Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Imiah Pendidikan dan Pembelajaran

p-ISSN : 1858-4543 e-ISSN : 2615-6091

PSIKOLOGI TOKOH DALAM NOVEL SUTI KARYA SAPARDI DJOKO


DAMONO : ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA
I Wayan Gede Pradnyana1, Gde Artawan2, I Made Sutama3
123
Pendidikan Bahasa Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Denpasar, Indonesia
Email : gedepradnyana23@gmail.com1, gartawan@yahoo.com2,
made.sutama@pasca.undiksha.ac.id3

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui, Struktur yang meliputi tema, latar dan
tokoh pada novel Suti karya Sapardi Djoko Damono dan psikologi tokoh pada novel
Suti karya Sapardi Djoko Damono. Penelitian yang digunakan adalah deskriptif
kualitatif. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan psikologi sastra dari
Sigmun Freud. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode dokumentasi. Sesuai metode yang digunakan, instrumen dalam
penelitian ini adalah kartu data. Saat mengumpulkan data, hasil akan dicatat dalam
kartu data. Langkah-langkah dalam menganalisis data yaitu mengidentifikasi data,
mengklasifikasi data, menganalisis data, dan menyimpulkan analisis data secara
keseluruhan. Hasil dari penelitian ini, pertama membahas tentang struktur yang
meliputi tema, latar, dan tokoh. Novel Suti bertema ketabahan seorang perempuan
dalam menjalani hidup. Berlatarkan pinggiran Kota Solo, mengambil era tahun 1960-
1970an tentu memiliki kesan tersendiri bagi pembaca. Novel Suti, tokoh-tokoh yang
ditampilkan beranekaragam berdasarkan tingkah laku, karakter dan kepribadian.
Berdasarkan teori psikologi Sigmun Freud, keseluruhan tokoh pada novel Suti karya
Sapardi Djoko Damono memiliki aspek Id, Ego, dan Super ego.

Kata kunci: Analisis Struktur dan Psikologi Sastra

ABSTRACT

This study was conducted to find out, Structure that includes the theme, background
and figures of Suti novel by Sapardi Djoko Damono and psychology of figures in
Suti novel by Sapardi Djoko Damono. The research used was descriptive qualitative.
The approach used is a literary psychology approach from Sigmun Freud. The data
collection method used in this study is the documentation method. According to the
method used, the instrument in this study is a data card. When collecting data the
results will be recorded on the data card. The steps in analyzing data are identifying
data, classifying data, analyzing data, and concluding analysis of the overall data. The
results of this study, first discuss the structure which includes themes, settings, and
characters. Suti novel themed the fortitude of a woman in living life. Layered in the
outskirts of the city of Solo, taking the era of the 1960-1970s certainly has its own
impression for the reader. Suti novel of characters are displayed in various ways
based on behavior, character, and personality. Based on the theory of Sigmun Freud
psychology, the overall figures in Suti novel by Sapardi Djoko Damono has aspects
of Id, Ego, and Super ego.

Keywords: Structure Analysis and Literary Psychology

JIPP, Volume 3 Nomor 3 Oktober 2019 _________________________________________________________ 339


