PATRA WARDANA
I1B118054
SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
ANALISIS NASKAH TAJUL MULUK PENGOBATAN MELAYU
KAJIAN FILOLOGI
Patra Wardana
Sastra Indonesia
Universitas Jambi
patra.cool@gmail.com
Abstrak
Skripsi ini bertujuan untuk mendeskripsikan Pengobatan Melayu dalam Naskah Tajul Muluk
di tinjau dari kajian filologi. Sejalan dengan tujuan penelitian tersebut maka dalam penelitian ini
menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan filologi. Sumber data
penelitian ini yaitu naskah Tajul Muluk yang ditemukan di Taman Bacaan Masyarakat Tengku
Luckman Sinar. Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah kerja
filologi yaitu, penentuan teks, inventarisasi naskah, deskripsi naskah, transliterasi teks dan suntingan
teks. hasil penelitian terhadap naskah Tajul Muluk diuraikan sebagai berikut: pertama, penentuanteks
dan inventarisasi naskah dilakukan untuk menemukan keberadaan naskah, deskripsi naskah dilakukan
untuk melihat kondisi fisik naskah, transliterasi teks dilakukan dengan cara mengalihaksarakan dari
aksara jawi ke aksara rumi sesuai dengan pedoman transliterasi, suntingan teks dilakukan dengan
mengubah, menambah dan mengurangi huruf atau bacaan yang tidak sesuai dengan konteks kalimat
dan tidak memiliki makna yang jelas dan terakhir yaitu kandungan isi teks Tajul Muluk yaitu pada
bagian pengobatan Melayu. Pada teks pengobatan melayu dalam naskah Tajul Muluk terdapat
berbagai cara untuk menyembuhkan penyakit, tumbuhan, doa dan azimat yang di tuliskan sebagai
teknik penyembuhannya.
Kata kunci: Naskah Tajul Muluk, Pengobatan Melayu, Filologi
Pendahuluan
Masyarakat Melayu merupakan salah satu suku bangsa yang berada di Pulau Sumatera.
Masyarakat melayu terkenal kaya dengan beragam kebudayaan dan adat istiadatnya. Hal ini dapat
dilihat dari berbagai aspek yang di turunkan sejak puluhan tahun lalu dan masih lestarikan hingga saat
ini. Selain berbentuk bangunan, budaya, tradisi ditemukan juga bentuk peninggalan tertulis berupa
naskah.Sebagai warisan leluhur dari masyarakat Melayu, naskah tradisional merupakan salah satu
peninggalan yang banyak ditemukan di wilayah Sumatera seperti Jambi, Minangkabau dan Aceh.
Dasar pemikiran tradisi yang dimiliki oleh masyarakat melayu dahulu membuat mereka tidak hanya
menulis naskah berupa syair atau kisah raja-raja tetapi juga berkaitan dengan ilmu pengetahuan
seperti ilmu perbintangan/astronomi, tahap pendirian rumah juga pengobatan. warisan budaya tersebut
merupakan kearifan masyarakat dahulu untuk menunjukkan keintelektualan atau kekayaan Khazanah
bangsa masa lalu sehingga patut diwariskan untuk masa depan.
Naskah tradisional merupakan objek penelitian filologi yang umumnya beralaskan daun
lontar, bambu, kertas, kulit kayu atau rotan. Hal penting berikutnya ialah memahami dengan sebaik-
baiknya hakikat dari naskah tersebut: kapan ditulis, pada masa apa ditulis, siapa yang menulis,
mengapa pula di tulis, dan bagaimana naskah itu sampai kepada kita. Hal ini di butuhkan agar seorang
pengkaji naskah tidak keluar dari konteksnya (Fathurahman, 2015: 23).
Dapat dikatakan dalam kebudayaan Melayu masa lampau mempunyai konsep mengenai
kondisi sakit serta sebab sakit dan cara-cara pengobatannya dengan memanfaatkan tumbuhan. Zaman
modern seperti sekarang ini aktifitas pengobatan tradisional baik disadari atau tidak pengobatan
tradisional perlahan mulai dilupakan. Padahal dalam kenyataannya pengobatan dengan cara ini cukup
efektif dan efisien untuk menangani berbagai penyakit. Berkenaan dengan hal tersebut perlu
dilakukan pengkajian terhadap naskah yang miliki kandungan mengenai pengobatan tradisional
seperti Naskah Tajul Muluk.
Untuk mengkaji Naskah Tajul Muluk tersebut diperlukan disiplin ilmu yang disebut filologi.
Menurut Baried (1985: 1), filologi ialah suatu disiplin ilmu yang mendasarkan kerjanya pada bahan
tertulis dan bertujuan mengungkapkan makna teks pada naskah tradisional yang biasanya terdapat
pada kertas atau lontar. Dapat disimpulkan bahwa objek kajian filologi ialah naskah tradisional yang
berusia lebih dari 50 tahun. Untuk mengetahui sejauh mana pemaknaan teks pada naskah diperlukan
langkah-langkah filologi yang meliputi, Invetarisasi naskah yaitu mencatat data naskah yang
memungkinkan berada di katalog perpustakaan, pusat studi atau mungkin masih tersimpan sebagai
koleksi milik perseoragan. Setelah naskah terinventarisir, langkah selanjutnya adalah deskripsi
naskah, transliterasi teks dan suntingan teks.
Dari latar belakang yang dikemukakan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa naskah
digunakan sebagai sumber data dalam penelitian. Adapun naskah yang menjadi sumber data
penelitian ini adalah naskah Tajul Muluk yang ditemukan di Taman Bacaan Masyarakat Tengku
Luckman Sinar. Alasan utama yang mendasari peneliti memilih pengobatan Melayu dalam naskah
Tajul Muluk: kajian Filologi sebagai judul penelitian ini adalah naskah Tajul Muluk merupakan
naskah populer dari masyarakat Melayu yang di dalamnya terdapat sebuah bab yang membahas
mengenai pengobatan, dimana masyarakat Melayu zaman sekarang tidak banyak yang mengetahui.
Sehingga, penulis ingin mengungkapkan kembali khazanah keintelektualan masyarakat Melayu
khususnya di bidang pengobatan sebagaimana yang terdapat dalam Naskah Tajul Muluk. Dengan
demikian penulis yakin untuk melakukan penelitian tersebut.
Metode
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan
pendekatan deskriptif dan filologi. Metode penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan. Metode deskriptif menurut Kaelan
(2005:58), yaitu metode penelitian yang bertujuan mencari fakta-fakta objek yang diteliti dengan
menginterpretasikan dan mendeskripsikan dengan tepat dan sistematis mengenai keadaan yang
sebenarnya.
Metode penelitian filologi digunakan untuk menggarap naskah Tajul Muluk. Salah satu tujuan
metode penelitian filologi diterapkan dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan teks mengenai
Pengobatan Melayu dalam naskah Tajul Muluk supaya dapat di pahami oleh pembaca. Adapun
langkah-langkah filologi yang digunakan yaitu penentuan teks, inventarisasi naskah, deskripsi naskah,
perbandingan naskah dan teks, suntingan teks, terjemahan teks dan analisis isi. Oleh karena itu,
metode dalam penelitian ini disebut juga dengan metode penelitian deskriptiffilologis.
Hasil Pembahasan
Hasil penelitian dalam penelitian ini meliputi penentuan teks, inventarisasi naskah, deskripsi naskah,
transliterasi teks dan suntingan teks. Berikut hasil penelitian dan pembahasan penelitian ini
dipaparkan secara berturut-turut.
A.Penentuan Teks
Penentuan teks merupakan tahapan paling awal yang dilakukan guna mengetahui teks apa
yang menarik untuk dikaji. Pilihan teks yang akan dikaji juga termasuk didalamnya memilih bahasa
yang digunakan. Dari hasil penelusuran yang dilakukan guna mencari naskah tradisional, ditemukan
satu naskah yang memiliki banyak pembahasan di dalamnya yaitu Naskah Tajul Muluk. Setelah
membaca secara singkat maka diputuskan untuk melakukan penelitian mengenai pengobatan dalam
naskah Tajul Muluk.
