Anda di halaman 1dari 12

DATA EKONOMI MAKRO

Disusun oleh :

KELOMPOK 10

1. Lia Ariasanti (14.0102.0008)


2. Ari Trisnawati (14.0102.0046)

Dosen pengampu : Muhdianto, SE

FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2014/2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah, rahmat, dan Karunia-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “DATA EKONOMI MAKRO” .
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi dan melengkapi tugas
Ekonomi Pengantar, serta untuk menambah wawasan tentang bagaimana kesejahteraan masyarakat
dalam suatu pasar.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kesulitan dan tidak
dapat diselesaikan tanpa bantuan orang lain. Untuk itu, pada kesempatan kali ini kami
mengucapkan terima kasih kepada orang tua kami yang telah memberikan dorongan semangat serta
motivasi yang tidak pernah henti. Terima kasih yang kedua kami ucapkan kepada dosen pengampu
kami yaitu Bapak Muhdianto, SE. Dan teman-teman semua yang tidak mungkin kami sebutkan satu
per satu.

Kami juga menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami mengharapkan masukan, saran, dan kritik untuk
membangun kesempurnaan. Dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Magelang, 21 November 2014

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................1
C. Tujuan.......................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................2
I. MENGUKUR PENDAPATAN SUATU NEGARA................................................................2
A. Pendapatan Dan Pengeluaran Dalam Perekonomian............................................................2
B. Produk Domestik Bruto Dan Komponen-Komponennya.....................................................3
C. PDB Riil Versus PDB Nominal............................................................................................3
D. PDB Dan Kesehatan Perekonomian......................................................................................3
II. PERHITUNGAN BIAYA HIDUP...........................................................................................4
A. Indeks Harga Konsumen.......................................................................................................4
B. Masalah-masalah dalam Perhitungan Biaya Hidup..............................................................5
C. Deflator PDB versus Indeks Harga Konsumen.....................................................................6
D. Mengoreksi Variabel Ekonomi terhadap Dampak Inflasi.....................................................6
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................8
A. KESIMPULAN.........................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kondisi perekonomian secara keseluruhan berpengaruh sangat besar terhadap kita semua,
maka dari itu penting untuk membahas sejumlah data yang digunakan oleh para ekonom dan
pembuat kebijakan untuk memonitor kinerja perekonomian secara keseluruhan. Ilmu ekonomi
makro adalah ilmu tentang fenomena perekonomian secara luas, termasuk inflasi,
pengangguran, dan pertumbuhan ekonomi.
Dalam ilmu ekonomi makro, untuk mengukur suatu pendapatan total dari sebuah negara
dapat menggunakan PDB atau Produk Domestik Bruto dan untuk mengukur keseluruhan dari
biaya hidup para ekonom dan departemen statistik menggunakan IHK atau Indeks Harga
Konsumen.
Dalam sebuah negara penting untuk mengetahui perkembangan atau pertumbuhan ekonomi
dari tahun ke tahun. Ilmu ekonomi makro menjelaskan dengan berupa data yang konkret
tentang bagaimana suatu negara dapat tumbuh dan berkembang bahkan suatu negara dapat
melemah dalam bidang ekonomi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ilmu ekonomi makro ?
2. Bagaimana mengukur pendapatan suatu negara ?
3. Bagaimana menghitung biaya hidup ?

C. Tujuan
1. Menjelaskan materi dan pengertian secara jelas dan lengkap tentang ilmu ekonomi makro.
2. Menjelaskan dan mengetahui bahwa bagaimana pendapatan suatu negara tersebut diukur.
3. Menjelaskan dan mengetahui bagaimana menghitung biaya hidup secara jelas.

1
BAB II
PEMBAHASAN

DATA EKONOMI MAKRO


Jika sebelumnya kita telah membahas ilmu ekonomi mikro (microeconomics), yaitu ilmu tentang
bagaimana rumah tangga dan perusahaan membuat keputusan dan bagaimana mereka berinteraksi
di pasar. Maka selanjutnya, kita akan membahas ilmu ekonomi makro (macroeconomics), yaitu
ilmu tentang fenomena perekonomian secara luas, termasuk inflasi, pengangguran, dan
pertumbuhan ekonomi.

