Anda di halaman 1dari 13

SISTEM IFORMASI DAN PELAPORAN

PENYELENGGARAAN TK

DOSEN PEMBIMBING :
1. DRA. HASMALENA, M.PD.
2. DR. WINDI DWI ANDHIKA, M.PD.
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 5
1. Iwi Setyawati (06141381924054)
2. Pranesti (06141381924052)
3. Rizkyka Nur Annisa(061413819240)
4. Yeni Suciati (06141381924057)

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
TAHUN AKADEMIK 2021

KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan anugerah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyusun serta menyelesaikan makalah tentang “Sistem informasi dan pelaporan
penyelenggaran TK” ini.
Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah supervsisi. Dengan
adanya makalah ini diharapkan dapat memberi informasi kepada para pembaca pada
umumnya dan khususnya untuk Saudara-Saudari yang membutuhkan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan
baik dari segi isi, bahasa, maupun segi lainnya. Untuk itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dan dapat memperbaiki kesalahan serta
bisa menunjang mutu dari makalah ini, sehingga makalah ini lebih berguna bagi
pembaca.

Indralaya, 23 April 2021

Kelompok
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………….4

A. Latar Belakang...............................................................................................4
B. Rumusan Masalah..........................................................................................4
C. Tujuan............................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian assesmen menurut para ahli.........................................................6


B. Tujuan perkembangan belajar bagai anak usia dini.......................................7
C. Proses perkembangan belajar pada anak usia dini.........................................8
D. wilayah perkembangan assesmen pada anak usia
dini………………………………... 9

BAB III PENUTUP .................................................................................................11

A. Kesimpulan ...................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pengelolaan lingkungan belajar adalah sebagai suatu proses
mengoordinasikan dan mengintegrasikan berbagai komponen lingkungan yang dapat
memengaruhi perubahan perilaku anak TK sehingga dapat terfasilitasi dengan baik.
Pada proses belajar mengajar pengelolaan lingkungan belajar mempunyai tujuan
secara umum yaitu menyediakan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan siswa
dalam lingkungan sosial, emosional dan intelektual dikelas.
Lingkungan belajar memiliki pengaruh yang besar pada proses pembelajaran.
Sekolah harus mempunyai lingkungan belajar yang berpengaruh pada proses belajar
dan mendorong siswa untuk belajar dengan tenang dan berkonsentrasi. Dalam hal ini
lingkungan yang berpengaruh bukan hanya indoor tetapi outdoor juga.
Maka dari itu sebaiknya setiap TK perlu memiliki denah sekolah maupun
denah ruangan yang dapat mendukung kegiatan belajar siswa sesuai dengan tingkah
laku anak usia dini . Sebaiknya setiap denah tk yang dibuat atau dimiliki setiap tk
memiliki sentra area yang diperlukan untuk mendukung proses pembelajaran anak
usia dini nantinya,denah yang dimiliki setiap tk memiliki beberapa sentra area yang
meliputi area bahasa,area matematika,area balok,area bermain drama,area seni dan
keterampilan tangan,area musik,area pasir dan air,area sains,area komputer,area
tumbuhan,area pengembangan agama,dan area hewan.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan lingkungan belajar ?
2. Bagaimana ruang lingkup penataan lingkungan belajar indoor ?
3. Bagaimana tujuan penataan lingkungan belajar indoor ?
4. Bagaimana prinsip umum penataan lingkungan belajar indoor ?
5. Bagaimana setting area dalam kelas/ indoor (ruangan sentra) ?

1.3. Tujuan Masalah


1. Menjelaskan pengertian lingkungan belajar.
2. Menjelaskan ruang lingkup penataan lingkungan belajar indoor.
3. Menjelaskan tujuan penataan lingkungan belajar indoor.
4. Menjelaskan prinsip umum penataan lingkungan belajar indoor.
5. Menjelaskan setting area dalam kelas/ indoor (ruangan sentra).