Jurnal Imiah Pendidikan dan Pembelajaran
p-ISSN : 1858-4543 e-ISSN : 2615-6091

PENDAHULUAN tokoh sangat beragam. Kedua, pada novel Suti


tokoh-tokoh yang ditampilkan beranakaragam
Karya sastra khususnya novel berisikan berdasarkan tingkah laku, karakter, dan
kejadian atau pristiwa yang disisipkan oleh kepribadian. Ketiga, novel Suti menarik untuk
pengarang dan dihidupkan oleh tokoh-tokoh dianalisis dengan menggunakan pendekatan
yang memegang peranan penting dalam cerita. psikologi sastra berpijak pada teori psikologi
Setiap tokoh memiliki karakteristik yang analisis Sigmund Freud. Oleh karena itu,
berbeda. Melalui tokoh-tokoh tersebut fokus penelitian ini mencoba untuk
pengarang menggambarkan pristiwa atau menganalisi secara psikologi tokoh yang
kejadian yang terjadi pada kehidupan terdapat dalam novel Suti ditinjau dari teori
manusia. Perbedaan karakter tokoh sangat psikologi sastra.
mempengaruhi terjadinya pristiwa-pristiwa Adapun masalah yang dibahas dalam
yang menarik di dalam karya sastra. penelitian ini dibatasi pada deskripsi yang
Pengarang selalu menampilkan tokoh yang pertama adalah analisis struktur novel yang
memiliki karakter sehingga karya sastra juga difokuskan dalam penelitian meliputi tema,
menggambarkan kejiwaan. Dengan kenyataan latar, dan tokoh. Kedua yang difokuskan
tersebut, karya sastra selalu terlibat dalam dalam penelitian yaitu analisis kondisi
segala aspek hidup dan kehidupan, tidak psikologi tokoh yang ada dalam novel Suti
terkecuali aspek kejiwaan atau psikologi berdasarkan teori pendekatan psikologi sastra
Arini, (2012 : 3). Berdasarkan latar belakang di atas,
Siswantoro dalam Setianingrum, (2008 : maka masalah dalam penelitian ini adalah
14) mengemukakan psikologi sastra sebagai berikut:
mempelajari fenomena kejiwaan tertentu yang 1. Bagaimanakah struktur yang meliputi
dialami oleh tokoh utama dalam karya sastra tema, latar dan tokoh pada novel Suti
ketika merespon atau bereaksi terhadap diri karya Sapardi Djoko Damono?
dan lingkunganya dengan demikian gejala 2. Bagaimanakah psikologi tokoh pada
kejiwaan dapat diungkap melalui prilaku novel Suti karya Sapardi Djoko Damono?
tokoh dalam sebuah karya sastra. Bedasarkan rumusan masalah yang akan
Pada dasarnya manusia terdiri dari jiwa diteliti maka tujuan penelitian ini adalah
dan raga. mengingat psikologi sastra sebagai berikut.
mempelajari tentang fenomena kejiwaan, 1. Mendeskripsikan struktur yang meliputi
sastrawan akan senantiasa membuat tema, latar, dan tokoh pada novel Suti
pemikiran-pemikiran baru dalam membuat karya Sapardi Djoko Damono.
karya sastra. Faktor lingkungan sangan 2. Mendeskripsikan psikologi tokoh dalam
berpengaruh terhadap karya sastra dan gejala novel Suti karya Sapardi Djoko Damono
awal sampai akhir pada sebuah cerita akan
senantiasa mewarnai karya sastra tersebut. METODE PENELITIAN
Berdasarkan uraian di atas karya sastra juga
ada hubungannya dengan psikologi. Oleh Penelitian ini dilakukan untuk
karena itu, kajian psikologi sastra dapat mengetahui, (1) Struktur yang meliputi tema,
membantu peneliti dalam meninjau karya latar dan tokoh pada novel Suti karya Sapardi
sastra agar menjajaki pola-pola yang belum Djoko Damono. (2) Psikologi tokoh pada
terjamah sebelumnya sehingga hasilnya novel Suti karya Sapardi Djoko Damono.
merupakan kebenaran yang mempunyai nilai- Penelitian yang digunakan adalah deskriptif
nilai artistik yang dapat menambah koherensi kualitatif. Pendekatan yang digunakan adalah
dan kompleksitas karya sastra tersebut. pendekatan psikologi sastra dari Sigmun
Dipilihnya novel Suti sebagai objek Freud.
penelitian karena pertama, menggambarkan Metode pengumpulan data yang
fenomena-fenomena yanng sering terjadi di digunakan dalam penelitian ini adalah metode
masyarakat, permasalahan yang muncul baik dokumentasi. Sesuai metode yang digunakan,
dari internal maupun eksternal yang dihadapi instrumen dalam penelitian ini adalah kartu

JIPP, Volume 3 Nomor 3 Okotober 2019 ________________________________________________________ 340


