DISUSUN OLEH:
KELAS A/GOLONGAN 1/KELOMPOK 2
ANGGOTA KELOMPOK:
LUARAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi Drug-Related Problems (DRPs) pada
pasien dengan penyakit ansietas
2. Mahasiswa mampu merencanakan care plan untuk menyelesaikan Drug-
Related Problems (DRPs) pada pasien dengan penyakit ansietas
3. Mahasiswa mampu merencanakan monitoring dan evaluasi terapi obat pada
pasien dengan penyakit ansietas
4. Mahasiswa mampu merencanakan edukasi dan informasi obat pada pasien
dengan penyakit ansietas
KASUS
Seorang perempuan usia 45 tahun (155 cm, 60 kg), karyawati perusahaan
swasta datang ke RS dengan gangguan cemas, kadang keluar keringat dingin, sering
merasa sesak terutama waktu tidur di malam hari. Keluhan tersebut sudah dirasakan
selama 3 bulan. Karena keluhannya dia sering susah konsentrasi dalam bekerja dan
mengganggu aktivitasnya. Hasil pemeriksaan psikiatri pasien mengalami
ansietas/kecemasan.
Pemeriksaan fisik
Soal:
1. Buat rencana monitoring dan evaluasi efektivitas terapi dan ESO untuk
pasien tersebut!
2. Rencanakan materi KIE pada pasien/keluarganya
3. Rekomendasikan penyelesaian drug-related problems pada pasien tersebut!
4. Lakukan asesmen drug-related problems pada pasien tersebut!
Merekomendasikan kepada
Subjektif: Obat yang diberikan pada
dokter untuk
✓ gangguan cemas pasien kurang tepat untuk
mempertimbangkan
✓ kadang keluar keringat mengatasi keluhan yang
Amitriptilin 50 mg sehari pemberian amitriptilin
dingin dialami karena karena tidak
waktu pagi karena tidak sesuai dengan
✓ sering merasa sesak sesuai dengan pedoman
pedoman Ansietas menurut
terutama waktu tidur di Ansietas menurut
Kementrian Kesehatan
Ansietas malam hari. (dirasakan Kementrian Kesehatan.
(Kemenkes, 2015).
selama 3 bulan)
Merekomendasikan kepada
✓ -susah konsentrasi
dokter untuk mengubah
dalam bekerja dan Frekuensi pemberian obat
Klobazam 10 mg sehari frekuensi klobazam
mengganggu kurang tepat dalam
malam hari menjadi 5 mg 2x sehari
aktivitasnya. mengatasi keluhan pasien
diminum dengan atau tanpa
makanan pada pagi hari dan
Mengonfirmasi kembali
obat-obatan yang
digunakan pasien terutama
NSAID, serta kemungkinan
penyeba timbulnya gejala
tukak peptik
Penyakit tukak peptik yang
Omeprazole 20 mg sekali Merekomendasikan kepada
Tukak Peptik - dialami pasien masih
sehari jika kambuh dokter untuk melakukan
kambuh
Urea Breath Test guna
mengonfirmasi
kemungkinan penyebab
tukak peptik pasien apakah
karena H.pylori atau tidak
(Tang dan Chan, 2012).
PEMBAHASAN
1. Asesmen Drug-Related Problems (DRPs) (termasuk terapi yang sudah
sesuai)
Pada kasus tersebut, pasien mengalami gangguan cemas dengan
gejala kadang keluar keringat dingin, sering merasa sesak terutama waktu
tidur di malam hari. Keluhan tersebut sudah dirasakan selama 3 bulan.
Karena keluhannya, pasien sering susah konsentrasi dalam bekerja dan
mengganggu aktivitasnya. Hasil pemeriksaan psikiatri pasien mengalami
ansietas atau kecemasan. Pasien mendapatkan terapi Amitriptilin 50 mg
sehari waktu pagi dan Klobazam 10 mg sehari diminum malam hari.
Amitriptilin merupakan golongan antidepresan trisiklik untuk
pengobatan gangguan panik dan gangguan kecemasan (Locke, 2015).