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Informasi, Sistem dan Sistem Informasi


1. Pengertian Informasi

Informasi adalah data yang telah diolah sehingga lebih berarti dan berguna bagi
penerima. Jadi, sumber dari informasi adalah data [4]. Informasi juga sekumpulan
fakta (data) telah yang diorganisasikan dengan cara tertentu sehingga memiliki arti
bagi penerima [2]. Informasi adalah hasil pengolahan data dalam bentuk yang lebih
berguna dan lebih berarti, yang menggambarkan kejadian (event) yang nyata (fact),
dan dapatdigunakan untuk pengambilan keputusan [5]. Jadi, informasi dapat diartikan
sebagai hasil pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih
berarti bagi para penerima karena menjelaskan kejadian-kejadian nyata yang
digunakan untuk pengambilan keputusan.
Data adalah fakta yang belum bermakna sehingga perlu diolah agar dapat
bermakna, yaitu informasi. Informasi ini akan diterima pengguna yang membuat
keputusan yang menghasilkan tindakan sehingga dihasilkan data baru sehingga
membentuk suatu siklus, yaitu siklus pengolahan data sebagai berikut [6]:

INPUT PROSES

UMPAN
OUTPUT
BALIK

Adapun kualitas informasi sangat tergantung pada 3 hal, yaitu [7]:

a. Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan agar tidak menyesatkan. Akurat juga
berarti informasi harus menjelas maksudnya.

b. Tepat waktu, berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat.
Informasi yang terlambat dikatakan sudah usang sehingga tidak akan mempunyai nilai lagi.
c. Relevan, berarti informasi yang datang harus bermanfaat bagi penerimanya atau
mempunyai manfaat tertentu untuk pemakainya.

2. Pengertian Sistem

Kata “sistem” berasal dari kata Latin “systema” dan kata Yunani “sustema”.
sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang
berfungsi bersama untuk mencapai tujuan tertentu [1]. Suatu sistem

adalah sekumpulan elemen yang berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu [7].

Jadi, secara umum sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen
yang dihubungkan untuk memudahkan aliran informasi, materi, atau energi, untuk
mencapai suatu tujuan. Dalam pembuatan sistem, perlu diperhatikan:

a. Kegunaan. Sistem yang baik menghasilkan informasi yang baik dan tepat
pada waktunya serta relevan untuk pengambilan keputusan.
b. Ekonomis. Semua bagian didalam sistem dapat mengurangi beban kerja.
c. Keandalan. Keluaran yang dihasilkan sistem harus memiliki tingkat ketelitian
yang tinggi.
d. Kapasitas. Sistem harus dapat menampung jumlah data yang diperkirakan
akan ada.
e. Kesederhanaan. Sistem harus sederhana agar struktur operasional mudah
memahaminya.
f. Fleksibilitas. Sistem harus mudah dimodifikasi mengikuti perkembangan
kebutuhan pengguna.
3. Sistem Informasi

Sistem informasi adalah sistem yang dapat mengumpulkan, memperoses, menyimpan


menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu. Sistem informasi
terdiri atas input berupa data dan instruksi, dan output berupa laporan dan kalkulasi
[2]. Sistem informasi adalah sistem yang mempertemukan kebutuhan pengolahan
transaksi harian dan mendukung fungsi manajerial organisasi dengan strategi
organisasi untuk menyediakan laporan-laporan kepada pihak luar tertentu [1].

Sistem informasi dapat dilihat dari segi fisik dan fungsinya. Dari segi fisik, sistem
informasi adalah suatu susunan yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak,
dan tenaga pelaksana yang saling mendukung untuk menghasilkan suatu produk. Dari
segi fungsi, sistem informasi adalah suatu proses berurutan mulai pengumpulan data
dan diakhiri dengan komunikasi/desiminasi. Sistem informasi berdayaguna bila
menghasilkan informasi yang baik, tinggi akurasinya, tepat waktu, lengkap, dan
ringkas isinya [8].

John Burch & Gary Grudnitski menyatakan bahwa sistem informasi terdiri dari
komponen- komponen yang diistilahkan blok bangunan (building block) tersebut
sebagai berikut [7]:

a. Blok masukan (input block). Mewakili data yang masuk kedalam sistem
informasi.

b. Blok model (model block). Terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan
model matematika yang memanipulasi data input dan data-data yang tersimpan dalam
database untuk menghasilkan output yang diinginkan.

c. Blok keluaran (output block). Merupakan suatu informasi yang berkualitas


dan dokumentasi yang berguna bagi semua pemakai sistem
d. Blok teknologi (technology block). Digunakan untuk menerima input,
menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan
mengirimkan output, serta membantu pengendalian sistem secara keseluruhan.
Terdiri dari teknisi (brainware), perangkat lunak (software), dan perangkat keras
(hardware).

e. Blok dasar data (database block). Merupakan kumpulan data yang saling
berhubungan, yang tersimpan didalam hardware dan digunakan oleh software untuk
memanipulasinya.

f. Blok kendali(control block). Blok ini merupakan pencegah dari hal-


hal yang dapat menyebabkan kerusakan pada sistem informasi.