Jurnal Imiah Pendidikan dan Pembelajaran
p-ISSN : 1858-4543 e-ISSN : 2615-6091

data. Saat mengumpulkan data hasil akan istri. Tokoh Parni adalah ibu dari Suti.
dicatat dalam kartu data. Langkah-langkah memiliki jiwa yang semangat dalam
dalam menganalisis data yaitu menjalani hidup walaupun tanpa suami,
mengidentifikasi data, mengklasifikasi data, seperti yang di ceritakan Parni berselingkuh
menganalisis data, dan menyimpulkan analisis dengan menantunya sendiri. tokoh Kunto
data secara keseluruhan. adalah anak pertama dari Pak Sastro. Ia sangat
cerdas dan penyabar, memiliki sikap yang
HASIL DAN PEMBAHASAN susah di tebak. Pernah menaruh perasaan
dengan Suti namun Kunto tidak buru-buru
A. Analisis Struktur Novel Suti mengungkapkan prasaanya. Tokoh Dewo
1. Tema adalah adik dari Kunto, memiliki jiwa
Novel Suti bertemakan ketabahan dan pemberani, berjiwa petualang dan suka hal-hal
kesabaran hati seorang perempuan bernama yang baru. Dewo memiliki jiwa yang keras
Suti dalam cerita banyak menemukan dan suka melawan guru di sekolah. Pernah
permasalahan dalam hidup Suti sebagai tokoh sesekali terlibat cekcok dengan ayahnya
utama pada cerita, menggambarkan ketabahan karena berbeda pendapat. Tokoh yang terakhir
seorang perempuan dalam menjalani hidup adalah Tomblok. Tomblok adalah teman baik
dan permasalahan hidup yang terjadi di Suti sejak kecil, dalam pertengan cerita
masyarakat dan keluarga. Suti yang tomblok diterima bekerja dikeluarga Pak
mengakhiri masa lajang menikah dengan Sastro. Tomblok sering bercerita kepada Suti
seorang pemuda bernama Sarno pilihan tentang gosip orang-orang desa terhadap
ibunya, dengan berat hati Suti harus menerima dirinya.
kenyataan pahit bahwa Sarno suaminya
berselingkuh dengan ibunya sendiri. 3. Latar
Kesabaran dan ketegaran Suti diuji karena Novel Suti mengembangkan
suaminya sendiri telah milik ibunya. fenomena yang terjadi dalam cerita
mengambil era tahun 1960-1970an
2. Tokoh dan Penokohan berlatarkan pinggiran kota Solo dan memiliki
Novel Suti karangan Sapardi Djoko latar waktu yaitu pagi, siang, dan malam hari.
Damono memiliki delapan tokoh dalam cerita Latar tempat yang berlokasi di Desa Tungkal
yaitu Suti sebagai tokoh utama dan beberapa dan rumah Keluarga Sastro menjadi titik
tokoh lain seperti Pak Sastro, Bu Sastro, fokus berkembang cerita dalam novel.
Dewo, Kunto, Sarno, Parni, dan Tomblok.
Tokoh utama adalah Suti, perempuan B. Psikologi Tokoh Dalam Novel Suti
konyal-kanyil umurnya belasan tahun 1. Pisikologi tokoh Suti
dinikahan oleh ibunya dengan Sarno. Dalam Aspek Id
pertengahan cerita berhadapan dengan Tokoh Suti sebagai perempuan normal
permasalahan cinta segitiga dengan Pak justru memiliki asrat terpendam pada dirinya.
Sastro dan kunto. Tokoh tambahan seperti Pak Sejak menikah dengan Sarno, suami pilihan
Sastro, mantan abdi Dalem pindah ibunya Suti tidak pernah merasakan kasih
kepinggiran kota Solo. Pak Sastro memiliki sayang layaknya suami istri. Disisi lain Suti
kebiasaan buruk, suka main perempuan. ingan menyalurkan naluri sebagai perempuan.
Diakhir cerita ia sakit-sakitan dan meninggal Dorongan yang kuat dari aspek Id membuat
dunia. Tokoh Buk Sastro digambarkan Suti lupa bahwa hal yang dilakukanya bener
sebagai sosok penyabar, penuh kasih sayang atau salah. Berikut bukti kutipan.
tidak suka bergosip seperti kebiasaan orang- “Suti menerima keinginan Pak
orang desa Tungkal. Tokoh Sarno, suami dari Sastro begitu saja, tanpa
Suti tidak memiliki pekerjaan tetap. Kata menimbang-nimbang apakah
orang-orang di desa Tungkal Sarno itu milik penerimaannya itu merupakan
Parni Bukan Suti. Mereka beberapa kali ungkapan rasa kasihan atau
kedapatan dalam adengan layaknya suami lebih karena naluri perempuan

JIPP, Volume 3 Nomor 3 Okotober 2019 ________________________________________________________ 341


Jurnal Imiah Pendidikan dan Pembelajaran
p-ISSN : 1858-4543 e-ISSN : 2615-6091

yang selama ini tidak pernah Dari pemikiran tersebut muncul rasa ingin
bisa dituntaskannya dengan berbenah diri menjadi sosok perempuan yang
Sarno” (Damono, 2015 : 91). baik serta setia terhadap suami.

