyajian algoritma

B. Graf

1. Dasar-dasar Graf
2. Keterhubungan(Connectivity)
3. Jenis-jenis Graf
3
3.1. Graf Sederhana
3.2. Graf tak sederhana
3.3. Graf berarah
3.4. Graf tak berarah
4. Representasi graf dalam matriks
10. Tanda titik tidak digunakan dalam singkatan lembaga
Singkatan lembaga, organisasi, ataupun jenis akronim lain yang sudah umum dalam masyarakat
tidak diakhiri dengan tanda titik
 MPR -> Majelis Permusyawaratan.
 OSIS -> Organisasi Siswa Intra Sekolah.
 UUD -> Undang-Undang Dasar.
 KTP -> Kartu Tanda Penduduk.
 KAI -> Kereta Api Indonesia.
11. Tanda titik tidak digunakan di keterangan pengirim dan penerima surat
Penggunaan tanda titik diletakkan pada belakang alamat pengirim atau penerima, tanda surat,
nama pengirim atau penerima surat.
Contoh:
Yth. Hasan Husein
Jalan Cikunir 51
Jakarta
21 Agustus 2016

B.Tanda koma

Penggunaan Tanda Koma yang Benar Menurut EYD dalam Bahasa Indonesia

Tanda koma merupakan salah satu tanda baca yang sangat lazim dalam penulisan bahasa
indonesia. Tanda koma ini memiliki fungsi dasar yakni untuk memisahkan antara satu hal dengan
bagian lainnya sehingga tidak terjadi kesalahan makna pada saat membaca suatu
kalimat/pernyataan maupun penulisan angka bilangan. Bentuk simpel dan sederhana dari tanda
koma ternyata tidak diiringi dengan tata cara penulisan atau penggunaan yang sederhana pula.
Dalam artikel ini, kita akan membahas dan menjelaskan tentang penggunaan tanda koma.

Pengertian Tanda Koma

Menurut Oxford English Dictionary, kata koma berasal dari bahasa Yunani yaitu “komma” yang
berarti “sesuatu yang dipotong” atau “klausa pendek”.

Tanda koma adalah tanda baca yang berbentuk seperti tanda petik tunggal (apostrof) yang
diletakkan dibagian bawah atau garis dasar teks. Jika dilihat dari cara penulisannya tanda koma ini
juga berbentuk seperti tanda titik yang memiliki tangkai atau angka sembilan yang berukuran sangat
kecil dan lubangnya ditutupi.

Penggunaan Tanda Koma Menurut EYD


Menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia(PUEBI) yang disempurnakan terdapat 14
peggunaan dari tanda baca, yaitu:

1. Digunakan untuk menuliskan unsur dalam suatu rincian atau bilangan.


Contoh:
 Saya, Ani dan Dion berjanji untuk melakukan pekerjaan ini bersama-sama.
 Dalam pembahasan kali ini, diharapkan para pembaca dapat memahami pengertian, fungsi dan
penggunaan tanda koma yang benar.
 3,14 * 100 = 314
2. Digunakan untuk memisahkan antara satu kalimat setara dengan kalimat setara berikutnya,
yang diawali oleh kata-kata tertentu (tetapi, melainkan, sedangkan, kecuali).
Contoh:
 Saya ingin sekali ikut liburan sekolah itu, tetapi ibu tak mengizinkannya.
 Itu bukan kesalahanku, melainkan kesalahan kakak.
 Ayah bertugas membersihkan halaman rumah, sedangkan ibu membersihkan ruangan dalam
rumah.
3. Digunakan untuk memisahkan antara kalimat dengan kalimat lainnya, jika kedudukan kalimat
tersebut berbeda (induk kalimat dan anak kalimat) kemudian kalimat yang berkedudukan
sebagai anak kalimat berada sebelum/di depan induk kalimat.
Contoh:
 Jika Tuhan mengizinkan, kita pasti akan bertemu lagi di masa yang akan datang.
 Andai kau tidak segera menarikku, mungkin aku sudah masuk ke jurang itu.
 Karena ia menjadi juara satu, ia mendapat hadiah liburan dari orang tuanya.
4. Digunakan di belakang suatu kata atau ungkapan yang merupakan penghubung antar kalimat
(oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, meskipun begitu), kemudian
penghubung tersebut berada di awal kalimat.
Contoh:
 Oleh karena itu, kau perlu berterus terang dan menceritakan kejadian yang sebenarnya.
 Jadi, kau harus segera menyelesaikan kesalahpahaman ini agar keadilan tidak semakin kacau.
 Dengan demikian, kau berhak mendapat promosi jabatan tahun ini.
 Sehubungan dengan itu, aku ingin meminta maaf atas nama dia.
 Meskipun begitu, kami tetap percaya bahwa dia akan melaksanakan tugas ini dengan sebaik-
baiknya.
5. Digunakan untuk memisahkan beberapa kata (o, ya, wah, aduh, kasihan) dari kata-kata lain yang
berbeda dalam satu kalimat.
Contoh:
 O, aku kira kau tidak jadi ikut.
 Ya, aku paham dengan keadaanmu.
 Wah, kau benar-benar berbakat dalam melukis.
 Aduh, aku lupa membawa buku perpustakaan yang kemarin kupinjam.
 Kasihan, nenek itu harus tidur di bawah kolong jembatan karena rumahnya habis terbakar
minggu lalu.
6. Digunakan untuk memisahkan kalimat petikan langsung dari potongan kalimat lainnya.
Contoh:
 Dia berperan padaku, “Jangan meletakkan barang berharga di sembarangan tempat”.
 “Jangan pulang terlalu malam” kata Ayah saat aku pamit keluar rumah tadi sore.
 “Sudahlah ikhlaskan saja, mungkin ini sudah menjadi takdir Tuhan”, Nia berusaha untuk
menghiburku.

7. Digunakan untuk memisahkan antara nama dan alamat, bagian-bagian alamat, yang ditulis
secara berurut.
Contoh:
 Seminar itu diadakan di Gedung B Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Jalan Raya Salemba
No. 6, Jakarta.
 Resepsi pernikahannya di Gedung Permata, jalan Lestari Indah No. 27, Kebon Jeruk, Jakarta
Barat.
 Wisuda tahun ini dilaksanakan di Hotel Horizon, Ancol, Jakarta Utara.
8. Digunakan untuk memisahkan tempat dan tanggal, nama tempat dan wilayah/negeri yang ditulis
secara berurut.
Contoh:
 Akta itu di tandatangani di Semarang, 28 Juli 1988.
 Aku lahir di Jakarta, 6 September 1990.
 Dia di mutasi ke salah satu cabang perusahaannya yang berlokasi di Bekasi, Jawa Barat.
9. Digunakan untuk memisahkan penulisan nama penulis atau pengarang yang susunan namanya
dibalik pada penulisan daftar pustaka.
Contoh:
 Wahyuningsih, Sri, 2007. Pelajaran Bahasa Indonesia, Jakarta: Pustaka Rakyat.
 Ayu, Dian, 2011. Merintis Usaha Antara Keterbatasan, Yogyakarta: Gudang Ilmu.
 Arif, Muhammad, 2000. Penyebab Terjadinya Sesak Nafas, Bandung: Kreasi Kami.
10. Digunakan dalam penulisan catatan kaki.
Contoh:
 Dian Ayu, Merintis Usaha Antara Keterbatasan. (Yogyakarta: Gudang Ilmu, 2011), hlm. 17.
 Sri Wahyuningsih, Pelajaran Bahasa Indonesia. (Jakarta: Pustak Rakyat, 2000), hlm. 29.
 Muhammad Arif, Penyebab Terjadinya Sesak Nafas. (Bandung: Kreasi Kami, 2000), hlm. 11.
11. Digunakan untuk membedakan antara nama dengan gelar, pada penulisan gelar akademik.
Contoh:
 Muhammad Fadil, S.Kom. Menjadi salah satu dosen terbaik untuk tahun ajaran 2015-2016.
 Setelah menjabat selama 5 tahun, akhirnya Bapak Prayitno Adji, S.E., M.M. resmi
mengundurkna diri dari jabatan rektor.
 Pasangan calon pengantin itu bernama Riani Sagita, S.Pd dan Adnan Khair, S.T.
12. Digunakan di depan angka persepuluhan atau rupiah dan satuan terkecil sen yang dinyatakan
dengan angka.
Contoh:
 Pada masa kecilnya nenek hanya diberi jajan sebesar Rp. 20.50 oleh orang tuanya.
 Tinggi pohon kelapa itu adalah 35,75 m.
 Rumah kami memiliki luas sebesar 200,32 meter persegi.
13. Digunakan untuk mengapit keterangan tambahan dalam suatu kalimat yang sifatnya tidak
terbatas.
Contoh:
 Aku benar-benar salut dengan anak kecil itu, pintar sekali.
 Kami sampai kehabisan kata-kata saat melihat pemandangan di pulau terpencil ini, sunguh
indah.
14. Digunakan di belakang keterangan yang berada di awal kalimat yang bertujuan agar tidak terjadi
kesalahan saat membaca dan memahami maksud kalimat.
Contoh:
6
 Untuk membatasi penumpang yang membludak ketika masa liburan, pihak penyedia berbagai
transportasi menaikkan harga tiket.
 Dalam keadaan yang serba kekurangan ini, kita tidak boleh cepat menyerah dan pasrah pada
keadaan.
15. Tanda koma tidak digunakan untuk memisahkan suatu petikan langsung dalam satu kalimat, jika
petiakn langsung itu diakhiri dengan tanda tanya (petikan langsung berupa kalimat tanya).
Contoh:
 “Bolehkah aku ikut berlibur ke puncak dengan keluarga Lia?” tanya Diah kepada ibunya.
 “Apakah aku bisa menjadi seperti ayah saat dewasa nanti?” aku bertanya pada ayah.

Demikianlah pembahasan tentang penggunaan tanda koma yang benar menurut EYD dalam
Bahasa Indonesia. Semoga Bermanfaat.

C.Afiks(imbuhan)

Afiks atau imbuhan adalah bunyi yang ditambahkan pada sebuah kata-entah di awal, diakhir,
ditengah, atau gabungan di antara tiga imbuhan itu-untuk membentuk kata baru yang artinya
berhubungan dengan kata yang pertama.

 Jenis-Jenis Imbuhan
 Fungsi Imbuhan
 Awalan pen-
 Awalan ber-
 Awalan men
 Awalan di-
 Awalan ter-
 Awalan se-
 Awalan per-
 Akhiran –an
 Akhiran –kan dan –i
 Konfiks ke-an
 Konfiks per(n)-an
 Konfiks per-an
 Konfiks se-nya
 Klitika –ku, -mu, -nya

Jenis-Jenis Imbuhan
Imbuhan menurut posisinya terbagi ke dalam empat bentuk
 Awalan atau prefiks, Contoh: meN-, ber-, di- ter-, peN-, per-, se-, dan ke-.
 Sisipan atau infiks, Contoh: -el-, -em-, -er-, -e-, dan –in-.
 Akhiran atau sufiks, Contoh: -kan, -an, -i, dan –nya.
 Konfiks atau simulfiks: berupa awalan dan akhirannya yang pemakainnya sekaligus.
Cotoh: ke-an, per-an, peN-an, ber-an, dan se-nya.
Di samping itu, terdapat pula imbuhan yang merupakan sarapan dari bahasa asing, yaitu: -i; -man;
-wan; -iyah; -is; -sasi; -isme;

Imbuhan tersebut di antaranya sebagai berikut:

 Dari bahasa Arab: -ah, -i. Fungsinya sebagai pembentuk atau penanda kata sifat.
Contoh: Manusiawi, alamiah, alami.
 Dari bahasa Sanskerta: -man, -wan, -wati. Fungsinya sebagai pembentuk kata benda.
Contoh: budiman, wartawan, pragawati.
 Dari bahasa Inggris: -an, -en, -is, -if, -al. Fungsinya sebagai pembentuk kata sifat.
Contoh: imigran, presiden, egois, deskriptif, formal.

Fungsi Imbuhan

Pemakaian imbuhan dapat mengubah kelas kata. Kata benda misalnya, setelah diberi imbuhan bisa
menjadi kata kerja, kata sifat, atau kata lainnya.

Contoh:

 Batu (Benda) -> membantu (sifat).


 Indah (Sifat) -> seindah-indahnya (keterangan).
 Mandi (Kerja) -> pemandian (benda).

Fungsi imbuhan adalah:

 Membentuk kata benda, yakni peN-, pe-, ke-, -isme, -wan, -sasi, -tas, peN-an, pe-an, per-an, dan
ke-an. Contoh: pelaut, penyapu, wartawan, dll.
 Membentuk kata kerja, yakni me-, ber-, per-, ter-, di, -kan, ter-kan, dan di-i. Contohnya: melaut
berlayar, terlihat diminum, bawakan, lempari, menaiki.
 Membentuk kata sifat, yakni –i, -wi, -lah, dan –is. Contohnya: manusiawi, duniawi, ilmiah, agamis.
 Membentuk kata bilangan yakni se- dan ke-. Contohnya: sepuluh dan kedua.
 Membentuk kata keterangan, se-nya; -nya; -an. Contoh: sepertinya, habis-habisan, seindah-
indahnya, dll.

Awalan pen-

Imbuhan pen- merupakan salah satu awalan yang pemakaiannya sangat produktif. Makna yang
dikandung awalan peN- bermacam-macam antara lain.

 Menyatakan yang melakukan perbuatan. Contoh: penulis & pembaca.


 Menyatakan pekerjaan. Contoh: pengusaha, pedagang.
 Menyatakan alat. Contoh: pengerat, penggaris.
 Menyatakan memiliki sifat. Contoh: pemaklum, penggembira.
 Menyatakan penyebab. Contoh: pemanis, pemutih.

Awalan ber-

Awalan ber- mempunyai kaidah sebagai berikut:


 Apabila diikuti kata dasar yang berawalan dengan huruf /r/ dan beberapa kata dasar yang suku
pertamanya berakhir dengan /er/, maka ber- menjadi be-. Contoh: beramal, bekerja.
 Apabila diikuti kata dasar ajar, maka ber- menjadi bel-. Contoh: bel + ajar = belajar.
 Apabila diikuti kata dasar selain yang disebutkan di atas, maka ber-tetap tanpa perubahan.
Contoh: ber + balik = berbalik.

Makna yang terkandung oleh awalan ber-, antara lain:

 Mempunyai, contoh: beratap, beranak, berhasil.


 Menggunakan, contoh: bersepeda, bersepatu.
 Mengeluarkan, contoh: bertelur, berbau, berkata.
 Menyatakan sikap mental, contoh: berbahagia, berhati-hati.
 Dalam jumlah, contoh: berdua, bertiga.

Dalam beberapa tulisan atau berbagai percakapan serign dijumpai pelepasan-pelepasan imbuhan
ber-. Perhatikan kalimat berikut:

 Usahanya belum hasil.


 Pendapat kita memang beda.
 Murid-murid sudah kumpul di muka kelas.

Bentuk-bentuk tanpa ber- seperti pada contoh di atas merupakan pemakaian kalimat yang tidak
baku. Hal tersebut antara lain merupakan unsur pengaruh dari bahasa daerah. Kalimat-kalimat
tersebut seharusnya diucapkan:

 Usahanya belum berhasil.


 Pendapat kita berbeda.
 Murid-murid sudah berkumpul di muka kelas.

Awalan Men-

Apabila awalan me- dihubungkan dengan kata dasar (bahasa inggris: word stem, root word) dengan
fonem awal tertentu, terjadi variasi bentuk, yakni me-, mem-, men, meng-, dan meny-.

Kaidah imbuhan men-

Imbuhan meN- apabila ditambahkan pada kata dasar berfonem awal vokal, /kl/, /hl/, /lg/, /kh/
berubah menjadi meng-. Contoh:

 meN- + ambil = mengambil.


 meN- + elak = mengelak.
 meN- + kalah = mengalah.
 meN- + harap = mengharap.
 meN- + khawatirkan = mengkhawatirkan.

Jika imbuhan meN- ditambahkan pada dasar dengan fonem awal /i/, /m/, /n/, /ng/, /ny/, /r/, /y/,
atau /w/, bentuknya berubah menjadi me-:

 meN- + lamar = melamar.


 meN- + makan = memakan.
 meN- + nikah = menikah.
 meN- + nganga = menganga.
 meN- + nyanyi = menyanyi.
 meN- + raih = meraih.
 meN- + yakni = meyakini.
 meN- + wajibkan = mewajibkan.

Jika meN- ditambahkan pada dasar yang berfonem awal /c/, /d/, /j/, /sy/ atau /t/ bentuknya
berubah menjadi men-.

 meN- + datang = mendatang.


 meN- + tanam = menanam.
 meN- + cari = mencari.
 meN- + jadi = menjadi.
 meN- + syukuri = mensyukuri.