B. Inventarisasi Naskah
Berdasarkan hasil inventarisasi yang dilakukan dengan studi katalog dan studi lapangan
ditemukan tiga naskah Tajul Muluk, yaitu naskah Tajul Muluk yang pertama ditemukan di Taman
Bacaan Masyarakat Tengku Luckman Sinar, naskah yang kedua ditemukan di Kelurahan Labuhan
Bilik Kab. Labuhan Bilik dan naskah yang terakhir ditemukan Desa Tangga Bosi Kab. Mandailing
Natal (Lestari, 2018:155). Situasi pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini membuat penulis kesulitan
untuk melakukan observasi langsung terhadap naskah yang ditemukan di Kelurahan Labuhan Bilik
Kab. Labuhan Bilik dan naskah yang ditemukan Desa Tangga Bosi Kab. Mandailing Natal. Sehingga
penulis berinisiatif untuk melihat sumber naskah dari salinan naskah Tajul Muluk yang ditemukan
Desa Tangga Bosi Kab. Mandailing Natal yang di pegang oleh Kiki Dwi Lestari dan Salinan naskah
Tajul Muluk yang di pegang oleh Boy Desmana, Mahasiswa Sastra Melayu.
C. Deskripsi Naskah
Deskripsi naskah berikut merupakan keterangan serta keadaan naskah yang menjadi objek
penelitian ini. Objek penelitian ini adalah naskah Tajul Muluk. Oleh karena itu, pengamatan lebih
lanjut tentang naskah dilakukan terhadap Naskah Tajul Muluk. Adapun deskripsi terhadap naskah
Tajul Muluk merupakan keterangan atau penjelasan yang berkaitan dengan deskripsi Naskah Tajul
Muluk.
Pendeskripsian naskah dilakukan dengan tujuan untuk memberikan gambaran mengenai
kondisi naskah Tajul Muluk. Selain itu, keterangan mengenai kondisi naskah juga disajikan guna
membantu analisis dalam penelitian ini. Berikut hasil deskripsi naskah Tajul Muluk.
Dalam pengobatanpada naskah Tajul Muluk terdapat bahan dan proses pengolahan untuk
mengobati sakit kepala dengan takaran yang sudah disebutkan. Adapun bahan dan proses pengolahan
yang disebutkan ialah, Sunti enam belas suku, minyak sapi enam dirham, kunyit enam belas suku,
nabati enam belas suku dihaluskan seluruhnya kemudian dihirup ke hidung baik dingin atau hangat.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut :
“Ambil sunti helai enam belas suku dan minyak sapi enam dirham berat satu dirham itu dua puluh
tujuh suku beratnya kunyit enam belas suku nabati enam belas suku maka haluskan lunak-lunak maka
di serikay maka dimasukkan kedalam minyak sapi itu maka dihirup dalam hidung jika tiada diisap
dituangkan kedalam hidung baik hangat atau sejuk” (Hal. 27)
Selain bahan yang terdapat di atas terdapat bahan lain yang digunakan untuk mengobati sakit kepala
yaitu garam segenggam, ayam tua, cuka nipah lalu semua bahan di haluskan di tempelkan pada kepala
dan di balut dengan kain perca selama tiga hari kemudian mandi berlimau.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut :
“ambil garam segenggam harta dan ayam tua segenggam harta maka di pipis berair cuka nipah
maka di bungkus kepala itu dengan perca putih yang tipis maka bubuh obat itu diatas perca itu maka
bungkus pula di atas obat itu lamanya tiga hari maka mandi berlimau” (Hal.68)
Cara lainnya yaitu jeruk limau segantang ambil airnya, daun mili, daun jemlak, di rebus kemudian di
haluskan lalu tempelkan pada kepala yang sakit.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut :
“ambil jeruk limau besar barang segantang airnya maka diambil daun mili dan daun jemlak atinya
buah mili barang dua gantang maka rebus maka ditutuk lunak-lunak maka tempelkan ke yang sakit
itu” (Hal.28)
2.Obat Mata Safir
Pengobatan pada naskah Tajul Muluk terdapat bahan dan proses pengolahan untuk mengobati
sakit mata safir dengan takaran yang sudah disebutkan. Adapun bahan dan proses pengolahan yang
disebutkan ialah, peji, lapkam, kedangkai sedikit, campur semua bahan dan haluskan dalam kain perca
yang sudah di beri minyak lalu pijat kemudian tuang pada mangkuk dan ambil sarinya kemudian
dijadikan celak.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut :
“Ambil peji sedikit lapkam sedikit kedangkai sedikit maka pipis lunak-lunak campurkan ketiganya
jika ada nanah itu pun campurkan sedikit maka masukkan kedalam perca yang sudah di sapu dengan
minyak sampailah maka pijat dengan obat itu maka dituang pada mangkuk sabun maka diambil
abunya dipercelak” (Hal.29)
Selain bahan dan proses pengolahan, pada bagian ini pula disampaikan bahwa datangnya sakit mata
itu disebabkan oleh makanan yang kurang matang seperti beras, kacang, daging, cabai dan asam
seperti cuka dan yang pedas pedas. Untuk mencerahkan mata makan yang manis-manis. Resep
lainnya seperti, daun belangbelang, cuka masam di teteskan pada mata. Cara lainnya yaitu, ambil
buah anjananjan dan daunnya dihaluskan lalu dijadikan celak.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut :
“datang safir itu sebab makanan segala kita pelihara daripada memakan yang kurang masaknya
seperti beras dan kacang dan daging dan cabai artinya jempelay dan aras dan terong dan kacang
pantai dan yang masam-masam seperti dadih dan cuka dan delima yang masam dan yang pedas-
pedas seperti bawang merah dan bawang putih dan lada dan halia (bermula) yang menambah
cahaya mata makanan yang manis-manis” (Hal.30)
3. Obat Mata Petikan
Pengobatan Melayu pada naskah Tajul Muluk terdapat bahan dan proses pengolahan untuk
mengobati sakit mata petikan dengan takaran yang sudah disebutkan. Adapun bahan dan proses
pengolahan yang disebutkan ialah, batu celak putih di tumbuk hingga halus, campur dengan air limau
kapas dan di beri garam lalu dibubuhkan ke mata. Selain itu, buah ambin dan kunyit dihaluskan
kemudian teteskan pada mata. Cara lainnya ialah, akar tujuh helai, lada suluh tujuh biji lalu diamkan
sampai air jernih didalam mangkuk lalu di beri kapur dan usapkan pada mata. Cara lainnya, patu
petang dan batu bata, lada suluh tujuh biji, bawang, sari kelapa tujuh kali, terasi dan kapur barus.