Aspek Ego 2. Psikologi Tokoh Pak Sastro


“dalam keadaan Suti tidak Aspek Id
akan pernah menangis, tetapi “Pernah suatu hari Pak Sastro
mati-matian berusaha untuk marah besar, membanting gelas
menggagalkan tangisanya sampai berkeping-keping, Dewo
agar tidak repot dan menjawabnya dengan melempar
menambah kesedihan sastro, gelas juga ke pintu-lebih berkeping-
lelaki itu menatapnya dengan keping” (Damono, 2015 : 44)
pandangan aneh, yang sulit
sekali ditebak maksudnya. Kutipan di atas menggambarkan
Namun, perempuan yang kini aspek Id dari tokoh Pak Sastro terlihat dari
sudah dewasa itu mulai kemarahan Pak Sastro terhadap Dewo.
menerima kenyataan memang Kemarahan Pak Sastro karena dorongan Id
ada hal-hal yang tidak merupakan sikaf dasar dari manusia
mungkin ia pahami” (Damono, membuat Pak Sastro marah kepada Dewo.
2015 : 79). Emosi yang tak terkendali sehingga Pak
Sastro mengabil tindakan melempar gelas
Pada kutipan di atas menggambarkan hingga berkeping-keping.
aspek ego dari tokoh Suti terlihat dari
kepasrahan tokoh Suti yang sedih melihat Pak Aspek Ego
Sastro dalam keadaan sakit, namun Pak Sastro “Sambil menyapu guguran
tidak mengetahui hal tersebut. Dalam diam daun dan bunga kamboja di
Suti ikut merasakan kesedihan karena Suti makam, Tomblok bercerita
menyimpan perasaan kepada Pak Sastro orang tentang Pak Sastro yang sudah
yang dikaguminya sejak dulu. sejak pindah ke desa itu
berhubungan dengan banyak
Aspek Super Ego perempuan. Memang sudah
“Ia tiba-tiba berfikir mengapa ketika lama ada calo yang suka
hanya berdua saja dengan Pak menawarkan perempuan di
Sastro yang memeluknya malam itu desa-desa sekitar Tungkal,
ia tidak bertindak seperti kuda umumnya malah yang punya
betina pak Mangun yang berusaha suami” (Damono, 2015 : 85).
menyepak-nyepak pejantannya
karena menolak dipatil.Mengapa Kutipan tersebut menggambarkan
tidak ada anak kampung yang aspek ego dari tokoh Pak Sastro dilihat dari
menyoraki dengus napas Pak dorongan ego yang kuat demi memuaskan
Sastro?” (Damono, 2015 : 94). hasrat dari aspek Id. Pak Sastro memiliki
keingin besar untuk memenuhi hasrat tersebut.
Kutipan di atas menggambarkan aspek Berkat dorongan ego yang begitu besar maka
Super ego terlihat dari tokoh Suti yang mulai tidak dapat dipungkiri hal tersebut dilakukan
sadar dengan perbuatannya selama ini. Suti demi memuaskan hasrat terhadap perempan
kebingungan dengan reaksinya sendiri kenapa lain walaupun itu adalah perbuatan yang tidak
saat dipeluk oleh Pak Sastro dia tidak pantas.
menolak malah melayani Pak Sastro dengan
membalas pelukannya dan melakukan Aspek Super Ego
hubungan terlarang yang seharusnya tidak “Pak Sastro tidak suka
boleh dilakukan oleh Suti maupun Pak Sastro. anaknya jadi berandalan

JIPP, Volume 3 Nomor 3 Okotober 2019 ________________________________________________________ 342