Jika meN- ditambahkan pada kata dasar berfonem awal /b/, /p/ atau /f/, bentuknya berubah menjadi
mem-

 meN- + babat = membabat.


 meN- + pukul = memukul.
 meN- + fokuskan = memfokuskan.

Jika meN- ditambahkan pada kata dasar berfonem awal /s/ bentuknya berubah menjadi meny-

 meN- + satu = menyatu.

Jika men- ditambahkan pada kata dasar yang bersuku satu, bentuknya berubah menjadi menge-.

 meN- + bom = mengebom.


 meN- + cek = mengecek.

Jika dirasakan masih baru, proses peluluhan kata-kata yang berasal dari bahasa asing tidak berlaku.
Namun, jika kata dasar itu tidak asing lagi, proses penggabungan mengikuti kaidah yang umum.

 meN- + produksi = memproduksi

Jika kata kerja berkata dasar tunggal direduplikasi, kata dasarnya diulangi dengan mempertahankan
peluluhan konsonan pertamanya.

 Tulis = menulis-nulis; tulis-menulis.


 Karang = mengarang-ngarang; karang-mengarang.
 Cek = mengecek-ngecek.
 Ulangi = mengulangi-ulangi.

Makna awalan meN- adalah sebagai berikut:

 Melakukan perbuatan, tindakan. Contoh: mengambil, menjual.


 Melakukan perbuatan dengan alat. Contoh: mengambil, menyambit.
 Menjadi atau dalam keadaan. Contoh: menurun, meluap.
 Membuat kesan. Contoh: mengalah, membisu.
 Menuju ke. Contoh: mendarat, menepi.
 Mencari. Contoh: mendamar.

Fonem /p/ menjadi luluh ke dalam fonem /m/. Namun, peluluhan tidak terjadi jika fonem /p/ adalah
permulaan dari prefiks per- atau kata dasarnya mulai dengan per- atau pe- tertentu.
 meN- + petinggi = mempertinggi.
 meN- + pertaruhkan = mempertaruhkan.
10

Penulisan yang benar untuk makna membuat jadi lebih tinggi adalah mempertinggi atau
meninggalkan bukan mempertinggikan.

Awalan di-

Awalan di- bermakna suatu perbuatan yang pasif, sebagain kebaikan dari awalan (men-(N)) yang
bermakna aktif. Contoh: di- + baca -> dibaca; di- + ambil -> diambil; di- + jual -> dijual. Jika diikuti oleh
kata yang menunjukan tempat, maka penulisannya dipisah

Awalan ter-

Imbuhan ter- menyatakan makna sebagai berikut.

 Sudah di- atau dapat di-. Contoh: tertutup, terbuka.


 Ketidaksengajaan. Contoh: terbawa, terambil.
 Tiba-tiba. Contoh: teringat, terjatuh.
 Paling/superlatif. Contoh: terindah, terbagus.

Awalan se-

Awalan se- mengalami variasi-variasi makna, yakni sebagai berikut:


 Satu. Contoh: seekor, sebutir.
 Seluruh, sesi. Contoh: serumah, sekampung.
 Sama-sama. Contoh: sepermainan, seperjuangan.
 Sama dengan seperti. Contoh: seperti, selebar, seenaknya, semaumu.
 Menyatakan waktu. Contoh: sesudah, selagi.

Awalan per-

Awalan per- berubah menjadi –pe apabila ditambahkan pada kata dasar yang diawali huruf /r/

 Per- + ringan = peringan.

Awalan per- juga berubah menjadi pe- apabila ditambahkan pada kata dasar yang tersusun atas
huruf-huruf berikut:

 Huruf ke-1 adalah konsonan.


 Huruf ke-2 dan ke-3 adalah /er/, dan
 Huruf ke-4 adalah konsonan.

Contoh:

 Per- + kerja + -an = pekerjaan.


 Per- + ternak + -an = perternakan.

Imbuhan per- berubah menjadi pel- apabila ditambahkan pada bentuk dasar ajar

 Per- + ajar = pengajar.

Akhiran –an
Pada umumnya akhiran –an membentuk kata benda misalnya, pukulan, manisan, satuan, ratusan.
Makna akhiran –an adalah sebagai berikut:

 Menyatakan tempat. Contoh: pangkalan, kubangan.


11
 Menyatakan alat. Contoh: timbangan, ayunan.
 Menyatakan hal atau cara. Contoh: didikan pimpinan.
 Menyatakan akibat, hasil perbuatan. Contoh: hukuman, balasan.
 Menyatakan sesuatu yang di. Contoh: catatan, suruhan.
 Menyatakan seluruh, kumpulan. Contoh: lautan, sayuran.

Akhiran –kan dan –i

Fungsi

 Membentuk kerja sama. Semua kata yang berakhiran –kan dan –i dengan atau tanpa awalan
merupakan kata kerja. Tanpa awalan, akhiran –kan dan –i itu merupakan kata kerja bentuk
imperatif. Contoh:
o Panas (kata sifat)
o Panaskan (kata kerja)
o Panasi (kata kerja)
 Menjadikan kata kerja taktransitif menjadi kata kerja transitif. Contoh:
o Didi duduk di kursi (taktransitif)
o Didi menduduki kursi (transitif)
o Didi mendudukan adik di kursi (transitif)
 Mengintensifkan arti. Contoh:
o Polisi menangkap penjahat.
o Polisi menangkapi penjahat (pekerjaan itu dilakukan berulang-ulang karena objeknya lebih
dari satu).

Perbedaan-perbedaan
 Objek yang mengikuti kata kerja berakhiran –kan berpindah tempatnya dan objek itu merupakan
alat. Objek yang mengikuti kata kerja berakhiran –i tetap tempatnya, tidak berpindah, dan objek
itu merupakan tempat berlakuknya pekerjaan itu. Contoh:
o Petani itu menanamkan benih di sawahnya.
o Petani itu menanami sawahnya.
 Kata kerja berakhiran –kan diikuti oleh object penderita, sedangkan kata kerja berakhiran –i
diikuti objek penyerta. Contoh:
o Dia menawarkan pekerjaan kepada saya
o Dia menawari saya pekerjaan
 Adakalanya perbedaan kedua akhiran itu kurang jelas sehingga pemakainnya seolah-olah sama
saja dan dapat saling menggantikan. Contoh:
o Dia menamai anaknya Alam, (menamai = memberi nama).
o Dia menamakan anaknya Alam, (menamakan = menyebabkan bernama).

Konfiks ke-an
Konfiks ke-an berfungsi sebagai pembentuk kata benda abstrak. Misalnya: kepandaian, kecepatan,
keindahan, kesehatan. Konfiks ke-an memiliki makna sebagai berikut:
 Menyatakan keindahan. Contoh: kedinginan, kesakitan.
 Menyatakan intensitas (terlalu, terlampau). Contoh: kebesaran, kemahalan.
 Menyatakan agak, menyerupai. Contoh: kehijau-hijauan, kebarat-baratan.
12

Konfiks pe(n)-an

Konfiks pe(n)-an mempunyai variasi bentuk pe-an, pem-an, peng-an, peny-an. Makna konfiks pe(N)-
an adalah sebagai berikut:

 Menyatakan hal yang berhubungan dengan kata dasar. Contoh: penamaan, pendidikan.
 Menyatakan proses/perbuatan. Contoh: pemberontakan, pendaftaran.
 Menyatakan hasil. Contoh: penyamaran, pengakuan.
 Menyatakan alat. Contoh: penciuman.
 Menyatakan tempat. Contoh: penampungan, pemandian.

Konfiks per-an

Makna konfiks per-an adalah sebagai berikut:

 Menyatakan tempat. Contoh: perhentian, percetakan.


 Menyatakan daerah. Contoh: perkebunan.
 Menyatakan hasil perbuatan. Contoh: pernyataan, pertahanan.
 Menyatakan perihal. Contoh: peristilahan, perhukuman.
 Menyatakan banyak, bermacam-macam. Contoh: peralatan, persyaratan.

Konfiks se-nya

Fungsi

 Sebagai penunjuk kepunyaan. Contoh:


o Rumahku, rumahmu, rumahnya.
 Sebagai alat pembentuk kata benda. Contoh:
o Salah(kata sifat) = salahmu (kata benda).
o Duduk (kata benda) = duduknya(kata benda).
 Sebagai objek penderita. Contoh:
o Sudah beberapa kali ia membujukku.
o Ia memandangnya tajam-tajam.
 Sebagai objek penyerta. Contoh:
o Surat itu telah kukirimkan kepadanya.
o Barang-barang ini sengaja dia beli untukmu.

Khusus untuk –nya, selain sebagai klitika atau ganti orang, juga berfungsi sebagai imbuhan.

Fungsi imbuhan –nya adalah sebagai berikut:


 Sebagai pembentuk kata keterangan. Contoh:
o Agaknya akan turun hujan hari ini.
o Tidak selamanya orang menderita.

13

 Sebagai penunjuk. Contoh:


o Penyakit sperti ini sukar dicari obatnya.
o Rumah kami besar, kamar-kamarnya luas.
 Bersama-sama dengan awalan se- menyatakan superlatif. Contoh:
o Sepandai-pandainya tupai melompat, sekali gagal juga.
o Sepeda adik yang baru dibeli bercat merah.

Pemakaian –nya pada kata rumah & sepeda adalah tidak perlu karena rujukannya sudah dinyatakan
langsung. Perhatikan kalimat di bawah ini:

 a) rumah paman bertingkat dua; b) rumahnya bertingkat dua.


 a) sepeda adinya yang baru dibeli bercat merah; b) sepedanya bercat merah.

D.Bahasa Indonesia/Fonem

Fonem adalah bunyi bahasa yang berbeda atau mirip kedengarannya, Dalam ilmu bahasa fonem itu
ditulis di antara dua garis miring: /.../.

/p/ dan /b/ adalah dua fonem karena bunyi itu membedakan arti. Contoh:

Pola - /pola/ : bola - /bola/

Parang - /parang : barang - /barang/

Peras - /peras/ : beras - /beras/

Fonem dalam bahasa dapat mempunyai beberapa macam lafal yang bergantung pada tempatnya
dalam kata atau suku kata. Fonem /p/ dalam bahasa indonesia. Misalnya: dapat mempunyai dua
macam lafal. Bila berada pada awal suku kata, fonem itu dilafalkan secara lepas. Pada kata /pola/,
misalnya: fonem /p/ itu diucapkan secara lepas untuk kemudian diikuti oleh fonem /o/. Bila berada
pada akhir kata, fonem /p/ tidak diucapkan secara lepas; bibir kita masih tetap rapat tertutup waktu
mengucapkan bunyi ini. Dengan demikian, fonem /p/ dalam bahasa indonesia mempunyai dua
variasi.

Variasi suatu fonem yang tidak membedakan arti dinamakan alofon. Alofon dituliskan di antara dua
kurung siku [...], kalau [p] yang lepas kita tandai dengan [p] saja, sedangkan [p] yang tak lepas kita
tandai dengan [p>], maka kita dapat berkata bahwa dalam bahasa indonesia fonem /p/ mempunyai
dua alofon, yakni [p] dan [p>].

Penyegauan [kamus besar bahasa indonesia]

Se-ngau 1 a berhubungan dengan suara yang diucapkan dengan bunyi melalui hidung: suaranya –
seperti orang sedang influenzo; 2 n Ling nasal;

Me-nye-ngau v berbicara dengan suara melalui hidung;

Me-nye-ngau-kan v mengucapkan (kata dan sebagainya) dengan suara hidung;


Se-ngau-an n bunyi melalui hidung;

Se-ngau-se-ngau-an v berbicara menirukan orang yang sengau;

14

Penyegauan [thesaurus]

Sengau 1) n anuswara, nasal;

2) a bindeng;

Penyeguan n nasalisasi, penasalan

Penyegauan [kamus global]

Nasal kb, bunyi sengau –ks 1 sengau. His voice has a.n. twang-la bersuara sengau. 2 yang
berhubungan dengan hidung. N. Cavity rongga hidung.

Tampak/tam-pak/ v 1 dapat dilihat, kelihatan: pulau itu sudah – dari sini, 2 memperlihatkan diri;
muncul: sudah lama dia tidak – datang – muka, pulang- punggung, pb datang dan pergi hendaklah
memberi tahu: tidak – batang hidungnya, ki tidak muncul, tidak datang, tidak hadir.

Tampaknya/tam pak nya/ adv kelihatannya.

Tampak-tampak/tam pak tam pak/ v sebentar-sebentar kelihatan dalam ingatan (teringat)


terbayang-bayang, -apung hilang-hilang timbul; tidak nyata kelihatan (karena jauh dari sebagainya).

Menampak/me nam pak/ v (dapat) meliat: aku tidak – apa pun selain air.

Menampakkan/me nam pak kan/ v membuat menjadi dapat dilihat, memperlihatkan: -diri muncul –
muka memperlihatkan diri.

Tertampak/ter tamp pak/ v terlihat, kelihatan, dapat dilihat;

Penampakan/pe nam pak an/ n proses, cara, perbuatan menampakkan;

E.Huruf Diftong: Pengertian Dan Contohnya

Pengertian huruf Diftong


Dhttong adalah huruf huraf yang mempunyai intonasi vokal khusus yang dibentuk oleh Kombinasi
dua vokal huruf huruf yang memasukkan huruf diftong sendiri antara lain ai, au,Ei, dan oi huruf
tersebut dapat diposisikan di awal, tengah, atau akhir kata. Pengertian lain, diftong yakni vokal yang
berubah kualitasnya Dalam sistem penulisan, Diftong dapat dilambangkan oleh dua huruf vokal
Diftong sangat berbeda dengan derctan vokal. Masing-masing vokal pada deretan vokal memperoleh
hembusan napas yang sama. Bahkan hampir sama,Padahal kedua vokal tersebut termasuk dalam
dua suku kata yang berbeda. Seperti bunyi /aw/ dan /ay/yang terdapat pada kata “daun” dan
15

“main’”, bukanlah huruf Diftong, sebab baik [a] ataupun [u] dan [i] masing- masing mendapat aksen
yang sama dan membentuk suku kata tersendiri. Dengan kata lain kata “daun” dan “main masing
masing terdiri atas dua suku kata. Diftong merupakan kombinasi suara dalam satu suku kata yang
dikombinasikan dengan huruf fokus /w/ atau /y/. Pada kata “jadi/ “kalaw” adalah diftong dari kata
“if”, karena terdapat kombinasi vokal dengan “w” masih dalam suku kata yang sama. Akan tetapi
untuk kata “ingin tidak diftong, sebab setiap kata mempunyai dua suku kata yang berbeda, yakni ma-
u

Jenis Huruf Diftong


Flunat dittong terbagi menjadi 4 jenis, antara lain:

 Ai= pantai, sungai, balai


 Au= kerbau, autodidak, trauma
 Ei = survei, geiser
 Oi= konvoi, boikot

Contoh Huruf Diftong

a. Para penduduk di sekitar lahan tersebut telah mempunyai eigendom tanah. (kata
yang terdapat hurut dittong eigendom, hurut diftong ei).
b. Para buruh yang bekerja di pabrik sepatu tersebut sedang melakukan boikot
terhadap bank tempat mereka bekerja (kata yang terdapat huruf diftong boikot,
huruf diftong oi).
c. Bukit itu terlihat semakin landai saja(kata yang terdapat huruf diftong; landai, huruf
diftong; ai)
d. Akibat ledakkan tersebut, banyak keluarga korban mengalami trauma akibat
kehilangan anggota keluarganya(kata yang terdapat huruf diftong; trauma, huruf
diftong(au)
e. Setiap mengunjungi kota ini dia selalu mampr untuk makan gulai kambing Pak Rudi
yang amat terkenal tersebut, kata yang terdpat huruf diftong : gulai,diftong ai)
f. Berdasarkan survei yang dilakukan beberapa bulan yang lalu,tingkat kepuasan
konsumen mengalami penurunan, (kata yang terdapat huruf diftong:ei).
g. Perjalanan kali ini dilakukan secara konvoi menggunakan mobil sebab rute yang di
pilih sangat jauh dari ibu kota, (kata yang derdapat huruf diftong:konvoi ,huruf
diftong:oi).
h. Ibu sangat menyukai bunga teratai,tidak heran jika ayah membuatkan kolamkhusus
untuk tanaman ini,(kata yang terdapat huruf diftong: teratai,huruf diftong:ai).
i. Orang tersebut berhasil menciptakan mesin pengolahan sampah plastik autodidak,
(kata yang terdapat huruf diftong: autodidak, huruf diftong: au).
j. Setiap tanggal 1 Mei banyak buruh turun ke jalanan untuk memperingati Hari Buruh
(kata yang terdapat huruf diftong: Mei, huruf diftong :ai).
k. Kita hanya dapat melihat aurora di kawasan kutub utara dan kutub selatan saja.
(kata yang terdapat huruf diftong: aurora, huruf diftong: au).
l. Harimau Sumatra adalah hewan karnivora dan masih tergolong ke dalam keluarga
kucing besar . (kata yang terdapat huruf diftong: harimau, huruf diftong: au).
m. Ketinggian permukaan air di sungai di pintu air sungai Manggarai masih terus
dipantauoelh petugas pintu air, (kata yang terdapat huruf diftong dipantau ,huruf
diftong:au).
16
n. Anak kecil itu sangat pandai, tidak heran dia dapat menyelesaikan soal tersebut
dengan sangat cepat. (kata yang terdapat huruf diftong: harimau , huruf diftong
diftong,ai).
o. Andai aku tidak bangun kesiangan ,mungkin tidak akan tertinggal kereta api . (kata
yang terdapat huruf diftong: ai).
p. Perempuan tersebut terkulai lemah saat mendengar berita bahwa kakaknya telah
meninggal dunia. (kata yang yang terdapat huruf diftong: terkulai, huruf diftong: ai).
q. Pada filmtersebut,seorang koboi datang untuk menyelamatkan sebuah kota dalam
anacaman perampok. (kata yang terdapat huruf diftong: huruf diftong: oi ).
r. Pisau yang di gunakan untuk memotong daging tersebut diimpor langsung dari
jerman. (kata yang terdapat huruf diftong: pisau huruf diftong: au).
s. Dia harus memilih untuk tetap tinggal atau pergi meninggalkan rumah tersebut.
(kata yang terdapat huruf diftong: atau huruf diftong: au).
t. Pemandangan dari Pantai Pasir Putih ini memang sanagt indah, terutama ketika
matahari sedang tenggelam langit akan berubah menjadi warna jingga yang cantik.
(kata yang terdapat huruf diftong: pantai huruf diftong: ai).
u. Pada pementsa drama yang berjudul bawang merah dan bawang putih, Risa akan
berpera sebagai bawang putih. (kata yang terdapat huruf diftong: sebagai huruf
diftong: ai).
v. Tempat ini terkenal dengan wisata alamnya berupa geiser yakni semburan mata air
panas ke permukaan bumi akibat adanya tekanan bumi. (kata yang terdapat huruf
diftong: geiser huruf diftong: ei).
w. Di gedung ini toilet berada di setiap lantai sehingga kita tidak akan sulit untuk
mencarinya. (kata yang terdapat huruf diftong: toilet, huruf diftong: oi).
x. Setiap tanggal 17 Agustus upacara bendera selalu di lakukan di balai kota yang
diikuti oleh banyak peserta dan seluruh dinas. (kata yang terdapat huruf diftong:
balai,huruf diftong: ai).
y. Dahulu sebelum ditemukan mesin bajak, Para petani menggunakan tenaga kerbau
untuk membajak sawahnya. (kata yang terdapat huruf diftong: kerbau, huruf
diftong: au).

F.Dialek
Dialeg(B.Yunani : dialegtos ) atau logat adalah varietas bahasa yang melingkupi suatu kelompok
penutur . Dialeg berkontras dengan ragam bahasa , yaitu bentuk bahasa yang diperbedakan menurut
konteks pemakaian .Variasi ini memiliki perbedaan satu sama lain , tetapi masih banyak
menunjukkan kemiripan linguistik sehingga belum pantas disebut bahasa yang berbeda .
Menurut definisi yang lebih terbatas , dialeg adalah varietas bahasa yang berkontras dengan
bahasa baku . Dalam pengertian populer , istilah dialeg juga dipakai untuk merujuk kepada bahasa
yang tidak digunakan dalam bentuk tulisan . Definisi ini umumnya tidak diterima dalam ilmu
linguistik . Sebuah dialeg dapat dibedakan berdasarkan kosakata , tata bahasa , dan pengucapan .
Jika pembedaannya hanya berdasarkan pengucapan , istilah yang tepat menurut terminologi
linguistik adalah aksen bukan dialeg .
Jenis Dialeg
1) Dialeg regional : Adalah dialeg yang dipakai di daerah tertentu .
Contoh : Dialeg Jakarta / dialeg Medan.

17
2) Dialeg sosial : Adalah dialeg yang dipakai oleh kelompok sosial tertentu .
Contoh : Remaja.
3) Selain dialeg regional dan sosial , ada dialeg temporan / dialeg historis yang merujuk secara
khusus kepada bentuk bahasa yang diperbedakan menurut pemakaiannya menurut kurun
waktu tertentu.
Contoh : Dialeg Melayu zaman Sriwijaya , dialeg Melayu zaman Abdullah , dan dialeg Medan
di tanah Melayu kini.

Sedangkan idioleg adalah sistem kebahasaan yang khusus dipakai oleh seorang invidu / dialeg
pribadi . Idioleg adalah keseluruhan ciri bahasa seseorang yang khas pribadi dalam lafal , tata bahasa
atau diksi.

G.Awalan
Pembentukan Dan Perubahan Kata Pada Awalan Meng- Dan Peng-
Bahasa Indonesia memiliki pola-pola tertentu sebagai suatu aturan bahasa. Salah satu aturan yang
berlaku yaitu aturan terkait pola pada peluluhan fonem. Pemahaman mengenai peluluhan fonem
akan memberikan kemudahan untuk menentukan bentuk kata berimbuhan yang tepat. Di antara
beberapa awalan yang paling banyak menimbulkan masalah. Dikatakan demikian karena awalan itu
dapat mengalamai perubahan bentuk jika digabungkan dengan kata dasar yang berawal dengan
fonem tertentu. Awalan meng-, misalnya, dapat berubah bentuknya menjadi me-, meny-, men-,
mem-, dan menge-. Begitu pula dengan awalan peng-, dapat berubah bentuknya menjadi pe-, peny-,
pen-, pem-, dan penge-.

Perubahan Awalan Meng- dan Peng-

Secara ringkas, perubahan awalan meng- dan peng- tersebut, baik disertai akhiran maupun tidak,
dapat dirangkum dalam ketentuan sebagai berikut.

 Awalan meng- dan peng- berubah menjadi me- dan pe- jika dirangkaikan dengan kata dasar
yang berawal fonem /r, l, m, n , w, y , ng, ny/.
 Awalan meng- dang peng- berubah menjadi mem- dan pem- jika dirangkaikan dengan kata
dasar yang berawal dengan fonem /p, b, f, v/.
 Awalan meng- dan peng- berubah menjadi men- dan pen- jika dirangkaikan dengan kata
dasar yang berawal dengan fonem /t, d, c, j ,z , sy/.
 Awalan meng- dan peng- tetap menjadi meng- dan peng- jika dirangkaikan dengan kata
dasar yang berawal dengan fonem /k, g, h, kh, dan vokal/.
 Awalan meng- dan peng- berubah menjadi menge- dan penge- jika dirangkaikan dengan kata
dasar yang hanya terdiri atas satu suku kata.
 FonemFonem /k, p, t, s/ pada awal kata dasar luluh jika mendapat awalan meng- dan peng-
Secara khusus artikel ini akan membahas mengena kaidah pada fonem /k, p, t, s/ yang pada kata
dasar mengalami peluluhan jika dirangkaikan dengan imbuhan meng- dan peng- baik disertai akhiran
atau pun tidak.

18

Bandingkan contoh di bawah ini.

Meng- + kupas -> mengupas

Meng- + potong -> memotong

meN- + tatap -> menatap

meng- + sontek -> menyontek

Bentukan kata menyolok, mencontoh dan menyubit, dalam hal ini tidak tepat karena bentuk dasar
kata-kata tersebut adalah colok, contoh, dan cubit, yang masing-masing berawal dengan fonem /c/.
Dalam bahasa Indonesia, fonem /c/ pada awal kata dasar tidak luluh jika dirangkaikan dengan
awalan meng-. Dengan demikian, bentuk kata-kata tersebut yang tepat adalah mencolok,
mencontoh, dan mencubit. Berikut ini beberapa contoh lain penggunaan fonem /c/ tidak luluh.

Meng- + produksi -> memproduksi

Meng- -kan + stabil -> menstabilakan

Meng- -kan + skema -> menskemakan

Meng- + tradisi -> mentradisi

Meng- -i + sponsor -> mensponsor

Meng- + kritik -> mengkritik

Awalan menge- dan penge-

Awalan menge- dan penge- merupakan awalan yang tricky untuk dicari akar katanya. Hal ini
dikarenakan akar katanya dapat berupa salah satu dari ketiga hal di bawah:

-Kata bersuku satu (mis, mengebom, mengecat, dll) dan kata “tahu” (mis, mengetahui, pengetahuan,
dll).

-Awalan “meng-“ yang berpasangan dengan kata berawalan “e” yang bersuku banyak (mis,
mengejek, mengeja, dll).

-Awalan “meng-“ yang berpasangan dengan kata berawalan “k” yang mengalami peluluhan (mis,
mengelola, mengenal, dll).

-Selain itu masih ada satu jenis lagi, yakni yang akar katanya merupakan bentukan dari kata depan
“ke” + kata dasar, misalnya “mengedepankan, mengesampingkan, mengemukakan, dll”.
Masalahnya sekarang adalah bagaimana mengenalinya? Jangankan orang asing yang belajar Bahasa
Indonesia, orang Indonesia sendiri saja belum tentu mengetahui akar kata “mengepul”, Apakah
“pul”, “epul”, atau “kepul”? Sebagai orang Indonesia, saya tahu kata “pul” tidak ada, karena kata-
kata bersuku kata satu sedikit jumlahnya dari cenderung tidak bertambah. Lalu bagaimana
seseorang yang memiliki pertanyaan seperti itu dapat menemukan jawabannya? Terpaksalah kamus

19

yang besar dan berdebu itu dibuka. Pertama-tama entri “epul” dicoba diperiksa. Ternyata di antara
“epsilon” dan “er” tidak ada kata “epul”, Pencarian singkat untuk kata “kepul” membuatkna hasif.
KepulKepul n gumpalan asap (awan) yang tampak tebal; Jadi ternyata akar kata “mengepul” adalah
“kepul”, Terima kasih kepada kamus tebal yang jarang dibuka. Oke, sekarang bagaimana dengan
“mengembara”, “mengemis”. Dan “mengeram”? Buka lagi kamusnya.

Kem.ba.ra -> embara Em.ba.ra, meng.em.ba.ra v pergi ke mana-mana tanpa tujuan dan tempat
tertentu.

(enri “kemis” tidak ditemui) Emis (tanpa pemenggalan suku kata, em.is atau e.mis?),Meng.e.mis
(ternyata e.mis) v 1 meminta-minta.

Sedekah; 2 ki meminta dengan merendah-rendah dan dengan penuh harapan.

Ke.ram, meng.e.ram v 1 tinggal saja (di rumah), tidak pergi ke mana-mana 2 ki tinggal terkurung (di
penjara).

Eram, meng.e.ram v 1 duduk mendekam untuk memanaskan telur agar menetas (tentang ayam,
burung); ki lama sekali; 2 duduk menderum, mendekam; 3 turun; lengkung (tentang lantai, tanah,
jalan) 4 cak tinggal di rumah (tidak pernah pergi ke luar rumah); mengurung diri di rumah.

Dari ketiga contoh di atas bisa dilihat bahwa:

- Kata “mengembara” memiliki akar kata “embara”, sedangkan kata


“kembara” – yang juga dijumpai di samping kata “embara” – dialihkan ke
entri “embara”.
- Kata “mengemis” memiliki akar kata “emis”, dan tidak dijumpai bentukan
“kemis”.
- Kata “mengeram” tidak jelas apakah akar katanya “keram” atau “eram”
karena tidak ada pengalihan di antara keduanya dan keduanya memiliki
makna harafiah dan kiasan yang berbeda, dengan makna pertama.

Fonem /k, p/, /t/, dan /s/ pada gugs konsonan tersebut tidak luluh apabila mendapat imbuhan, baik
meng- maupun peng-, kecuali fonem awal /p/ jika mendapat peng-. Dalam hal ini, jika mendapat
imbuhan meng-, fonem /p/ pada gugus konsonan /pr/ tidak luluh, tetapi jika mendapat imbuhan
peng- fonem /p/ itu luluh. Misalnya:

Meng- + proses -> memproses


Meng- + produksi -> memproduksi

Peng- + proses -> pemroses

Peng- + produksi -> pemroduksi

20

Terdapat syarat ketentuan dalam peluluhan fonem, bahwa pada bentuk dasar yang diawali dengan
konsonan /s/ diluluhkan dengan nasal /ny/, konsonan /k/ diluluhkan dengan nasal /ng/, konsonan
/p/ diluluhkan dengan nasal /m/, dan konsonan /t/ diluluhkan dengan nasal /n/.

“keram” serupa dengan makna keempat “eram.

Lalu apakah penting untuk mengetahui akar kata sebenarnya dari kata “mengeram”? Jawabanya
adalah tidak, karena ketiga kata di atas tidak pernah dijumpai dalam bentuk bebas alias tanpa
imbuhan; “embara”, “emis”, dan “keram”/”eram” hanya dijumpai dalam bentuk turunannya, yakni
jika dilekati dengan awalan dan/atau akhiran.

MasihMasih banyak lagi contoh-contohnya. Dari catatan saya ada lebih dari 150 bentuknya yang
memiliki awalan “menge-“ atau “penge-“ yang banyak di antaranya sangat jarang kita jumpai. Jika
anda tertarik, anda dapat membantu saya mencarikan makna dari kata-kata berikut ini, karena terus
terang, membuka kamus dan mengetikkannya memakan waktu yang terlalu lama untuk saya

• Mengedangkan
• Mengelantang
• Mengelikir
• Mengembus
• Mengempang
• Mengempaskan
• Mengendap
• Mengentakkan
• Mengepang-ngepang
• Mengepul
• Mengerat
• Mengerikan
• Mengerumit
• Pengerah
• Pengeretan
• Pengerip

1. Tipe ke- menjadi di-

Contoh Tipe Ke- :


 Rencananya kami sekeluarga akan berlibur ke Jakarta.
 AyahAyah mengatar adik ke sekolah dengan menggunakan motor.
 IbuIbu sedang pergi ke pasar.
 NenekNenek dan kakek berangkat ke rumah sakit.
 SayaSaya pergi ke kantor kecamatan untuk menurus KTP.
Contoh Tipe Di- :

 Di mana dia tinggal sekarang.


 SayaSaya sedang melakukan kerja kelompok di rumah hans.
 SayaSaya melihat nenek itu di pinggir jalan.
21

 AdikAdik masih termenung sendiri di kamarnya.


 AyahAyah sedang membaca Koran di ruang tamu.

2. Tipe jam

Contoh Tipe jam :


 Kami bekerja selama delapan jam sehari.
 JarakJarak tempuh Jakarta-bandung dengan kereta api sekitar dua jam.
 KegiatanKegiatan belajar mengajar di sekolah berlangsung selama tujuh jam sehari.
 SetiapSetiap enam jam sekali adik harus minum obat.
 AndiAndi berangkat sekolah pada jam enam pagi.

3. Tipe kata sesuatu atau suatu

Contoh Tipe sesuatu :


 Ada sesuatu di saku kantong celana saya.
 SayaSaya melihat tanda-tanda akan terjadinya sesuatu dalam perjalanan kita ini.
 AdaAda sesuatu yang belum saya pahami mengenai pelajaran ini.
 SayaSaya yakin bahwa di antara mereka berdua tidak mungkin terjadi sesuatu.
 SayaSaya menemukan sesuatu itu jalan.

Contoh Tipe suatu :


 Pada suatu masa nanti ia akan menyadari kesalahannya.
 SayaSaya melihat suatu peristiwa yang sangat indah.
 SuatuSuatu kesalahan akan membuatmu dijauhi.
 IniIni merupakan suatu kebetulan saja.
 SuatuSuatu kehormatan saya bisa berada disini.

4. Tipe kata masing-masing atau tiap-tiap

Contoh Tipe masing-masing :


 Sesuai upacara murid-murid kembali ke kelasnya masing-masing.
 Masing-masing anak mendapatkan lima butir permen.
 Masing-masing mengemukakan pendapat setelah dipersilahkan oleh pemimpin rapat.
 ParaPara pimpinan yang hadir di Jakarta masing-masing dijaga ketat oleh pengawal.
 Masing-masing menggunakan haknya untuk memprotes kebijakan yang dikeluarkan.

Contoh Tipe tiap-tiap :


 Semua siswa akan mendapat buku tiap-tiap siswa mendapat satu buah.
 Tiap-tiap orang mendapatkan satu butir coklat.
 Tiap-tiap kelompok terdiri dari enam orang.
 Tiap-tiap peserta demonstrasi harus menggunakan seragam berwarna biru.
 Tiap-tiap tamu yang datang disuguhi teh pucuk.