Keenam blok tersebut berinteraksi sehingga membentuk satu kesatuan sebagai


berikut:

Model
Input Output

Dasar Data
Teknologi
B. Metode Pengembangan Sistem Informasi Kendali
di Paud

Model Pengembangan sistem informasi bisa salah satunya yaitu sistem


iformasi akademik. sistem informasi akademik adalah segala macam hasil
interaksi diantara elemen-elemen yang ada di lingkungan akademik untuk
menghasilkan informasi yang dijadikan landasan pengambilan keputusan dan
melaksanakan tindakan, baik oleh pelaku proses itu sendiri maupun dari pihak
luar. Metode Pengembangan yang digunakan untuk perangkat lunak akademmik
ilah metode waterfall. Metode Waterfall terdiri dari 7 langkah yang digambarkan
sebagai berikut [19]:
System
Engineering
Analysis

Design

Code

Testing

Implementation

Maintenance

Gambar 4 Waterfall Diagram

Setiap langkah diatas dijelaskan sebagai berikut:

a. System Engineering. Permodelan ini diawali dengan mencari kebutuhan


sistem yang akan diaplikasikan kedalam bentuk software. Hal ini penting karena
software harus berinteraksi dengan elemen-elemen lain (hardware dan database).

b. Analysis. Dalam langkah ini proses pencarian kebutuhan diintensifkan dan


difokuskan pada software. Untuk mengetahui sifat program yang dibuat, software
engineer harus memahami domain informasi dari software, seperti fungsi yang
dibutuhkan, user interface.

c. Design. Langkah ini mengubah kebutuhan menjadi representasi dalam bentuk


blueprint software sebelum coding dimulai. Desain harus mengimplementasikan
kebutuhan pada langkah sebelumnya. Langkah ini didokumentasikan sebagai
konfigurasi software.

d. Code. Langkah ini dapat dipahami komputer, maka desain yang telah dibuat
harus diubah menjadi bentuk yang dapat dipahami mesin, yaitu bahasa pemrograman
melalui coding. Langkah ini merupakan implementasi tahap design yang dikerjakan
oleh programmer.

e. Testing. Dalam langkah ini semua fungsi software diujicoba agar bebas dari
error dan hasilnya benar-benar sesuai dengan kebutuhan yang telah didefinisikan.

f. Implementation. Pada langkah ini dikatakan sistem telah selesai dan karena
telah layak dalam testing maka sistem dapat digunakan.
g. Maintenance. Langkah pemeliharaan software sangat diperlukan, termasuk
pengembangan karena software harus mengikuti perkembangan kebutuhan user.

Metode Waterfall memiliki kelebihan maupun kekurangan sebagai berikut [19]:

a. Keuntungan metode Waterfall

1) Kualitas sistem yang dihasilkan lebih baik karena pembuatannya secara


bertahap sehingga tidak terfokus pada tahap tertentu.

2) Dokumen pengembangan sistem sangat terorganisir karena setiap tahap harus


selesai sebelum melangkah ke tahap berikutnya dan mempunyai dokumen tertentu.

b. Kelemahan metode Waterfall

1) Diperlukan manajemen yang baik, karena pengembangan sistem tidak dapat


dilakukan sebelum sistem menghasilkan suatu produk.

2) Kesalahan kecil menjadi masalah besar jika tidak teridentifikasi di awal


pengembangan.

3) User sulit menyatakan kebutuhan secara eksplisit sehingga tidak


mengakomodasi ketidakpastian pada awal pengembangan.

C. Pengertian dan Tujuan Pelaporan


Pelaporan adalah proses penyampaian data dan atau informasi mengenai
kemajuan penyelenggaraan Lembaga dan pembelajaran di Taman Kanakkanak yang
dilakukan secara periodik/berkala.

