MAKALAH SIM, Manajemen Informasi Keuangan
MAKALAH SIM, Manajemen Informasi Keuangan
DOSEN
Dr. Dra. Ec. Elfreda Aplonia Lau, M.Si
DISUSUN OLEH :
Menyetujui,
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadiran Allah Subhanahu wata΄ala, karena berkat
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul sistem informasi keuangan
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah di Program Study Fakultas
Manajemen Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi
masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Penulis
3
DAFTAR ISI
Contents
MAKALAH SISTEM INFORMASI KEUANGAN................................................................1
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................................2
KATA PENGANTAR...............................................................................................................3
DAFTAR ISI..............................................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................5
1.1 Latar Belakang................................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................5
1.3 Tujuan Makalah..............................................................................................................5
1.4 Manfaat Penulisan...........................................................................................................6
1.5 Metode Pengumpulan Data............................................................................................6
BAB II LANDASAN TEORI...................................................................................................7
2.1 Pengertian Sistem Informasi Keuangan...........................................................................7
2.2 Tujuan Sistem Informasi Keuangan...............................................................................10
2.3 Pengertian manajemen keuangan menurut para ahli......................................................10
2.4 Tujuan Manajemen Keuangan.......................................................................................11
2.5 Analisis Sumber Dana dan Penggunaannya...................................................................11
2.6 Definisi Perancangan Sistem......................................................................................11
BAB III PEMBAHASAN.......................................................................................................12
3.1 Defini Sistem Informasi Keuangan................................................................................12
3.2 Model Sistem Informasi Keuangan................................................................................12
3.3 Sub Sistem Model SIM Keuangan................................................................................12
3.2.1 Subsistem Input......................................................................................................12
3.2.2 Subsistem Output...................................................................................................14
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................17
4.1 Simpulan........................................................................................................................17
4.2 Saran.............................................................................................................................17
Daftar Pustaka..........................................................................................................................18
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
3. Untuk mengetahui perkembangan yang ada dari sistem informasi manajemen keuangan
pada suatu badan/lembaga.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
7
Audit persetujuan (Kesesuaian) adalah sama dengan audit operasional kecuali bahwa audit
persetujuan bersifat keluar. Sebagai contoh, auditor internal bisa secara random menentukan
pekerja dan secara perorangan para pekerja diberi cek pembayaran, dan bukannya
rnenggunakan pengiriman. Hal ini memastikan bahwa nama pada sistem penggajian
menggambarkan pekerja yang sebenarnya dan bukannya hanya entri fiktif yang dibuat oleh
supervisor yang bertanggung jawab, yang hanya ingin mendapat bagian dari pembayaran
tersebut.
4. Rancangan Sistem Pengendalian Internal
Rancangan sistem pengendalian internal merupakan rencana untuk pelaksanaan audit-
audit agar berjalan lebih baik.Auditor internal berpartisipasi aktif dalam pengembangan
sistem. Dalam auditing operasional dan persetujuan, auditor internal mempelajari sistem yang
telah ada. Namun, tak heran kenapa auditor harus menunggu sampai suatu sistem
diimplementasikan, sehingga ia tak dapat memberikan masukan terhadap pemasangan sistem
itu. Salah satu alasannya adalah akan lebih terlalu mahal untuk rnengoreksi kesalahan sistem
pada waktu sistem itu telah diimplementasikan dari pada melakukan koreksi kepadanya
selama waktu perancangan. Alasan yang lebih penting lagi adalah adanya kenyataan bahwa
auditor internal dapat menyumbangkan keahliannya untuk meningkatkan kualitas sistem
tersebut.
Seorang auditor memiliki sejumlah kriteria yang harus dipenuhi karena akan berkaitan erat
dengan pekerjaan yang diembannya. Berikut akan kami ulas secara singkat:
1. Objektivitas
Pentingnya objektivitas. Seperti halnya auditor eksternal, unsur yang berbeda dari
pekeja lainnya yang harus dimiliki oleh auditor internal adalah objektivitas. Evaluasi dan
saran yang diberikannya adalah untuk mengoreksi sistem orang lain, tidak pernah untuk
sistemnya sendiri. Oleh karena itu, ha1 ini akan menjadi sangat gawat bila situasi untuk
mengoreksi sistemnya sendiri ini tejadi.
