Leadership Kelompok 6
Leadership Kelompok 6
DAFTAR ISI
ANALISIS TUJUAN PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI .......................... i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5
2
PENELITIAN TENTANG PRILAKU KEPEMIMPINAN
Penghargaan terhadap ide bawahan dari seorang pemimpin dalam sebuah lembaga atau
instansi akan dapat memberikan nuansa tersendiri bagi para bawahannya. Seorang
bawahan akan selalu menciptakan ide-ide yang positif demi pencapaian tujuan organisasi
pada lembaga atau instansi dia bekerja.
. Dari sini dapat dipahami bahwa perhatian pada manusia merupakan visi manajerial yang
berdasarkan pada aspek kemanusiaan dari perilaku seorang pemimpin. 4. Perhatian pada
kenyamanan kerja bagi para bawahan. Hubungan antara individu dan kelompok akan
menciptakan harapanharapan bagi perilaku individu. Dari harapan-harapan ini akan
menghasilkan peranan-peranan tertentu yang harus dimainkan. Sebagian orang harus
memerankan sebagai pemimpin sementara yang lainnya memainkan peranan sebagai bawahan.
Dalam hubungan tugas keseharian seorang pemimpin harus memperhatikan pada kenyamanan
kerja bagi para bawahannya.
.Seorang pemimpin dalam fungsi kepemimpinan pada dasarnya akan selalu berkaitan dengan dua
hal penting yaitu hubungan dengan bawahan dan hubungan yang berkaitan dengan tugas.
3
Perhatian adalah tingkat sejauh mana seorang pemimpin bertindak dengan menggunakan cara
yang sopan dan mendukung, memperlihatkan perhatian segi kesejahteraan mereka. Misalkan
berbuat baik terhadap bawahan, berkonsultasi dengan bawahan atau pada bawahan dan
memperhatikan dengan cara memperjuangkan kepentingan bawahan. Konsiderasi sebagai
perilaku kepemimpinan yang berorientasi pada bawahan seringkali ditandai dengan perilaku
pemimpin yang cenderung memperjuangkan kepentingan bawahan, memperhatikan
kesejahteraan diantaranya dengan cara memberikan gaji tepat pada waktunya, memberikan
tunjangan, serta memberikan fasilitas yang sebaik mungkin bagi para bawahannya.
Pemimpin dalam berhubungan dengan bawahan yang diandalkan oleh bawahan adalah sikap dari
pemimpin yang mengakui status yang disandang bawahan secara tepat dan professional. Dari
pernyataan di atas dapat dipahami bahwa pengakuan atas status para bawahan secara tepat dan
professional yang melekat pada seorang pemimpin menyangkut sejauh mana para bawahan dapat
menerima dan mengakui kekuasaannya dalam menjalankan kepemimpinan.
SALURAN KEPEMIMPINAN
a. Militer
mempergunakan pola paksaan (coercion) serta kekuatan militer (military force), tujuan
utamanya adalah untuk menimbulkan rasa takut dalam diri masyarakat, sehingga mereka
1
Bellone, carl J. 1980 . Organization Theory and the new public administration. Boston : allyn and bacon inc
4
tunduk kepada keinginan penguasa atau sekelompok orang yang dianggap sebagai
penguasa; untuk kepentingan itu, maka seringkali di bentuk oraganisasi dan pasukan-
b. Ekonomi
c. Politik
Melalui saluran politik, penguasa dan pemerintah berusaha untuk membuat peraturan-
peraturan yang harus ditaati oleh masyrakat, caranya antara lain dengan meyakinkan atau
d. Tradisi
Saluran tradisi ini biasanya merupakan saluran yang paling disukai, karena ada
e. Ideologi
5
ajaran atau doktrin-doktrin, yang bertujuan untuk menerangkan dan sekaligus memberi
dasar pembenaran bagi pelaksanaan kepemimpinannya, hal itu dilakukan agar supaya
masyarakat.
f. Saluran-saluran lain
yaitu yang berupa komunikasi massa baik berupa iklan, pamflet, surat kabar, radio,
televisi, pagelaran musik, atau apa saja yang dapat menarik simpati massa. Kemajuan
yang sangat pesat di bidang teknologi alat-alat komunikasi massa, menyebabkan bahwa saluran
tersbut pada akhir-akhir ini dianggap sebagai media primer sebagai saluran
pelaksanaan kekuasaan/kepemimpinan.