22
5. Tipe jamak

Contoh Tipe jamak :


 Anak-anak sedang bermain sepak bola dilapangan.
 Meja-meja ini sangat mahal.
 SayaSaya melihat bintang-bintang tadi malam.
 SayaSaya melihat banyak cewek di pesta ulang tahunku.
 KamuKamu membawa banyak kotak dengan temanmu.

H.Kesalahan pemilihan kata

Tipe Kata Hanya Dan Saja

A.Pengertian Kata Hanya

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata hanya adalah Cuma. Contoh: aku hanya
bertanya. Arti lainnya dari hanya adalah kecuali. ... Hanya memiliki arti dalam kelas adverbia atau
kata keterangan sehingga hanya dapat memberikan keterangan kepada kata lain

Contoh Kalimat Kata Hanya


Cuma.
Contoh: aku hanya bertanya

Kecuali.
Contoh: semuanya mendapat hadiah, hanya saya yang tidak beruntung

Tetapi.
Contoh: kalian boleh bermain di sini, hanya jangan terlalu berisik

Tidak lebih dari.


Contoh: ia hanya membawa uang receh dalam dompetnya

Tidak lain dari.


Contoh: barang yang dibawanya pulang dari luar negeri hanya sebuah kopor

Saja (biasanya digunakan bersama saja untuk mengeraskan makna).


Contoh: hanya itu saja yang dapat kusumbangkan
23
B.Pengertian Kata Saja

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata saja adalah lebih baik (sebagai anjuran).
Contoh: sudahlah, pulang saja, tidak usah ikut menjaga adikmu di rumah sakit. Arti lainnya dari saja
adalah sekali (sebagai penegas). Contoh: perkara itu dapat diselesaikannya dengan mudah saja.
Saja memiliki 10 arti. Saja adalah sebuah homonim karena arti-artinya memiliki ejaan dan pelafalan
yang sama tetapi maknanya berbeda. Saja memiliki arti dalam kelas adverbia atau kata keterangan
sehingga saja dapat memberikan keterangan kepada kata lain.

Contoh Kalimat Kata Saja


Contoh: sudahlah, pulang saja, tidak usah ikut menjaga adikmu di rumah sakit

Sekali (sebagai penegas).


Contoh: perkara itu dapat diselesaikannya dengan mudah saja

Melulu (tiada lain hanya Semata-mata).


Contoh: barang ini untuk contoh saja, tidak untuk dijual

JugaPun (untuk menyatakan tidak tentu).


Contoh: asal bermaksud baik siapa saja boleh datang ke rumahku

Selalu Terus-menerus.
Contoh: mengapa semalaman anakmu menangis saja?

Seenaknya Sesuka hati.


Contoh: tanpa diperiksa lebih dahulu, dibawa saja orang itu ke kantor polisi

TIPE SUPERLATIVE

Pengertian Kalimat Superlative

Superlative adalah nama yang diberikan untuk grammar yang digunakan untuk membandingkan tiga
atau lebih orang, benda, atau hal tersebut. AdaAda kalanya dalam sebuah percakapan kita
membandingkan satu hal dengan hal yang lain tanpa kita sadari. Banyak macam hal yang bisa
dibandingkan, bisa orang, benda atau hal-hal lain yang sekiranya menarik untuk dibandingkan.
Misalnya Anggi lebih tinggi dari Angga, kucing lebih kecil daripada harimau atau piring lebih besar
daripada mangkuk.
Perubahan Bentuk Superlative Degree

Adjective dan adverb mengalami perubahan bentuk ketika digunakan sebagai perbandingan. Dalam
bentuk regular dari formnya, berubah bentuk adverb dan adjective serta mengikuti bentuk tertentu.

24
Sebaliknyabentuk irregular formnya, berubah menjadi kata sertat tidak mengikuti sebuah pola
tertentu.

Perbandingan Kata Superlative Degree

Comparison Degree ialah perbandingan kata. Kita biasa membandingkan seseorang, tempat, benda
atau sebuah perbuatan dengan satu dan yang lainnya. Biasanya, ungkapan perbandingan tersebut
diucapkan dengan bentuk kata comparative degree seperti much, more, the most atau large, larger,
the largest. Ada banyak sekali kosakata yang merupakan comparative degree dalam Bahasa Inggris.
Contohnya adalah “The bus is bigger than car”. (bis itu lebih besar dari mobil).

Ada 3 bentuk perbandingan Degree Of Comparison, yakni :

 Positive Degree
 Comparative Degree
 Superlative Degree

Kali ini kita akan bahas superlative degree saja. Namun tidak ada salahnya jika kita juga mengetahui
sekilas tentang positive degree dan comparative degree.

Positive Degree

Adalah ungkapan perbandingan dua orang atau lebih, atau suatu benda/hal dan apapun yang
memiliki kualitas kerja atau bersifat sama. Dasarnya, positive degree sama dengan kata sifat
(adjective) yang berbentuk standar tanpa adanya perubahan kata seperti small, big, tall, short, dan
lainnya.

Contoh Positive Degree:


1. Joko runs as fast as Joni (adverb)
2. Dedi is as tall as Didi (adjective)

Comparative degree

Comparative degree adalah cara membandingkan 2 orang ataupun lebih serta suatu benda/hal yang
mempunyai kualitas kerja atau sifat yang tidak sama, dimana salah satunya lebih jika dibandingkan
dengan yang lainnya. KebanyakannyaKebanyakannya adjective atau adverb satu suku kata
ditambahkan akhiran -er, sedangkan dua suku kata atau lebih diawali dengan kata more. Intinya
guna 2 suku ada kata adjectiv dengan berakhiran y, akhir tersebut bisa dihilangkan dan ditambah ier.
Ketika ada di kalimat, degree comparison itu biasanya bisa dipasangkan kata berupa than.
Contoh Comparative Degree:
1. She is taller than me
2. Tono is more powerfull than Toni.
3. PengertianPengertian Superlative Degree
4. Superlative Degree
25
Adalah ungkapan perbandingan tiga atau lebih orang, benda, atau suatu hal. Penggunaan superlative
degree yaitu untuk membicarakan satu orang, benda, atau hal terhadap sifatnya seperti bagus,
buruk, tinggi, pendek, dan lainnya.

Fungsi Superlative Degree

Berikut adalah beberapa fungsi dari superlative degree dalam grammar Bahasa Inggris:

 Sebagai Inti dari frase adverb


 Modifier frase adjective
 Modifier frase adverb
 Modifier frase verb
 Kata keterangan adverb
 Pemisah adverb
 Sebagai kata penghubung adverb

Fungsi tersebut lebih sering digunakan oleh para penulis sehingga mereka punya lebih banyak
kosakata untuk menyusun sebuah karya sastra yang indah. Dalam sebuah karya sastra, ketika
menggambarkan sebuah tempat, suasana, kondisi atau orang diperlukan berbagai kosakata yang
menarik sehingga pembaca merasa nyaman ketika membaca karyanya.

Contoh Superlative Degree

Agar lebih mudah memahami suatu hal bila kita sudah lihat contohnya atau penerapannya. Berikut
adalah beberapa contoh pemakaian superlative degree dalam percakapan sehari-hari. Untuk lebih
rincinya silahkan lihat keterangan di bawah ini dan contoh kalimat Superlative Degree dalam Bahasa
Inggris:

 She is the most beautiful woman in the class (Ani adalah perempuan tercantik dalam kelas
itu)
 He is the most handsome boy in this village (Dia adalah laki-laki tertampan di desa ku)
 I think it is the most beautiful view that I ever seen (saya berpikir ini ialah pemandangan
yang indah dan pernah saya lihat)
 She is the kindest woman in the world (Ia wanita sangat baik dalam kampusnya)
 Be a pilot is my biggest dream in the world (menjadi seorang pilot adalah mimpi terbesarku
di dunia)
 She is the beautiful woman in this world (dia adalah wanita tercantik di dunia ini)
 Nia is funniest girl in this class (Fitri ialah wanita paling kocak, lucu dalam kelas itu)
 Katie wore the prettiest dress she owned. (katie menggunakan gaun tercantik yang dia
miliki)
 Rebecca was the most talented singer in the competition. (Wiwit merupakan seorang
penyanyi yang paling berbakat dalam hal kompetisi bernyanyi)
 John is the smartest boy in his class. (Fandi merupakan laki yang paling cerdas di kelasnya)
 Who is the richest man in America? (Siapa laki yang sangat kaya di negara america ?)
 February was the coldest month of the year. (Februari merupaka bulan terdingin di tahun
ini)
 This iced tea is the sweetest I’ve ever tasted. (es dugan ini ialah dugan pilihan dan paling
26
seger yang saya rasakan)
 This roome is most a comfortable us for. (Ruang ini adalah sebuah tempat yang paling indah
di daerah kita)
 She is the most attractive woman in this party (Dia merupakan wanita paling menarik di
pesta ini)
 I can’t find my most comfortable jeans. (Saya gak bisa mendapatkan celana jean yang bagus
dan nyaman)
 Jupiter is the biggest planet in our Solar System. ( Pluto ialah planet terkecil dalam tata surya
kita)
 She is the smartest girl in our class. (Dia adalah gadis terpandai di kelas kita)
 This is the most interesting book I have ever read. (Ini merupakan buku yang paling menarik
yang pernah aku baca)
 It is the most expensive for dress fore me (ini gaun termahal mahal untuk aku)
 I am the shortest person in my family. (Aku adalah orang terpendek di keluarga ku)
 Jerry is the least worried about the game. (jerry merupakan orang yang paling tidak kawatir
dengan game)
 That was the best movie ever. (Ini merupakan kejadian mimpi yang begitu sangat bagus)
 Sam is the most handsome boy in the whole school. (Uci merupakan seorang laki tampan di
sekolahnya)
 Mount Everest is the highest mountain in the world. (Gunung everest merupakan gunung
tertinggi di dunia)
 It is the simplest way for us to keep our relationship (ini merupakan cara paling mudah untuk
kita menjaga suatu hubungan)

 They are the kindest people in the world (mereka adalah orang-orang baik di dunia ini)
 I am the prettiest here woman (Dia adalah seorang gadis paling manis serta cantik disini)
 It is longest the distance us between (ini adalah jarak yang sangat jauh untuk kami)
 She is the quickest one (dia ada;ah yang paling cepat)
 This food is the delicious food in the world (makanan ini merupakan makanan paling enak di
dunia)
 It is the dangerous for thing us (ini adalah benda sangat bahaya)
 She is the most beautiful woman in the world (dia adalah wanita paling cantiik di dunia)

Demikianlah yang dapat admin sampaikan materi ini dimana pembahasan mengenai Contoh Kalimat
Superlative. Semoga dengan materi yang sudah dibahas melalui artikel ini, dapat memberikan
pemahamaan dan manfaat untuk sahabat pembaca semua.

TIPE RESIPROKAL

Resiprokal merupakan salah satu diantara jenis-jenis kata kerja yang ada. Kata kerja ini sendiri
diartikan sebagai kata kerja yang menerangkan adanya perbuatan saling membalas antara subjek
dan objek dalam suatu pola kalimat dasar. Kata kerja ini sendiri sering dipakai dalam predikat jenis-
jenis kalimat dan juga predikat pada contoh klausa verba transitif resiprokal. Kata kerja ini sendiri
biasanya berimbuahn ber-an, atau menggunakan kata saling di depannya jika tidak menggunakan
imbuhan ber-an. Pada artikel kali ini, kita akan mengetahui beberapa contoh dari salah satu jenis-
jenis kata kerja ini yang di mana kata kerja ini ditampilkan di dalam format kalimat. Adapun
beberapa contoh kata kerja resiprok dalam bahasa Indonesia yang dimaksud tersebut adalah sebagai
berikut!
27
Contoh Tipe Resiprokal

1. Pak Burhan sedang bersalaman dengan Pak Johan.

2. Michel tengah berpelukan dengan adik perempuannya.

3. Aku sedari tadi bertatapan dengan dirinya.

4. Pak Amir tengah berpegangan tangan dengan Bu Aminah.

5. Hamzah berangkulan dengan sahabat-sahabatnya.

6. Mobil itu bertabrakan dengan sebuah sepeda motor.

7. Burung itu bersahutan dengan burung lainnya.

8. Para warga tengah saling sapa dengan warga desa sebelah.

9. Andini sudah saling kenal dengan Arini sejak mereka masih di Taman Kanak-Kanak.

10. Motor itu saling kejar dengan motor lainnya.

11. Para penumpang saling sikut dengan penumpang lainnya di dalam bus yang sudah sesak
dengan penumpang itu.

12. Kami selalu saling dukung dengan mereka yang ada di sana.

13. Motor itu bertabrakan dengan pohon besar yag ada di pinggir jalan itu.

14. Pak Budi masih saling debat dengan Pak Suroso.

15. Mereka masih saling ejek dengan warga-warga di pemukiman itu.

16. Petinju itu saling pukul dengan lawan tinjunya.

17. Kami pun lalu berpamitan dengan mereka.

18. Kami pun saling bincang dengan mereka.

19. Dalam lomba bulutangkis antar sekolah ini, Raffly kembali berpasangan dengan Alex yang
sudha menjadi pasangan ganda putranya sejak lomba bulutangkis antar sekolah tahun lalu.
20. Pada saat aku berjalan-jalan di taman, tanpa sengaja aku berpapasan dengan dirinya yang
terlihat tengah buru-buru.

21. Kami sudah saling percaya dengan mereka sejak beberapa tahun lalu.

28
22. Aku saling tegur sapa dengannya saat kami bertemu di suatu acara di kota Bandung.

23. Aku masih berhubungan dengannya via telepon.

24. Aku sempat saling pandang sejenak dengan dirinya di taman kota itu.

25. Pebalap itu saling kejar dengan pebalap lainnya.

26. Suara burung itu bersahutan dengan suara kokok ayam.

27. Saat Hari Raya Idul Fitri, kami bermaafan dengan warga kampung sebelah.

28. Setelah sekian lama, akhirnya Fahrul saling bicara dengan Rizal.

29. Aku sempat saling tatap sejenak dengan dirinya.

30. Suporter tim sepakbola itu saling lempar botol minuman kosong dengan suporter tim
sepakbola lainnya.

31. Polisi tengah saling kejar dengan para tahanan yang kabur dari rutan tersebut.

32. Para warga tengah saling bentrok dengan warga kampung sebelah.

TIPE BAHASA ASING

Bahasa milik bangsa lain yg dikuasai, biasanya melalui pendidikan formal dan yg secara sosiokultural
tidak dianggap sbg bahasa sendiri; (bahasa asing )

Bahasa Indonesia merupakan salah satu bahasa yang terbuka. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya
padanan istilah asing yang diadopsi, diadaptasi, diterjemahkan, dan dikreasi menjadi kosakata baru
dalam bahasa Indonesia. Kini, sudah banyak sekali istilah asing yang mulai diubah ke dalam bahasa
Indonesia. Adapun beberapa contoh padanan istilah asing tersebut akan ditampilkan di artikel kali ini
dalam format kalimat. Contoh-contoh tersebut bisa disimak sebagaimana berikut ini!

Contoh Kalimat Tipe Bahasa Asing;

Cynthia merupakan salah seorang narablog yang terkenal di Indonesia.


Contoh padanan istilah asing: narablog.
Asal katanya: blogger.

Restoran tersebut menyajikan layanan makan sepuasnya yang membuat pengunjung mau bersantap
ria di sana.
Contoh padanan istilah asing: makan sepuasnya.
Asal katanya: all you can eat.

29
Selain sebagai musisi, Ario juga bekerja sebagai seorang penata suara.
Contoh padanan istilah asing: penata suara.
Asal katanya: sound enginer.
Sekolah itu menggunakan teknologi bantu dalam proses belajar mengajarnya.
Contoh padanan istilah asing: teknologi bantu.
Asal katanya: assistive technology.

Kampus Universitas Harapan Bangsa tengah mengadakan seminar kewirausahaan seni.


Contoh padanan istilah asiing: kewirausahaan musik.
Asal katanya: artpreneurship.

Bisa dibilang kalau Deni punya bakat di bidang komedi tunggal.


Contoh padanan istilah asing: komedi tunggal.
Asal katanya: stand up comedy.

Semua data itu telah aku salin-tempel ke komputer perusahaan.


Contoh padanan istilah asing: salin-tempel.
Asal katanya: copy paste.

Semua aplikasi di komputer perusahaan kami tengah mengalami proses pemutakhiran.


Contoh padanan istilah asing: pemutakhiran.
Asal katanya: update.

Sudah sepuluh tahun Yudha bekerja sebagai pramukantor di perusahaan kami.


Contoh padanan istilah asing: pramukantor.
AsalAsal katanya: office boy.

Dalam mengasuh anaknya, Nana dibantu oleh seorang pramusiwi.