Jurnal Imiah Pendidikan dan Pembelajaran
p-ISSN : 1858-4543 e-ISSN : 2615-6091

seperti itu, tetap Bu Sastro tampil apa adanya. Bu Sastro dari golongan
netral saja sikapnya, mungkin priyayi biasanya tampil dengan
mengetahui bahwa sebenarnya kemewahan,namun Bu Sasrto tidak
suaminya yang jantan itu mempermasalahkan hal tersebut. Ego terlihat
sejenis berandal juga, ketika Bu Sastro mau mejalani kehidupan
terutama dalam urusannya dengan sederhana.
dengan perempuan” (Damono,
2015 : 45) Aspek Super Ego
Bu Sastro berasal dari golongan
Kutipan di atas menunjukan bahwa priyayi tulen yang pindah kepinggiran kota
aspek superego terlihat pada keinginan Pak Solo sama sekali tidak pernah
Sastro mendidik anaknya menjadi orang yang memperdebatkan masalah kasta atau
lebih baik. Dorongan dari super ego yang kuat kekayaan. Bu Sastro memilik jiwa berbaur
menjadikan Pak Sastro berpikir bijak dalam terhadap lingkungan yang besar menjadikanya
urusan keluarga terutama kepada Dewo yang mudah beradaptasi dengan sesama.
memang sifat pembawaan sejak kecil sulit “Bu Sastro seorang priyayi
diatur. tulen yang tidak pernah
menyimpan gagasan tentang
3. Psikologi Tokoh Bu Sastro kasta atau silsilah usul atau
Aspek Id kekayaan” (Damono, 2015 :
“Bu Sastro menyentuh rambut 31)
perempuan muda itu dan
melanjutkan,“Tetangga kita itu Pada kutipan di atas menggambarkan
memang harus dilawan, aspek super ego dari tokoh Bu Sastro terlihat
mentang-mentang janda dari cara berpikir dan sikap Bu Sastro
prajurit, seluruh desa suka terhadap lingkungan sekitar walaupun Bu
berlebihan Sastro lahir dari golongan priyayi tulen dan
menghormatiya.”Suti diam tidak memandang olongan atau kasta.
saja, tetap mengatur kayu
api.” (Damono, 2015:49) 4. Psikologi Tokoh Sarno
Aspek Id
Dari kutipan di atas menggambarkan “Ya, ayo. Kita gundul-gundul-
aspek Id dari tokoh Bu Sastro terlihat dari an saja,” kata mertuanya
keberanian dalam menghadapi masalah yang tenang.
terjadi. Bu Sastro berani melawa ketikan Dan tata cara antara mertua
perdebatan antara bu Tentar dan Dewo yang dan menantu itu biasanya
sedang berlangsung di depan rumahnya. berakhir di kamar, dan Suti
Dorongan Id yang kuat serta berani pura-pura tidak tahu, pura-
mengambil tindakan untuk mendukung Dewo pura tidak mendengar. Malah
dalam perdebatan itu. kemudian lenyap
meninggalkan rumah
Aspek Ego (Damono, 2015 : 75).
“Bu Sastro suka sekali
memasak, menikmati asyiknya Kutipan di atas menggambarkan aspek
bara kayu yang berkedip-kedip Id terlihat dari tokoh Sarno dengan perilaku
kalau Ia menggerak-gerakkan yang menyimpang. Prilaku menyimpang
kipas bambunya” (Damono, antara menantu dan mertua itu sudah menjadi
2015 : 27). rahasia umum bagi orang-orang di Desa
tungkal. Dorongan Id yang kuat serta hasrat
Kutipan di atas menggambarkan yang teropsesi dengan mertuanya itu,
aspek ego terlihat dari tokoh Bu Sastro yang sekiranya tidak pantas dilakukan. Sarno tidak

JIPP, Volume 3 Nomor 3 Okotober 2019 ________________________________________________________ 343


Jurnal Imiah Pendidikan dan Pembelajaran
p-ISSN : 1858-4543 e-ISSN : 2615-6091

mempertimbangkan apakah perbuatan tabu Dewo dituduh terlibat dalam tindak


semacam itu pantas atau tidak dilakukan. yang disebutnya kriminal itu,
menjerat anjing kesayangan si janda
Aspek Ego tentara untuk dijual ke warung sate
“Ketika Sarno bilang mau jamu. Anak-anak memerluka uang,
mengawini Suti, langsung Dewo membutuhkan petualangan.
ucapan itu diterima. Dan laki- (Damono, 2015 : 48).
laki yang sebenarnya tidak Kutipan di atas menggambarkan aspek
jelas apa pekerjaannya itu Id pada tokoh Dewo terlihat dari perilaku
cepat-cepat mengawininya” yang semena-mena. Dewo seorang pemberani
(Damono, 2015 : 3). sering melakukan hal-hal diluar kewajaran
seperti yang diceritakan pada kutipan di atas,
Kutipan di atas menggambarkan aspek Dewo memiliki jiwa petualang dan rasa
ego dari tokoh Sarno terlihat dari keinginan penasaran terhadap hal-hal yang dianggap
Sarno melamar Suti sebagai istri. Keinginan merugikan bagi orang lain.
yang besar dari sarta dorongan dari ego
membuat Sarno berani menyatakan keputusan
ingin melamar Suti. Sarno ingin Aspek Ego
mengujudkan realita membangun rumah “Pemuda yang dijuluki kepala
tangga. kelompok berandalan kampung
itu rupannya merasa itulah
Aspek Super Ego memang tugasnya di dunia,
“Kawin dengan gadis muda Tugas untuk memelihara Suti
tentu banyak digunjingkan, ada pada Kunto, katanya
apalagi Suti memang sering dalam hati. Ia ikhlas
jadi bahan gunjingan, tapi menyerahkan perempuan itu ke
Sarno tempaknya sudah siap kakaknya sejak usahanya
memasang saringan rapat di untuk menyekap Suti di kebon
telingannya agar suara-suara tebu gagal, meskipun
tetangganya tidak kedengaran sebenarnya rasa ikhlas itu
terlalu sember” (Damono, diusahakannya dengan susah
2015: 13) payah” (Damono, 2015 : 105).