Agar audit internal selalu dapat menjaga keobjektivitasannya, ia tidak disertakan
untuk bertanggung jawab atas sistem yang telah ia bantu dalam pengembangan. Ia hanya
bekerja dalam kapasitasnya sebagai pemberi saran. Ia membuat rekomendasi atau saran
kepada manajemen dan membuat keputusan manajemen mengenai apakah akan
mengimplementasi rekomendasi tersebut atau tidak. Dalam hal ini, auditor intemal
melakukan pekerjaannya persis sama dengan analis sistem.
2. Independensi
Independensi adalah keadaan bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain,
tidak tergantung pada orang lain (Mulyadi dan Puradireja, 2002: 26). Dalam SPAP (IAI,
2001: 220.1) auditor diharuskan bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi,
karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum (dibedakan di dalam hal ia
berpraktik sebagai auditor intern).
Ada berbagai macam teknik peramalan yang dapat digunakan untuk melihat masa
depan. Perusahaan biasanya akan menggunakan kombinasi dari beberapa teknik, dengan
mencari prediksi masa depan yang paling baik.
8
Sebagian besar teknik tersebut bersifat informal dan sangat tergantung pada
pengetahuan, pertimbangan, dan intuisi manajer. Teknik yang lain menggunakan metode
kuantitatif. Metode kuantitatif telah lama digunakan untuk peramalan sebelum ia diterapkan
untuk bidang lain dalam operasi perusahaan.
1. Metode Kuantitatif
Bagian keputusan terstruktur dapat ditangani dengan metode kuantitatif yang
berjangkauan dari yang paling sederbana sampai yang sangat kompleks. Salah satu teknik
yang tetap populer selama dua puluh lima tahun atau lebih adalah regresi. Ia melibatkan
hubungan aktivitas yang menjadi ramalan, seperti penjualan, dengan beberapa aktivitas
lainnya, seperti jumlah tenaga penjual.
2. Metode Non Kuantitatif
Pendekatan non-kuantitatif tidak melibatkan penghitungan data. Manajer melakukan
penalaran, seperti, "Kami menjual dua ribu unit pada tahun la1u dan kami harus dapat
meningkatkan penjualan tersebut. Maka, saya pikir kami akan menjual dua ribu lima ratus
pada tahun yang akan datang." Ramalan seperti ini hanya mempunyai sedikit dasar atau
bahkan tidak sama sekali, atau ramalan tersebut dapat dihasilkan dari pengalaman
penglihatan bisnis yang telah bertahun-tahun. Banyak manajer yang dapat melakukan
pendekatan non-kuantitatif ini dengan sangat baik.
Beberapa perusahaan telah menetapkan sistem formal yang mencakup metode kuantitatif.
Ada tiga metode, yaitu konsensus panel Delphi dan Rapat elektronik:
a. Tehnik Konsensus Panel
Teknik konsensus panel terdiri atas kelompok ahli yang secara terbuka membahas faktor
yang berhubungan dengan masa depan dan melakukan sebuah proyeksi yang didasarkan pada
input kombinasi.
b. Metode Delphi
Metode Delphi melibatkan sekelompok ahli yang tidak bertemu secara perorangan, namun
mereka memberikan respon kepada serangkaian quesioner yang dibuat oleh seorang
koordinator. Setiap putaran kuesener menggabungkan input dari putaran sebelumnya. Dengan
demikian, sedikit demi sedikit isinya tersaring terus.