Semua bahan dihaluskan menjadi kaliak dan di beri air susu lalu ditempelkan ke mata.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut :
“ambil batu celak yang putih maka ambil air limau kapas maka tutuk batu celak itu hingga merah
ceburkan kedalam air limau itu hingga tujuh kali maka ambil garam yang dimakan sebahagai batu
celak itu maka garam bangka artinya garam bukit suai lada sedikit maka dipipis sekalian itu serta
pada dinding maka dipercelak dibubuh pada mata jika lambat sembuh dinding itu jua sendirinya
sembuh jika Allah berkehendak.” (Hal.32)
4. Obat Mata Daging-dagingan
Dalam pengobatan Melayu pada naskah Tajul Muluk terdapat bahan dan proses pengolahan
untuk mengobati sakit mata daging-dagingan dengan takaran yang sudah disebutkan. Adapun bahan
dan proses pengolahan yang disebutkan ialah, putih telur ayam dua butir lalu oleskan pada kapas
kemudian tempelkan ke mata pada malam hari saat tidur. Cara dan bahan lainnya yaitu, tetemu
beratnya sekupang, kembang akar kraha sekupang, piji, terasi, batu celak semayam, bunga pekan
tujuh tangkai, haluskan semua bahan dengan air mawar. Proses dan cara lainnya yaitu dengan
mencampurkan akar anjan-anjan putih bersama bunga, kulit dan daunnya kemudian di beri cuka lalu
di bubuhkan pada kain perca dan teteskan ke mata. Cara lainnya yaitu, kulit pinang ambil abunya dan
hangatkan di bubuhkan pada kapas dan teteskan pada mata yang sakit.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
“Ambil putih telur ayam yang hijau maka di jemurkan keduanya maka dibubuh pada kapas
tempelkan pada mata pada malam bawa tidur berkat mata itu alamat sehat maka pipis biji nisbah
maka bubuh pada mata bawa tidur (sebagai lagi) ambil tetemu beratnya sekupang padu kembang
akar kraha sekupang piji sekupang terasi sekupang batu celak semayam bunga pekan tujuh tangkai
maka pipis lunak-lunak akan airnya air mawar” (Hal.33)
5. Obat Mata Biasa
Pengobatan pada naskah Tajul Muluk terdapat bahan dan proses pengolahan untuk mengobati
sakit mata bias dengan takaran yang sudah disebutkan. Adapun bahan dan proses pengolahan yang
disebutkan ialah, air daun susu tua di peras dimasukkan dalam periuk dengan pijai lalu dijadikan celak
mata. Cara lain yaitu dengan mencampurkan pijai, sidalungkum, daun susu babi ambil abunya lalu
ketiganya di hancurkan dan dijadikan celak celak. Selain itu cara lainnya ambil getah sendakanji,
minyak lang kemudian di celak pada matanya. Cara lainnya ambil lada suluh , garam, buah anjan-
anjan putih lalu dihaluskan dan dimasukkan kedalam empat labu kemudian di gantung hingga kering.
Setelah kering, di sayat-sayat dan campurkan dengan tetemu dan jemur kembali hingga kering lalu
ditambahkan air jeruk limau kapas dalam saringan kemudian hangatkan dan bubuh pada kelopak
mata.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut :
“Ambil air daun susu air lembu ia yang tua maka diperah masuk kedalam periuk serta dengan pijai
maka di percelak akan matanya (sebagai lagi) ambil pijai dan sidalungkum maka pecahkan keduanya
dan daun susu babi maka tuan ambil abunya di perlumat ketiganya maka di percelak akan matanya
(sebagai lagi) ambil getah sendakanji dengan minyak lang maka di percelak akan matanya.”
(Hal.36)
6. Obat Mata Sakit
Melayu pada naskah Tajul Muluk terdapat bahan dan proses pengolahan untuk mengobati
mata sakit dengan takaran yang sudah disebutkan. Adapun bahan dan proses pengolahan yang
disebutkan ialah, tawas yang sudah dihangatkan dan air jeruk limau kemudian bubuhkan pada kelopak
mata atas dan bawah. Berikutnya, ambil daun seduduk dioles dan di bubuh dengan garam kemudian