Contoh padanan istilah asing: pramusiwi.
Asal katnya: baby sitter.

Selain wisata alamnya yang indah, tempat wisata ini juga mempunyai sejumlah wahana mancakrida
yang patut dijajal.
Contoh padanan istilang asing: macakrida.
Asal katanya: outbound.

Saat liur kuliah, Bara biasanya bekerja sebagai pramuwisata bagi turis asing yang tengah berlibur ke
Yogyakarta.
Contoh padanan istilah asing: pramuwisata.
Asal katanya: guide.

Sistem komputer kami tengah rusak akiat ulah dari para peretas.
Contoh padanan istilah asing: peretas.
Asal katanya: hacker.

Akan ada penambahan beberapa perangkat lunak pada komputer perusahaan kita.
Contoh padanan istilah asing: perangkat lunak.
30
Asal katanya: software.
Pak Denis tengah memperbaiki beberapa perangkat keras komputernya yang rusak.
Contoh padanan istilah asing: perangkat lunak.
Asal katanya: hardware.

Untuk info lebih lanjut, silahkan hubungi nomor narahubung di bawah ini.
Contoh padanan istilah asing: narahubung.
Asal katanya: call center.

Anita merupakan pembawa acara di salah satu gelar wicara yang sering tayang di televisi swasta.
Contoh padanan istilah asing: gelar wicara.
Asal katanya: talkshow.

TIPE KATA BERHUBUNGAN DENGAN SINONIM

Sinonim merupakan sebuah kata yang memiliki bentuk berbeda akan tetapi mempunyai arti atau
pengertian yang mirip atau serupa atau setidaknya hampir sama. Sinonim biasanya disebut juga
dengan persamaan atau padanan kata.

Kata sinonim yang berasal dari bahasa Yunani Kuno ini diambil dari kata syn yang memiliki arti
“dengan” dan kata “onomo” yang memiliki arti nama. Sehingga, jika diartikan, kata sinonim berarti
persamaan arti atau makna diantara dua kata atau lebih.

Definisi Sinonim
Cara untuk mendefinisikan sinonim terdapat 3 batasan yang bisa diungkapkan yaitu:

1. Kata-kata dengan mengacu pada ekstralinguistik yang sama seperti mampus dan mati
2. Kata-kata dengan arti atau makna yang sama seperti mengatakan dan mengucapkan
3. Kata-kata yang bisa di subsitusi dengan konteks sama seperti “Kamu akan berusaha belajar
dengan giat” dan “kami akan berupaya belajar dengan giat”. Kata berusaha bersinonim
dengan kata berupaya.

Pengelompokkan Sinonim

1. Sinonim Absolut
Relasi arti dari dua kata atau lebih yang sama pada semua konteks. Di dalam sebuah bahasa, kata
yang bersinonim absolut umumnya jarang ditemukan.

2. Sinonim proporsional
Relasi arti dari 2 kata atau lebih yang bisa bersubditusi dengan beberapa ekspresi tanpa
menimbulkan perbedaan arti. Dalam sinonim proporsional ini, perbedaan ada pada tingkat makna
ekspresif, stilistik dan juga medan pembicaraan seperti suami dan laki, kamu dan anda, buat dan
bikin.

3. Sinonim dekat
Relasi arti antara 2 kata atau lebih yang sebagian kata memiliki arti sama seperti besar dan luar
biasa, cantik dan ayu, buta dan rabun.
31
Perbedaan sinonim bisa terjadi karena beberapa penyebab seperti :

 Adanya Beda Kebiasaan atau Dialek – Perbedaan kebiasaan atau dialek orang setempat bisa
membuat perbedaan pada sinonim, seperti jika dalam dialek Jakarta ada kata gue, dialek
Ambon ada kata beta, dialek bahasa Indonesia ada kata aku dan saya. Kata aku dan saya
sendiri juga merupakan dua kata yang sinonim, namun aku hanya dipakai untuk orang
sebaya saja dan tidak digunakan untuk orang yang lebih tua.

 Perbedaan Penggunaan – Perbedaan pada sinonim juga bisa terjadi karena adanya
perbedaan dalam penggunaan kata tersebut, seperti meninggal dan mati. Pada kata
meninggal umumnya digunakan untuk manusia, contohnya seorang kakek di desaku baru
saja meninggal dunia tadi malam. Sedangkan untuk kata mati, umumnya digunakan untuk
tumbuhan dan hewan seperti kucing saya baru saja mati kemarin karena sakit.

 Perbedaan Hiponim – Perbedaan yang terjadi dalam sinonim juga bisa terjadi karena adanya
perbedaan dalam hiponim. Seperti pada kata kambing yang merupakan hiponim dari
binatang.

 Perbedaan Nilai Kata – Terakhir, perbedaan sinonim bisa terjadi karena adanya perbedaan
dari nilai kata seperti contohnya kata menyantap lebih halus jika dibandingkan dengan
makan, kata memohon lebih halus dibandingkan dengan meminta.

Contoh Sinonim Kata Karena

Akibat = Karena
Akibat Curah Hujan Yang Tinggi Sejumlah Kawasan Palembang Tergenang Banjir

Gara Gara = Karena


Gara – Gara Hama Belakangan ini Petani Gagal Panen

Atas= Karena
Contoh:atas bimbingan aparat negara,rakyat jadi lebih disiplin dalam menggunakan masker

Berkat =Karena
Contoh:berkat sosialisasi dari aparat negara masyarakat tidak lagi melakukan perkumpulan demi
mencegah penyebaran virus corona

Lantaran = Karena
Contoh:lantaran penyebaran virus covid19 rakyat menjadi takut untuk keluar rumah

Oleh= Karena
Contoh:oleh sebab itu pentingnya mencuci tangan setelah beraktivitas

Demi= Karena
Contoh:demi kebijakan bersama pemerintah telah menemukan solusi terbaik dalam penangan virus
corona ini

32
Dengan= Karena
Contoh:dengan adanya rutinitas berolahraga maka kita akan meningkatkan ketahanan tubuh kita

Berhubungan: Karena
Contoh: berhubungan dengan maraknya orang yang terjangkit virus corona ini hendaknya
masyarakat lebih menanamkan jwa kesadaran diri

1. Tipe kata ketimbang daripada.

Pengertian :

Arti kata ketimbang yaitu sebuah kata untuk menandai suatu perbandingan (dengan). Kata
ketimbang memiliki makna yang sama dengan kata daripada.

Contoh kalimat :

- Sebaiknya masalah ini cepat diselesaikan oleh kedua belah pihak ketimbang
didiamkan berlarut-larut tanpa solusi.

Seharusnya,

- Sebaiknya masalah ini cepat diselesaikan oleh kedua belah pihak daripada
didiamkan berlarut-larut tanpa solusi.

2. Tipe kata dan lain sebagainya.

Pengertian :

Ungkapan “dan lain sebagainya” tidak dianjurkan untuk digunakan dalam komunikasi resmi karena
ungkapan itu rancu dan merupakan gabungan dari “dan lain-lain” dengan “dan sebagainya”.

Contoh kalimat :

- Warung itu menjual berbagai macam sembako seperti minyak, gula pasir,
beras dan lain sebagainya.

Seharusnya,

- Warung itu menjual berbagai macam sembako seperti minyak, gula pasir,
beras dan lain-lain.
- Warung itu menjual berbagai macam sembako seperti minyak, gula pasir,
beras dan sebagainya.

3. Tipe kata kausalitas.

Pengertian :
33
Konjungsi kausalitas yaitu kata penghubung yang digunakan untuk menghubungkan sebab akibat
dari sebuah peristiwa tertentu.

Contoh kalimat :

Jumlah penderita yang terjangkit virus semakin meningkat. Oleh sebab itu, kita harus menerapkan
protokol kesehatan yang berlaku.

4. Tipe kata bertujuan untuk.

Pengertian :

Kata bertujuan memiliki arti berhaluan; mempunyai tujuan; ada yang dituju.

Contoh kalimat :

Jangan bertujuan untuk sukses jika Anda menginginkannya. Lakukan saja apa yang Anda cintai &
percayai, maka kesuksesan itu akan datang dengan sendirinya.

5. Tipe kata hatur.

Pengertian :

Kata hatur memiliki arti mengucapkan atau menyampaikan sesuatu dengan sopan.

Contoh kalimat :

- Kami menghaturkan banyak terima kasih kepada hadirin sekalian karena


telah menyempatkan waktunya pada kegiatan kita di pagi hari ini.

Seharusnya,

- Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada hadirin sekalian karena


telah menyempatkan waktunya pada kegiatan kita di pagi hari ini.
34
I.Kesalahan kaidah Ejaan

Pada huruf kapital


A. PENGERTIAN HURUF KAPITAL

Huruf kapital “huruf besar” merupakan huruf yang berukuran dan berbentuk
Khusus “lebih besar dari pada huruf biasa”, biasanya digunakan sebagai huruf pertama dari kata
pertama dalam kalimat, huruf pertama nama diri dan sebagainya seperti A, B, H (KBBI)

B. PANDUAN PENGGUNAAN HURUF KAPITAL DAN CONTOHNYA

Penggunaan huruf kapital yang sesuai dengan aturan terbaru adalah berdasarkan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Permendikbud) Nomor 50 Tahun 2015 Tentang
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.

A. Penggunaan huruf kapital di awal kalimat

1. dia sedang menunjuk pada nama tarian tersebut.


a. Dia sedang menunjuk pada nama tarian tersebut.

2. saya sedang menghafal nama buah.


a. Saya sedang menghafal nama buah.

3. kita harus pulang sebelum hari petang.


a. Kita harus pulang sebelum hari petang.

B. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang atau julukan

1. galan mahardika
a. Galan Mahardika

2. fara arvista
a. Fara Arvista

3. jenderal semut
a. Jenderal Semut

Catatan:
Huruf kapital tidak digunakan sebagai huruf pertama nama yang merupakan nama jenis atau satuan
ukuran.

• Mesin diesel
• Ikan mujair
• Sayur kol
• 10 volt
35
Huruf kapital tidak digunakan untuk menuliskan huruf pertama kata yang bermakna “anak dari”,
seperti bin, binti, boru, dan van, atau huruf pertama kata tugas.

abdurrahman bin auf


• Abdurrahman bin Auf

fatmawati bin abdul


• Fatmawati bin Abdul

indari boru sitanggang


• Indari boru Sitanggang

C. Penggunaan huruf kapital di awal kalimat dalam petikan langsung

kakak bertanya, “kapan dia datang?”


• Kakak bertanya, “Kapan dia datang?”

“mereka ketakutan saat dirazia,” kata ruli.


• “Mereka ketakutan saat dirazia,” kata Ruli.

D. Penggunaan huruf kapital untuk nama agama, kitab suci, nama Tuhan, dan kata
ganti Tuhan.

Allah akan menunjukkan jalan kepada hamba-Nya


Ya, Tuhan, bimbinglah hamba-Mu ke jalan yang Engkau beri rahmat
• Islam
• Alquran
• Kristen
• Alkitab
• Hindu
• Weda

E. Gelar

Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan,
keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama
orang.
1. sultan hasanuddin
• Sultan Hasanuddin
2. haji agus salim
• Haji Agus Salim

F. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan yang dipakai
sebagai sapaan.

36
1. selamat jalan, yang mulia.
• Selamat jalan, Yang Mulia.

2. selamat pafi, dokter.


• Selamat pafi, Dokter.

3. silahkan duduk, jenderal.


• Silahkan duduk, Jenderal.

G. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat
yang diikuti nama orang atau yang digunakan sebagai pengganti nama orang
tertentu, nama instansi, atau nama tempat.

1. wakil presiden jusuf kalla


• Wakil Presiden Jusuf Kalla

2. profesor subroto
• Profesor Subroto

3. gubernur jawa barat


• Gubernur Jawa Barat

H. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan
bahasa.

1. bangsa indonesia
• Bangsa Indonesia

2. suku aborigin
• Suku Aborigin

3. bahasa jawa
• Bahasa Jawa

Catatan:

Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang digunakan sebagai bentuk dasar kata turunan tidak
ditulis dengan huruf awal kapital.
 Pengindonesiaan kata asing
 Keinggris-inggrisan
 Kejaga-jagaan

37
I. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari
besar atau hari raya.

• Bulan Agustus
• Bulan Maulid
• Tahun Hijriah

J. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah.

• Perang Dunia II
• Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
• Konferensi Asia Afrika

Catatan:
Huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama tidak ditulis dengan huruf kapital.

• Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.


• Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia.

K. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.

• Pulau Miangas
• Amerika Serikat
• Lembah Baliem

Catatan:

Huruf pertama nama geografi yang bukan nama diri tidak ditulis dengan huruf kapital.
Menyeberangi selat berenang di danau.

L. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur
bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, badan, lembaga, organisasi, atau do-
kumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk.

• Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia


• Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2010 tentang Penggunaan
Bahasa Indonesia dalam
• Pidato Presiden dan atau Wakil Presiden serta Pejabat Lainnya
M. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata
ulang sempurna) di dalam judul buku, artikel, karangan, dan makalah serta nama
majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan
untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.
38
• Tulisan tersebut termuat dalam majalah Bahasa dan Sastra.
• Dia agen surat kabar Tambah Mulya.
• Ia membuat makalah “Penerapan Asas-Asas Hukum Perdata”.

N. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,
pangkat, atau sapaan.

• K.H. = kiai haji


• R.A. = raden ayu
• S.H. = sarjana hukum

O. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan


kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan
lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan.

1. “kapan bapak pulang?” tanya hasan.


• “Kapan Bapak pulang?” tanya Hasan.

2. dimas bertanya, “itu siapa, bu?”


• Dimas bertanya, “Itu siapa, Bu?”

3. “hai, kutu buku, sedang membaca apa?”


• “Hai, Kutu Buku, sedang membaca apa?”

Catatan:

Istilah kekerabatan dibawah ini bukan merupakan penyapaan atau pengacuan.


• Kita harus menghormati ibu dan bapak kita.
• Semua kakak saya telah berkeluarga.
• Kata ganti Anda ditulis dengan huruf awal kapital.
• Siapa nama Anda?
• Sudahkah Anda makan?

A. Tipe Hubung

Kata penghubung atau konjungsi adalah sebuah kata tugas yang berfungsi untuk menggabungkan
klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat dan paragraf dengan paragraf. Kata penghubung antar
klausa seringkali dijumpai di tengah suatu kalimat. Sementara kata penghubung antar kalimat dan
antar paragraf terdapat di awal sebuah paragraf.

Berdasarkan fungsinya konjungsi atau kata hubung terdiri dari beberapa jenis, yaitu :
1. Konjungsi Aditif atau Gabungan

Konjungsi aditif atau gabungan merupakan konjungsi yang berfungsi menghubungkan antar
klausa, kalimat dan paragraf yang memiliki kedudukan yang sama. Kata hubung yang sering
digunakan untuk konjungsi ini adalah : dan, lagipula, dan serta
39
Contoh :

• Ibu sedang memasak dan Ayah membaca koran.


• Ayah, Ibu serta Kakak akan ke Bandung minggu depan.

2. Konjungsi Pertentangan

Konjungsi pertentangan merupakan bentuk kata hubung yang menghubungkan dua buah kalimat,
kata, ataupun klausa yang sederajat namun mempertentangkan kedua bagian tersebut. Kata hubung
digunakan adalah: tetapi, melainkan dan sedangkan.

Contoh :

• Rumah itu besar tetapi tidak terawat.


• Banyak yang ingin sekolah tetapi tidak punya biaya.
• Mereka tidak berbohong, melainkan mengatakan yang sebenarnya.

3. Konjungsi Pilihan

Konjungsi pilihan atau disjungtif adalah bentuk konjungsi yang berfungsi menghubungkan dua
unsur kalimat atau lebih dengan tujuan untuk memilih. Kata hubung yang digunakan adalah : atau,
ataupun, maupun.

Contoh :

• Kamu mau membeli sepatu atau tas?


• Nasi goreng ataupun Mie goreng sama saja, keduanya dia suka.
• Baik pagi, siang maupun malam, kerjanya bermalas-malasan saja.

4. Konjungsi Waktu

Konjungsi waktu memiliki fungsi sebagai kata hubung yang menjelaskan hubungan waktu antara
dua hal. Konjungsi waktu bisa menjelaskan hubungan yang sederajat maupun tidak sederajat. Kata
hubung yang digunakan adalah : sebelumnya, selanjutnya, bilamana, sejak, sesudah dan lainnya.

Contoh :

• Setelah kata sambutan dari kepala sekolah acara selanjutnya adalah pentas seni.
• Mereka sudah ada disana sejak hujan turun.
• Gita membaca buku yang sebelumnya dia pinjam dari perpustakaan.

