IMM ialah organisasi mahasiswa islam di Indonesia yang memiliki hubungan structural
dengan orgnaisasi Muhammadiyah dengan kedudukan sebagai organisasi otonom. Memiliki
tujuan terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan
Muhammadiyah.
Keberadaan IMM di perguruan tinggi Muhammadiyah telah diatur secara jelas dalam qoidah
pada bab 10 pasal 39 ayat 3: "Organisasi Mahasiswa yang ada di dalam Perguruan Tinggi
Muhammadiyah adalah Senat Mahasiswa dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)”.
Sedangkan di kampus prguruan tinggi lainnya, IMM bergerak dengan status organisasi
ekstra-kampus sama seperti Himpunan Mahasiswa Islam mapun KAMMI dengan anggota
para mahasiswa yang sebelumnya pernah bersekolah di sekolah Muhammadiyah.
Sesungguhnya ada dua faktor integral yang menjadi dasar dan latar belakang sejarah
berdirinya IMM, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Yang dimaksud dengan faktor intern
adalah faktor yang terdapat dan ada dalam organisasi Muhmmadiyah itu sendiri. Sedangkan
faktor ekstern adalah hal-hal dan keadaan yang datang dari dan berada di luar
Muhammadiyah, yaitu situasi dan kondisi kehidupan umat dan bangsa serta dinamika
gerakan organisasi-organisasi mahasiswa.
Faktor intern sebetulnya lebih dominan dalam bentuk motivasi idealis dari dalam, yaitu
dorongan untuk mengembangkan ideologi, paham, dan cita-cita Muhammadiyah. Untuk
mewujudkan cita-cita dan merefleksikan ideologinya itu, maka Muhammadiyah mesti
bersinggungan dan berinteraksi dengan berbagai lapisan dan golongan masyarakat yang
majemuk. Ada masyarakat petani, pedagang, birokrat, intelektual, profesional, mahasiswa.
dan sbagainya.
4. Menegaskan bahwa amal IMM adalah lilLahi Ta'ala dan seenantiasa diabdikan untuk
kepentingan rakyat.
Sedangkan faktor ekstern berdirinya IMM berkaitan dengan situasi dan kondisi kehidupan di
luar dan di sekitar Muhammadiyah. Hal ini paling tidak bertalian dengan keadaan umat
Islam, kehidupan berbangsa dan bernegara rakyat Indonesia, serta dinamika gerakan
mahasiswa. Keadaan dan kehidupan umat Islam waktu itu masih banyak dipenuhi oleh
tradisi, paham, dan keyakinan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam yang sesungguhnya.
Keyakinan dan praktek keagamaan umat Islam, termasuk di dalamnya adalah mahasiswa,
banyak bercampur baur dengan takhayul, bid`ah, dan khurafat. Sementara itu dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara juga tengah terancam oleh pengaruh ideologi komunis
(PKI), keterbelakangan, kemiskinan, kebodohan, dan konflik kekuasaan antar golongan dan
partai politik. Sehingga, kendati waktu itu Indonesia telah merdeka selama kurang lebih 20
tahun, namun tidak bisa mencerminkan makna dan cita-cita proklamasi kemerdekaan.
Demokrasi dan kedaulatan rakyat terkungkung, sementara tirani kekuasaan dan
otoritarianisme merajalela akibat kebijakan demokrasi terpimpin ala Soekarno.