Anda di halaman 1dari 17

Kata pengantar

Puji syukur kehadirat Allah Swt karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul “Sejarah Berdirinya Dinasti Turki Utsmani” ini tepat waktu.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi syarat tugas peradaban Islam dan sekaligus
menambah wawasan bagi para pembaca dan penulis pada khususnya.
Kami selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung
terbentuknya makalah ini, terkhusus kepada Bapak Miski S.HI., M.Sos. karena tanpa tanggung jawab
yang diberikan beliau kami tidak mungkin membentuk makalah ini sampai dengan selesai sekarang.

Daftar isi

BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Segala kehidupan manusia tidak pernah terlepas dari yang namanya sejarah. Sejarahmerupakan segala
peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang telah terjadi yang dapatmemberikan segala manfaat
bagi kehidupan manusia baik itu menjadi sumber inspirasi, edukatif,maupun sebagai sumber rekreatif
bagi setiap manusia. Khususnya sejarah mengenai peradabanIslam.Sejarah mengenai peradaban Islam
ini memberikan manfaat yang sangat besar bagi paraumat Islam di dunia. Di mana melalui sejarah
peradaban Islam terdapat berbagai cerita ataukronologi mengenai peristiwa-peristiwa yang berkaitan
dengan agama Islam baik itu pada zamanRasulullah, pada masa Khulafaurrasyidin, atau setelah para
sahabat meninggal dunia.Salah satu yang dikaji dalam sejarah peradaban Islam ialah mengenai kerajaan-
kerajaanyang berdiri sepeninggalan Rasulullah dan para sahabatnya, diantara kerajaan-kerajaan
tersebutadalah kerajaan Turki Usmani yang berdiri selama kurang lebih 7 abad lamanya. Kerajaan
TurkiUsmani dipimpin oleh banyak khalifah karena kerajaan ini berdiri dalam waktu yang lama.Banyak
peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masa kerajaan Turki Usmani, baik itumengenai konflik
intern, ekstern, mengenai kejayaan-kejayaan yang diperoleh, para pemimpinnya, faktor penyebab
kemundurannya dan sebagainya. Sehingga perlu mempelajarimengenai Kerajaan Turki Usmani.Hal inilah
yang melatarbelakangi penyusunan makalah ini untuk mengkaji lebih dalammengenai kerajaan Turki
Usmani, baik itu mengenai latar belakang kemunculannya, para pemimpinnya, kejayaan yang diperoleh
serta faktor-faktor yang menyebabkan keruntuhannya.
B. Rumusan masalah
1.Rumusan Masalah
A. Bagaimana Sejarah Berdirinya Kerajaan Turki Usmani?
B. Bagaimanakah Ekspansi Wilayah Dinasti Turki Usmani ?
C. isaja Faktor Pendukung Kemajuan Kerajaan Turki UsUsmani?
D. Bagaimanakah Proses Kemunduran dan Kejatuhan Kerajaan Turki Usmani ?