ditempelkan pada mata yang sakit. Cara lainnya ambil akar bayam tawar, abu dapur kemudian
dicampurkan kedua bahan itu dalam kain perca dan teteskan pada mata. Cara lainnya yaitu ambil
garam sedikit dan baca surah Al-ikhlas tiga kali kemudian disapukan pada matanya. Cara lainnya tulis
pada kertas dalam mangkuk walau nasya attamsanaa ‘ala a’yunihim fastabiqus shiroti fa anni
yubsyirun setelah itu hancurkan selama satu malam kemudian diberi air lalu di tempelkan pada mata.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut :
“Ambil tawas maka dibasuh pada basi hangat akan airnya limau kapas maka dibubuh pada kelopak
mata sakit itu diatas dan dibawah (sebagai lagi) ambil daun duduk artinya daun redap diusap
dibubuh sedikit garam maka diperahkan pada mata (sebagai lagi) ambil tarok cabang duduk dan
tarok cabang lengau putih maka.” (Hal.37)
7. Obat Lukap
Pengobatan Melayu pada naskah Tajul Muluk terdapat bahan dan proses pengolahan untuk
mengobati lukap dengan takaran yang sudah disebutkan. Adapun bahan dan proses pengolahan yang
disebutkan ialah, akar susu babi dan cuka di masak hingga mendidih setelah dingin letakkan pada kain
perca lalu teteskan pada mata. Cara lain mengobati lukap ambil ayam dan air embun kemudian
diletakkan pada daun keladi diamkan hingga sore hari kemudian minta pada orang yang sakit untuk
duduk di sisi tangga jadikan celak dan tempekan di sekitar mata sambil membaca doa meminta
kesembuhan. Doa yang di baca ialah : illa huma solluala sayyidina Muhammad waala ali Muhammad
ya syafi, yakafi lasyafi ghiri kasaf abdika falana
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut :
“Ambil akar susu babi putih dengan cuka masam hangatkan keapi hingga mendidih maka angkat
setelah sejuk maka dibubuh pada perca tipis maka dititikkan kemata (sebagai lagi) obat lukap ambil
ayam ambil air dari pagi maka bubuh pada daun keladi setelah senja hari maka suruh ia duduk pada
sisi tangga maka celak air dari daun keladi itu serta tempelkan pada matanya demikian jika Allah
berkehendak lenyaplah engkau hai penyakit.” (Hal.38)
8. Obat Isak
Pengobatan Melayu pada naskah Tajul Muluk terdapat bahan dan proses pengolahan untuk
mengobati Isak dengan takaran yang sudah disebutkan. Adapun bahan dan proses pengolahan yang
disebutkan ialah, daun putri malu, nasi saekepal, susu ibu lalu semuanya di makan dan diminum. Cara
berikutnya, akar terong, akar cengkadak, akar minti-minti, akar oradang dan lada tujuh biji, maka
dikerat-kerat tujuh kali dimakan dengan sirih bertemu urat. Cara lainnya ambil hanggau, cuka atau air
belimbing dimasak kemudian diminum. Cara lainnya ambi daun panah seratus lembar, buah pala
kemudian semuanya di rebus di bagi empat sampai menjadi setengah gelas kemudian di minum setiap
pagi. cara pengobatan lainnya yaitu dengan telur karibu tujuh butir, bawang tujuh biji, lada empat
belas biji, beras sejumput dan garam kemudian semuanya dihaluskan beri cuka kemudian bungkus
pada daun pisang kemudian di telan.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut :
“Ambil daun malu-malu hitam dan nasi sekepal dan susu orang beranak dari emas semuanya maka
dimakan minum (sebagai lagi) ambil akar terong perut dan akar cengkadak adan akar minti-minti
dan akar oradang dan lada tujuh biji maka dikerat-kerat tujuh kali dimakan dengan sirih bertemu
urat (sebagai lagi) ambil hanggau akan airnya cuka masam atau air belimbing besar artinya selang
masak sari jadikan ia secupak maka hancurkanlah didalam cuka itu maka suruh minum (sebagai
lagi) ambil daun pangga artinya daun panah seratus helai delapan belas helai maka bubuh pala