Kutipan di atas menggambarkan aspek Kutipan di atas menggambarkan aspek


super ego dari tokoh Sarno terlihat dari sikap ego dari tokoh Dewo terlihat dari kepasrahan
sarno yang sabar dan bisa memposisikan Dewo dalam menghadapi masalah. Ego
dirinya ketia orang-banyak mengedarkan mendorong Dewo untuk pasrah menerima apa
kabar burung mengenai dirinya. Aspek super yg terjadi. Berkat dorongan kuat dari ego
ego mendorong Sarno agar tetap mengambil Dewo mampu meredam emosi mengingat
langkah yang tepat, yaitu tidak terlalu Kunto adalah saudaranya. Dewo paham
mengambil pusing apa yang dikatakan orang- dengan perasaan Suti terhadap kakaknya
orang mengenai dirinya. Kunto dari awal bekerja dikeluarga Sastro
Suti sudah menaruh rasa, mungkin karena
5. Psikologi Tokoh Dewo sering diberikan perhatan lebih membuat Suti
Aspek Id nyaman dengan Kunto.
Dewo adalah anah kedua dari keluarga
Pak Sastro memiliki sifat yang keras dan Aspek Super Ego
susuah diatur. Dewo dalam cerita sering “Dewo akhirnya menundukan
membuat masalah di luar memiliki jiwa kepalanya tampak sangat letih
pemberani dan suka menjalani hal baru. jiwa raga, menatap ibunya
Berikut bukti kutipan. dengan pandangan yang belum

JIPP, Volume 3 Nomor 3 Okotober 2019 ________________________________________________________ 344


Jurnal Imiah Pendidikan dan Pembelajaran
p-ISSN : 1858-4543 e-ISSN : 2615-6091

pernah dikenal ibunya- dengan mencari Tape Ayu di


pandangan yang harus pasar Legi.” (Damono,2015 :
ditapsirkan sebagai ungkapan 53)
ketidak pahaman sekaligus
kekaguman atas sikap Kutipan di atas menggambarkan aspek
perempuan yang telah Id dari tokoh Kunto terlihat dari bagaimana ia
melahirkanya. memiliki hasrat untuk mengabiskan waktu-
waktu terakhir bersama Kuswanto. Kunto
“Ibu atas nama Bapak, Dewo menyadari bahwa tidak akan ada sahabat
minta maaf atas segala yang sebaik dia. Dorongan dari Id yang kuat serta
selama ini terjadi di keluarga memiliki keinginan untuk bersama sebelum
kita.”(Damono, 2015 : 108- Kunto meninggalkan Solo, mereka sering
109) janjian untuk menonton bioskop bersama.