A. Sejarah Berdirinya Dinasti Turki Utsmani


Asal-usul dari kelompok Turki Utsmani di Mongolia disebut berasal dari
percampuran mereka dengan suku-suku Iran di Asia Tengah, dan pergerakan mereka ke Asia
Kecil, yakni tempat mereka secara berangsur-angsur menggantikan dan menyingkirkan Bani
Saljuk. Pada tahun pertama abad ke-14 mereka mendirikan sebuah kerajaan yang dapat
menyaingi kebesaran imperium Bizantium, dan kekhalifahan Arab yang mana Bayazid I
(1389-1402), cicit 'Utsman (1299-1326), adalah pendiri utama dinasti ini. Di bawah
kekuasaannya, kawasan Asia mulai perbatasan utara Suriah hingga Danuba, hampir
semuanya lepas. Namun, sepuluh tahun berikutnya, sebagian besar kawasan ini dapat direbut
kembali dari tangan bangsa Eropa oleh putra Bayazid, Muhammad I (1402-1421). Masalah
Utsmani semakin serius ketika harus berhadapan dengan sultan-sultan Mesir pada masa
kekuasaan Bayazid II (1481-1512), yang sezaman dengan Qa'it-bay. Pada 1481, Qa'it-bay
memicu munculnya masalah baru dengan menyembunyikan saudara laki-laki Bayazid II,
yaitu Jem yang menginginkan tahta Bayazid. Dan ketika Jem dibawa ke Roma, Sultan
Mamluk bernegosiasi dengan Paus agar ia dikembalikan ke Mesir. Tetapi sebab utama
pertentangan antara kedua kekuasaan itu adalah dukungan janji rahasia yang dibuat oleh
Qanshawh al-Ghawri untuk musuh kerajaan Turki, yaitu Syah Isma'il dari Persia (1502-
1524).
Syah Isma'il adalah pendiri Dinasti Safawiyah (1502-1736), dinasti pribumi paling
cemerlang yang pernah berkuasa di kawasan Islam Persia. Dinasti Safawiyah merupakan
dinasti yang sangat taat pada ajaran Syiah. Bentrokannya dengan Salim I (1512-1520) dari
Dinasti Utsmani yang menganut paham Sunni terjadi di Kaldera sebelah utara danau
Urmiyah pada Agustus 1514. Dalam pertempuran itu, pasukan Persia menyerah pada
pasukan Janissari Turki yang sangat kuat. Pasukan Turki kemudian menduduki ibukota
Isma'il, Tibriz, Mesopotamia, dan sebagian wilayah Armenia pada tahun 1515.
Pada musim semi tahun berikutnya, Qanshawh bergerak ke Aleppo dengan dalih
sebagai penengah di antara dua kekuatan yang bersaing, tetapi kenyataannya ia datang untuk
membantu sekutunya dari Persia. Untuk memberi kesan bahwa misinya adalah misi
perdamaian, dalam rombongannya ia membawa khalifah bonekanya yaitu Khalifah al-
Mutawakkil beserta kepala qadhi-nya. Tetapi Salim ternyata tidak mudah tertipu. la dapat
mengetahui tujuan Sultan Mamluk yang sebenarnya berkat mata-matanya yang bekerja
dengan baik. Ketika utusan Qanshawh tiba di perkemahan Salim, janggutnya dicukur
kemudian ia dikirim kembali dengan menunggangi seekor keledai disertai deklarasi perang
dan para pengiring utusannya dibunuh. Tak ada jalan lain untuk menghindari ancaman
malapetaka. Qanshawh, yang pernah menjadi budak Qa'it-bay, masih tampak bersemangat
meski sudah berusia tujuh puluh lima tahun. Sepanjang kekuasaannya ia telah membuktikan
diri sebagai orang yang cakap. Tetapi dia tidak bisa menggantungkan nasibnya pada
kesetiaan para gubernurnya di Suriah Utara, atau pada kerjasama para amirnya di Mesir.
Kedua pasukan bertemu pada 24 Agustus 1516 di Marja Dabik, satu hari perjalanan
dari Utara Aleppo. Qanshawh memercayakan komando pasukan sayap kiri kepada Kha'ir
Bey, gubernur Aleppo yang cerdik, yang pada tugas pertamanya menjadi desertir bersama
pasukannya. Segera setelah itu, sultan Mamluk yang sudah lanjut usia itu jatuh dari kudanya
karena menderita apopleksi. Maka lengkaplah kemenangan Utsmani. Pasukan Turki yang
lebih unggul dari sisi perlengkapan perang dibanding pasukan Mamluk, yang meremehkan
kekuatan lawan karena yakin akan kekuatan kavalerinya, yang terdiri atas orang badui dan
negro. Salim memasuki kota Aleppo dengan penuh kemenangan, dan disambut sebagai
pembebas dari sisa-sisa kekuasaan Mamluk. Ia memperlakukan khalifah dengan ramah.
Dalam benteng kota ia menemukan harta benda yang melimpah dan bernilai jutaan dinar
yang disimpan oleh sultan dan para bangsawan Mesir. Kekuasaan Suriah diambil alih oleh
Dinasti Utsmani yang bertahan hingga empat abad berikutnya.
Dari Suriah, penakluk Utsmani ini menyapu bagian selatan hingga ke Mesir. Di sini,
Tuman-bay, seorang budak Qanshawh, telah menjadi sultan. Kedua pasukan bertemu pada 22
Januari 1517 di luar kota Kairo, tempat untuk pertama kalinya Tuman berperang dengan
gagah berani. Tetapi keadaan pasukannya yang lemah, kecemburuan di antara para amir,
kurangnya dana dan persenjataan yang memadai, serta keunggulan pasukan artileri Utsmani
cukup memberi gambaran mengenai pertempuran yang terjadi. Salim yang didukung oleh
pasukan badui, akhirnya berhasil memasuki dan menjarah kota, membunuh semua Mamluk
yang telah menyerah. Senjata apinya yang ditempatkan di sisi kanan sungai Nil digunakan
dalam aksi melawan sisa-sisa pasukan Mesir. Tuman-bay melarikan diri kepada pemimpin
kaum badui, tetapi kemudian dikhianati. Kesultanan Mamluk dihancurleburkan selamanya.
Kairo, yang menjadi pusat kekuatan Islam di Timur sejak masa Shalah al-Din, tidak lagi
menjadi kota kerajaan dan berubah men jadi kota provinsi. Mekah dan Madinah otomatis
menjadi bagian dari kekaisaran Utsmani. Khatib-khatib di Mesir yang memimpin salat Jumat
melantunkan permohonan kepada Allah untuk Salim dengan ungkapan sebagai berikut:
“Ya Allah, junjung tinggi sultan, putranya, penguasa dua daratan dan dua lautan,
penakluk keduanya; raja dua Irak, pelindung dua Kota Suci, Raja Salim Syah yang diliputi
kemenangan. Limpahkanlah kepadanya, wahai Tuhanku, pertolonganmu yang mulia,
perkenankan ia mendapatkan kemenangan yang agung, wahai Tuhan penguasa dunia dan
akhirat. Ya Allah, Tuhan semesta alam.”
Setelah tinggal beberapa saat hingga musim gugur di lembah Nil, tempat ia
mengunjungi piramida, Iskandariyah, dan tempat tempat menarik lainnya, Salim kembali ke
Konstantinopel bersama khalifah al-Mutawakkil. Beberapa waktu kemudian, karena
menyalahgunakan dana yang diipercayakan kepadanya, al-Mutawakkil di tahan di penjara
sampai diperbolehkan kembali ke Kairo oleh putra dan penerus Salim, yaitu Sulayman yang
baik hati. Dia wafat di Kairo pada 1543. Kematiannya itu menandai berakhirnya sejarah
kekhalifahan "semu" Abbasiyah.
Dalam sejarah Islam, Khalifah-Sultan dari Konstantinopel menjadi raja yang paling
kuat, yang mewarisi tidak hanya kekhalifahan Baghdad, tetapi juga kekaisaran Bizantium.
Dengan hancurnya kekuatan Mamluk, dan berkembangnya kekuasaan bangsa Turki di
Bosporus, maka fokus kekuatan Islam diarahkan ke Barat. Kenyataannya, pada saat itu pusat
peradaban dunia telah berpindah ke Barat. Penemuan Amerika dan Tanjung Harapan telah
mengalihkan perdagangan dunia ke rute-rute baru, dan seluruh kawasan Mediterania Timur
mulai tenggelam di balik tirai sejarah. Di sini, sejarah kekhalifahan Arab dan dinasti-dinasti
muslim yang didirikan pada Abad Pertengahan di atas reruntuhan kerajaan Arab telah sampai
pada titik akhir, dan sejarah modern kerajaan-kekhalifahan Utsmani dimulai.

B.PENAKLUKAN KONSTANTINOPEL

Konstantinopel dianggap sebagai salah satu kota terpenting didunia. Kota ini dibangun pada
tahun 330M. oleh kaisar Byzantium Constantine 1. Sejak didirikannya pemerintahan Byzantium
telah menjadikannya sebagai ibu kota pemerintahan. Dia merupakan salah satu kota terbesar dan
terpenting didunia kala itu.

Ketika kaum muslimin berjihad melawan kekaisaran Byzantium, konstantinopel memiliki aspek
strategis khusus dalam pertarungan saat itu. Oleh sebab itulah, Rasulullah telah memberikan
kabar gembira dalam beberapa kali sabdanya, bahwa kota itu akan bisa ditaklukkan. Di antara
nya adalah pada saat terjadi perang khandaq. Makanya, para khalifah kaum muslimin berlomba-
lomba untuk menaklukkannya dalam rentang waktu yang panjang. Dengan harapan mereka
mampu meralisasikan apa yang disabdakan Rasulullah tersebut saat bersabda,

ُ‫َحن القُسطنطينيةُ ولنِع َم األمي ُر أميرُها ولنعم الجيشُ ذلك الجيش‬


َّ ‫لَتُفت‬

“Konstantinopel akan bisa ditaklukkan ditangan seorang laki-laki maka orang yang memerintah
disana adalah sebaik-baik penguasa dan tentaranya adalah sebaik-baik tentara.
Oleh sebab itulah, kekuatan islam akan selalu merambah kesana sejak masa pemerintahan
Muawiyah bin Abu Sufyan tahun 44H. Namun serangan itu belum berhasil. Serangan dilakukan
berkali-kali silih berganti, namun semuanya mengalami nasib yang sama. Serangan paling besar
dilakukan dimasa Dinasi Umayyah, yaitu masa pemerintahan Sulaiman bin Abdul Malik tahun
98H.