Beberapa prinsip-prinsip yang mendasari subsistem manajemen peramalan adalah sebagai
berikut
a. Semua ramalan adalah proyeksi dari masa lalu
Dasar terbaik untuk memprediksi apa yang akan terjadi di masa datang adalah dengan
melihat apa yang telah terjadi di masa lampau. Semua jenis peramalan mengikuti pendekatan
atau cara ini. Inilah mengapa data accounting begitu penting untuk peramalan; yaitu ia
memberikan dasar historis.
b. Semua ramalan terdiri atas keputusan semi terstruktur
9
Keputusan peramalan adalah contoh jenis semi terstruktur yang tepat yang diberikan oleh
DSS. Keputusan didasarkan pada beberapa variabel yang dapat diukur dan beberapa variabel
yang tak dapat diukur.
c. Tak ada teknik peramalan yang sempurna
Paket peramalan mainframe yang canggih pun tidak dapat diharapkan memberikan
keakuratan prediksi 100 persen. Karena manajer mengetahui akan sifat peramalan ini, ia
banyak menggunakan pertimbangannya dalam menggunakan output untuk dasar
perencanaan masa yang akan datang.
10
2.4 Tujuan Manajemen Keuangan
Tujuan Manajemen Keuangan adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan.
Dengan demikian apabila suatu saat perusahaan dijual, maka harganya dapat ditetapkan
setinggi mungkin. Seorang manajer juga harus mampu menekan arus peredaran uang agar
terhindar dari tindakan yang tidak diinginkan.
11
BAB III
PEMBAHASAN
12
sebagai sumber informasi yang berguna dalam mencapai tujuan perusahaan yang terangkum
dalam Sistem Informasi Manajemen.
Setelah mengetahui sejumlah dasar pemrosesan data, disini kami akan melanjutkan
pembahasan dan meninjau lebih dalam secara singkat mengenai dasar-dasar pemrosesan data.
a. Sinonim dengan Accounting.
Dalam pandangan kami, sistem pemrosesan data adalah sama dengan sistem accounting.
b. Tujuan Pemrosesan Data.
Tujuan pemrosesan data adalah untuk menghasilkan dan memelihara record perusahaan yang
up-to-date.
c. Aplikasi yang Dibutuhkan.
Perusahaan tidak memutuskan apakah mengimplementasikan sistem pemrosesan data atau
tidak, sistem tersebut dikehendaki oleh elemen dalam lingkungan, khususnya pemegang
saham, masyarakat keuangan, dan pemerintah.
d. Tugas Pokok.
Pemrosesan data mempunyai empat tugas pokok yaitu pemgumpulan data, pengubahan data
penyimpanan data dan pembuatan dokumen.
e. Sifat Pemrosesan Data.
Pemrosesan data menjalankan tugas yang penting, secara relatif mengikuti prosedur standart,
memberikan data yanglengkap, utamanya mempunyai fokus histori dan memberikan
informasi pemecahan masalah minimal.
f. Subsistem Pemrosesan Data.
Subsistem dari sistem distribusi, menampilkan contoh yang tepat mengenai bagaimana
subsistem utama dipadukan melalui arus data. Subsistem penggajian melengkapi delapan
subsistem dari sistem distribusi untuk membentuk inti pemrosesan data bagi berbagai jenis
organisasi.
2. Subsistem Audit Internal
Pengertian auditor adalah orang bertugas memeriksa catatan akuntansi untuk menguji
kebenarannya. Auditor intemal adalah pekerja dalam perusahaan, yang biasanya terlibat
dalam pekerjaan perancangan dan evaluasi sistem informasi konseptual seluruh perusahaan.
Subsistem audit internal sama dengan subsistem penelitian pemasaran dan subsistem teknik
industri, yakni bahwa mereka ini dirancang untuk melakukan studi khusus mengenai operasi
perusahaan. Auditor intemal harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan.
Ini rneliputi pemahaman komputer dan informasi, selain kemampuan auditing standar yang
dimilikinya.
Mungkin kebalikan dari apa yang anda perkirakan, bahwa auditor internal tidak selalu
harus dari lulusan perguruan tinggi jurusan akuntansi, namun mereka yang bekeja di auditing
bisa dari berbagai macam disiplin ilmu. Kondisi ini, dan dengan adanya kenyataan bahwa
sistem bisnis bersifat sangat kompleks, menyebabkan auditor internal harus setidaknya
13
menjalani training sekitar empat tahun. Semuanya ini dimaksudkan agar auditor intemal,
seperti halnya spesialis informasi, dapat memberikan kontribusi yang beragam terhadap
proyek sistem berdasarkan disiplin ilmunya dan berdasarkan pengalamannya.