Kutipan di atas menggambarkan aspek Aspek Ego


super ego dari tokoh Dewo terlihat dari “Kunto mengajak ke sebuah
sikapnya mau mengakui kesalahan, karena losmen murahan di depan
tidak mengatakan yang sebenarnya terkait stasiun Balapan. Dalam kamar
kebiasaan buruk Pak Sastro. Dewo meminta berdua kunto tidak
maaf kepada ibunya atas apa yang selama ini menunjukan rasa gemas
terjadi dikeluarganya. Dorongan dari super apapun menghadapinya
ego yang kuat serta Dewo yang sudah sendirian. Ia tidak paham
menginjak remaja sudah semestinya tahu mengapa di ajak ke losmen
mana perbuatan salah dan mana perbuatan kalau tidak diapa-apakan,
yang benar. mengapa tidak langsung saja
malam itu pulang ke rumah.
6. Psikologi Tokoh Kunto Kunto menatapnya dengan
Aspek Id cara yang menyebabkan Suti
Kunto tumbuh menjadi anak yang mendadak merasa kasihan
cerdas, penurut dan disukai gurunya di padanya. Bahkan ketika ia
sekolah. Tahun-tahun terhakhir dimasa SMA merebahkan diri di
ia habiskan waktu bersama teman dekat dan pangkuannya, lelaki muda itu
keluarga sebelum melanjutkan sekolahnya di jelas kelihatan kikuk dan
Yogjakarta. Kuswanto adalah teman dekat hanya mengelus-
Kunto, ia menyadari bahwa akan segera ngelusrambutnya.”(Damono,
berpisah dengan teman baiknya itu. Berikut 2015 : 92)
bukti kutipan.
“Waktu itu adalah tahun Kutipan tersebut menggambarkan
terakhir Kunto di SMA aspek ego dari tokoh Kunto terlihat dari
Margoyudan. Ia harus segera bagaimana Kunto memiliki keinginan untuk
berpisah dengan Kuswanto, mengajak Suti menginap di losmen. Dalam
sahabatnya yang selalu kamar Kunto yang hanya berdua dengan Suti
bersama nonton bioskop dan tidak menunjukan hal-hal yang aneh. Sesuai
main gitar dulu masih di realita yang diinginkan Kunto mengajak Suti
Ngadijaya. Baginya tidak menginap bukan lantaran Kunto ingin
akan ada sahabat seperti dia. memuaskan hasrat kemanusiawiannya seperti
Dan sebelum ia pindah ke yang dibayangkan Suti, tetapi Kunto ingin
kota lain untuk melanjutkan mengajak Suti sekedar melepas rasa suka
belajar, semakin sering yang dimiliki Kunto.
mereka janjian nonton
bioskop yang dilanjutkan

JIPP, Volume 3 Nomor 3 Okotober 2019 ________________________________________________________ 345