5. Konjungsi Tujuan
Konjungsi tujuan adalah konjungsi yang menjelaskan maksud, tujuan suatu kejadian atau tindakan.
Kata hubung yang digunakan adalah : guna, untuk, agar, dan supaya.

Contoh :

40
• Ibu membuat sarapan untuk Aldi.
• Mereka membersihkan kali supaya tidak banjir lagi saat musim penghujan.
• Polisi mengatur lalu lintas agar jalanan tidak macet.
• Ibu menghukumnya guna memberinya pelajaran.

6. Konjungsi Sebab

Konjungsi sebab atau kausal merupakan bentuk kata hubung yang menjelaskan kejadian yang
terjadi akibat suatu sebab tertentu/khusus. Kata hubung yang digunakan adalah : sebab dan karena.

Contoh :

• Banjir yang terjadi kemarin karena saluran air tersumbat.


• Aldi jatuh sakit karena bekerja terlalu keras.
• Mereka percaya dengan cerita itu sebab mereka sudah mengalaminya sendiri.

7. Konjungsi Akibat

Konjungsi akibat atau konsekutif merupakan bentuk kata hubung yang menerangkan bahwa suatu
keadaan tersebut dapat terjadi karena penyebab yang lainnya. Kata hubung yang di gunakan
adalah : Sehingga, sampai, dan akibatnya.

Contoh :

• Gugun malas belajar akibatnya dia tidak lulus ujian.


• Anak-anak terlalu asyik bermain sampai mereka lupa hari sudah malam.

8. Konjungsi Syarat

Konjungsi syarat atau kondisional adalah jenis kata hubung yang menerangkan bahwa kejadian
tersebut dapat terjadi apabila syarat-syaratnya terpenuhi. Kata hubung yang digunakan adalah: jika,
jikalau, kalau, dan apabila.

Contoh :

• Semua siswa pasti lulus kalau rajin belajar.


• Aldi tidak akan sakit apabila kemarin tidak berhujan-hujanan.
• Ani akan datang jika ada yang menjemputnya.

9. Konjungsi tak Bersayarat

Kata penghubung ini berfungsi menyatakan bahwa suatu hal bisa terjadi tanpa perlu ada syarat
yang harus terpenuhi. Kata hubung yang digunakan adalah : walaupun, meskipun, dan biarpun.
Contoh:

• Mereka tetap bermain walaupun cuaca panas.


• Andi tetap pergi kuliah meskipun sedang pusing.
• Adik tetap pergi biarpun Ayah melarangnya.

41
10. Konjungsi Perbandingan

Kata hubung ini berguna untuk menghubungkan dua hal dan kemudian membandingkannya. Kata
hubung yang digunakan adalah : seperti, sebagai, bagai, dan bagaikan.

Contoh :

• Anak kembar yang mirip itu bagaikan pinang dibelah dua


• Jalannya sangat lambat seperti siput.
• Mereka selalu bertengkar bagai kucing dan anjing.

11. Konjungsi Korelatif

Kata hubung ini bertujuan untuk menghubungkan dua kalimat yang masih memiliki hubungan
sehingga bagian yang satu langsung mempengaruhi bagian yang lain atau kalimat yang satu
melengkapi kalimat yang lain.Kata hubung yang di gunakan adalah : tidak hanya, tetapi juga,
sedemikian rupa, sehingga, bukannya dan melainkan.

Contoh :

• Kakaknya tidak hanya Mahasiswa tetapi juga seorang Wiraswasta.


• Baik Messi maupun Ronaldo keduanya adalah pemain sepak bola yang hebat.

12. Konjungsi Penegas

Kata hubung ini berfungsi sebagai penegas atau meringkas bagian kalimatnya sebleumnya. Kata
hubung yang digunakan adalah : bahkan, apalagi, yaitu, dan yakni.

Contoh :

• Dia orang yang sangat kaya bahkan melebihi kekayaan seorang Presiden.
• Jalanan Jakarta selalu macet apalagi dikala hujan.
• Beberapa tempat liburan favoritnya, yaitu pantai, perdesaan dan pegunungan.

13. Konjungsi Penjelas

Kata hubung ini berfungsi untuk menjelaskan kalimat sebelumnya agar lebih terperinci. Kata
hubung yang digunakan adalah bahwa.

Contoh :

• Mereka yakin bahwa Dia bukan pelakunya sebenarnya.


• Ibu bilang bahwa Ayah akan pulang larut malam hari ini.
• Pencuri itu berjanji bahwa dia tidak akan mengulangi perbuatannya lagi.
14. Konjungsi Pembenaran

Kata hubung ini biasa disebut juga dengan konsesif adalah suatu kata hubung yang berfungsi
menghubungkan dua hal dengan cara membenarkan suatu hal sekaligus menolak hal lainnya.Kata
hubung yang di gunakan adalah : walaupun, meskipun, biar, dan biarpun.
42
Contoh :

• Mereka tetap diam walaupun tahu siapa pelakunya.


• Anak-anak itu tetap bermain meskipun sudah dilarang,
• Makanan itu tetap laku meskipun hampir semua tahu makanan itu kurang sehat.

15. Konjungsi Urutan

Konjungsi ini berfungsi menyatakan urutan suatu hal. Kata hubung yang digunakan adalah : lalu
dan kemudian.

Contoh :

• Panaskan dulu minyaknya, setelah panas baru kemudian masukan bumbu-


bumbunya.
• Kita mampir ke Bandung terlebih dahulu lalu baru kita ke Lembang.

16 Konjungsi Pembatas

Konjungsi ini bertujuan untuk menyatakan suatu batasan terhadap suatu keadaan/kejadian. Kata
hubung yang digunakan adalah : kecuali, selain, dan asal. Contoh kalimat :

• Mereka belum boleh pulang kecuali ada mereka sudah menyelesaikan tugas
tersebut.
• Peserta rapat menyetujui usulan ketua asal keinginan mereka juga dipenuhi.
• Selain petugas perpustakaan, yang lain dilarang masuk.

B. Tipe Kata Ganti

Kata ganti, atau biasa disebut juga dengan pronomina. Menurut kamus bahasa Indonesia, kata
ganti (pronomina) adalah jenis kata yang berfungsi sebagai pengganti nomina atau frasa nomina.
Sementara dalam bahasa umum, pengertian kata ganti (pronomina) adalah jenis kata yang
digunakan untuk menggantikan nomina lain atau kata lain. Kata lain yang dimaksudkan dapat berupa
orang maupun benda.Kata ganti (pronomina) biasanya digunakan dengan maksud untuk
memperhalus bahasa yang digunakan. Selain itu, kata ganti (pronomina) juga digunakan untuk
membuat sebuah kalimat menjadi lebih efektif, tidak berulang-ulang sehingga kalimat tersebut tidak
terkesan bertele-tele.

Ciri-ciri Kata Ganti (Pronomina)

Dalam penggunaan atau penerapannya, kata ganti (pronomina) dapat kita kenali secara mudah
melalui ciri-cirinya. Dibawah ini beberapa ciri-ciri dari kata ganti, yaitu sebagai berikut :
• Kata ganti (pronomina) menggantikan atau berada di posisi sebuah kata yang
berkedudukan sebagai subjek (S) dan objek (O) dalam suatu kalimat. Tetapi, pada
beberapa kasus kata ganti (pronomina) juga bisa menggantikan atau berada di posisi
predikat (P) dalam suatu kalimat.
• Kata ganti (pronomina) letaknya dapat berubah-ubah atau tidak tetap.
43
• Kata ganti (pronomina) tidak hanya merujuk pada satu konteks, tetapi menyesuaikan
pada konteks kalimat. Acuan kata ganti (pronomina) bisa berubah-ubah dan
berpindah-pindah menyesuaikan konteks kalimat.
• Kata ganti (pronomina) mengikuti siapa yang menjadi pembicara, siapa yang menjadi
pembaca dan siapa yang dibicarakan.

Fungsi Kata Ganti (Pronomina)

Adapun fungsi dari kata ganti (pronomina), yaitu sebagai berikut :

• Sebagai penunjuk pelaku


• Sebagai penunjuk pemilik
• Untuk menyatakan objek pelaku
• Untuk menyatakan objek penderita
• Untuk menyatakan objek penyerta

Jenis kata ganti (pronomina)

Didalam kata ganti (pronomina) kemudian terbagi menjadi enam jenis. Adapun 6 jenis kata ganti
(pronomina) adalah kata ganti orang (persona), kata ganti kepemilikan, kata ganti penunjuk, kata
ganti penghubung, kata ganti tanya dan kata ganti tak tentu. Berikut penjelasannya :

1. Kata ganti orang (pronomina persona)

Kata ganti orang (pronomina persona) adalah kata ganti yang digunakan untuk menggantikan orang
atau benda. Kata ganti orang (pronomina persona) terbagi atas 3 jenis, yaitu sebagai berikut :

• Kata ganti orang I (pertama), terbagi menjadi 2 macam antara lain :

 Kata ganti orang I tunggal. Contoh : saya, aku, hamba

Contoh :
1. Saya menjadi satu-satunya utusan sekolah untuk olimpiade fisika se-kabupaten.
2. Aku merupakan anak bungsu dari enam bersaudara.
3. Maafkan hamba atas bencana kebakaran ini.

 Kata ganti orang I jamak. Contoh : kami, kita


Contoh :

1. Kami telah sepakat untuk mengerjakan tugas sekolah itu secara kelompok.
2. Kita tak mungkin bisa berhasil tanpa doa dari orang tua.

• Kata ganti orang II (kedua), terbagi menjadi 2 macam antara lain :


 Kata ganti orang II tunggal. Contoh : kamu, anda, kau, engkau
Contoh :

1. Kamu adalah sahabat terbaik yang pernah ada dalam hidupku.


2. Anda tak perlu repot-repot mengerjakan semua tugas ini.
44
3. Masalah yang kau hadapi saat ini hanyalah sebagian kecil dari perjalanan hidup yang masih
panjang.
4. Engkau adalah cahaya paling terang yang menerangi gelap malamku.

 Kata ganti orang II, jamak. Contoh : kalian

Contoh : Kalian bisa berhasil memenangkan perlombaan ini jika kalian bekerja sama.
• Kata ganti orang III (ketiga), terbagi menjadi 2 macam antara lain :

 Kata ganti orang III tunggal. Contoh : dia, ia, beliau

Contoh :

1. Dia menangis terisak saat mendengar berita kematian orang tuanya.


2. Apakah ia berada dirumah saat musibah itu terjadi?
3. Beliau adalah penyemangat ketika rasa penat menyelimuti hati dan pikiranku.

 Kata ganti orang III jamak. Contoh : mereka


Contoh : Mereka terlihat sangat cocok antara satu sama lain.

3. Kata ganti kepemilikan (pronomina posesiva)

Kata ganti kepemilikan adalah suatu jenis kata ganti yang digunakan dan berfungsi untuk
menyatakan kepunyaan (kepemilikan). Sehingga dapat disimpulkan bahwa arti kata ganti
kepemilikan adalah kata ganti yang digunakan untuk menyatakan milik, kepemilikan dan kepunyaan
misalnya, aku menjadi -ku, kamu menjadi -mu, dia menjadi -nya. Contoh kata ganti kepemilikan
adalah sebagai berikut :

1. Pulpen aku menjadi pulpenku.


2. Pulpen kamu menjadi pulpenmu.
3. Pulpen dia menjadi pulpennya.
4. Kata ganti petunjuk (pronomina demonstrativa)

Kata ganti petunjuk (pronomina demonstrativa) adalah kata ganti yang digunakan untuk
menunjukkan suatu lokasi, benda atau tempat yang letaknya jauh maupun dekat. Contoh : ini, itu,
disini, disana, disitu.

1. Kau bisa menggunakan payung ini.


2. Letakkan saja kunci itu diatas meja belajarku
3. Kamu boleh tinggal disini sementara ibumu pergi bekerja.
4. Buku yang di jual disana jauh lebih murah dibandingkan di mal ini.
5. Kata Ganti Penghubung (pronomina relativa)
Kata ganti penghubung (pronomina relativa) adalah kata ganti yang digunakan untuk
menghubungkan dua kalimat yang berbeda kedudukan yaitu antara induk kalimat dan anak kalimat.
Selain itu, juga berfungsi sebagai kata ganti yang menghubungkan antara suatu benda dengan
sifatnya.

45
Contoh : yang.

1. Seseorang yang duduk di ujung sana adalah kakekku.


2. Bayu tidak memiliki sepatu yang berwarna ungu.
3. Bingkisan yang dititipkannya sudah diantarkan.
4. Pintu yang rusak itu sudah diperbaiki.
5. Ia memiliki rumah yang sangat besar.
6. Kata Ganti Tanya (Pronomina Interogativa)

• Kata ganti tanya (pronomina interogativa) adalah kata ganti yang digunakan untuk
menanyakan atau meminta informasi suatu peristiwa.

 Kata ganti tanya orang atau benda

Contoh : apa, siapa, mana, yang mana

1) Apa yang menghalangi aliran air sungai ini?


2) Siapa dalang dibalik peristiwa perampokan kemarin malam?
3) Mana tas yang kau janjikan itu ?
4) Buah yang mana yang akan kau beli?

 Kata ganti tanya waktu

Contoh : kapan, bilamana, apabila

1) Kapan penerimaan mahasiswa baru di kampusmu?


2) Ia tidak akan pergi bilamana kau menghalanginya.
3) Aku ingin melanjutkan sekolahku ke negara tirai bambu, apabila ibuku
mengizinkannya.

 Kata ganti tanya tempat


Contoh : dimana, kemana, dari mana

1) Dimana kau menemukan barang antik ini?


2) Kemana saja kau menghilang dua hari ini?
3) Anak itu tiba tiba datang darimana ?

 Kata ganti keadaan


Contoh : mengapa, bagaimana

1) Mengapa kau tidak datang ke pesta pertunangannya?


2) Bagaimana caranya membuat kue beras?

 Kata ganti jumlah


Contoh : berapa

1) Berapa nilai IPK-mu?

5. Kata Ganti Tak Tentu


46
Kata ganti tak tentu adalah kata ganti yang digunakan menggantikan orang atau benda yang
jumlahnya banyak dan tak menentu. Contoh : para, sesuatu, masing-masing, semua.

1) Para siswa diminta untuk belajar lebih giat lagi dalam menghadapi ujian akhir
nasional minggu depan.

2) Menjelang libur panjang, tempat wisata ramai di kunjungi para wisatawan

3) Semua mahasiswa calon wisudawan/wati diharuskan memiliki setidaknya 7 sertifikat


seminar yang diadakan oleh kampus.

4) Bakso dan sate sangat disukai semua kalangan

5) Kita akan lebih menghargai sesuatu yang kita dapatkan dengan susah payah.

6) Dalam pertandingan besok, team kita harus tampil sebaik baiknya.

C. Tipe Kata Depan

Kata depan atau disebut juga dengan preposisi adalah kata yang secara sintaksis (tata/susunan
kalimat) terletak di depan kata benda (nomina), kata sifat (adjektiva), dan kata keterangan
(adverbia). Sedangkan secara semantis (makna), kata depan menandai berbagai hubungan makna
antara konstituen yang terletak di depan dan di belakang kata depan tersebut.Jika dijabarkan per
kata dalam bahasa latin, maka pengertian dari kata depan atau preposisi adalah : prae = sebelum

Ponere = menempatkan, tempat

Kata depan merupakan kata yang merangkaikan kata-kata atau bagian kalimat. Kata depan dapat
berupa kata (seperti : di dan untuk) ataupun gabungan kata (seperti : bersama dan sampai dengan).

1. Aturan Penulisan Kata Depan

Kata depan (di, ke, dari) jika ia menyatakan tempat, maka penulisannya harus dipisah dari kata
yang berada di belakangnya atau tempat yang dimaksudkan.

Contoh :

• Aku lahir dan besar di Jakarta.


• Ayah akan berangkat ke kantor.
• Nenek pulang dari Bandung esok hari.
Kata depan (di, ke, dari) jika ia merupakan imbuhan dari suatu kata, maka penulisannya digabung
dengan kata yang mengikuti.

Contoh :

• Baju itu dibeli saat kami liburan akhir tahun lalu.


47
• Ia sudah mencoba yang kesekian kalinya, namun usahanya masih belum
membuahkan hasil.
• Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.

Jika kata depan digunakan dalam kalimat sebagai judul, maka penulisannya harus menggunakan
huruf kecil.

Contoh : Laskar pelangi di pulau Belitung.

2. Fungsi Kata Depan

1. Untuk menyatakan tempat berada/berlangsung


2. Untuk menyatakan arah asal
3. Untuk menyatakan arah tujuan
4. Untuk menyatakan pelaku
5. Untuk menyatakan alat
6. Untuk menyatakan perbandingan
7. Untuk menyatakan hal atau masalah

3. Jenis Jenis Kata Depan

Berdasarkan fungsinya kata depan (preposisi) dapat dibagi atas beberapa jenis, yaitu sebagai
berikut :

1. Kata depan “dalam”

Kata depan “dalam” digunakan sebagai berikut :

• Untuk menyatakan tempat berada/berlangsung

Contoh: Seragam sekolah adik disimpan dalam lemari.