Usaha-usaha untuk menaklukan konstantinopel terus berlanjut dimana dimasa awal khalifah
abbasiyah berlanggsung jihad yang demikian intensif untuk melawan pemerinyahan Byzantium.
Namun demikian, usaha ini belum sampai ke konstantinopel walaupun serangan itu telah
menimbulkan gejolak didalam negeri Byzantium, khususnya serangan yang dilakukan oleh
Harun Ar-Rasyid pada tahun 190H.

Diawal abad kedelapan Hijriyah atau keempat belas Masehi, pemerintahan Utsmani
menggantikan pemerintahan Saljuk-Romawi. Kembali berbagai upaya penaklukan
konstantinopel dilakukan pasukan islam. Pemulaannya dilakukan Sultan Bayazid” Sang Kilat”
yang dengan kekuatan pasukannya mampu mengepung konstantinopel pada tahun 796H/1393M.
sultan saat itu melakukan perjanjian dengan kaisar dan menuntut dia untuk menyerahkan kata itu
dengan cara damai pada kaum muslimin. Namun kaisar mengulur-ngulur waktu dan berusaha
untuk meminta bantuan pada Negara-negara Eropa, untuk menghadang serangan tentara islam ke
konstantinopel. Pada saat bersamaan, tentara Mongolia dibawah pimpinan timurlenk menyerbu
wilayah-wilayah yang berada dibawah kekuasaan utsmani,. Pasukan timurlenk melakukan
pengrusakan-pengrusakan. Peristiwa ini memaksa Sultan Bayazid menarik kekuatannya dan
menarik pengepungan konstantinopel, untuk kemudian mengahadapi pasukan Mongolia. Dia
memimpin sendiri sisa-sisa pasukannya, dalam menghadapi serangan tentara mongol.
Berkecamuklah pertempuran Ankara yang sangat masyhur, dimana Bayazid ditawan dan dia
meninggal saat berstatus sebagai tawanan tahun 1402M. akibatnya, tercabiklah pemerintahan
utsmani untuk sementara dan terhenti pulalah pemikiran untuk menaklukan kota konstantinopel
jangka waktu cukup lama.

Tatkala Negara Utsmani kembali stabil, semangat jihad kembali berkobar. Dimana, pada masa
pemerintahan Murad 11 yang berkuasa pada tahun 824 hingga 863H/ 1451 hingga 1451M.
beberapa kali usaha penaklukan kota konstantinopel dilakukan. Bahkan dimasa
pemerintahannya, tentara islam beberapa kali mengepung kota ini. Pada ssat itu kaisar
Byzantium berusaha menimbulkan api fitnah di tengah-tengah kaum muslimin, dengan memberi
bantuan pada orang-orang yang melakukan pemberontakan terhadap Sultan. Dengan cara ini,
kaisar Romawi mampu memecah konsentrasi pasuakan Murad 11 menaklukan konstantinopel.
Sehingga tentara utsmani tidak mampu meralisasikan apa yang menjadi icita-cita Murad 11,
kecuali dimasa anaknya yang bernama Muhammad Al-Fatih nantinya.

Sejak masa ayahnya memerintah, Muhammad Al-Fatih telah terlibat dalam urusan kesultanan.
Dimana, dia banyak terlibat dalam setiap bentrokan dengan pemerintahan Byzantium dalam
kondisi yang berbeda-beda. Sebagaimana ia juga mengetahui, bagaimana para pendahulunya
telah berusaha untuk menaklukan kota konstantinopel. Bahkan dia sadar sepenuhnya, bagaimana
usaha-usaha itu telah dilakukan secara berulang-ulang dalam masa pemerintahan islam yang
beragam. Dengan demikian, setelah berkuasa pada tahun 855h/1451M dia langsung
mengarahkan pandangannya untuk menaklukan konstantinopel. Didikan alim ulama yang
diterima, telah banyak menyumbangkan perkembangannya untuk mencintai islam. Memiliki
iman yang kokoh dan keislaman yang baik, serta kecintaannya untuk mengamalkan apa yang ada
dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah. Oleh sebab itulah, dia tumbuh dan berkembang
dengan komitmen yang demikian kuat terhadap syariat islam. Memiliki sifat takwa dan wara’
mencintai ilmu dan ulama serta semangat yang tinggi untuk menyebarkan ilmu pengetahuan.
Sifat relijiusnya yang demikian tinggi, merupakan menifestasi dari pendidikan islam yang baik
yang dia terima sejak kecil. Ini semua berkat bimbingan ayahnya serta berkat upaya yang keras
dari tokoh-tokoh yang membimbingnya, yang diperkuat kebersihan hati guru-gurunya, jauhnya
mereka dadri tipu muslihat dunia, serta berkat mujahadanya yang tinggi yang akhirnya lahirlah
sosok Muhammad ini.