Mungkin tingkat kontribusi auditor ini bisa dipengaruhi oleh sikap manajemen
puncak. Jika manajemen melihat auditor hanya sebagai anjing pengawas yang misi utamanya
mendeteksi kelemahan yang terhadap sistem yang telah diinstal, maka kontribusinya akan
sedikit. Sebaliknya, bila manajemen melihatnya secara positif yaitu bahwa ia dapat
memberikan masukan atau pengaruh kepada seluruh siklus hidup CBIS, maka tingkat
kontribusinya akan tinggi.
Auditor internal, seperti halnya insinyur industri, biasanya hanya terbatas melakukan
aktivitas internal. Namun demikian, ada pemikiran diantara internal, bahwa mereka
seharusnya lebih rnernberikan perhatian pada lingkungan. Dengan lebih banyak melihat
lingkungan perusahaan, auditor akan perspektif yang lebih luas untuk rnernperhatikan sistem
perusahaan dan ia dapat lebih mempunyai peran dalam tugas konsultasinya.
Selama ini tak ada tanda yang menunjukkan bahwa auditor internal telah memiliki
perspektif yang lebih luas tersebut. Namun, untuk mencapai pola yang telah kita terapkan,
yaitu sejauh mana CBIS seharusnya berfungsi, kita telah menyertakan input lingkungan ke
dalam subsistem auditing internal.
Auditor dibagi 2 jenis menjadi:
1. Auditor Ekternal: Auditor yang bekerja untuk kantor akuntansi publik. Biasanya terdapat
pada perusahaan kecil.
2. Auditor Internal: Auditor yang dimiliki sendiri oleh perusahaan. Biasanya pada perusahaan
besar memiliki auditor internal sendiri.
3. Subsistem Intelegen Keuangan
Subsistem Intelijen Keuangan, yaitu mengumpulkan data dari masyarakat keuangan yaitu
bank, agen pemerintah, pasar pengaman dan sebagainya. Komponen ini memonitor denyut
nadi ekonomi nasional dan memberikan informasi kepada eksekutif perusahaan dan analisis
keuangan mengenai trend yang dapat mempengaruhi perusahaan. Berperan untuk digunakan
mengidentifikasikan sumber-sumber terbaik modal tambahan dan investasi terbaik. Informasi
yang diperoleh berasal dari beberapa pihak antara lain :
a. Informasi pemegang saham, contoh: Laporan tahunan atau triwulan.
b. Informasi Masyarakat Keuangan.
c. Pengaruh lingkungan pada arus uang (Pemerintah Pusat dan Daerah)
3.2.2 Subsistem Output
Sistem Informasi Keuangan (SIK) mencakup tiga subsistem output yaitu: subsistem
peramalan, subsistem manajemen dana, dan subsistem pengontrolan.
1. Subsistem Peramalan
Subsistem Peramalan memproyeksikan aktivitas perusahaan untuk jangka waktu
sepuluh tahun atau pun lebih. Aktivitas tahun yang akan datangterutama dipengaruhi oleh
14
permintaan pasar dan hambatan internal sepertikapasitas produksi, dan keuangan yang ada.
Bila jangka waktu peramalan tersebut diperpanjang, maka pengaruh lingkungan meningkat.
Perubahan kebutuhan harus diantisipasi, seperti halnya mengantisipasi iklim ekonomi.
Model peramalan telah dikembangkan, yaitu meliputi data internal dan lingkungan.
Data ini akan memberikan dasar bagi perencanaan jangka pendek dan jangka panjang. Model
ini berfungsi sebagai alat DSS untuk memecahkan masalah yang menjadi kurang terstruktur
karena adanya perpanjangan jangka waktu perencanaan.
2. Subsistem Manajemen Dana
Kita telah mengetahui bahwa fungsi keuangan menggambarkan arusuang dalam
perusahaan. Subsistem manajemen dana adalah bagian dari sistem informasi keuangan yang
mempunyai pengaruh yang sangat kuat pada arus tersebut.