belang bubuh air satu-satu artinya penuh maka rebus dari pada empat bahagi jadikan setengah maka
minum pagi-pagi” (Hal.38)
9. Obat Batuk
Pengobatan pada naskah Tajul Muluk terdapat bahan dan proses pengolahan untuk mengobati batuk
dengan takaran yang sudah disebutkan. Adapun bahan dan proses pengolahan yang disebutkan ialah,
daun, pepaya, daun sungsang, akar kayu dimakan dengan sirih pinang. Cara selanjutnya daun urat
belang segenggam, lada tujuh biji, dihaluskan dan diminum airnya pukul 3 pagi. cara berikutnya
ambil buah belangan matang 7 buah ambil airnya kemudian diminum bersama susu kerbau pukul 3
pagi. cara lainnya yaitu ambil padi yang sudah di bersihkan lalu direbus di ambil sarinya kemudian di
jemur kemudin direndang hingga kuning warnanya kemudian angkat dan haluskan lal di makan. Cara
berikutnya ambil daun jemlak, daun keladi, lempuyang, induk kunyit,pala dan sedikit beras kemudian
dihaluskan dan di makan.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut :
“daun pepaya artinya daun sungsang dan sari itu sungsang dan akar kayu maka sebelah maka
dimakan dengan sirih pinang (sebagai lagi) obat batuk ambil daun اurat belang segenggam harta dan
lada tujuh biji ditumbuk keduanya lunaklunak maka diperah airnya diminum tiga pagi mujarab jika
Allah berkehendak (sebagai lagi) ambil buah balangan masak tujuh buah maka diperah airnya maka
minum dengan air susu kerbau tiga pagi (sebagai lagi) ambil padi secupak maka basuh baik-baik
maka direbus dalam belanga bubuh air sari artinya dicupak habis air sari itu maka dijemur kering-
kering setelah kering direndang hingga kuning warnanya maka bangkitkan maka tutuk lunak-lunak
maka ditenteng buangkan segala barang maka dimakan serbuk itu” (Hal.40)
10. Obat Tuli atau Keluar Nanah
Dalam pengobatan Melayu pada naskah Tajul Muluk terdapat bahan dan proses pengolahan
untuk mengobati tuli dengan takaran yang sudah disebutkan. Adapun bahan dan proses pengolahan
yang disebutkan ialah, minyak lang, bawang putih, lada, mestaki, bunga cengkeh kemudian di masak
semuanya hingga mendidih, jika sudah dingin lalu titikkan ke dalam telinga atau teteskan pada kapas
kemudian di sumbat kedalam telinga hingga subuh. Cara mengobati tuli lainnya yaitu ambil daun
suduh-suduh yang sudah di olesi minyak kemudian panaskan di api kemudian teteskan ke telinga.
Cara lainnya ambil daun kacang lilit lalu teteskan ketelinga yang bernanah.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut :
“Ambil minyak lang maka bubuh bawang putih kedalamnya jangan berkulit dan lada dan mestaki
dan bunga cengkeh maka dimasak keempat hingga mendidih maka angkatkan setelah sejuk maka
dititikkan kedalam telinga itu maka sedikit kapas maka bubuh minyak itu kedalam kapas itu maka
disumpalkan kedalam telinga itu dari petang hingga subuh maka tatkala matahari keluarlah kapas
itu (sebagai lagi) obat telinga tuli ambil daun suduh-suduh masak sapu diawal minyak maka
panaskan keapi maka perahkan kedalam telinga” (Hal.42)
11. Obat Mengeluarkan Tempiris Atau Kutu Anjing dalam Telinga
Pengobatan Melayu pada naskah Tajul Muluk terdapat bahan dan proses pengolahan untuk
mengeluarkan tempiris atau kutu anjing dengan takaran yang sudah disebutkan. Adapun bahan dan
proses pengolahan yang disebutkan ialah, induk kunyit di tutuk dan ambil airnya. Cara lain
mengeluarkan tempiris ambil nasi sebutir dipanaskan lalu airnya teteskan kedalam telinga niscaya ia
akan mati atau keluar.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut :
“Asal kunyit maka tutuk perahkan airnya (sebagai lagi) membunuh tempiris ambil nasi sebutir di
panaskan ke api sekedar layu maka airnya titikkan kedalam telinga niscaya ia mati atau keluar dan