Amitriptilin kurang tepat diberikan untuk mengatasi keluhan yang dialami
karena karena tidak sesuai dengan pedoman ansietas menurut Kementrian
Kesehatan (Kemenkes, 2015). Selain itu, amitriptilin menyebabkan efek
samping serius seperti sedasi, hipotensi ortostatik, dan pusing (Thour dan
Marwaha, 2020) yang mana dapat mengganggu kenyamanan pasien dalam
beraktivitas sehingga perlu dipertimbangkan kembali pemberian
amitriptilin.
Klobazam merupakan obat golongan benzodiazepin (antikonvulsan)
yang merupakan lini kedua dari pengobatan Gangguan Ansietas
Menyeluruh (Kemenkes, 2015). Obat tersebut merupakan pilihan yang
dapat digunakan apabila gejala kecemasan pasien dominan dibanding gejala
lainnya yang dikombinasi dengan obat golongan SSRIs (IDI, 2017). Obat
golongan SSRIs seperti escitalopram, sertralin, dan SNRIs seperti
venlafaksin merupakan lini pertama dari pengobatan ansietas menyeluruh
yang memiliki efek samping signifikan pada saluran cerna (Kemenkes,
2015). Penggunaan SSRIs dan SNRIs pada pasien dengan riwayat
perdarahan di saluran cerna perlu diperhatikan karena kedua golongan obat
ini dapat meningkatkan risiko perdarahan (NHS, 2019). Penggunaan SSRI
yang dalam jangka panjang akan secara signifikan meningkatkan risiko
PARAMETER PEMANTAUAN
Parameter efektivitas Parameter efek samping
Obat
Kondisi klinik TTV dan lab Kondisi klinik TTV dan lab
✓ Jangka panjang:
hipomagnesemia, patah
tulang, defisiensi vit b12
(DiPiro dkk., 2015)
A. EVALUASI
1. Klobazam
✓ Evaluasi respons terhadap pengobatan diperiksa setiap minggu, apabila
keluhan belum membaik maka dosis dapat ditingkatkan. Klobazam
dapat digunakan maksimal selama 4 minggu (Medscape, 2020).
✓ Pemantauan klinis untuk status mental / perubahan perilaku atau bunuh
diri (Humayun dkk., 2020)
2. Omeprazole
✓ Pemantauan tanda dan gejala penyakit tukak lambung
✓ Pemantauan diare terkait C. difficile dan hipomagnesia saat pasien
menggunakan omeprazol dalam jangka panjang (Shah dan Gossman,
2020).
B. FOLLOW-UP
1. Klobazam
✓ Obat efektif / mencapai target terapi
Apabila pasien dalam waktu kurang dari 2 minggu gejala sudah
membaik maka klobazam dapat dihentikan secara bertahap.
Penghentian secara tiba-tiba akan membuat pasien mengelami tremor,
halusinasi, psikosis, dan gelisah
✓ Obat tidak efektif / tidak mencapai target terapi
Dosis klobazam ditingkatkan menjadi 30 mg sekali sehari diminum
saat akan tidur
2. Omeprazole
✓ Obat efektif / mencapai target terapi
Hentikan pemakaian apabila gejala sudah membaik
✓ Obat tidak efektif / tidak mencapai target terapi
Meningkatkan dosis omeprazole menjadi 40 mg sekali sehari
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Avunduk, C. 2008. Manual of Gastroenterology: Diagnosis and Therapy 4th
Edition. Boston: Tufts University Medical School.
Berardi RR, Newton GD, Kroon LA, Hume AL, Ferreri SP. 2009. Handbook of
Non Prescription Drug. 12th ed. Washington DC: APHA.
DiPiro, J.T., Wells, B.G., Schwinghammer, T.L., dan DiPiro, C.V., 2015.
Pharmacotherapy Handbook.
Gauthier, A.C. dan Mattson, R.H., 2015. Clobazam: A Safe, Efficacious, and
Newly Rediscovered Therapeutic for Epilepsy. CNS Neuroscience &
Therapeutics, 21: 543–548.
Humayun, M.J., Samanta, D., dan Carson, R.P., 2020. Clobazam, dalam:
StatPearls. StatPearls Publishing, Treasure Island (FL).
IDI, 2017, Pedoman Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer, Edisi 1, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, Jakarta
Kemenkes RI, 2015, Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Jiwa, Kementerian
Kesehatan RI, Jakarta.
Locke, A.B., 2015. Diagnosis and Management of Generalized Anxiety Disorder
and Panic Disorder in Adults 91: 8.