Peran yang dimainkan Syaikh Aaq Syamsuddin dalam membentuk kepribadian Muhammad Al
Fatih dan selalu dia tanamkan sejak kecilnya pada dua hal;

1. Meningkatkan gerakan jihad Utsmani


2. Dia selalu mengisyaratkan padanya sejak kecil, bahwa yang dimaksud dalam hadits
dengan pemimpin yang akan membuka kota konstantinopel adalah dirinya sendiri. Sabda
Rasulullah tersebut adalah, “Konstantinopel akan bisa ditaklukkan ditangan seorang laki-
laki maka orang yang memerintah disana adalah sebaik-baik penguasa dan tentaranya
adalah sebaik-baik tentara. Oleh sebab itulah, Muhammad Al Fatih sangat merindukan
agar dirinya menjadi orang yang mampu meralisasikan sabda Rasulullah diatas.

C. ke Kuasaan Kerajaan Turki Utsmani

Sejak berakhirnya masa keemasan Dinasti Abbasiyah ,kondisi politik umat Islam mengalami
kemajuan kembali berkat tiga Kerajaan besar yang muncul setelahnya, yaitu Turki Utsmani di
Turki (1300-1922M) yang berpusat di Istanbul ; Mughol yang berpusat di India(1526-1858M);
serta Safawiyah yang berpusat di Persia.Ketiga Kerajaan ini merupakan adikuasa Islam dan
dunia sewaktu itu.

Di antara ketiga kerajaan adikuasa itu, Wilayah Kerajaan Turki Utsmanilah yang paling
besar. Dengan wilayah luas, yang membentang dari Afrika Utara, Jazirah Arab,Balkan,Sampai
Asia Tengah,Kerajaan Turki Utsmani mengandung keberagaman bangsa,budaya,dan kerajaan ini
pun sanggup berkuasa sekitar 6 abad berturut turut.

Dalam kurun tersebut, Kerajaan Turki Utsmani bisa menguasai wilayah sangat luas, ,yang
meliputi Asia Kecil, Armenia, Irak, Sryria,Hejaz,dan Yaman.sedangkan di bagian Asia meliputi
wilayah; Mesir, Sudan, Libya, Tunisia, Maroko,dan Aljazair. Sedangkan di bagian Afrika
meliputi Wilayah; Bulgaria, Hongaria, Yugoslavia, Rumania, Albania,serta Yunan di Eropa
Timur.

Di tinjau dari sisi durasi dan luas Wilayah Kekuasaan, sebenarnya tidak ada satu pun kerajaan
Islam yang mampu menandingi Kerajaan Turki Utsmani.wilayah nya membentang dari kawasan
Atlantik sampai Eufrat, dari Padang Sabana Rusia hingga Sahara , sekaligus meliputi daerah-
daerah pusat dunia Islam ,mulai dari arah tenggara yang di batasi oleh laut Hitam melalui Irak
sampai Hijaz.selama masa ke Kuasaannya, Kerajaan Turki Utsmani pernah melalui beberapa kali
proses islamisasi dan modernisasi.

Kemanjuan -Kemajuan yang di capai oleh Kerajaan Turki Utsmani

Perkembangan wilayah Kerajaan Turki Utsmani yang luas berlangsung dengan cepat , yang
di ikuti oleh pencapaian kemajuan -kemajuan dalam bidang kehidupan lain yang cukup penting
di antaranya sebagai berikut;

1).Bidang Kemiliteran dan Pemerintahan

Untuk pertama kalinya , Kerajaan Turki Utsmani mulai mengor ganisasi taktik , strategi
tempur, dan kekuatan militer dengan baik . Masa kepemimpinan Artogol hingga Orhan
merupakan masa pembentukan kekuatan Militer.

Selain itu Kerajaan Turki Utsmani juga Membuat struktur pemerintahan ,dengan kekuasaan
tertinggi di tangan raja ,yang di bantu oleh perdana menteri yang membawahi gubernur .
Gubernur mengepalai daerah tingkat 1.Di bawahnya ada beberapa Bupati.