• Untuk menyatakan berada dalam situasi atau peristiwa :

Contoh: Dalam bencana banjir bandang yang terjadi bulan lalu 40 orang dinyatakan hilang.

• Untuk menyatakan jangka waktu :

Contoh : Dalam kurun waktu kurang dari 5 menit tiket konser salah satu band kenamaan tanah air
itu telah habis terjual.

2. Kata depan “atas”


Kata depan “atas” digunakan sebagai berikut :

• Untuk menyatakan tempat

Contoh : Berbagai peraturan itu dibuat atas izinnya.


48
• Untuk menghubungkan predikat intransif dengan pelengkapnya

Contoh: Saya turut berduka cita atas meninggalnya orang tuamu.

Kata depan “atas” juga digunakan dalam beberapa ungkapan yang sudah tetap atas nama, atas
kehendak

3. Kata depan “antara”

Kata depan “antara” digunakan sebagai berikut :

• Untuk menyatakan jarak

Contoh : Antara rumahku dan sekolah hanya ditempuh 10 menit saja.

• Untuk menyatakan adanya dua pihak

Contoh : Peperangan antara Palestina dan Israel tidak pernah berakhir.

• Untuk menyatakan suatu tempat, saat/waktu, keadaan/hal

Contoh : Gadis kecil penjual gorengan itu selalu melintas di jalan ini antara pukul 3 sampai pukul 5
sore.

4. Kata depan “kepada”

Kata depan “kepada” digunakan sebagai berikut :

• Untuk menyatakan tempat yang dituju

Contoh : Pencuri helm yang sering beroperasi di gedung perkantoran ini telah diserahkan kepada
pihak kepolisian.

• Untuk menyatakan arah yang dituju

Contoh : Dia selalu rindu kepada ibunya yang bekerja di luar kota.

5. Kata depan “akan”

Kata depan “akan” digunakan sebagai berikut :

• Untuk menunjukkan objek

Contoh : Dia masih ingat akan tragedi yang merenggut kedua orang tuanya 10 tahun lalu.
• Untuk menguatkan kata yang berada di belakangnya

Contoh : Aku tidak akan pernah bisa lupa akan budi baikmu pada keluarga kami

6. Kata depan “terhadap”


49
Kata depan “terhadap” digunakan sebagai berikut :

• Untuk menyatakan sasaran perbuatan

Contoh : Saya tidak pernah takut terhadap apapun.

• Untuk menyatakan perihal

Contoh : Kami tidak pernah ragu terhadap niat tulus dan kejujurannya.

7. Kata depan “oleh”

Kata depan “oleh” digunakan sebagai berikut:

• Untuk menyatakan pelaku perbuatan

Contoh : Jembatan yang menghubungkan dua kabupaten itu dulunya diresmikan oleh Presiden SBY.

• Untuk menyatakan sebab

• Contoh : Kemejaku basah oleh keringat.

8. Kata depan “dengan”

Kata depan “dengan” digunakan sebagai berikut :

• Untuk menyatakan alat

Contoh : Hasil ujian nasional tahun ini 100% akan diperiksa dengan komputer.

• Untuk menyatakan beserta

Contoh : Rumah tua itu dijual lengkap dengan segala isinya.

• Untuk menyatakan cara atau sifat perbuatan

Contoh : Kami menerima sumbangan itu dengan senang hati.

Kata depan “dengan” juga digunakan dalam beberapa ungkapan tetap.

Contoh : Dengan nama Allah, Dengan rahmat Tuhan, Dengan restu orang tua

9. Kata depan “berkat”


Kata depan “berkat” digunakan untuk menyatakan sebab yang memberi pengaruh sehingga
terjadinya sesuatu.

Contoh : Kemerdekaan negara Republik Indonesia dapat diraih berkat perjuangan para pahlawan.

50
10. Kata depan “tentang”

Kata depan “tentang” digunakan untuk menyatakan perihal atau masalah.

Contoh : Ayah memberikan penjelasan tentang materi pelajaran yang tidak saya pahami.

11. Kata depan “sampai”

Kata depan “sampai” digunakan untuk menyatakan batas tempat atau batas waktu.

Contoh : Ibu guru menyuruh kami mengerjakan soal dari halam 90 sampai halaman 102.

12. Kata depan “guna”

Kata depan “guna” digunakan untuk menyatakan adanya pertalian perihal. Pemakaian kata depan ini
sering ditambahkan dengan imbuhan ke-an.

Contoh :

• Kelas tambahan itu diadakan guna membantu para siswa kelas 3 melakukan
persiapan dalam menghadapi ujian nasional nantinya.

• Buah jeruk memiliki kegunaan yang sangat banyak untuk kesehatan dan kecantikan.

13. Kata depan “demi”

Kata depan “demi” digunakan sebagai berikut :


• Untuk menyatakan tekad

Contoh : Ayah bekerja siang malam demi kelangsungan hidup dan pendidikan kami.
• Untuk menyatakan berurutannya yang satu dari yang lain

Contoh : Balok kayu itu digergajinya satu demi satu.


• Untuk menyatakan sumpah

Contoh : Demi Tuhan saya tidak terlibat dalam kejahatan itu.

14. Kata depan “untuk”

Kata depan untuk digunakan sebagai berikut :


• Untuk menyatakan tujuan atau sasaran perbuatan

Contoh : Nenek membawakan oleh-oleh untuk kami.

51
• Untuk menyatakan adanya pertalian perihal

Contoh : Jembatan itu dibangun untuk kepentingan umum.

15. Kata depan “bagi”

Kata depan “bagi” digunakan untuk menyatakan adanya pertalian perihal.


Contoh : Bagi saya tidak penting dia ikut atau tidak.

16. Kata depan “menurut”

Kata depan “menurut” digunakan untuk menyatakan sesuai dengan yang dikatakan.
Contoh :

• Menurut undang-undang yang berlaku, dia dapat dijatuhi hukuman 5 tahun penjara.

• Menurut wali kelas, saya pantas menjadi ketua kelas.

D. TIPE PARTIKEL

Partikel diartikan sebagai unsur yang sangat kecil dari suatu benda. Dalam ilmu bahasa, partikel
disebut juga kata tugas, yang didefinisikan sebagai kata yang umumnya tidak dapat diturunkan.
Partikel juga diartikan sebagai kata yang mengandung makna gramatikal dan tidak mengandung
makna leksikal. Dikatakan memiliki makna gramatikal karena penggunaan kata partikel dalam
kalimat dapat memiliki makna yang berbeda, sesuai dengan konteks kalimat. Namun tidak memiliki
makna yang bersifat tetap (makna leksikal). Penjelasan lebih lengkap dapat dilihat dalam contoh
kalimat gramatikal dan leksikal.

Partikel atau kata tugas dikelompokkan menjadi 5, meliputi: preposisi atau kata depan, contohnya
dari, di, ke. Penjelasan jenis jenis kata depan dapat dibaca pada artikel sebelumnya.

Konjungsi atau kata sambung, contohnya dan, atau, serta.

Interjeksi atau kata seru, contoh ah, aduh, wow. (Baca : contoh kalimat seruan).
Artikel atau kata sandang, contohnya si, sang, kaum.
Penegas, contohnya kah, lah, tah, pun.
Dari kelima kategori partikel diatas, artikel ini akan membahas tentang fungsi partikel kah lah tah
pun dan penggunaan contohnya dalam kalimat.
Fungsi Partikel -Kah dan Contohnya
Kata penegas -kah biasanya ditemukan dalam kalimat tanya. Fungsinya adalah:

1. Mengubah Kalimat Deklaratif Menjadi Kalimat Interogatif


Kalimat deklaratif merupakan kalimat yang bertujuan untuk menyampaikan informasi tanpa
memerlukan jawaban. Kalimat deklaratif dapat berupa kalimat aktif dan kalimat pasif tergantung
oleh predikatnya. Contoh kalimat deklaratif dapat dibaca dalam artikel sebelumnya. Kalimat
deklaratif dapat diubah menjadi kalimat interogatif seperti dalam artikel contoh kalimat interogatif.
Caranya adalah dengan menambahkan kata penegas -kah dalam kalimat deklaratif.

52
Contoh:

Wanita itu yang dicari Budi selama ini (kalimat deklaratif) – kalimat ini dapat diubah menjadi: wanita
itu kah yang dicari Budi selama ini? (kalimat interogatif)

Ardi pemilik sebagian besar tanah di Desa Subur (kalimat deklaratif) – kalimat ini dapat diubah
menjadi: Ardi kah pemilik sebagian besar tanah di Desa Subur? (kalimat interogatif)

Dia satu satunya orang yang selamat dari kecelakaan beruntun itu (kalimat deklaratif) – kalimat ini
dapat diubah menjadi: Dia satu satunya kah orang yang selamat dari kecelakaan beruntun itu?
(kalimat interogatif)

2. Menjadikan Kalimat Interogatif Lebih Baku

Kalimat interogatif biasanya diawali dengan kata tanya seperti apa, bagaimana, mengapa, kapan,
dimana dan siapa. Apabila kata tersebut diikuti dengan partikel -kah, maka kalimat interogatif ini
dirasakan lebih baku atau lebih halus. Kalimat yang baku dibentuk dari susunan kata yang baku juga.
Untuk membedakan mana kata baku dan tidak baku, dapat di lihat diartikel ciri ciri kata baku dan
tidak baku.

Contoh:

• Siapakah pemilik rumah ini?


• Apakah benar dia yang selama ini dicari Budi?
• Dimanakah alamatnya sekarang?

3. Mempertegas Kalimat Interogatif

Kalimat interogatif juga tidak perlu diawali dengan kata tanya. Kalimat seperti ini dapat dipertegas
dengan penambahan partikel -kah.
Contoh:
• Masihkah Budi mengingat kita?
• Benarkah yang dia katakan itu?
• Bisakah anda menolong saya?

E. TIPE KWITANSI

Pengertian kwitansi adalah sebuah dokumen yang menjadi alat bukti terjadinya pembayaran
maupun penerimaan sejumlah uang. Dikeluarkan dan ditanda tangani si penerima, kemudian
diserahkan kepada si pemberi uang atau yang membayar. Bisa juga diteken kedua belah pihak untuk
memperkuat sisi legalitas.Adanya kwitansi akan memudahkan pencatatan arus kas yang masuk dan
keluar di dalam pembukuan. Umumnya, kwitansi menerangkan kop
perusahaan/instansi/lembaga/toko, nomor kwitansi, nama pemberi uang, jumlah uang yang
dinyatakan dengan nominal angka dan huruf, peruntukkan pembayaran, nama tempat dan tanggal
pembayaran atau penerimaan uang, serta tanda tangan dan nama si penerima. Agar kwitansi
memiliki kekuatan hukum di persidangan jika sewaktu-waktu ada sengketa atau masalah lain, Anda
dapat menempelkan meterai, lalu diteken atau ditanda tangani kedua belah pihak.

Cara Menggunakan Kwitansi


53
Bila ingin menggunakan atau membuat kwitansi untuk kebutuhan transaksi, Anda perlu
memperhatikan beberapa hal berikut ini supaya tidak salah.

1. Hindari meneken kwitansi kosong agar bukti tanda tangan Anda tak disalahgunakan oleh
pihak-pihak yang tak bertanggungjawab. Dengan menggunakan tanda tangan, akan terlihat
mana kwitansi asli dan mana yang dipalsukan untuk tindak kejahatan.

2. Perhatikan juga dalam menulis nama lengkap si penerima maupun pemberi uang

3. Tambahkan pula tanda di akhir tulisan, misalnya pada bagian ‘untuk pembayaran.’
Tujuannya supaya tidak bisa lagi ditambahkan dengan penjelasan atau kalimat lain di luar
transaksi.

4. Cantumkan nama tempat dan tanggal transaksi yang berdekatan dengan tanda tangan si
penerima uang.

5. Jika nilai transaksi cukup besar dan harus dibubuhi meterai, tanda tangan harus mengenai
kwitansi.

Kenali Ciri-Ciri Kwitansi

Kenali dan pahami ciri-ciri kwitansi sehingga Anda tidak bingung saat harus menggunakannya.

1. Umumnya setiap kwitansi dibuat memiliki dua sisi, yakni sisi luar maupun sisi atas bawah.
Kwitansi sisi luar di sebelah kiri dinamakan sub kwitansi. Sub kwitansi ini digunakan untuk
tanda bukti bagi si penerima uang, sementara bagian kanan diberikan kepada pemberi uang
sebagai bukti penyerahan dana atau pembayaran.

2. Sedangkan kwitansi rangkap atas bawah, biasanya untuk bagian atas akan diberikan kepada
si pembayar, sementara bagian bawahnya digunakan si penerima sebagai arsip keuangan.

3. Isi dari kwitansi mencantumkan jumlah uang yang dibayar atau diserahkan dalam angka
maupun terbilang (huruf), tanggal transaksi, tempat transaksi, dan kolom tanda tangan.

Jenis Kwitansi Berdasarkan Penggunaannya

Berikut jenis-jenis kwitansi berdasarkan penggunaannya yang perlu Anda ketahui:


1. Kwitansi Transfer Uang : Jenis kwitansi ini biasanya digunakan dalam dunia perbankan, di
mana di dalam kwitansi secara jelas tercantum nomor rekening penerima.

2. Kwitansi Transaksi Produk : Kwitansi ini menjelaskan barang apa yang dibeli konsumen lebih
detail mengenai nomor seri produk, tipe barang, lalu ada alamat konsumen, serta harga
barang.

54
3. Kwitansi Serah Terima Uang : Jenis kwitansi ini paling sering digunakan. Pada kwitansi ini
menerangkan jumlah uang yang diserahkan kepada seseorang/perusahaan/lembaga, di
mana penggunaannya akan dianggap sebagai bukti pembayaran yang sah dan disetujui oleh
kedua belah pihak.

4. Kwitansi Bukti Pembayaran : Kwitansi ini umum digunakan dalam jual beli. Bukti
pembayaran bisa berupa angsuran/cicilan ataupun lunas. Kwitansi ini umumnya juga
menerangkan jumlah uang untuk pembayaran dan informasi si pembayar atau pemberi
dana.

5. Kwitansi Cash Receipt : Kwitansi yang digunakan dalam lingkungan kerja. Kwitansi ini
menerangkan dana keluar atau masuk yang tembusannya akan dilakukan pengarsipan
sebagai bukti keuangan saat audit nanti.

Beda Kwitansi, Nota, dan Faktur kwitansi

Banyak dari kita belum mengetahui perbedaan antara kwitansi, nota, dan faktur. Toh sama-sama
bisa menjadi bukti transaksi yang sah. Lalu apa bedanya?

1. Kwitansi

Secara harfiah, kwitansi adalah secarik kertas yang digunakan sebagai bukti penerimaan sejumlah
uang yang disetujui kedua pihak, baik penerima dan pemberi. Setiap kwitansi yang beredar
dilengkapi nomor kwitansi, nama pemberi uang, jumlah pembayaran (nominal maupun huruf),
peruntukkan pembayaran atau transaksi, tempat dan tanggal transaksi, serta tanda tangan dan
nama si penerima.

Supaya legalistas makin kuat, dapat ditempelkan meterai Rp6.000. Di atas meterai, ditanda tangani
kedua belah pihak atau pihak penerima. Nomor kwitansi juga penting agar dapat membedakan
antara kwitansi satu dengan lainnya, serta dapat diurutkan berdasarkan waktu transaksi dilakukan.

2. Faktur dan Nota

Faktur merupakan sebuah dokumen transaksi yang digunakan untuk menghitung jumlah transaksi
penjualan. Faktur ini biasanya dibuat oleh penjual dan terdiri dari 3 rangkap. Di mana lembar
pertama diserahkan kepada pembeli, lembar kedua disimpan oleh penjual untuk penagihan, dan
lembar ketiga akan disimpan ke buku faktur.
Sedangkan pengertian nota tidak jauh berbeda dengan faktur, sama-sama dibuat oleh penjual.
Hanya saja biasanya cukup terdiri 2 rangkap. Di mana lembar pertama akan diberikan kepada
pembeli. Faktur dan nota hanya digunakan sebagai bukti pembelian saja tanpa meterai.