Model Cash Flow adalah contoh yang tepat mengenai cara penggunaan komputer
untuk mengelola arus uang, karena ia mencakup seluruh struktur yaitu dari penerimaan cash
sampai pembayaran atau pengeluaran cash. Banyak keputusan subsider atau tambahan yang
harus dibuat dalam struktur ini, dan subsistem manajemen dana dapat memberikan dukungan.
Perusahaan tidak secara penuh dipengaruhi oleh lingkungannya. Berkaitan dengan
sumber uang, perusahaan dapat mepengaruhi arus yang mengalir ke dan dari lingkungan.
Program yang ada di dalam subsistem manajemen dan amemungkinkan manajer keuangan
untuk membuat keputusan yang dapat mempengaruhi arus tersebut sesuai yang dikehendaki.
Kita telah melihat bagaimana expert system dapat digunakan untuk mengatur arus masuk
dengan cara menerapkan kebijaksanaan kredit perusahaan. Pengaruh yang kuat atas arus
keluar ditahan oleh subsistem pengontrolan.
3. Subsistem Pengendalian
Subsistem ini terutama terdiri dari atas program yang menggunakan data yang dikumpulkan
oleh subsistem pemroses data, guna untuk menghasilkan laporan yang menunjukkan
bagaimana uang tersebut digunakan. Laporan itu biasanya membandingkan penampilan
keuangan yang sebenarnya dengan anggaran. Subsistem Pengendalian memungkinkan
manajer untuk mengontrol penggunaan anggaran.
1. Proses Penganggaran
Proses penyusunan anggaran terdiri atas sejumlah keputusan semiterstruktur. Selain sangat
dibutuhkan dukungan data dalam bentuk record accounting historis, juga diperlukan berbagi
pertimbangan. Ada tiga pendekatan atau cara umum yang dapat dilakukan perusahaan dalam
menyusun anggarannya yaitu top-down, bottom-up, dan partisipatif.
a. Pendekatan Top-Down
Bila dilakukan top-down, eksekutif perusahaan menentukan jumlah anggaran yang kemudian
penentuannya dibebankan kepada tingkat dibawahnya. Rasionalisasi pelaksanaan pendekatan
ini adalah bahwa eksekutif mempunyai pemahaman yang paling baik mengenai tujuan jangka
panjang perusahaan dan dapat mengalokasikan dana yang dapat digunakan oleh perusahaan
untuk mencapai tujuan tersebut.
b. Pendekatan Bottom-Up
15
Bila dilakukan pendekatan bottom-up, proses penyusunan anggaran dimulai dari tingkat
organisasional paling bawah dan naik ke atas. Logikanya adalah bahwa orang yang berada
pada tingkat bawah adalah yang paling dekat dengan tindakan dan paling dapat menentukan
kebutuhan sumbernya.
c. Pendekatan Partisipatif
Karena adanya kelemahan dari pendekatan top-down dan bottom-up tersebut, maka
yang paling umum yang dilakukan adalah proses penyusunan anggaran partisipatif. Yaitu,
orang akan menerima dana turut ambil bagian dalam penyusunan jumlah dana tersebut. Ini
adalah pendekatan give and take, yakni bahwa manajer pada berbagai tingkat melakukan
negosiasi untuk menyusun anggaran agar semuanya mendapat kepuasan. Manajer tingkat
menengah berperan pokok dalam proses ini, yaitu dengan memberikan pandangan jangka
panjang kepada eksekutif dan memberikan pandangan mengenai kebutuhan jangka pendek
bagi manajer tingkat bawah.
2. Laporan Anggaran
Anggaran operasi untuk sebuah unit, seperti departemen atau devisi, terdiri atas
jumlah untuk tiap item pengeluaran pokok (gaji, telepon, sewa, pemasok dan sebagainya).
Item pengeluaran ini biasanya dialokasikan perbulan sepanjang tahun fiskal agar sesuai
dengan tingkat fluktuasi aktivitas. Setiap manajer yang mempunyai tanggung jawab anggaran
ini menerima laporan bulanan, yang menunjukkan pengeluaran sebenarnya dari tiap
unitdibandingkan dengan anggaran.