I. MENGUKUR PENDAPATAN SUATU NEGARA


Ketika mengukur pendapatan total suatu negara, maka tidak lepas dari produk domestik
bruto (PDB). PDB merupakan statistik yang paling banyak dipantau karena dipandang sebagai
satu-satunya ukuran paling tepat tentang kesehatan perekonomian suatu masyarakat.

A. Pendapatan Dan Pengeluaran Dalam Perekonomian


Produk domestik bruto (PDB) mengukur pendapatan total dan pengeluaran total secara
bersamaan, karena kedua hal ini pada dasarnya sama saja. Untuk suatu perekonomian secara
keseluruhan, pendapatan total harus sama dengan pengeluaran total.
Cara untuk memandang persamaan pendapatan total dan pengeluaran total adalah dengan
diagram arus lingkaran.

as rb arn
P g
as an
P
d jrb
d asrj n
g
e ru
P sah
e au
P sh n
a u m
taR u
ah
g ah
n

as rfap
P d kto
o rau
s ri
p ro
d u ksi

2
Rumah tangga membeli barang dan jasa dari perusahaan, dan perusahaan menggunakan
pendapatan dari penjualan mereka untuk membayar upah pegawai, sewa pemilik tanah, dan
keuntungan pemilik perusahaan. Besar PDB sama dengan jumlah yang dibelanjakan oleh rumah
tangga di pasar barang dan jasa. Dan besar PDB juga sama dengan jumlah upah, sewa, dan
keuntungan yang dibayarkan perusahaan di pasar faktor produksi.

B. Produk Domestik Bruto Dan Komponen-Komponennya


Lebih spesifik lagi, Produk domestik bruto (gross domestic product-GPD), adalah nilai
pasar seluruh barang dan jasa akhir yang diproduksi di suatu Negara pada periode tertentu.
Komposisi PDB dari berbagai jenis pembelanjaan dapat dipelajari dari persamaan identitas,
yaitu persamaan yang kebenarannya ditentukan oleh definisi variable-variabel di dalamnya.
Untuk melakukannya, PDB yang dilambangkan dengan “Y” dibagi menjadi empat
komponen, diantaranya konsumsi (Consumption) dilambangkan “C”, yaitu pembelanjaan
barang dan jasa oleh rumah tangga dengan pengecualian pembelian rumah baru. Investasi
(Investment) dilambangkan “I”, yaitu pengeluaran untuk peralatan modal, persediaan, dan
bangunan atau struktur, termasuk belanja rumah tangga untuk rumah baru. Belanja pemerintah
(Government purchases) dilambangkan “G”, yaitu pembelanjaan untuk barang dan jasa yang
dilakukan oleh pemerintah. Serta ekspor neto (Net exports) dilambangkan “NX”, yaitu
pembelian barang produksi domestik oleh warga asing (ekspor) dikurangi dengan pembelian
barang asing oleh warga domestik (impor).

Y = C + I + G + NX

C. PDB Riil Versus PDB Nominal


PDB nominal (nominal GDP) adalah produksi barang dan jasa yang dinilai pada harga kini.
PDB nominal mencerminkan, baik harga barang dan jasa maupun jumlah barang dan jasa yang
diproduksi dalam perekonomian. Sedangkan PDB riil (real GDP) adalah produksi barang dan
jasa yang dinilai pada harga tetap. Dengan menetapkan harga pada tahun basis, maka PDB riil
hanya mencerminkan jumlah yang diproduksi.
Dari kedua statistik tersebut, dapat dihitung statistik ketiga yang disebut dengan deflator
PDB (deflator GDP), yaitu ukuran tingkat harga yang dihitung sebagai rasio PDB nominal
dengan PDB riil dikali 100. Deflator PDB hanya mencerminkan harga barang dan jasa saja.