Medscape, 2020, Clobazam, https://reference.medscape.com/drug/onfi-sympazan-
clobazam-999696, diakses pada 5 Oktober 21.53 WIB.
NHS, 2019, Medicine Q&As: What is the risk gastrointestinal bleeding asscociated
with selective serotonin reuptake inhibitor (SSRIs)?
Nurdjanah, S., 1999, Penatalaksanaan Infeksi Helicobacter Pylori, Sub Bagian
Gastroentero-Hepatologi, Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran UGM, RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta.
Purcarin, G., Yu-Tze Ng, 2014. Experience in the use of clobazam in the treatment
of Lennox–Gastaut syndrome. Ther Adv Neurol Disord 7, 169–176.
Sanusi, I. A. 2011. Tukak Lambung. In A. A. Rani, M. S. K., & A. F. Syam (Eds.),
Buku Ajar Gastroenterologi. Jakarta: Interna Publishing.
Shah, N. dan Gossman, W., 2020. Omeprazole, dalam: StatPearls. StatPearls,
Publishing, Treasure Island (FL).
Tang, R.S., Chan, F.K.L., 2012, Therapeutic Management of Recurrent Peptic
Ulcer Disease, Drugs 72, 1605–1616.
Thour, A. dan Marwaha, R., 2020. Amitriptyline, dalam: StatPearls. StatPearls
Publishing, Treasure Island (FL).
***
(Drugs.com, 2019)
Urea breath test yang disarankan kepada dokter adalah untuk
memastikan penyebab ulcer yang dialami pasien secara non invasif supaya
pasien mendapatkan pengobatan yang tepat dan menurunkan frekuensi
kekambuhan. Apabila berdasar test ini pasien terkonfirmasi H.pylori (+)
maka terapi yang dapat diberikan adalah triple drug therapy dengan
antibiotik, dan PPI (Chisholm Burns dkk., 2016).
(Kemenkes, 2015).
(Drugs.com, 2019).
(Kemenkes, 2015).
4. Salah satu parameter efek samping pada klobazam adalah pusing dan sakit
kepala. Apakah perlu diberikan pengobatan tambahan, jika pasien
mengalami masalah tersebut ? Ayu_408797
Jawab: Jika efek samping pusing dan sakit kepala terjadi pada pasien
serta mengganggu kenyamanan pasien maka perlu diberikan pengobatan
tambahan seperti paracetamol 500 mg (prn).
(Pionas, 2015).
Jawab: Obat yang memiliki efek ke SSP perlu dilakukan tappering down
saat dihentikan karena dapat menimbulkan withdrawal syndrome apabila
berhenti tiba-tiba. Withdrawal syndrome pada pengentian amitriprilin dapat
meliputi pusing, insomnia, tidak enak badan. Penghentian perlu dititrasi
ketika penggunaan amitriptilin sudah 3 minggu dan dititrasi selama 2-4
minggu (Drugs.com, 2019).
Pada kasus ini tidak terdapat keterangan berapa lama pasien sudah
menggunakan obat ini, sehingga kami mengasumsikan pasien baru saja
mendapat obat sehingga tidak perlu dilakukan tappering down.
(Drugs.com, 2019).
sehingga cocok untuk pasien pada awal pengobatan agar tidak mengganggu
aktivitas sehari-hari.
Penghentian Amitriptilin karena tidak sesuai dengan tatalaksana terapi
(Kemenkes, 2015).
(Kemenkes, 2015).
7. Dari sisi terapi farmakologi, apa yang dapat dilakukan apabila pasien
memiliki kecenderungan untuk bunuh diri ? Eric_408804
(Hocaoglu, 2015).
Cara untuk menangani perilaku bunuh diri adalah dengan patuh
melaksanakan terapi pada gangguan kecemasan maupun komorbidnya,
sehingga penyakit dapat terkontrol (Boden dkk., 2007).
Terapi farmakologis yang disarankan untuk pasien adalah tetap melanjutkan
pengobatan yang telah diberikan sebelumnya yaitu klobazam. Dan perlu di
cek apakah pasien mempunyai komorbid penyakit mental lain yang
menyebabkan timbulnya perilaku bunuh diri.
8. Pada care plan disebutkan bahwa dosis klobazam yang diberikan pagi dan
malam hari. Apakah klobazam tidak mengganggu aktivtas jika diminum
pada pagi hari? Dyah_408806
Jawab: Klobazam merupakan obat golongan benzodiazepin yang
memiliki efek sedatif paling rendah dibanding obat lain pada golongan
yang sama. Sehingga apabila digunakan saat pagi hari maka tidak
menyebabkan aktivitas bekerja pasien terganggu
(Beaumont, 2015)
9. Psikoterapi merupakan modalitas terapi yang paling tidak invasif dan paling
aman. Menurut kelompok 2, apakah pada kasus tersebut diperlukan
psikoterapi? Annida_408795
Jawab: Psikoterapi seperti Cognitive Behaviour Therapy (CBT),
Behavioural techniques, Supportive Psychotherapy, dan Insight oriented
Psychotherapy perlu dilakukan karena terbukti dapat membantu meredakan
gejala kecemasan.
10. Apakah penggunaan klobazam seumur hidup atau ada batas waktunya atau
bagaimana indikasi bahwa obat tersebut sudah boleh dihentikan? Karena
obat ini tidak boleh dihentikan tiba-tiba. Firsty_408814
Jawab: Penggunaan klobazam seharusnya tidak digunakan lebih dari 4
minggu. Penggunaan kronis jangka panjang sebagai anxiolytic tidak
dianjurkan. Sangat disarankan untuk menghindari periode pengobatan yang
tidak terputus dalam waktu lama, karena dapat menyebabkan
ketergantungan. Pengobatan harus selalu dihentikan secara bertahap. Pasien
yang telah menggunakan Clobazam dalam waktu yang lama mungkin
memerlukan waktu yang lebih lama di mana dosisnya diturunkan (EMC,
2020).
(EMC, 2020).
REFERENSI
Berikut adalah referensi yang digunakan kelompok kami untuk
menjawab pertanyaan teman teman saat sesi diskusi
Anonim, 2019. 'Duloxetine Side Effects', Drugs.com. URL:
https://www.drugs.com/sfx/duloxetine-side-effects.html (diakses
tanggal 29/9/2020).
Anonim, 2020, Drug Interaction Report,
https://www.drugs.com/interactions-check.php?drug_list=3350-
0,1750-
0&types%5B%5D=major&types%5B%5D=minor&types%5B%5D=
moderate&types%5B%5D=food&types%5B%5D=therapeutic_dupli
cation&professional=1, 29 September 2020.
Badan POM RI.2015. Pusat Informasi Obat Nasional.http://pionas.pom.go.
id/monografi/ paracetamol (acetaminofen) .
Beaumont, G., 1995. Clobazam in the treatment of anxiety. Hum.
Psychopharmacol. Clin. Exp. 10, S27–S41.
Boden, J.M., Fergusson, D.M., dan John Horwood, L., 2007. Anxiety
disorders and suicidal behaviours in adolescence and young
adulthood: findings from a longitudinal study. Psychological
Medicine, 37: 431.
Brogden, R.N., Heel, R.C., Speight, T.M., dan Avery, G.S., 1980.
Clobazam: A Review of its Pharmacological Properties and
Therapeutic Use in Anxiety. Drugs, 20: 161–178.
Chisholm-Burns, M.A., Schwinghammer, T.A., Wells, B.G., Malone, P.M.,
Kolesar, J.M., Dipiro, J.T., 2016, Pharmacotherapy Principle and
Practice, Fourth Ed., 45-64; 193-206, McGraw-Hill Education
Companies, Inggris.
EMC, 2020, Clobazam Accord 10 mg tableg,
https://www.medicines.org.uk/emc/medicine/31165/SPC#gref,
diakses pada 29 September 2020.
Gautam, S., Jain, A., Gautam, M., Vahia, V., dan Gautam, A., 2017. Clinical
Practice Guidelines for the Management of Generalised Anxiety
Disorder (GAD) and Panic Disorder (PD). Indian Journal of
Psychiatry, 59: 67.
Gauthier, A.C. dan Mattson, R.H., 2015. Clobazam: A Safe, Efficacious,
and Newly Rediscovered Therapeutic for Epilepsy. CNS
Neuroscience & Therapeutics, 21: 543–548.