Kasus Kwitansi Kosong Kwitansi

Ada saja praktik atau tindak kejahatan, salah satunya menjual kwitansi kosong. Tujuannya apalagi
kalau bukan mengeruk uang. Menggunakan kwitansi kosong agar bisa diisi dengan nilai atau jumlah
uang sesuai kehendak si oknum atau pihak tak bertanggungjawab.
55
Sebagai contoh, Anda diminta membeli laptop oleh perusahaan sebanyak 10 unit. Katakanlah harga
asli 1 unit laptop Rp10 juta. Kemudian Anda melakukan mark up atau korupsi yang merugikan
perusahaan dengan cara mengisi kwitansi kosong. Mengubah harga laptop menjadi Rp15 juta per
unit, sehingga Anda mendapat keuntungan Rp5 juta x 10 unit = Rp50 juta.

Pakai Kwitansi Sesuai Fungsinya

Kwitansi begitu penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama saat melakukan transaksi. Selalu
gunakan kwitansi sesuai fungsinya, jangan disalahgunakan untuk meraup keuntungan. Ketika
bertransaksi, usahakan meminta kwitansi agar jika suatu saat terjadi sengketa, Anda dapat
menjadikan kwitansi sebagai bukti yang sah.

J.Surat

A. Pengertian Surat

Surat adalah sarana komunikasi untuk menyampaikan informasi tertulis oleh suatu pihak kepada
pihak lain dengan tujuan memberitahukan maksud pesan dari si pengirim. Informasi yang diberikan
di dalam surat berupa pengantar, pemberitahuan, tugas, permintaan, perjanjian, pesanan, perintah,
laporan dan putusan. Selain itu, surat juga dapat berisi peringatan, teguran, dan penghargaan.
Fungsinya mencakup lima hal: sarana pemberitahuan, permintaan, buah pikiran, dan gagasan; alat
bukti tertulis; alat pengingat; bukti historis dan pedoman kerja. Pada umumnya, Surat di bagi atas 5
yaitu:

1. Surat Resmi

Surat resmi adalah surat yang digunakan untuk kepentingan resmi, baik perseorangan, instansi,
maupun organisasi; misalnya undangan, surat edaran, dan surat pemberitahuan. Ciri-ciri surat resmi:
1. Menggunakan kop surat apabila dikeluarkan organisasi
2. Ada nomor surat, lampiran, dan perihal
3. Menggunakan salam pembuka dan penutup yang lazim
4. Penggunaan ragam bahasa resmi
5. Menyertakan cap atau stempel dari lembaga resmi
6. Ada aturan format baku

2. Surat tidak resmi(surat pribadi)


Surat pribadi adalah surat yang digunakan untuk kepentingan pribadi. Surat dapat berupa
korespondensi antara sesama teman atau keluarga. Ciri-ciri surat pribadi yaitu:

1. Tidak menggunakan kop surat


2. Tidak ada nomor surat
3. Salam pembuka dan penutup bervariasi
4. Penggunaan bahasa bebas, sesuai keinginan penulis
5. Format surat bebas
3. Surat Niaga

56
Surat niaga digunakan bagi badan yang menyelenggarakan kegiatan usaha niaga seperti industri dan
usaha jasa. Surat ini sangat berguna dalam membangun hubungan dengan pihak luar sehingga harus
disusun dengan baik. Surat niaga terdiri atas surat jual beli, kwintansi, dan perdagangan; dan dapat
dibagi atas surat niaga internal dan surat niaga eksternal. Salah satu contoh dari surat niaga adalan
surat penawaran dan surat penagihan.

4. Surat Dinas

Surat dinas digunakan untuk kepentingan pekerjaan formal seperti instansi dinas dan tugas kantor.
Surat ini penting dalam pengelolaan administrasi dalam suatu instansi. Fungsi dari surat dinas yaitu
sebagai dokumen bukti tertulis, alat pengingat berkaitan fungsinya dengan arsip, bukti sejarah atas
perkembangan instansi, dan pedoman kerja dalam bentuk surat keputusan dan surat instruksi. Ciri-
ciri surat dinas:

1. Menggunakan kop surat dan instansi atau lembaga yang bersangkutan


2. Menggunakan nomor surat, lampiran, dan perihal
3. Menggunakan salam pembuka dan penutup yang baku
4. Menggunakan bahasa baku atau ragam resmi
5. Menggunakan cap atau stempel instansi atau kantor pembuat surat
6. Format surat tertentu

5. Surat lamaran kerja

Surat lamaran kerja adalah surat yang dibuat dan dikirimkan oleh seseorang yang ingin bekerja di
sebuah kantor, perusahaan ataupun instansi tertentu. Surat lamaran pekerjaan termasuk surat dinas
atau resmi. Oleh karena itu, terdapat aturan-aturan tertentu yang harus diperhatikan dalam
penulisannya. Secara umum surat memiliki bagian-bagian seperti berikut ini.:

• Tempat dan tanggal pembuatan surat


• Nomor surat
• Lampiran
• Hal atau perihal
• Alamat tujuan
• Salam pembuka
• Isi surat yang terbagi lagi menjadi tiga bagian pokok yaitu:

1. Paragraf pembuka

2. Isi surat
3. Paragraf penutup

• Salam penutup
B. Penulisan Kop Surat

Kepala surat merupakan bagian surat yang paling atas. Kepala surat ini disusun dengan tata letak
yang menarik dengan menggunakan kertas yang berkualitas baik.

Di dalam kepala surat, beberapa hal yang perlu dicantumkan adalah terkait identitas suatu organisasi
atau instansi yang bersangkutan, yang berupa :
57
1. Memiliki Nama instansi/lembaga, ditulis dengan huruf kapital/huruf besar.
2. Memiliki Alamat instansi/lembaga, ditulis dengan variasi huruf besar dan kecil
3. Memiliki Logo instansi/lembaga
4. Memiliki Alamat lengkap baik kantor pusat maupun cabang
5. Memiliki Nomor kotak pos atau tromol pos
6. Memiliki Nomor telepon
7. Memiliki Nomor facsimile
8. Memiliki Nama banker

Kepala surat berfungsi menunjukkan nama dan alamat suatu badan atau instansi atau organisasi
yang mengirim surat, identitas perusahaan, dan memberikan keterangan tentang organisasi atau
perusahaan, serta sebagai alat promosi bagi perusahaan.

C. Penulisan Nomor Surat yakni urutan surat yang dikirimkan)

Cara penomoran surat dapat dilakukan dengan beberapa variasi sesuai dengan pengkodean yang
diatur oleh masing-masing organisasi / perusahaan. Secara umum, nomor surat terdiri dari nomor
urut, kode intern, bulan yang ditulis dengan angka Romawi atau angka Arab dan tahun pembuatan
surat.

Sebagai contoh, Nomor : 123/SK/VI/2015. (surat ke 123, jenis ‘Surat Keputusan’, ditulis bulan juli
tahun 2015)

Kegunaan nomor surat yakni :

a. Memudahkan penyimpanan dan penemuan kembali surat sebagai arsip.


b. Mengetahui jumlah surat yang telah dibuat atau dikirim dalam jangka waktu
tertentu
c. Menunjukkan sumber dalam hubungan surat menyurat
d. Memudahkan pencatatan surat dalam buku agenda.

D. Lampiran(berisi lembaran lain yang disertakan selain surat)

Lampiran adalah sesuatu atau dokumen yang disertakan dalam suatu surat. Contoh lampiran dapat
berupa brosur, daftar harga, faktur, fotokopi bukti pembayaran dan lainnya.

Surat yang memiliki lampiran memiliki dua keguanaan yakni untuk menyampaikan maksud tertentu
dan sebagai pengantar untuk lampirannya.
Dalam penulisan notasi lampiran, harus disesuaikan dengan bentuk surat yang digunakan. Cara
penulisan lampiran ada dua yakni :

a. Untuk surat model resmi, notasi lampiran ditempatkan di bagian kiri atas, di bawah
nomor surat dan hanya menyebutkan jumlahnya. Contoh penulisan notasi lampiran
surat resmi :

Lampiran : 3 lembar

Lamp : Tiga lembar


58
b. Untuk surat model blok, lampiran ditempatkan di bagian kiri bawah kertas. Jumlah
lampiran tersebut jenisnya diperinci lagi satu persatu. Contoh :

Lampiran : 2 lembar faktur

Lampiran :

(1) 2 lembar formulir

(2) 3 lembar kuitansi

(3) 1 lembar booklet

E. Perihal (berupa garis besar isi surat)

Perihal dalam surat berfungsi untuk memberikan petunjuk pada pembaca mengenai isi pokok dari
surat. Pada surat dinas, perihal ditulis di bawah notasi lampiran, sedangkan pada surat niaga, perihal
ditulis di bawah alamat surat. Contoh penulisan perihal dalam surat :

Hal : Penawaran alat tulis kantor

Perihal : Undangan rapat tahunan

F. Tanggal surat (penulisan di sebelah kanan sejajar dengan nomor surat)

Penulisan tanggal untuk surat dinas yang menggunakan kepala surat, tidak perlu diawali dengan
nama kota, karena telah tercantum pada kepala surat. Jadi, cukup dituliskan tanggal bulan dan tahun
saja. Sedangkan untuk penulisan tanggal, bulan dan tahun harus lengkap, atau tidak boleh disingkat.
Contoh, bila 28 okt 15 adalah salah, seharusnya 28 Oktober 2015.

Tanggal surat bermanfaat untuk memudahkan pencatatan surat ke dalam buku agenda, mengetahui
kapan sebuah surat harus dibalas, dan memudahkan mengingat kembali surat yang diarsipkan.

G. Alamat yang dituju (jangan gunakan kata kepada)

H. Pembuka/salam pembuka (diakhiri tanda koma)


I. Isi Surat

Uraian isi berupa uraian hari, tanggal, waktu, tempat, dan sebagainya ditulis dengan huruf kecil,
terkecuali penulisan berdasarkan ejaan yang disempurnakan (EYD) haruslah menyesuaikan.

J. Penutup Surat

Penutup surat, berisi

59
1. Salam penutup

2. Jabatan

3. Tanda tangan

4. Nama (biasanya disertai nomor induk pegawai atau NIP)

K. Tembusan surat, berupa penyertaan/pemberitahuan kepada atasan tentang adanya


suatu kegiatan

A. Paragraf Penutup Surat

Paragraf penutup berfungsi sebagai kunci isi surat atau penegasan isi surat. Bagian ini dapat pula
mengandung harapan pengirim surat atau ucapan terima kasih kepada penerima surat. Di dalam
alinea penutup, biasanya berisi simpulan, harapan,ucapan terima kasih, atau ucapan selamat. Alinea
penutup umumnya terdiri atas satu kalimat saja. Paragraf penutup berfungsi pula untuk mengakhiri
pembicaraan dalam surat. Surat tidak menggunakan paragraf penutup terasa seakan-akan belum
selesai.

Contoh paragraf penutup yang salah:

• Sambil menunggu jawaban Bapak, kami menyampaikan banyak terimakasih.

• Sebelum dan sesudahnya kami menyampaikan terimakasih banyak.

Contoh paragraf penutup yang benar:

• Atas perhatian Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih.

• Harapan kami, semoga kerja sama kita dapat ditingkatkan terus.

• SemogaSemoga laporan ini dapat membantu Bapak. Terima kasih saya ucapkan atas
perhatian Bapak.

• Kami berharap Bapak/Ibu dapat memenuhi permohonan kami.

• Atas perhatian yang Bapak berikan kami nyatakan terima kasih.


• Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.

• Kami ucapkan terima kasih atas kehadiran Bapak/Ibu dalam acara ini.

• Besar harapan kami akan kehadiran Bapak/Ibu pada acara ini.

• Atas bantuan Saudara, saya sampaikan terima kasih.

60
B. Salam penutup

Salam penutup berisi ucapan salam akhir untuk menambah kesantunan dalam berkirim pesan,
meskipun ini tidak diwajibkan ada. Dan untuk penulisannya diawali huruf kapital dan diakhiri oleh
tanda koma. Bagian ini terletak di bagian bawah surat yang berisi nama pengirim beserta tanda
tangannya

Perlu diperhatikan pula:

– Salam penutup ini biasanya selalu ditulis di sebelah bawah kanan surat. Ada
juga yang menuliskannya di sebelah kiri bawah surat, tetapi hal ini tidak
lazim.

– Nama tidak usah diletakkan di dalam tanda kurung.

– Tidak perlu memberi garis di bawah nama kecuali kalau di bawah nama
dicantumkan jabatan atau nomor identitas.

Contoh benar penulisan salam penutup pada surat:

• Hormat kami,

Kepala Bagian Produksi

Kusparmono

NIK. 576709056624

Contoh kata salam penutup nya:

• Hormat kami, (umum dipakai untuk surat dinas/resmi)


• Hormat saya,
• Wassalam,
• Sahabatmu,
• Kekasihmu,

Contoh salah penulisan salam penutup pada surat:


• Dengan Hormat
Sesuai iklan lowongan kerjaan pada situs internet, pada tanggal 25 maret 2020 saya mengajukan diri
utnuk bergabung di PT.CK Production sebagai karyawan.

C. Tembusan Surat

Tembusan yaitu dalam proses pengiriman surat tersebut melalui siapa saja (proses), misalnya
saya ingin mengirim surat kepada dinas pendidikan , maka tembusanny adalah : Kepala sekolah,
tukang pos, lalu dinas pendidikan. Tembusan dengan kata lain adalah orang yang terlibat dalam
pengiriman surat tersebut.
61
Sebagai bagian dari surat dinas, penulisannya tentu harus mengikuti standar baku. DalamDalam
standar penulisan tembusan pada surat itu ialah dalam penomoran. Apabila pada tembusan pihak
yang mendapat salinan surat selain yang dialamatkan hanya satu orang, penomoran tidak perlu
dilakukan. Namun, jika lebih dari satu, hendaknya diberi nomor urut sesuai dengan jenjang jabatan
pada instansi itu. Aturan berikutnya, pihak yang diberi tembusan hendaknya merupakan nama
jabatan atau nama orang, bukan nama kantor/instansi. Tidak perlu juga pada tembusan dibuat
Kepada Yth. Atau Yth.

Tembusan pada surat berfungsi untuk memberitahukan bahwa/ agar salinan surat tersebut
disampaikan juga kepada pihak lain.
62
BAB III

KESIMPULAN & PENUTUP

Itulah materi pengantar bahasa Indonesia semester I(satu) mengenai tanda baca,
Afiks,Fonem,Huruf Diftong,Dialek,Awalan,Kesalahan pemilihan kata,Kaidah ejaan,dan Surat.
Semua materi sangatlah penuh manfaat untuk para mahasiswa. Dengan ini Mahasiswa
mampu menambah ilmu pengetahuan dan menerapkan pengajaran (materi) tersebut
kedalam kehidupan sehari-hari untuk berbahasa indonesia yang baik dan benar sesuai
dengan peraturan dan EYD(ejaan yang disempurnakan). Bahasa indonesia juga merupakan
pelajaran dasar yang sudah di ajarkan sejak jenjang pendidikan anak usia dini hingga
keperguruan tinggi,ini menandakan bahwa bahasa indonesia sangat penting untuk lebih di
dalami.

Apabila ada kesalahan kata kepada Allah Swt,Dosen,dan Pembaca kami mohon
Ampun. Materi di dapatkan dari berbagai sumber,untuk itu kami ucapkan terima kasih
banyak kepada pemilik sumber materi tersebut,semoga makala ini dapat menambah
wawasan pembaca,serta kami sendiri. Dan juga kami berharap makala bahasa indonesia ini
bermanfaat untuk para pembaca,kami akhiri dengan. Wassalamu’alaikum wr.wb.
63
Daftar pustaka

Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta

Dalman. 2015. Keterampilan Menulis. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Departemen Pendidikan Nasional. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Balai
Pustaka.

Finoza, Lamuddin. 2004. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Insan Mulia.

Irawan, Dody. 2014. Analisis Penggunaan Tanda Baca pada Karangan Narasi Siswa Kelas X SMA
Maitreyawira Tanjungpinang. Skripsi S1. Tanjungpinang: Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Ishak, Saidulkarnain. 2014. Cara Menulis Mudah. Jakarta: PT. Gramedia.

Muhammad Junus, H. Andi dan Junus, Andi fatimah. 2011. Keterampilan Berbahasa Tulis. Makassar:
Universitas Negeri Makassar.

Mulyati. 2015. Terampil Berbahasa Indonesia. Jakarta: Prenada Media Group.

Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE-
Yogyakarta.

Suryadi. 1988. Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: Armico.

Parera, Jos. Daniel. 1987. Menulis Tertib dan Sitematik Edisi Kedua. Jakarta:Erlangga.

Ramly & Azis. 2008. Bahasa Indonesia. Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar.

Semi, M. Atar. 1995. Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Mugantara.


Setyawati, Eriana. 2011. Pedoman EYD Terbaru Plus Kamus Peribahasa & Majas. Yogyakarta:
Cakrawala.

Sirait, Bistok, dkk. 1985. Pedoman Karang Mengarang. Jakarta: Depdikbud.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis: Sebagai Suatu keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
Bandung.

64

Anda mungkin juga menyukai