Deflator PDB = PDB nominal/PDB riil x 100

D. PDB Dan Kesehatan Perekonomian


Di awal disebutkan bahwa PDB merupakan statistik yang paling banyak dipantau karena
dipandang sebagai satu-satunya ukuran paling tepat tentang kesehatan perekonomian suatu
masyarakat, kini setelah mengetahui definisi PDB, maka kita dapat mengevaluasi pernyataan
ini.
PDB merupakan ukuran yang baik untuk kesejahteraan ekonomi bagi sebagian besar-namun
tidak semua-tujuan. PDB bukan ukuran yang sempurna untuk kesejahteraan, ketika kita
memperhatikan apa yang termasuk ke dalam PDB dan apa yang dikecualikan dari PDB.
Sebagai contoh, PDB mengecualikan waktu luang, mutu lingkungan, dan distribusi pendapatan.

3
II. PERHITUNGAN BIAYA HIDUP
Secara luas (dipandang dari seluruh aspek kehidupan), biaya hidup adalah pengorbanan sumber
ekonomi yang dapat diukur dengan satuan uang baik yang sudah terjadi maupun belum terjadi
untuk tujuan tertentu. Inflasi adalah situasi dalam perekonomian yang menunjukkan keseluruhan
harga mengalami kenaikan.

A. Indeks Harga Konsumen

Indeks harga konsumen-IHK atau consumer price indeks-CPI adalah suatu ukuran biaya
keseluruhan barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen atau pelanggan.

Cara menghitung indeks harga konsumen, yaitu :

1. Tentukan isi keranjang


Menentukan isi keranjang yaitu menentukan harga-harga mana yang paling penting bagi
konsumen. Misalnya Hp Samsung dan Hp Sony Ericson , jika konsumen lebih banyak membeli
Hp Samsung daripada Hp Sony Ericson, maka harga harga Hp Samsung lebih penting
dibandingkan Hp Sony Ericson, sehingga harus diberikan bobot dalam mengukur biaya hidup.
2. Temukan harga-harganya
Menemukan harga setiap barang atau jasa yang ada dalam keranjang belanjaan konsumen
tersebut dari waktu ke waktu. Misalnya Hp Samsung dan Hp Sony Ericson, selama beberapa
tahun sebelumnya, sekarang, dan tahun setelahnya harus mengetahui berapakah harga kedua
barang tersebut.
3. Menghitung harga seluruh isi keranjang
Menggunakan data harga-harga untuk menghitung jumlah harga keseluruhan isi keranjang
barang atau jasa dari waktu ke waktu.
4. Memilih tahun basis dan menghitung indeksnya
Memilih satu tahun sebagai tahun basis yang merupakan tolok ukur yang menjadi
bandingan tahun-tahun yang lainnya. Untuk menghitung indeksnya, harga keranjang barang dan
jasa untuk setiap tahun dibagi dengan harga keranjang pada tahun basis. Perbandingan ini
kemudian dikalikan 100, dan angka hasilnya adalah indeks harga konsumen.
5. Menghitung laju inflasi
Laju inflasi (inflation rate) adalah perubahan persentase pada indeks harga dari periode
sebelumnya. Untuk menghitung laju inflasi dapat menggunakan indeks harga konsumen.
Tingkat inflasi antara dua tahun berurutan dapat dihitung dengan rumus :

CPI pada tahun ke 2−CPI pada tahun ke 1


Laju inflasi tahun ke-2 = x 100
CPI pada tahun ke−1

Contoh yang hanya menggunakan dua macam barang tersebut memang sangat
menyederhanakan kenyataan yang ada, tetapi contoh tersebut dapat menggambarkan apa yang
dilakukan para ahli statistik menghitung indeks harga konsumen diberikan.
Selain indeks haga konsumen untuk keseluruhan perekonomian, beberapa indeks harga
lainnya dapat dihitung untuk daerah-daerah tertentu di negara lain dan untuk beberapa kategori
4
kecil barang atau jasa seperti makanan, pakaian, energi. Indeks harga konsumen yang
mengukur harga biaya keranjang barang dan jasa yang dibeli oleh perusahaan-perusahaan dan
bukan oleh konsumen juga dapat dihitung. Karena pada akhirnya perusahaan-perusahaan
membebankan biaya tersebut kepada konsumen dalam bentuk harga konsumen yang lebih
tinggi perubahan-perubahan pada indeks harga produsen seringkali dianggap berguna dalam
memprediksi perubahan-perubahan pada indeks harga konsumen.

