Anda di halaman 1dari 2

1.

Carilah sebuah iklan yang dikembangkan dengan prinsip belajar konsumen clasiccal
conditioning! Jelaskan jawaban Anda.

Classical Conditioning Memandang bahwa perilaku


merupakan hasil dari asosiasi yang dekat antara
perangsang utama (primary stimulus) dengan
perangsang kedua (secondary stimulus). Misalnya
dalam sebuah iklan dipaparkan mengenai ciri-ciri
Pembalap yang juara (prymary stimulus). OliYamalube
super sport menghadirkan sosok Valentino Rossi,
seorang Mega bintang International di ajang moto GP,
serta sang juara yang sangat dikenalan samapai saat
ini di tournamen Moto GP Internasional .Iklan tersebut
secara tidak langsung menjelaskan bahwa Valentino
Rossi merupakan sang juara moto GP dengan
menggunakan Oil Yamalube super sport di Sepeda
motornya untuk menjuarai Turnamen tersebut.

2. Carilah contoh penerapan clasiccal conditioning dalam strategi pemasaran! (carilah


selain yang tercantum dalam BMP)

Contoh penggunaan clasiccal conditioning dalam


pemasaran adalah dengan menggunakan selebriti /
pembalap terkenal sebagai endorsement product.
Salah satunya adalah bintang iklan motor Yamaha
dengan menggunakan pembalap Valentino Rossi.
Pembalap motor kelas dunia tersebut berfungsi
sebagai unconditioned stimulus yaitu diharapkan
menghasilkan respon tak terkondisi (konsumen akan
menyukai pembalap tersebut), pembalap tersebut
mendampingi motor Merk Yamaha. Motor Merk
Yamaha tersebut adalah stimulus terkondisi yang
diharapkan akan menghasilkan repons terkondisi
yaitu konsumen menyukai motor tersebut.

3. Carilah sebuah iklan yang dikembangkan dengan prinsip belajar instrumental!


Jelaskan jawaban Anda

Tiga Tahap Conditioning

Dalam teori classical conditioning, merupakan teori belajar yang melibatkan proses asosiasi.
Pada dasarnya terbagi menjadi tiga tahap conditioning (McLeod, 2008):
1.   Sebelum Pengkondisian

Pada tahap ini unconditioned stimulus (UCS), yaitu stimulus tak berkondisi yang belum
diasosiasikan dengan stimulus lain dan secara otomatis akan menghasilkan unconditioned
response (UCR), respons/ perilaku yang muncul tanpa pembelajaran.

2.    Tahap Pengkondisian

Dalam tahap ini stimulus netral  diasosiasikan dengan UCS sehingga menjadi conditioned
stimulus/ stimulus yang berkondisi (CS).

Sebagai contoh, saya ingin menjual produk minuman jeruk nipis botol “Uenak”. Minuman jeruk
nipis dengan kemasan botol cap “Uenak” ini tidak memberikan respons apa-apa kepada
konsumen, suatu minuman biasa yang mungkin tidak dikenal. Minuman ini bertindak sebagai
stimulus netral. Hingga saya membuat iklan dengan menempatkan minuman botol jeruk nipis ini
bersama dengan seorang perempuan yang sedang minum di tepi pantai beserta ombak dan
pemandangan yang indah. Dalam tahap ini minuman botol telah menjadi conditioned stimulus.

Minuman botol jeruk nipis “Uenak” (CS) + pemandangan indah (UCS) à perasaan fresh dan


senang (UCR)

Pengkondisian ini terus dilakukan berulang-ulang di setiap waktu agar terjadi pembelajaran
kepada konsumen. Akan tetapi, Pearce dan Hall (dalam Janiszewski & Warlop, 1993)
menyebutkan bahwa prosedur pengkondisian paling efektif ketika subjek berada saat CS dan
UCS dipasangkan. Selama beberapa kali pengkondisian, perhatian subjek akan menurun karena
telah mempelajari  dan memprediksi bahwa CS menghasilkan CR. Sehingga, apabila kita melihat
dalam konteks konsumen, sebuah iklan akan lebih berhasil menarik perhatian jika asosiasi CS
dan UCS diperbarui atau dibuat dalam konteks yang belum pernah diketahui.

3.    Setelah Pengkondisian

Setelah minuman “Uenak” (CS) dipasangkan dengan UCS dan terjadi pembelajaran. Maka


setelah pengkondisian, konsumen akan mengasosiasikan minuman jeruk nipis menghasilkan
suatu respons fresh dan menyenangkan (conditioned response/ CR). Conditioned response (CR)
adalah respons yang dipelajari pada stimulus netral yang telah berkondisi.

Sumber Refrensi

BMP modul 4

https://buletin.k-pin.org/index.php/arsip-artikel/62-peran-classical-conditioning-dalam-
iklan

Anda mungkin juga menyukai