Demi mengatur urusan pemerintahan negara, pada masa Sulaiman I, dibuatlah UU yang di
beri nama Multaqa al- Abhur .UU ini menjadi pegangan Hukum bagi Kerajaan Turki Utsmani
hingga datangnya Reformasi pada abad ke -19 .berkat jasanya ini, di ujung namanya di beri
gelar”al-Qanuni”

2).Bidang Ilmu Pengetahuan dan Budaya

Kebudayaan Kerajaan Turki Utsmani merupakan perpaduan ragam kebudayaan , seperti


Persia, Byzantium, dan Arab.Dari kebudayaan Persia ,Meraka mengambil ajaran -ajaran tentang
etika dan tata Krama dalam istana raja.sedangkan , organisasi pemerintahan dan Kemiliteran
diserap dari Byzantium .adapun ajaran mengenai prinsip-prinsip Ekonomi, Sosial, dan
Kemasyarakatan , Keilmuan,serta huruf di ambil dari Arab.
Dalam bidang Keilmuan Kerajaan Turki Utsmani tidak begitu menonjol, Sebab Mereka lebih
fokus pada Kegiatan ke Militer. Sehingga dalam khazanah Intelektual Islam ,tidak ada ilmuwan
yang terkemuka dari kerajaan tersebut.

3).Bidang Keagamaan

Agama adalah tradisi masyarakat Turki mempunyai peranan penting besar dalam lapangan
sosial dan politik. Masyarakat di golongkan berdasarkan agama, dan kerajaan pun sangat terikat
dengan syariat,sehingga fatwa ulama menjad hukum yang berlaku.

Oleh karena itu , ajaran -ajaran tarekat berkembang dan mengalami kemajuan di Kerajaan
Turki Utsmani para Mufti menjadi pejabat tertinggi dalam urusan agama sekaligus berwenang
membeei fatwa resmi terhadap problem ke agamaa yang terjadi dalam Masyarakat

D. Kemunduran kerajaan Turki Utsmani

Pemerintahan Usmani yang dimulai sejak tahun 923 H-1342 H (1517- 1923 M) yang
memberikan peradaban besar di dunia islam yaitu setelah menguasai berbagai wilayah di belahan
dunia, lambat laun mengalami kemunduran pasca wafatnya Sulaiman I (1566 M) atau dikenal
dengan sebutan Sulaiman Agung , tidak ada lagi sultan-sultan yang kuat. Meskipun begitu
kerajaan ini untuk masa beberapa abad masih dipandang sebagai militer yang tangguh. Kerajaan
ini bertahan lima abad lagi setelah sepeninggalnya Sultan Sulaiman I atau Sulaiman al-Qonuni.

Kerajaan Turki yang merupakan salah satu dari tiga kerajaan besar yang telah mencapai
masa fase kemajuan tentu terdapat factor penyebab kemundurannya, di sebabkan karena:

1. Wilayah Kekuasaan yang Sangat Luas


Para penguasa Kerajaan Usmani yang terfokus pada perluasan wilayah tanpa memperhatikan
penataan sistem pemerintahan sehingga harus melakukan peperangan terus menerus dengan
berbagai bangsa yang menghabiskan banyak materi atau potensi, sehingga dalam pengelolaan
administrasi menjadi tidak beres padahal hal itu bisa digunakan membangun kemajauan negara.
Lalu wilayah-wilayah yang jauh dari pusat mudah direbut oleh musuh dan sebagian berusaha
melepaskan diri

2. Heterogenitas Penduduk

Heterogenitas yang berasal dari kata heterogen yang artinya terbentuk dari berbagai
perbedaan atau keberagaman, dalam hal ini mencakup perbedaan suku bangsa, ras, agama
dan antargolongan. Sebab kerajaan Turki Usmani adalah kerajaan yang besar memliki
wilayah kekuasaan yang begitu luas meliputi Asia Kecil, Armenia, Irak, Siria, Hijaz, dan
Yaman di Asia; Mesir, Libia, Tunis, dan Aljazair di Afrika; di Bulgaria, Yunani,
Yugoslavia, Albania, Hongaria; di Rumania di Eropa. Wilayah yang luas itu didiami oleh
penduduk yang beragam dan untuk mengatur penduduk yang beragam dan tersebar di
wilayah yang luas itu diperlukan suatu organisasi pemerintah yang teratur. Akan tetapi
kerajaan Usmani pasca Sulaiman tidak memiliki pemimpin-pemimpin yang kuat justru
sangat lemah dan mempunyai perangai yang buruk.

3. Kelemahan para Penguasa

Setelah wafatnya Sulaiman al-Qanuni, kerajaan Usmani dipimpin oleh penguasa yang
lemah serta memiliki kepribadian yang buruk sehingga pemerintahan menjadi kacau dan
tidak teratasi dari masa ke masa.

4. Budaya Pungli

Pungli atau pungutan liar menjadi sebuah budaya yang umum terjadi di kerajaan Usmani,
sehingga mengakibatkan dekadensi moral terutama di kalangan pejabat yang sedang
memperebutkan kekuasaan yang membuat para pejabat semakin rusak dan rapuh.
5. Pemberontakan Tentara Jenissari

Jenissari adalah nama yang diberikan kepada tantara Usmani, pemberontakan yang
dilakukan oleh tantara Jenissari dikarenakan tidak lagi menerapkan prinsip seleksi dan
prestasi, keberadaannya didominasi oleh keturunan dan golongan tertentu yang
mengakibatkan adanya pemberontakan-pemberontakan. Pemberontakan Jenissari terjadi
sebanyak empat kali yaitu pada tahun 1525 M, 1632 M, 1727 M dan 1826 M.

6. Merosotnya Ekonomi

Kemerosotan ekonomi pada kerajaan Usmani ini diakibatkan perang yang terus menerus untuk
perluasan wilayah, biaya yang seharusnya digunakan untuk belanja negara justru digunakan
untuk biaya perang atau militer karenanya perekonomian pun merosot.

7. Terjadinya Kemandegan Ilmu dan Teknologi

Ilmu dan Teknologi sesuatu yang tidak dapat dipisahkan di dalam lini kehidupan. Kerajaan
Usmani kurang berhasil dalam pengembagan Ilmu dan Teknologi ini, karena hanya tertuju
kepada pengembangan militernya saja tanpa diimbangi dengan kemajuan ilmu dan teknologi
yang menyebabkan kerajaan Usmani tidak sanggup menghadapi persenjataan musuh dari Eropa
yang lebih maju.

Sedangkan Syafiq Mughni memaparkan bahwa kemunduran Turki pada abad ke XVII terjadi
karena kemerosotan kondisi sosial ekonomi dengan 3 sebab: pertama, ledakan jumlah penduduk.
Perubahan mendasar terjadi pada jumlah penduduk kerajaan sebagaimana terjadi pada struktur
ekonomi dan keuangan. Penduduk Turki bertambah dua kali lipat dari sebelumnya. Kedua,
lemahnya Perekonomian dalam Negeri. Kebijakan perekonomian dalam negeri Turki dihadapkan
pada kebijakan perekonomian baru yang didengungkan negara-negara Eropa membuat
perekonomian turki semakin terpuruk dan ditinggal relasinya. Ketiga, munculnya Kekuatan
Eropa. Munculnya kekuatan Politik baru di daratan Eropa dapat dianggap secara umum sebagai
faktor yang mempercepat keruntuhan kerajaan Turki Uthmani. Munculnya kekuatan-kekuatan
baru tersebut disebabkan beberapa penemuan dalam teknologi di Eropa yang memacu
bangkitnya kekuatan baru di bidang ekonomi maupun militer. Hal ini tidak hanya merubah
format hidup masyarakat Islam tetapi juga keseluruhan umat manusia.

Kerajaan ini mulai mengalami fase kemundurannya pada abad ke-17 terjadi berbagai
pemberontakan, seperti di Syiria di bawah pimpinan Kurdi Jumbulat, di Lebanon di bawah
pimpinan Druze Amir fakhruddin. Di samping itu, terjadi pula peperangan dengan negara-negara
tetangga seperti Venitia (1645-1664 M) dan dengan Syah Abbasiyah dari Persia. Di samping itu,
terjadi pula peperangan dengan negara-negara tetangga seperti Venitia (1645-1664 M) dan
dengan Syah Abbasiyah dari Persia. Jenissary, nama yang diberikan kepada tentara Usmani juga
memberontak. Sultan-sultan berada di bawah kekuasaan Harem. Sementara di Eropa juga mulai
timbul negara-negara yang kuat, sedangkan Rusia di bawah Peter Yang Agung telah pula
berubah menjadi negara yang maju. Dalam peperangan dengan negara-negara ini kerajaan
Usmani mengalami kekalahan dan daerahnya di Eropa mulai diperkecil sedikit demi sedikit.
Misalnya Yunani, memperoleh kemerdekaannya kembali di tahun 1829 M dan Rumania di tahun
1856 M. Demikian pula yang lain mengikuti, sehingga akhirnya sesudah Perang Dunia I, daerah
kerajaan Usmani yang dahulu demikian luas kini hanya mencakup Asia Kecil dan sebagian kecil
dari daratan Eropa Timur.

Sebagai puncaknya pada abad ke-20 tepatnya Tahun 1923 Kerajaan Usmani runtuh,
kekhalifahannya dihapuskan dan diganti dengan Negara Republik. Meski demikian nama negara
tersebut masih menggunakan nama Turki karena nasionalisme mereka sebagai bangsa Turki.