Jurnal Imiah Pendidikan dan Pembelajaran
p-ISSN : 1858-4543 e-ISSN : 2615-6091

Aspek Super Ego sebagai sosok penyabar, penuh kasih sayang


“Kunto sepenuhnya sadar ia tidak suka bergosip seperti kebiasaan orang-
dalam kamar bersama Sarah, orang desa Tungkal. Tokoh Sarno, suami dari
tidak bersama Suti. Namun ia Suti tidak memiliki pekerjaan tetap. Kata
juga mencoba meyakinkan orang-orang di desa Tungkal Sarno itu milik
dirinya sendiri bahwa istrinya Parni Bukan Suti. Mereka beberapa kali
tidak sedang membayangkan kedapatan dalam adengan layaknya suami
laki-laki lain, teman sekolah istri. Tokoh Parni adalah ibu dari Suti.
atau rekan kantornya. Ocehan memiliki jiwa yang semangat dalam
keluarga dan kenalan yang menjalani hidup walaupun tanpa suami,
pernah mengingatkannya seperti yang di ceritakan Parni berselingkuh
bahwa malam pertama bagi dengan menantunya sendiri. Tokoh Kunto
sepasang pengantin yang adalah anak pertama dari Pak Sastro. Ia sangat
benar adalah justru seruma cerdas dan penyabar, memiliki sikap yang
itu.” (Damono,2015:180) susah di tebak. Pernah menaruh perasaan
dengan Suti namun Kunto tidak buru-buru
Kutipan di atas menggambarkan aspek mengungkapkan prasaanya. Tokoh Dewo
super ego dari diri Kunto terliat dari Kunto adalah adik dari Kunto, memiliki jiwa
harus menerima keputusanya. Kunto yang pemberani, berjiwa petualang dan suka hal-hal
awalnya menyukai Suti pembantu yang baru. Dewo memiliki jiwa yang keras
dikeluarganya memiliki banyak kenangan dan suka melawan guru di sekolah.. Tokoh
dalam hati Kunto maupun Suti. dorongan dari yang terakhir adalah Tomblok. Tomblok
super ego yang kuat sehingga membuat Kunto adalah teman baik Suti sejak kecil, dalam
mampu berpikir bijak dan menerima apa yang pertengan cerita tomblok diterima bekerja
telah menjadi keputusanya. dikeluarga Pak Sastro. Tomblok sering
bercerita kepada Suti tentang gosip orang-
PENUTUP orang desa terhadap dirinya.
Berdasarkan analisis data yang
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan melalui penelitian ini, peneliti ingin
dilakukan dalam penelitian ini, dapat memberikan saran sebagai berikut : 1) Secara
disimpulkan sebagai berikut :Novel Suti umum, bagi peneliti sastra, penelitian ini
mengembangkan fenomena yang terjadi dapat dijadikan sebagai pembanding untuk
dalam cerita mengambil era tahun 1960- melakukan penelitian agar dapat memecahkan
1970an berlatarkan pinggiran kota Solo dan masalah-masalah baru yang ditemukan dalam
memiliki latar waktu yaitu pagi, siang, dan karya sastra, khususnya novel Suti. 2) Untuk
malam hari. Latar tempat yang berlokasi di peneliti berikutnya yang ingin mengkaji objek
Desa Tungkal dan rumah Keluarga Sastro yang sama atau teori yang sama dengan
menjadi titik fokus berkembang cerita dalam penelitian ini, agar dapat mengembangkan
novel. Dalam penelitian ini ditemukan aspek sebaik mungkin karena penelitian ini masih
psikologi yaitu Id, ego dan super ego pada banyak terdapat kekurangan. Diharapkan
masing-masing tokoh. Tokoh utama adalah penelitian ini dapat menjadi motivasi dan
Suti, perempuan konyal-kanyil umurnya refrensi tambahan bagi peneliti selanjutnya.
belasan tahun dinikahan oleh ibunya dengan
Sarno. Dalam pertengahan cerita berhadapan DAFTAR PUSTAKA
dengan permasalahan cinta segitiga dengan
Pak Sastro dan kunto. Tokoh tambahan seperti Arikunto, 2003. Manajemen Penelitian.
Pak Sastro, mantan abdi Dalem pindah Jakarta. Rineka Cipta.
kepinggiran kota Solo. Pak Sastro memiliki
kebiasaan buruk, suka main perempuan. Atmaja, Loliek Kania. 2013. Analisis
Diakhir cerita ia sakit-sakitan dan meninggal Psikologis Novel “Sepatu Dahlan”
dunia. Tokoh Buk Sastro digambarkan

JIPP, Volume 3 Nomor 3 Okotober 2019 ________________________________________________________ 346


Jurnal Imiah Pendidikan dan Pembelajaran
p-ISSN : 1858-4543 e-ISSN : 2615-6091

Karya Khrisna Pabichara. Tesis. Bengkulu. Suryabrata, sumadi. 2012. Psikologi


Fakultas Sastra Kepribadian. Jakarta : Raja
UniversitasBengkulu. Grapindo Persida.

Destinawati, Arina. 2012. “Konflik Psikologis Susanto, Dwi. 2016. Pengantar Kajian
Tokoh Utama Perempuandalam Novel Sastra. Yogyakarta: CAPS.
Sebuah Cinta yang Menangis Karya
Herlinatiens”. Yogyakarta. Fakultas Stanton, Robert. 2007. Teori Fiksi.
Bahasa dan Seni. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Endraswara, Suwandi. 2013. Metodologi Wendra. 2014. Penulisan Karya Ilmiah.


Penelitian Sastra. Yogyakarta : Media Singaraja: Universitas Pendidikan
Pressindo Ganesha.

Hell, Calvin S. 2019. Psikologi Wiyatmi. 2006. Pengantar Kajian Sastra.


Freud.Yogyakarta : IRCiSoD Yogyakarta: Pustaka.
Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori
Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Wiyatmi .2011. Psikologi Sastra.
Mada. Yogyakarta: Kanwa publisher.
Nurgiyantoro, Burhan. 2010 (cetakan
kedelapan). Teori Pengkajian Fiksi.
Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.

Setianengrum, Rani, 2008. “Analisis


Kepribadian Tokoh Utama dalam
Novel Suvernova Episode Karya
Dewi Lestari.”Sekripsi. Surakrta.
Fakultas Sastra.Unmuh.

Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori


Sastra. Jakarta: Grasindo.

Suandi, I Nengah, 2008. Pengantar Metode


Penelitian Bahasa. Singaraja:
Universitas Pendidikan Ganesha.

JIPP, Volume 3 Nomor 3 Okotober 2019 ________________________________________________________ 347

Anda mungkin juga menyukai