B. Masalah-masalah dalam Perhitungan Biaya Hidup

Tujuan dirumuskannya indeks harga konsumen adalah untuk mengukur perubahan-perubahan biaya
hidup, tetapi indeks harga konsumen bukanlah ukuran biaya hidup yang sempurna karena
didalamnya terdapat masalah-masalah pokok yang sulit untuk diatasi atau dipecahkan.

1. Bias substitusi (substitution bias)


Bias substitusi adalah perilaku konsumen yang mengganti atau mensubstitusi belanjaan
mereka ke barang atau jasa yang harganya relatif lebih murah.
Ketika harga-harga berubah dari tahun ke tahun dan harga-harga tersebut mengalami
ketidakseimbangan. Konsumen meresponnya dengan membeli lebih sedikit barang atau jasa
yang harganya sedang mengalami kenaikan dan lebih memilih membeli barang-barang atau jasa
yang harganya sedang turun atau bahkan tidak mengalami kenaikan.

Contoh : harga Tab Advan lebih murah daripada harga Tab Samsung. Konsumen akan lebih
banyak mengonsumsi Tab Advan daripada Tab Samsung, akan tetapi para ahli statistik
menyusun sebuah keranjang tetap yang esensinya agar di tahun-tahun berikutnya jika harga Tab
Samsung lebih murah daripada harga Tab Advan, konsumen akan tetap mengonsumsi Tab
Advan.

2. Munculnya barang-barang baru


Ketika barang baru diperkenalkan, para konsumen memiliki varietas lebih banyak yang
dapat mereka pilih. Dengan banyaknya pilihan yang ada, biasanya akan membuat uang lebih
bernilai, sehingga konsumen memperlukan uang lebih sedikit untuk membeli suatu barang atau
jasa daripada sebelumnya untuk mempertahankan standar hidupnya yang lama.

Contoh : sekarang ini banyak persaingan dalam pembuatan Hp android, untuk itu persaingan
antara Hp Samsung dengan Hp Oppo, Hp Oppo lebih memperkenalkan fitur-fitur baru yang
menyaingi Hp Samsung. Misalnya Hp Oppo memberikan kelebihan dalam bagian layar LCD
yang kuat dibandingkan Hp Samsung.

Indeks harga konsumen bukanlah ukuran yang sempurna karena tidak dapat menyesuaikan
diri terhadap hal yang baru, sehingga Departemen statistik hanya memantau perkembangan
harganya saja, namun penurunan biaya hidup yang terjadi ketika barang baru memasuki pasar
tidak pernah tercantum dalam indeks.

5
3. Perubahan kualitas yang tidak terukur
Apabila kualitas barang menurun dari satu tahun ke tahun berikutnya, nilai uang akan
menurun, bahkan jika harga barang tetap sama. Begitu pula, jika kualitas suatu barang tersebut
naik dari satu tahun ke tahun berikutnya, nilai uang akan naik. Masalah perubahan kualitas ini
sulit untuk diatasi karena kualitas suatu barang sulit untuk diukur.

C. Deflator PDB versus Indeks Harga Konsumen

Deflator PDB adalah perbandingan PDB nominal dengan PDB sebenarnya. Dalam mengukur
seberapa cepat harga-harga mengalami kenaikan, biasanya gambaran yang dikemukakan oleh
deflator PDB dan indeks harga konsumen kurang lebih mempunyai kesamaan. Namun, ada
perbedaan yang menyebabkan angka kedua ukuran tersebut berbeda, yaitu :

1. Deflator PDB mencerminkan harga semua barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri,
sedangkan indeks harga konsumen mencerminkan harga semua barang dan jasa yang dibeli
oleh konsumen.
2. Deflator PDB membandingkan harga barang dan jasa yang diproduksi saat ini dengan harga
barang dan jasa yang sama di tahun dasar, sedangkan indeks harga konsumen membandingkan
harga keranjang barang dan jasa yang tetap disuatu tahun dengan harga keranjang di tahun
basis.

D. Mengoreksi Variabel Ekonomi terhadap Dampak Inflasi

Tujuan dari mengukur tingkat harga keseluruhan dalam perekonomian adalah untuk melakukan
perbandingan antara nilai moneter dari masa waktu yang berbeda.