Hocaoglu, C., 2015. Anxiety Disorders and Suicide: Psychiatric
Interventions, dalam: Durbano, F. (Editor), A Fresh Look at Anxiety
Disorders. InTech.
Kemenkes RI, 2015, Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Jiwa,
Kementerian Kesehatan RI, Jakarta.
Patchan, K.M., Richardson, C., Vyas, G., dan Kelly, D.L., 2015. The risk of
suicide after clozapine discontinuation: Cause for concern. Annals of
Clinical Psychiatry: Official Journal of the American Academy of
Clinical Psychiatrists, 27: 253–256.
(NHS, 2020)
(IDI, 2017).
DISUSUN OLEH:
ANGGOTA KELOMPOK:
1. Alya Elysa Indaryanti
NIM 17/408792/FA/11242
2. Ana Fiin Nangimi
NIM 17/408794/FA/11244
3. Arly Tania Putri
NIM 17/408796/FA/11246
4. Hanifah Nurrahmawati
NIM 17/408815/FA/11265
5. Ida Nur Aini
NIM 17/408819/FA/11269
LUARAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi Drug-Related Problems (DRPs) pada
pasien dengan penyakit ansietas
2. Mahasiswa mampu merencanakan care plan untuk menyelesaikan Drug-
Related Problems (DRPs) pada pasien dengan penyakit ansietas
3. Mahasiswa mampu merencanakan monitoring dan evaluasi terapi obat pada
pasien dengan penyakit ansietas
4. Mahasiswa mampu merencanakan edukasi dan informasi obat pada pasien
dengan penyakit ansietas
KASUS
Pemeriksaan fisik
Soal:
1. Buat rencana monitoring dan evaluasi efektivitas terapi dan ESO untuk
pasien tersebut!
2. Rencanakan materi KIE pada pasien/keluarganya
3. Rekomendasikan penyelesaian drug-related problems pada pasien tersebut!
4. Lakukan asesmen drug-related problems pada pasien tersebut!
CARE PLAN)
Mengonfirmasi kembali
obat-obatan yang
digunakan pasien terutama
NSAID, dan menanyakan
kepada pasien
kemungkinan tukak peptik
PARAMETER PEMANTAUAN
✓ Jangka panjang:
hipomagnesemia, patah
tulang, defisiensi vit b12
(DiPiro dkk., 2015)
1. Klobazam
2. Omeprazole
A. EVALUASI
1. Klobazam
✓ Evaluasi response terhadap pengobatan selama 2 minggu
✓ Pemantauan klinis untuk status mental / perubahan perilaku atau bunuh
diri (Humayun dkk., 2020)
2. Omeprazole
✓ Pemantauan tanda dan gejala penyakit tukak lambung
✓ Pemantauan diare terkait C. difficile dan hipomagnesia saat pasien
menggunakan omeprazol dalam jangka panjang (Shah dan Gossman,
2020).
B. FOLLOW-UP
1. Klobazam
✓ Obat efektif / mencapai target terapi
Apabila pasien dalam waktu kurang dari 2 minggu gejala sudah
membaik maka klobazam dapat dihentikan secara bertahap.
Penghentian secara tiba-tiba akan membuat pasien mengelami tremor,
halusinasi, psikosis, dan gelisah
✓ Obat tidak efektif / tidak mencapai target terapi
Dosis klobazam ditingkatkan menjadi 30 mg sekali sehari diminum
saat akan tidur
2. Omeprazole
✓ Obat efektif / mencapai target terapi
Hentikan pemakaian apabila gejala sudah membaik
✓ Obat tidak efektif / tidak mencapai target terapi
Meningkatkan dosis omeprazole menjadi 40 mg sekali sehari
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
DiPiro, J.T., Wells, B.G., Schwinghammer, T.L., dan DiPiro, C.V., 2015.
Pharmacotherapy Handbook.
Humayun, M.J., Samanta, D., dan Carson, R.P., 2020. Clobazam, dalam:
StatPearls. StatPearls Publishing, Treasure Island (FL).
Kemenkes RI, 2015, Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Jiwa, Kementerian
Kesehatan RI, Jakarta.
Shah, N. dan Gossman, W., 2020. Omeprazole, dalam: StatPearls. StatPearls,
Publishing, Treasure Island (FL).