Laporan Manisan 1B2
Laporan Manisan 1B2
Oleh :
Kelompok 1B2
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan Praktikum
1. Tujuan Umum:
Mengkaji aspek keamanan teknologi preservatif pada makanan.
2. Tujuan khusus:
a) Memahami faktor-faktor yang menentukan jenis teknologi preservatif untuk
makanan.
b) Mengetahui jenis dan prinsip teknologi preservatif pengolahan makanan.
c) Mengetahi jenis dan penggunaan teknologi pengemasan pada makanan
d) Mengetahui jenis dan penggunaan bahan tambahan pangan.
e) Mengkaji tujuan penerapan teknologi preservatif pengolahan makanan.
f) Mengkaji tujuan penggunaan kemasan makanan.
g) Mengkaji tujuan penggunaan bahan tambahan pangan.
h) Mengkaji aspek keamanan teknologi preservatif pengolahan makanan.
i) Mengkaji aspek keamanan kemasan makanan
j) Mengkaji aspek keamanan bahan tambahan pangan.
B. Pengantar Praktikum
Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang diperlukan setiap saat dan
memerlukan pengolahan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh. Produk
makanan atau pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati atau air,
baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan untuk makanan atau minuman
bagi konsumsi manusia (Saparinto & Hidayati, 2010). Makanan merupakan salah satu
kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena seluruh
masyarakat tanpa terkecuali merupakan konsumen pangan (Wisnu Broto, 2003). Makanan
yang dikemas biasanya mengandung bahan tambahan, yaitu suatu bahan-bahan yang
ditambahkan ke dalam makanan selama produksi, pengolahan, pengemasan, atau
penyimpanan untuk tujuan tertentu (Winarno dan Titi, 1994).
Pengawet adalah bahan tambahan makanan yang dapat mencegah atau menghambat
peruraian terhadap makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme. Bahan tambahan
makanan ini ditambahkan ke dalam makanan yang mudah rusak, atau makanan yang
disukai sebagai medium tumbuhnya bakteri atau jamur (Winarno dan Titi, 1994). Apabila
pemakaian bahan pegawet dan dosisnya tidak diatur dan diawasi, kemungkinan besar akan
menimbulkan kerugian bagi pemakainya, baik yang bersifat langsung misalnya keracunan
ataupun yang bersifat tidak langsung misalnya apabila bahan pengawet yang digunakan
bersifat karsinogenik (Cahyadi, 2006).
Zat pengawet adalah bahan yang ditambahkan dengan tujuan menghambat atau
mencegah tumbuhnya mikroorganisme, sehingga tidak terjadi proses penguraian
(pembusukan). Menurut Permenkes No 722/Menkes/Per/IX/1988 bahan tambahan pangan
adalah bahan yang mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman atau peruraian
lain terhadap pangan yang disebabkan oleh mikroorganisme (Cahyadi, 2008). Pengawet
termasuk bahan tambahan pangan yang diijinkan penggunaanya dalam produk pangan
menurut Permenkes RI nomor 033 tahun 2012, walaupun ada beberapa jenis bahan
pengawet yang dilarang penggunaannya karena membayakan bagi kesehatan.
Idealnya, makanan tersebut harus: bebas polusi pada setiap tahap produksi dan
penanganan makanan, bebas dari perubahan-perubahan kimia dan fisik, bebas mikroba
dan parasit yang dapat menyebabkan penyakit atau pembusukan (Winarno,1993).
BAB II
ISI
A. Gambaran Kasus
Berdasarkan kegunaan, produksi yang melimpah dan karakteristik yang dimiliki maka
perlu lebih ditingkatkan lagi peemanfaatan dari buah nenas tersebut. Sampai saat ini
pemanfaatan buah nenas lebih banyak sebagai buah irisan segar (minimal proses), sirup
dan selai. Untuk meningkatkan daya tarik masyarakat terhadap buah ini perlu dicari
berbagai alternatif bentuk olahan adalah manisan kering.