1. Nilai uang dari waktu ke waktu


Untuk mengetahui perubahan nilai uang dari waktu ke waktu dapat di teliti melalui besar upah
pada waktu dahulu dengan waktu yang sekarang menggunakan rumus :

tingkat hargatahun sekarang


Upah tahun sekarang = Upah tahun dulu X
tingkat harga tahun dulu

Contoh lainnya : seorang investor akan lebih senang menerima uang Rp 1.000,00 hari ini
daripada sejumlah uang yang sama di tahun mendatang. Karena jika seorang investor tersebut
menerima uang tersebut hari ini, ia dapat menginvestasikan uang tersebut dalam suatu tingkat
keuntungan, sehingga dalam tahun mendatang uang yang investor dapatkan akan lebih besar
daripada Rp1.000,00.

2. Indeksasi
Indeksasi (indexation) adalah penyesuaian otomatis dari jumlah uang yang ada dengan
dampak inflasi oleh undang-undang atau kontrak. Ketika beberapa jumlah dolar secara otomatis
dikoreksi untuk inflasi oleh hukum atau kontrak jumlah tersebut dikatakan diindeks untuk
inflasi.

6
Contoh : ketika sebuah perusahaan memberikan kontrak jangka panjang dengan serikat pekerja,
dan demikian menyertakan indeksasi upah yang persial atau yang lengkap pada indeks harga
konsumen. Ketetapan ini adalah tunjangan biaya hidup yang secara otomatis meningkatkan
upah ketika indeks harga konsumen naik.

3. Suku bunga nominal dan suku bunga riil


Bunga merupakan pembayaran masa mendatang untuk transfer uang pada masa lalu. Suku
bunga nominal (nominal interest rate) adalah suku bunga yang bisa dilaporkan tanpa koreksi
terhadap dampak inflasi. Contohnya suku bunga yang diberikan oleh bank. Sedangkan suku
bunga riil (real interest rate) adalah suku bunga yang telah dikoreksi terhadap dampak inflasi.
Suku bunga riil menunjukkan seberapa cepat daya beli rekening bank naik sepanjang waktu.

Suku bunga riil = Suku bunga nominal – Laju inflasi

Contoh : Tuan Andre meminjam $1.000 untuk satu tahun, tingkat suku bunga nominal pada
tahun itu adalah 15% dan selama tahun tersebut tingkat inflasinya adalah 10%.

Suku bunga riil = suku bunga nominal – Laju inflasi

Suku bunga riil = 15% - 10%

= 5%

Jadi suku bunga riil yang diperoleh Tuan Andre sebesar 5%.

7
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Ilmu ekonomi makro adalah ilmu tentang fenomena perekonomian secara luas, termasuk
inflasi, pengangguran dan pertumbuhan ekonomi. Menghitung pendapatan total suatu negara
dapat diukur menggunakan PDB atau Produk Domestik Bruto. PDB mengukur pengeluaran
total barang dan jasa yang baru diproduksi dalam perekonomian dan pendapatan total yang
diperoleh dari produksi barang dan jasa tersebut. Sedangkan IHK atau Indeks Harga Konsumen
menghitung keseluruhan biaya hidup, IHK merupakan biaya keranjang barang dan jasa yang
berhubungan dengan biaya keranjang yang sama pada tahun basis.
Dalam perhitungan perekonomian deflator PDB dan IHK mempunyai perbedaan, yaitu :
1. Deflator PDB mencerminkan harga semua barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri,
sedangkan indeks harga konsumen mencerminkan harga semua barang dan jasa yang dibeli
oleh konsumen.
2. Deflator PDB membandingkan harga barang dan jasa yang diproduksi saat ini dengan harga
barang dan jasa yang sama di tahun dasar, sedangkan indeks harga konsumen
membandingkan harga keranjang barang dan jasa yang tetap disuatu tahun dengan harga
keranjang di tahun basis.

8
DAFTAR PUSTAKA

Mankiw, N. Gregory. 2014. Pengantar Ekonomi Makro. Salemba Empat: Jakarta

http://fesamardian.students.uii.ac.id/tag/3-perhitungan-biaya-hidup/

Anda mungkin juga menyukai