Kronologi Kerajaan Turki

X 1243 M – Bangsa Turki yang hidup secara nomad menetap secara tetap di Asia Kecil.
X 1299 M – Sebuah wilayah pemerintahan kecil Turki di bawah Turki Seljuk ditubuhkan di
barat Anatolia. X 1301 M – Osman I mengisytiharkan dirinya sebagai sultan. Tertubuhnya
Empayar Turki Uthmaniyyah.

X 1345 M – Turki Seljuk menyeberangi Selat Bosporus.

X 1389 M – Tentera Uthmaniyyah menewaskan tentara Serbia di Kosovo.

X 1402 M – Timurlane, Raja Tartar (Mongol) menumpaskan tentera Uthmaniyyah di Ankara.

X 1451 M – Sultan Muhammad al-Fatih menjadi pemerintah.

X 1453 M – Constantinople ditawan. Berakhirnya Empayar Byzantine.

X 1520 M – Sultan Sulaiman al-Qanuni dilantik menjadi Sultan.

X 1526 M – Perang Mohacs x 1529 M – Serangan dan kepungan ke atas Vienna.

X 1571 M – Perang Lepanto berlaku.

X 1641 M – Pemerintahan Sultan Muhammad IV

X 1683 M – Serangan dan kepungan ke atas Vienna buat kali kedua.

X 1687 M – Sultan Muhammad IV meninggal dunia.

X 1703 M – Pembaharuan kebudayaan di bawah Sultan Ahmed III.

X 1774 M – Perjanjian Kucuk Kaynarca.

X 1792 M – Perjanjian Jassy.


X 1793 M – Sultan Selim III mengumumkan “Pentadbiran Baru”.

X 1798 M – Napoleoncuba untuk menawan Mesir.

X 1804 M – Pemberontakan dan kebangkitan bangsa Serbia pertama.

X 1815 M – Pemberontakan dan kebangkitan bangsa Serbia kedua.

X 1822 M – Bermulanya perang kemerdekaan Greece.

X 1826 M – Pembunuhan beramai-ramai tentera elit Janissari. Kekalahan tentara laut


Uthmaniyyah di Navarino.

X 1829 M – Perjanjian Adrianople.

X 1830 M – Berakhirnya perang kemerdekaan Greece.

X 1841 M – Konvensyen Selat.

X 1853 M – Bermulanya Perang Krimea.

X 1856 M – Berakhirnya Perang Krimea.

X 1876 M – Perlembagaan Uthmaniyyah diluluskan.

X 1878M – Kongres Berlin. Serbia dan Montenegro diberi kemerdekaan. Bulgaria diberi kuasa
autonomi. X 1908 M ² Jawatan kuasa Perpaduan dan Kemajuan atau lebih dikenali sebagai Turki
Muda ditubuhkan. Perlembagaan Uthmaniyyah dikembalikan. Austria menyerang Bosnia dan
Herzegovina.
X 1912 M – Perang Balkan pertama.

X 1913 M – Perang Balkan kedua.

X 1914 M – Empayar Uthmaniyyah memasuki Perang Dunia I sebagai sekutu kuasa tengah.

X 1919 M – Mustafa Kemal Ataturk mendarat di Samsun.

X 1923 M – Sistem kesultanan dihapuskan. Turki diisytiharkan sebagai sebuah Republik.

X 1924 M – Pejabat khalifah dihapuskan. Tamatnya pemerintahan Empayar Turki Uthmaniyyah.

Kesimpulan

Referensi

- Bisri Djalil. 2017“Kemunduran Dan Perkembangan Politik Turki Uthmani”, Jurnal


Lentera: Kajian Keagamaan, Keilmuan dan Teknologi, Vol 3 No. 1,
- Dr. Siti Zubaidah. 2016. Sejarah Peradaban Islam. Medan: Perdana Publishing
- Dr. Din Muhammad Zakariya, M.Pd.I. 2018. Sejarah Peradaban Islam. Malang: CV.
Intrans Publishing
- Hitti, Philip K. History of the Arabs (terjemahan). Jakarta: 2014, Serambi Ilmu Semesta.
- Abdulkarim, Abdurrahman bin .2013. Kitab Sejarah Nabi Muhammad Saw. Yogyakarta:
DIVA Press
- Abdullah , Amin .2007.Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. Yogyakarta: Pustaka
Book Publisher
- Al- ‘Utsaimin , syekh Muhammad bin Shalih .1999. Syarah Ushul Iman. Tanpa Kota:
Darul Qasim
- Al – Baladzuri , Al- Imam Abu Al- Hasan . 1996. Ansab Al- Asryaf. Beirut : Dar al- Fikr.
- Ahmad ,Jamil . 1984. Seratus Muslim Terkemuka . Tanpa Kota : Tim Pustaka Firdaus.

Anda mungkin juga menyukai