Anda di halaman 1dari 14

ASPEK SOSIAL BUDAYA

DASAR PADA PRA


KAWIN DAN
PERKAWINAN
Oleh kelompok 4:
1. Fatma Kamila nusaiba
2. Melly Yolanda Sari
3. Sri apriliani
1. ASPEK SOSIAL BUDAYA DASAR PADA PRA KAWIN
DAN PERKAWINAN

A.Aspek sosial budaya pada prakawin mencakup.


a.Makanan/minuman
b.Istirahat
c.Perlindungan dari iklim/cuaca
d.Kesehatan
e.Pendidikan
f.Interaksi Social/Komunikasi dengan sesama
g.Keyakinan diri (confidance)
h.Adanya prinsip benar-benar salah
2.ASPEK SOSIAL BUDAYA YANG BERKAITAN PADA
KEHAMILAN

A. Pada trimester I
Pada trimester timbul beberapa gangguanSeperti :
- Tidak datangnya haid-Lebih sering buang air kecil
-Payudara mulai mengeras dan membesar
-Mudah letih dan lelah
-Mual, pusing dan ingin muntah
B.Pada trimester II
Aspek sosial budaya yang berpengaruh
pada trimester II antara lain :
-Emosi tidak stabil
-Perubahan bentuk tubuh karena perut sudah
mulai membuncit
-Gejolak perubahan emosi karena janin sudah
mulai bergerak
-Marning sikness (mual, muntah, pusing)
sudah berkurang sehingga sudah dapat
beraktivitas seperti biasa.
- Turunnya rasa percaya diri berhubungan
dengan perubahan bentuk tubuh.
C.Pada trimester III

Aspek sosial budaya yang berpengaruh antara


lain :
-Kesiapan mental menunggu kelahiran sibuah hati
-Kegembiraan mengubah perilaku dan tindakan sang
ibu dalam menentukan dan membeli perlengkapan si
buah hati selama hamil menurutkepercayaan/
kebudayaan di masyarakat ada kegiatan kegiatan
yang tidak boleh dilakukan seperti :
-Jangan tidur siang takut bayinya jadi besar
-Jangan duduk atau berdiri di pintu nanti
persalinannya lama
-Jangan duduk ditembok nanti ari-arinya langket
-Ibu hamil tidak boleh menyakiti/membunuh
binatang
-Ibu hamil tidak boleh memakai selendang yang
dibulatkan keleher karena takut bayinya dililit tali
pusat
-Di akhir kehamilan trimester III ibu hamil dilanjutkan
untuk minum air kelapa muda makan nanas agar
bayinya lahir bersih, dan juga disuruh jalan pagi.
3.ASPEK SOSIAL BUDAYA DASAR PADA
PERSALINAN
A. Kala I (pembukaan 1- pembukaan lengkap)
Ruang yang lapang sangat diperlukan
sebagai tempat melahirkan karena lebih
mudah meletakkan berbagai macam alat yang
diperlukan.Sebagai besar masyarkat juga
mempercayai budaya-budaya yang beredar
dilingkungan masyarakat pada masa kala I ini
seperti :
-Meminum air rumput fatimah
-Memakan kuning telur mentah.
Masyarakat percaya dengan minuman air
rumput fatimah dapat mempercepat
pembukaan dan mempermudah jalannya
kelahiran bayi.
B.Kala II (persalinan)
Budaya yang beredara di
masyarakat seperti :
Apabila pada saat melahirkan
diambang pintu, maka perempuan
yang akan melahirkan disuruh
berbaring. Pada saat akan
melahirkan, semua orang yang ada
di rumah harus tenang dan duduk
menjauhi tempat bersalin. Anak-
anak dilarang membuat segala jenis
kebisingan atau kegaduhan.
C.Kala III (kelahiran plasenta)

Setelah tali pusat dipotong


dengan pemotong pusat, pusat yaitu
dengan sebilah bambu yang telah
ditajamkan, baru plasenta
dikeluarkan.
D.Kala IV (setelah kelahiran placenta)
Sementara itu, bidan atas membersihkan
badan bayi yang baru melahirkan daridarah
dan kotoran. Setelah bersih dipakaikan kain
bersih lalu diangkat dandibaringkan diatas
tempat tidur yang telah disediakan dengan
posisi bersadar,setelah itu didahinya dilumuri
dengan air sepang atau kayu sepang yang
disebut pilis.
Pada zaman sekarang cara persalinaan
seperti diatas tidaklah banyak ditemui
lagikarena disetiap pelosok/desa sudah
ditempatkan bidan-bidan desa jika ada dukun
beranak sekarangpun sudah dilakukan
pelatihan dan pembinaan terhadap dukun
beranak.
4.ASPEK SOSIAL BUDAYA PADA
PERSALINAN PADA SAAT INI
Sebagaimana kita ketahui pada saat
ini persalinan dengan dukun beranak
sudah jaranaterjadi kaena disetiap
pelosok / desa sudah ditempatkan
para bidan desa, walau pun begitu tidak
bisa kita pungkiri masih ada persalinan
yang dibantu oleh dukun.Tetapi dukun
pada zaman Semarang sudah diberi
pelatihan untuk menolong persalinan.
5.ASPEK SOSIAL BUDAYA DASAR PADA MASA
NIFAS
Aspek sosial yang berkaitan pada masa nifas
antara lain :
-Peralihan perhatian lingkungan pada si bayi
-Ketidakmampuan ibu untuk menghindari
tanggung jawab baru untuk mereawat bayinya
-Kekecewaan atas perubahan kondisi dan bentuk
tubuh sehabismelahirkan
-Rasa lelah yang berlebihan karena mengurus si
kecil
-Merasa terkekang dan tidak bebas seperti dulu
lagi pada masa-masaini seorang ibu bisa terkena
depresi, disinilah peran suami dan keluarga untuk
berbagai rasa dan membangun keterbukaan
suami dan istri.
6.ASPEK SOSIAL BUDAYA DASAR YANG
BERKAITAN DENGAN BAYIBARU LAHIR
(BBL)
Aspek sosial yang berkaitan dengan BBL
antara lain :
-Kesiapan diri menjadi orang tua
-Perubahan emosi karena penantian
panjang yang membuahkan kebahagiaan
-Memberikan kasih sayang dan merawat
dengan ketulusan
Terima Kasih Atas perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai