Anda di halaman 1dari 13

Tugas Terstruktur Dosen Pengampu

Akhlak Tasawuf Siti Rahmah,M.Ag

MAKALAH
IMAM AL-GHAZALI DAN AJARAN TASAWUFNYA

Disusun Oleh:
Kelompok 9

Azrul Wahyu Pahriza 210104030148


Irwatunnisa 210104030233
Ahmad Hafi 210104030205
Muhammad Hamidan 210104030119

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
PRODI MANAJEMEN DAKWAH
BANJARMASIN
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentu kami tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga
selalu tercurahkan kepada junjungan tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang seperti saat ini dan
juga yang kita nanti-nantikan syafa’atnya diakhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat-Nya, baik , itu berupa
fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu menyelesaikan pembuatan makalah dari mata
kuliah Akhlak Dan Ilmu Tasawuf “Imam AL-Ghazali Dan Ajaran Tasawufnya”.
Dalam makalah ini kami sebagai penulis sekaligus penyusun menyajikan persoalan sumber
ajaran agama islam. Walaupun sudah berusaha semaksimal mungkin, namun kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna serta masih banyak terdapat kesalahan dan
kekurangan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan penulisan untuk masa yang akan datang. Kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami penulis maupun para pembaca serta dapat menambah wawasan tentang
agama islam mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan maupun penyampaian.
Sekian terima kasih.

Banjarmasin,03 Desember 2021

Kelompok 9
ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................. i


KATA PENGANTAR ........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................... 3
A. Imam Al-Ghazali ......................................................................................................... 3
B. Ajaran Tasawuf Imam Al-Ghazali ............................................................................... 3
C. Karya-karya Imam Al-Ghazali..........…………………………………………………5
D. Pengaruh Ajaran Tasawuf Imam Al-Ghazali ……………………………………….7
BAB III PENUTUP.................................................................................................................8
A. Kesimpulan....................................................................................................................8
B. Saran dan Kritik.............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pemikiran tokoh sufi dalam kajian tasawuf sangat beragam bentuknya dan masing-masing
sufi memiliki kekhasan yang berbeda- beda walaupun suaranya sama yaitu menuju Al-Haq (Allah
SWT ) Salah satunya adalah Imam Al-Ghazali dia merupakan tokoh sufi yang terkenal pada abad
ke-5. Al-Ghazali menempuh dua masa kehidupan yang berbeda pertama ketika dia dalam kondisi
penuh semangat dalam menimba ilmu, mengajar dengan penuh gairah dalam kedudukan sebagai
guru besar di perguruan Nizamiyah yang senantiasa diliputi oleh harta duniawi. Yang kedua, masa
syakk (ragu) terhadap kebenaran ilmu yang di dapatnya dan terhadap kedudukan yang di
pegangnya. Akhirnya ke raguan itu terobati dengan pengalaman tasawufnya. Hal ini terjadi di akhir
masa pertamanya dan merupakan masa peralihannya. Maka bagian kedua dari kehidupannya di
jalani dengan tentram dan keheningan tasawuf. Pada masa inilah ia banyak menulis tentang
tasawuf.
Dari paparan sekilas diatas, maka makalah ini akan membahas tentang Imam Al-Ghazali
dan ajaran tasawufnya. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sosio-historis pada masa
Imam Al-Ghazali,Ajaran tasawuf Imam Al-Ghazali,Karya-karya Imam Al-Ghazali,dan yang
terakhir bagaimana pengaruh tasawuf Imam Al-Ghazali. Pembahasan ini perlu di kaji karena Al-
Ghazali sebagai salah satu tokoh di bidang tasawuf yang memiliki segala ilmu keislaman. Beliau
dapat menggabungkan antara syariat dan hakikat sehingga pemikirannya dapat di terima oleh
kalangan sunni. Ini adalah salah satu kejeniusannya dan kecerdasan Al-Ghazali dalam bidang
tasawuf.

1
B. Rumusan Masalah
1. Siapakah Imam Al-Ghazali?
2. Bagaimana ajaran tasawuf imam Al-Ghazali?
3. Apa saja karya-karya imam Al-Ghazali?
4. Bagaimana pengaruh tasawuf imam Al-Ghazali?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui siapakah Imam Al-Ghazali.
2. Untuk mengetahui bagaimana ajaran tasawuf Imam Al-Ghazali.
3.Untuk mengetahui karya-karya Imam Al-Ghazali.
4.Untuk mengetahui pengaruh ajaran tasawuf Imam Al-Ghazali.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A .IMAM AL-GHAZALI
Nama lengkap Imam Al-Ghazali adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali
dilahirkan di Thus, salah satu kota di Khurasan ( persia ) pada pertengahan abad ke-5 hijriyah (
450 H/ 1058 M ). Ia adalah salah seorang pemikir besar islam yang di anugrahi gelar Hujjatul
Islam ( bukti kebenaran agama islam ) dan zain ad-din ( perhiasan agama ). Imam Al-Ghazali
meninggal di kota kelahirannya yaitu di Thus pada tanggal 14 jumadil akhir 505 H ( 19 desember
1111 M.) Imam Al-Ghazali pertama-tama belajar agama di kota Thus, kemudian meneruskan di
kota jurjan dan akhirnya di Naisabur pada imam Juwaini sampai yang terkahir ini wafat pada tahun
478H / 1085 M. Ayah Al-Ghazali adalah seorang yang wara’ yang hanya makan di usaha
tangannya sendiri. Pekerjaannya ialah sebagai pemintal dan penjual wol pada waktu- waktu
senggang. Ayahnya selalu mendatangi tokoh-tokoh agama dan para ahli fiqih di berbagai majlis
dan khawalat mereka mereka untuk mendengarkan nasehat-nasehatnya. Ayah imam Al-Ghazali
meninggal ketika al-ghazali dan saudara kandungnya Ahmad masih dalam usia anak-anak.
Sebelum ayah wafat,sang ayah berwasiat kepada temannya yaitu salah seorang sufi untuk
mendidik dan merawat kedua anaknya.

Di masa kanak² Imam Al-Ghazali belajar kepada Ahmad bin Muhammad Ar- Ridzikani di
Thus kemudian belajar kepada Abi Nashr Al-Ismaili di Jurjani dan akhirnya kembali lagi ke kota
asalnya yaitu di Thus.Imam Al-Ghazali lahir pada saat terjadinya perseteruan di antara ulama fiqih
dan ulama tasawuf yang pertama lebih menekankan aspek eksoterik ibadah, dan memaknai fiqih
sebagai seperangkat aturan formal, terlepas dari teologi dan tasawuf, sementara yang kedua adalah
lebih menekankan eksoterik ibadah dan melupakan aspek lahiriah, bahkan mengklaim aspek batin
jauh lebih penting dari aspek zahiriah Al-Ghazali mengkritik keduanya.Itulah sebabnya imam Al-
Ghazali dengan tegas menentang orang-orang yang berkutat dalam tasawuf, tetapi meremehkan
ritual-ritual formal agama. Ia mengingatkan bahwa pelaksanan ritual² itu tidak boleh terjatuh pada
formalitas pengguguran kewajiban semata, melainkan harus disertai dengan penghayatan akan
makna²-makna batin dan rahasianya.

3
Para pengaji tasawuf sering menempatkan Al-Ghazali sebagai tokoh utama dalam
perkembangan tasawuf sunni. Al-Ghazali tampil sebagai penyelamat tasawuf dari kehancuran.

Beliau menyelematkan tasawuf dengan cara mengintegrasikannya dengan fiqih dan ilmu kalam
menjadi suatu ajaran islam yang utuh.

B .Ajaran Tasawuf Imam Al –Ghazali


Tasawuf itu berarti pembersihan qalbu dari pergaulan makhluk,perpisahan dari perilaku
sifat naluriah,pengekangan sifat-sifat manusiawi,upaya menjauhi ajakan-ajakan nafsu, menghiasi
diri dengan sifat-sifat ruhaniyah dan menekuni ilmu-ilmu hakikat, serta mengikuti syariat
Rasulullah SAW.”(AL-GHAZALI,Raudhah:2005). Menurut Al-Ghazali, tasawuf dimaknai
sebagai ketulusan kepada Allah dan pergaulan yang baik dengan sesama manusia. Tasawuf itu
mengandung dua unsur. Pertama,hubungan manusia dengan Allah dan hubungan sesama
manusia.Kedua, hubungan tersebut didasarkan pada akhlak. Hubugan kepada Allah didasarkan
kepada ketulusan (keikhlasan niat) yang ditandai dengan menghilangkan kepentingan diri untuk
melaksanakan perintah Allah. Sedangkan hubungan dengan manusia didasarkan atas etika
pergaulan. Salah satunya adalah mendahulukan kepentingan orang lain di atas kepentingan diri
sendiri, selama kepentingan itu tidak bertentangan dengan syariat. Sebab, menurut Al-Ghazali,
setiap orang yang melakukan penyimpangan terhadap- syariat, maka ia bukan sufi. Jika ia
mengaku sufi, maka pengakuannya adalah dusta.”AL-Ghazali,Khulasah,2006). Dasar-dasar
tasawuf adalah memakan makanan halal dan mengikuti teladan Rasulullah saw. Baik dalam
akhlak, perbuatan dan perintah-perintahnya.Siapapun yang tidak mengiktui ajaran al-Quran,
mencatat hadis, dalam konteks tasawuf tidak bisa diikuti. Karena ilmu kita terikat dengan al-Quran
dan as-Sunnah.Dengan demikian, tasawuf yang benar itu adalah tasawuf yang menekankan kepada
pengamalan syariat, moralitas, dan keikhlasan dalam beribadah. Tasawuf yang mengabaikan
ketiga hal ini adalah pseudo tasawuf. Tasawuf, awalnya merupakan ilmu, di tengah-tengahnya ada
amal, dan akhirnya adalah anugerah. Ilmulah yang membuka maksud yang dikandungnya,
sedangkan amal mewujudkan apa yang dicari, sementara anugerah merupakan penghantar kepada
tujuan utamanya. Pemikiran Al-Ghazali tentang tasawuf ini tertuang dalam bukunya Ihya’
ulumuddin , sebuah kitab yang melukiskan suatu fikiran, suatu kesanggupan menghidangkan soal
besar dalam susunan yang mudah,gabungan kejernihan otak dengan perasaan hati yang murni.
4
Dalam kitab itulah Al-Ghazali menggabungkan antara fiqh dengan tasawuf dan ilmu kalam,
yang semuanya maksudnya mengokohkan iman dan cinta kepada Allah SWT.Sekalipun Al-
Ghazali terpengaruh oleh corak tasawuf Iluminasi dalam sebagian konsepnya,pandangannya
tentang ilmu batin, ajakannnya kepada tasawuf, perjuangan spiritual (mujahadah) dan latihan-
latihan spiritual (riyadhah) sebagai metode untuk meraih penyingkapan dan pencapaian makrifat
atau ilmu laduni, hebatnya ia masih tetap membedakan antara tasawuf dan sufi dengan pelbagai
penyimpangan yang terjadi dalam aliran-aliran yang menyimpang yang memegang prinsip ittihad
dan hulul. Bahkan, ia menolak dan melawan mereka dengan berbagai alasan dan dalil. Secara terus
terang ia menyatakan bahwa seseorang yang telah mendapat penyingkapan (kasyf) dan penyaksian
(musyahadah) tidak layak mengeluarkan suatu ucapan yang bertentangan dengan dengan akidah
Islam, yakni akidah tauhid murni yang membedakan mana Tuhan dan mana hamba, serta
menegaskan bahwa Tuhan adalah Tuhan dan hamba adalah hamba. (Ibrahim Hilal: 89).

C .Karya-karya Imam Al-Ghazali


Di jelaskan dalam pengantar buku karya imam Al-Ghazali yang berjudul mukhtasar ihya
‘ulumuddin bahwa As-subki dalam thabaqat syafi'iyyah menyebutkan bahwa karangan imam Al-
Ghazali sebanyak 58 karangan. Thasi kubra zadeh di dalam miftah as-sa'adah wa misbah as-
syaidah menyebutkan bahwa karya-karya mencapai 80 buah. Dan buku- buku dan risalah yang
tidak terhitung jumlahnya sangat banyak jumlahnya dan tidak mudah bagi seseorang mengetahui
judul-judul seluruh karyanya hingga di katakan bahwa ia memiliki 999 buah tulisan.
Jumlah kitab yang ditulis al-Ghazali sampai sekarang belum disepakati secara deinitif oleh
para penulis sejarahnya. Menurut Ahmad Daudy seperti dikutip oleh Dedi Supriyadi (2013, hal.
152 153) bahwa penelitian paling akhir tentang jumlah buku yang dikarang oleh al-Ghazali adalah
yang dilakukan oleh Abdurrahman al-Badawi, yang hasilnya dikumpulkan dalam satu buku yang
berjudul Muallafat al-Ghazali.Dalam buku tersebut, Abdurrahman mengklasiikasikan kitab-kitab
yang ada hubungannya dengan karya al-Ghazali dalam tiga kelompok. Pertama, kelompok kitab
yang dapat dipastikan sebagai karya al-Ghazali yang terdiri atas 72 buah kitab.Kedua, kelompok
kitab yang diragukan sebagai karyanya yangasli terdiri atas 22 buah kitab.

5
Ketiga, kelompok kitab yang dapat dipastikan bukan karyanya, terdiri atas 31 buah kitab.Kitab-
kitab yang ditulis oleh al-Ghazali tersebut meliputi berbagai bidang ilmu yang populer pada
zamannya, di antaranya tentang tafsir alQuran,ilmu kalam, ushul ikih, tawasuf, mantiq, falsafah,
dan lain-lain.Berbeda dengan pernyataan di atas, Badawi mengatakan bahwa jumlah karangan al-
Ghazali ada 47 buah. Di antara judul-judul buku tersebut adalah:
a. Ihya Ulum ad-Din (membahas ilmu-ilmu agama).
b. Tahafut Al-Falasifah (menerangkan pendapat para filsuf ditinjau dari segi agama).
c. Al-Iqtishad fi Al-‘Itiqad (inti ilmu ahli kalam).
d. Al-Munqidz min adh-Dhalal (menerangkan tujuan dan rahasia-rahasia ilmu).
e. Jawahir al-Qur’an (rahasia-rahasia yang terkandung dalam al-Quran).
f. Mizan al-‘Amal (tentang falsafah keagamaan).
g. Al-Maqashid al-Asna i Ma’ani Asma’illah al-Husna (tentang arti nama-nama Tuhan)
h. Faishal at-Tafriq Baina al-Islam wa al-Zindiqah (perbedaan antara Islam dan Zindiq).
i. Al-Qisthas al-Mustaqim (jalan untuk mengatasi perselisihan pendapat).

D. Pengaruh Ajaran Tasawuf Imam Al-Ghazali


Al-Ghazali memiliki pengetahuan yang luas dan dalam. Dia menguasai berbagai pengetahuan
pada masanya, dan dia mampu mengungkapkannya secara menarik, seperti yang tercermin dalam
karya-karyanya. Dalam tasawuf, pilihan Al-Ghazali jatuh pada tasawuf sunni yang berdasarkan
doktrin Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Dari paham tasawufnya itu dia menjauhkan semua
kecenderungan gnostis yang yang mempengaruhi para filosof Islam, sekte Isma’iliyyah dan alirah
Syiah, Ikhwanus Safa, dan lain-lainnya. Ia juga menjauhkan tasawufnya dari teori-teori ke-Tuhan-
an menurut Aristoteles, antara lain dari teori emanasi dan penyatuan.Sehingga dapat dikatakan
bahwa tasawuf al-Ghazali benar-benar bercorak Islam (al-Tatazani, 2003, hal. 156).
Menurut analisa Duncan B. MacDonald seperti di kutip oleh Amin Syukur dan Masyharuddin
bahwa luas dan kuatnya pengaruh tasawuf Al-Ghazali di dunia ini di sebabkan karena beberapa
hal. Pertama Al-Ghazali dapat membawa orang (islam) kembali pada kegiatan-kegiatan skolastik
mengenai dogma-dogma teologisnya kepada pengajian, penafsiran dan penghayatan kalam Allah
dan sunah Nabi. Kedua, dalam nasehat-nasehat dan pengajaran moralnya, ia memperkenalkan lagi
elemen-elemen al-khafu (takut) terutama kepada api neraka.
6
Ketiga, karena ketakutan dan pengaruhnya tasawuf memperoleh kedudukan kuat dan terhormat
serta terjamin dalam islam. Keempat, ia membawa filsafat dengan teologi filosofis yang hanya
bisa di pahami orang-orang tertentu. mengingat istilah dan bahasa yang dipakai bukan bahasa
awam, sehingga merupakan misteri bagi mereka. Al-Ghazali telah mengubah atau paling tidak
telah berusaha merubah istilah-istilah yang sulit menjadi mudah bagi pemahaman orang
awam.Melalui pendekatan suistik,Al-Ghazali berupaya mengembalikan Islam kepada sumber
fundamental dan historis serta memberikan suatu tempat kehidupan emosional keagamaan
(esoterik) dalam sistemnya.Atau lebih konkritnya al-Ghazali berusaha merumuskan ajaran-ajaran
Islam yang dipenuhi muatan-muatan suistik dengan bahasa yang mudah diterima oleh orang
awam.Hal ini sangat menetukan, mengapa ajaran-ajaran tawasuf yang merupakan upaya
spiritualisasi lslam banyak tersebar di berbagai wilayah dunia Islam hingga sekarang (Syukur &
Masharudin, 2002, hal. 214-215).

7
BAB III
PENUTUP

A.KESIMPULAN
Nama lengkap Imam Al-Ghazali adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali
dilahirkan di Thus, salah satu kota di Khurasan ( persia ) pada pertengahan abad ke-5 hijriyah (
450 H/ 1058 M ). Ia adalah salah seorang pemikir besar islam yang di anugrahi gelar Hujjatul
Islam ( bukti kebenaran agama islam ) dan zain ad-din ( perhiasan agama ).
Tasawuf itu berarti pembersihan qalbu dari pergaulan makhluk.Tasawuf itu mengandung dua
unsur. Pertama,hubungan manusia dengan Allah dan hubungan sesama manusia.Kedua, hubungan
tersebut didasarkan pada akhlak. Hubugan kepada Allah didasarkan kepada ketulusan (keikhlasan
niat) yang ditandai dengan menghilangkan kepentingan diri untuk melaksanakan perintah Allah.
Sedangkan hubungan dengan manusia didasarkan atas etika pergaulan.
Kitab yang ditulis oleh Al-Ghazali tersebut meliputi berbagai bidang ilmu yang populer pada
zamannya, di antaranya tentang tafsir alQuran,ilmu kalam, ushul ikih, tawasuf, mantiq, falsafah,
dan lain-lain. luas dan kuatnya pengaruh tasawuf Al-Ghazali di dunia ini di sebabkan karena
beberapa hal.Tasawuf Al-Ghazali berpengaruh untuk menjauhkan semua kecenderungan gnostis
yang yang mempengaruhi para filosof Islam, sekte Isma’iliyyah dan alirah Syiah, Ikhwanus Safa,
dan lain-lainnya

B.SARAN
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah wawasan baru bagi pembacanya dalam
memahami aspek ibadah, latihan spiritual dan ajaran moral dalam Islam, serta kami berharap agar
makalah ini bisa sesuai dengan topik pembahasan yang diberikan.

Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Maka oleh karena itu, kami meminta kritik dan saran serta arahan yang sifatnya
membangun, agar pada pembuatan makalah selanjutnya akan lebih jauh lebih baik lagi, sehingga
makalah ini menjadi karya tulis yang bermanfaat bagi kita semua.

8
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Zaini,"Pemikiran Tasawuf Imam Al-Ghazali",Jurnal Akhlak dan Tasawuf Volume 2


Nomor 1 2016

Deswita,"Konsep Al-Ghazali tentang Fiqih dan Tasawuf".Jurnis Volume 13, Nomor 1(Juni
2014)

Anda mungkin juga menyukai