Laporan ini biasanya mempunyai dampak yang besar pada manajer. Dalam beberapa
perusahaan, rencana kompensasi manajemen sebagian didasarkan pada penampilan anggaran.
Mungkin perusahaan akan memberikan bonus jika penampilannya tidak melenceng dari
anggaran. Tujuannya adalah untuk memenuhi jumlah keseluruhan yang dianggaran selam
setahun.
3. Rasio Penampilan
Selain untuk menyusun anggaran, subsistem pengontrolan juga menghasilkan sejumlah
rasio penampilan, yang memungkinkan manajer pada semua tingkatan untuk membandingkan
penampilan mereka dengan standar industri perusahaan tersebut, serta mungkin dengan bisnis
secara keseluruhan. Rasio ini dihitung dengan menggunakan total rekapitulasi dari transaksi
akuntansi. Hanya ada beberapa rasio. Diantaranya, yang paling terkenal adalah current ratio
yang mengukur tingkat hutang jangka pendek dengan aset yangdapat diubah menjadi cash
dengan mudah, yang dapat dicakup oleh unit perusahaan atau organisasional. Rasio sebesar
1,0 atau lebih besar adalah yang diinginkan, karena ia berarti bahwa hutang dapat ditutup
tanpa harus menjual beberapa aset. Rasio populer yang lain adalah inventory turnover.
16
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Dari makalah yang telah kami tulis, kami dapat menarik kesimpulan bahwa:
1. Sistem Informasi Keuangan adalah sistem informasi (subsistem dari CBIS) yang
memberikan informasi kepada orang atau kelompok baik di dalam perusahaan maupun di luar
perusahaan mengenai masalah keuangan perusahaan. Informasi yang diberikan disajikan
dalam bentuk laporan khusus, laporan periodik, hasil dari simulasi matematika, saran dari
sistem pakar, dan komunikasi elektronik.
2. Terdapat 3 jenis subsistem input yaitu, subsistem pemrosesan data, Ada empat jenis dasar
kegiatan audit internal: keuangan, operasional, kesesuaian, rancangan sistem pengendalian
internal.
3. Terdapat 3 subsistem output yaitu:
a. Sistem Peramalan, merupakan salah satu kegiatan matematis tertua dalam bisnis. Ada tiga
fakta dasar dalam pemikiran peramalan : (1) Semua peramalan merupakan proyeksi dari masa
lalu (2) Semua peramalan terdiri dari keputusan semistruktur (3) Tidak ada teknik
peramalanyang sempurna.
b. Subsistem Manajemen Dana, bertugas untuk mengelola arus uang,menjaganya agar tetap
seimbang dan positif.
c. Subsistem Pengendalian, memudahkan manajer untuk menggunakan secara efektif semua
sumber daya yang tersedia
4.2 Saran
Mungkin inilah yang dapat disampaikan pada penulisan kelompok ini meskipun penulisan ini
jauh dari sempurna. Bila ada kritik dan saran, dapat disampaikan pada saat presentasi
kelompok dan sebagai bahan acuan serta referensi untuk penelitian kami di masa yang akan
datang.
17
Daftar Pustaka
http://irmaawahyuni.blogspot.co.id/2014/09/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://kadandia.blogspot.co.id/2012/04/sistem-informasi-keuangan.html
http://dokumen.tips/documents/makalah-sistem-informasi-keuangan.html
Astuti, Dewi. 2004. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Hanafi, M. Mamduh, 2004, Manajemen Keuangan,edisi pertama, cetakan kedua, penerbit:
BPFE, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Sinuraya, Murthada, 2008, Teori Manajemen Keuangan, edisi kedua, penerbit : Fakultas
Ekonomi, Universitas Indonesia, Jakarta.
Brigham, Eugene F dan Joel F. Houston. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan.Edisi
Sepuluh. Terjemahan oleh Ali Akbar Yulianto.Buku Dua. Jakarta: Salemba Empat.
18