Leadership Community
MENGAPA KEPEMIMPINAN ?
kepemimpinan merupakan faktor penentu keberhasilan institusi atau organisasi. Tanpa kehadiran
pemimpin yang efektif, maka segala faktor-faktor keorganisasian lain yang bersifat fundamental
seperti faktor Organisasi (visi,misi,strategi,budgeting) dan Faktor sumber daya manusia
6
(profesionalisme, motivasi, kinerja) tidak akan dapat berpadu dengan maksimal dalam mencapai
tujuan.2
KEPEMIMPINAN KOMUNITAS
Masalah efektivitas dalam menjalankan kepemimpinan merupakan hal yang sering dialami oleh
para pimpinan PKBM. Seperti diketahui bahwa dalam menjalankan kepemimpinan PKBM akan
ditemui hambatan-hambatan yang spesifik dan bahkan pada satu sisi lebih kompleks
dibandingkan memimpin pelayanan kesehatan berbasis manajerial (seperti di rumah sakit,
puskesmas, dan lain-lain). Lalu bagaimana kunci agar kepemimpinan komunitas berjalan efektif?
Studi oleh (Al-Mutaweh, 2012) merekomendasikan 12 faktor agar kepemimpinan komunikatif
berjalan efektif:
7
mungkin tidak tepat jika diberikan layanan kesehatan ibu dan anak. Layanan konseling
kesehatan mental mungkin lebih tepat dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa di
perguruan tinggi.
4. Kejelasan peran
5. Bekerja bersama-sama
Pepatah “Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing” sangat relevan diterapkan dalam
pelayanan berbasis masyarakat kepada komunitas. Sesuai prinsip pemberdayaan yaitu
dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat, maka pimpinan PKBM
menjalankan pelayanan secara bersama-sama dengan kader. Gaya kepemimpinan “bossy”
8
tidak tepat diterapkan untuk memimpin PKBM yang berlandaskan kebersamaan. Dalam
ilmu kepemimpinan terdapat dua peran seorang leader yaitu sebagai instrumental
leadership dan sebagai expressive leadership. Kepemimpinan instrumental diterapkan
oleh pemimpin yang lebih mengutamakan penyelesaian tugas oleh bawahannya.
Sementara kepemimpinan eksperesif lebih mengutamakan hubungan baik antar anggota
dan berusaha mencegah konflik. Dalam konteks PKBM, pimpinan disarankan cenderung
mendekati kepemimpinan ekspersif dibanding instrumental.
9
dapat meningkatkan outcome/hasil dari PKBM. Misalnya seorang pimpinan PKBM
melihat bahwa metode penyuluhan yang diberikan kepada warga yang selama ini
dijalankan secara ceramah tidak memberikan dampak yang positif. Sebagai pimpinan
yang menginginkan perubahan, ia berupaya mencari inovasi yang dapat meningkatkan
perilaku masyarakat dalam kesehatan. Setelah dijalankan metode lain (misalnya: dengan
pementasan wayang kulit) ternyata dapat menggugah kesadaran masyarakat untuk hidup
lebih sehat.
3. Memastikan adanya hukum dan kebijakan yang mendukung Masalah hukum dan
kebijakan harus mendapat perhatian serius dari pimpinan PKBM.
Meskipun bukan praktisi di bidang hukum, pimpinan PKBM setidaknya “melek” dengan
hukum dan kebijakan yang mengatur pelayanan kesehatan.Terkait dengan etika
pelayanan misalnya, maka pimpinan PKBM harus mengetahui dengan baik aspek-aspek
etis (yang boleh dan tidak boleh dilakukan). Kader yang tidak memiliki kompetensi
medis dilarang melakukan pengambilan darah kepada pasien, karena jika nekad
dijalankan akan tersandung masalah etika dan hukum di bidang kesehatan.4
DAFTAR PUSTAKA
Bellone, carl J. 1980 . Organization Theory and the new public administration. Boston : allyn
and bacon inc
4
Antonakis, J., & Day, D. D. (2018). Leadership: Past, Present, and Future. In The Nature of
Leadership. SAGE Publications.
10
https://bandungleadership.com/
Antonakis, J., & Day, D. D. (2018). Leadership: Past, Present, and Future. In The Nature of
11