Pelaporan dilakukan untuk mengetahui keberadaan dan kemajuan Lembaga dan


peserta didik selama berada di Taman Kanak-Kanak.

D. Prinsip Pelaporan
a. Laporan dibuat secara sederhana dengan bahasa yang mudah dipahami.

b. Data yang dijadikan bahan laporan harus akurat dan sesuai kondisi yang
sebenarnya.

c. Laporan bersifat deskriptif dan informatif.

d. Laporan penyelenggaraan program mencerminkan pelaksanaan dan keberhasilan


program, sertai masukan/saran bagi pelaksanaan program
selanjutnya.

e. Laporan memberikan rekomendasi untuk perbaikan/peningkatan baik lembaga


maupun anak didik.

E. Jenis Pelaporan
1. Pelaporan penyelenggaraan program diberikan kepada penyelenggara
lembaga (yayasan) atau Dinas Pendidikan setempat dapat diserahkan setiap
selesainya berakhir suatu kegiatan, bulan, semester atau akhir tahun. Periode
penyerahan laporan tersebut disesuaikan dengan jenis program serta
Pelaporan hasil kegiatan perkembangan aspek anak yang diberikan kepada
orangtua setiap semsternya
2. Pelaporan Kelembagaan semua unsur program meliputi
a. Tenaga
b. Sarana
c. Prasarana
d. Keuangan
e. kurikulum
Pelaporan ini diberikan kepada Kepala Dinas Pendidikan setempat. Kepala
Subdin Pendidikan Non FormalInformal PNFI di tingkat Propinsi dan
KabupatenKota, Penilik PAUD di tingkat Kecamatan, diberikan setiap
semester dan atau tahunan.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Lingkungan belajar merupakan suatu tempat dan keadaan yang dijadikan
sebagai ruang belajar dengan sarana dan prasarana yang mendukung proses
pembelajaran berjalan dengan maksimal, dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran itu sendiri.
Ada banyak cara menghasilkan suasana lingkungan belajar dalam kelas
(indoor) untuk mengoptimalkan kecerdasan jamak anak menjadi konsep dasar dalam
proses pendidikan anak usia dini. Sepanjang melakukan hal tersebut, suatu filsafah
yang menjadi tumpuannya adalah bahwa setiap anak atau murid adalah mereka yang
dilayani dan diberikan suasana yang memungkinkan mereka bertumbuh dan
berkembang. Anak tidak dicetak atau dipaksa menjadi sesuatu yang tidak cocok
dengan kemampuan khas dan minat anak.
Dengan kata lain, pendidik berfungsi sebagai bidan yang membantu proses
kelahiran seorang bayi. Dengan sabar pendidik menolong proses tadi berjalan, serta
dengan bijaksana dan waspada. Kebanggannya ialah apabila hasil dari proses tadi
bertumbuh dan berkembang dengan baik dan optimal.

3.2. Saran
Demikian makalah ini kami susun, penulis menyadari dalam penulisan
makalah ini banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun kamiperlukan untuk penyempurnaan makalah ini. Semoga bermanfaat
bagi pembacanya.

DAFTAR PUSTAKA

Oktaviani, Ayu. (2018). Pelaksanaan Penataan Lingkungan Belajar Indoor Pada


Ruang Sentra Tk B Di Paud Islam Makarima Singopuran, Kartasura.
Surakarta: Institut Agama Islam Negeri Surakarta.

Zaturrahmi. (2019). Lingkungan Belajar Sebagai Pengelolaan Kelas: Sebuah Kajian


Literatur. Hal. 2. Vol. 7(4). Padang: STKIP Adzkia.

Dawinati. (2017). Hubungan Lingkungan Belajar dengan Hasil Belajar Siswa pada
Bidang Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Kelas X di MAN 1 Konawe
Selatan Kabupaten Konawe Selatan. Kendari: IAIN Kendari.

Solikah, Tri Vonia. (2020). Pengaruh Lingkungan Belajar Dan Konsep Diri
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas Xi Ips
Sma Negeri 1 Kota Jambi. Jambi: Universitas Jambi.

Anda mungkin juga menyukai