Pada dasarnya produk manisan kering ini sudah dikenal dan digemari masyarakat luas,
karena disamping rasanya enak, cara pembuatannya tidak terlalu sulit. Produk ini juga
bertahan lama (awet) dan harga jualnya terjangkau. Sehingga pemanfaatan buah nenas
menjadi manisan kering memliki prospek yang cukup baik dari berbagai segi.
Plastik merupakan salah satu jenis kemasan yang biasa digunakan untuk membungkus
makanan. Menurut Handen burg dan Pantastico (1984), penggunaan plastik sebagai
pengemasan memungkinkanr banyak variasi baik warna, bentuk maupun rupa sehingga
relative disukai konsumen. Untuk memperpanjang masa simpan manisan dan mengurangi
kontak dengan oksigen maka dilakukan percobaan penggunaan pengemasan.
Bahan pangan yang biasa digunakan untu membuat manisan adalah buah-buahan.
Pembuatan manisan yang layak di konsumsi harus mengikuti SNI 01-4433-1998 mengenai
standar mutu untuk manisan pala karena manisan pala sudah dikenal dan dikonsumsi
masyarakat umum.
BAB III
PEMBAHASAN
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
1. Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang diperlukan setiap saat dan
memerlukan pengolahan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh.
2. Pengawet adalah bahan tambahan makanan yang dapat mencegah atau menghambat
peruraian terhadap makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme.
3. Bahan tambahan pangan adalah bahan yang mencegah atau menghambat fermentasi,
pengasaman atau peruraian lain terhadap pangan yang disebabkan oleh
mikroorganisme
4. Pengemasan berpengaruh sangat nyata terhadap manisan kering, sedangkan
lama penyimpanan dan interaksi antara pengemasan dan lama penyimpanan tidak
berpengaruh nyata.
5. Tujuan penerapan teknologi preservative pengolahan makanan adalah untuk
memberikan rasa manis juga sebagai pengawet karena gula dapat mencegah
pertumbuhan mikroba dan penggunaan bahan pengawet natrium benzoat berfungsi
sebagai bahan pengawet karena bahan ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri
dan kapang.
6. Tujuan penggunaan kemasan makanan adalah untuk mepertahankan daya awet
produk, membuat produk lebih menarik dilihat dari penampakan warna manisan masih
kuning, mempunyai kemungkinan untuk ditumbuhi khamir osmofilik seperti
Saccharomyces rouxii (Aw 0,8 – 0,9) yang toleran terhadap Aw rendah karena mikroba
tersebut dapat tumbuh pada larutan gula yang pekat, kerusakan muncul dihari ke-5
setelah pengemasan, untuk memperpanjang masa simpan manisan dan mengurangi
kontak dengan oksigen.
B. Saran
1. Sebaiknya dalam pembuatan manisan buah hendaknya memilih buah dengan tingkat
kematangan yang pas, memilih buah yang sudah agak tua namun masih bertekstur
agak keras, agar manisan tidak keriput,tetap segar dan tidak banyak air.
2. Dalam membuat manisan buah hendaknya menggunakan peralatan yang steril dan
bersih agar tidak terkontaminasi bakteri agar manisan lebih tahan lama dan
memastikan bahan tambahan yang digunakan aman untuk dikonsumsi.
3. Pada pengemasan manisan tidak harus menggunakan plastik karena dinilai kurang
efektif, proses pengemasan akan berpengaruh pada perubahan tekstur, penampakan
dan warna produk.
DAFTAR PUSTAKA
Nofriati, D. (2013). Kajian Pengawetan Manisan Kering Buah Nanas (Ananas comosus L. Merr)
Selama Masa Penyimpanan. Jurnal Agroindustri, 3(2), 77-82.
Sella, S. (2013). Analisis Pengawet Natrium Benzoat dan Pewarna Rhodamin B pada Saus
Tomat J dari Pasar Tradisional L Kota Blitar. Calyptra, 2(2), 1-10.