lain dari itu dari pada segala yang pahit sangat itupun baik” (Hal.42)
12. Obat Anak Kista atau Kurabies
Pengobatan Melayu pada naskah Tajul Muluk terdapat bahan dan proses pengolahan untuk
mengobati kista atau kurabies pada anak dengan takaran yang sudah disebutkan. Adapun bahan dan
proses pengolahan yang disebutkan ialah, garam halus di rendang, minyak lang, terong pungur hitam,
sarang anggah-anggah lalu di jadikan abu semuanya kemudian bubuhkan pada anak itu. Setelah itu,
ambil akar kapu asah pada batu maka oleskan dengan bulu ayam sehat. Cara lainnya, ambil batang
sari teh yang sudah di keringkan dan menjadi abu lalu di tambah minyak kelapa, maka bubuh pada
penyakit itu dengan bulu ayam. Cara lainnya yaitu, ambil getah merigu, kapur, kunyit campur
semuanya ditambah getah merigu kemudian oleskan pada anak yang sakit. Cara selanjutnya obat anak
pada leher ambil daun anjan-anjan putih haluskan dengan air kunyit di tambah cuka kemudian
tempelkan pada anak yang sakit.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut :
“maka ambil garam pipis lunak-lunak maka di rendangdengan minyak lang maka ambil terong
pungur hitam dan kayu yang dimakan bubuk dan sarang anggah-anggah maka di perarang ketiganya
di bubuhkan pada tempat kanak itu maka ambil akar kapu asah pada batu maka lelerkandengan bulu
hayam sehat (sebagai lagi) obat kanak ambil batang sari teh jemur kering-kering maka perarang
maka di bubuh minyak kelambir maka bubuh pada penyakit itu dengan bulu ayam (sebagai lagi)
ambil getah merigu dan kapur dan kunyit maka pipis campurkan dengan getah merigu itu maka
bubuhlah pada kanak itu” (Hal.43)
13. Obat Sakit Gigi
Pengobatan Melayu pada naskah Tajul Muluk terdapat bahan dan proses pengolahan untuk
mengobati sakit gigi dengan takaran yang sudah disebutkan. Adapun bahan dan proses pengolahan
yang disebutkan ialah, minyak tempurung di gosokkan pada gigi. Cara lain yaitu dengan
mencampurkan akar kerrat pasir dan akar kering pasir di makan bersama sirih pinang tua. Cara
lainnya ambil daun suni, kerukan nama sari dan daun terong perut dihaluskan dan diambil seratnya
kemudian tempel pada yang sakit. Cara berikutnya yaitu, ambil akar jemuju yang sudah di cincang,
tambahkan bawang dan air segantang lalu rebus hingga susut maka airnya dijadikan obat kumur
selama tiga hari. Obat sakit gigi berikutnya yaitu, ambil halia setimbang, languh dua biji kemudian
dihaluskan dan bubuh pada kain perca dan tempelkan pada yang sakit. Obat gigi akut ambil daun
lenguh dan akarnya, susu kambing kemudian dihaluskan dan tempel pada gigi. Berikutnya
menggunakan cara yaitu, akar sepatah yang sudah di panaskan lalu di haluskan dan tempel pada gigi.
Cara lainnya yaitu ambil daun cempa dan buah bekul kemudian dihaluskan keduanya dan tempelkan
pada yang sakit.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut :
“Ambil minyak tempurung maka gosokkan pada gigi itu jadi teguh (sebagai lagi) ambil akar kerrat
pasir dan akar kering pasir dimakan serta sirih pinang tua (sebagai lagi) obat sakit gigi ambil daun
suni dan kerukkan nama sari dan daun terong perut gosok ketiganya maka ludah air pinang mentah
akan jalannya daun duduk maka lekapkan pada yang sakit itu obat gigi akut ambil daun lengauh dan
akarnya dan susu kambing dan akarnya maka di pipis lunak-lunak maka susutkan pada gigi akut itu
(sebagai lagi) ambil akar sepatah hangatkan ke api maka di mamah maka tempelkan pada gigi
(sebagai lagi) ambil daun cempa dan buah bekul mamah sama bagi atau di pipis tempelkan pada gigi
itu.” (Hal.44)
14. Obat Pitam
Pengobatan Melayu pada naskah Tajul Muluk terdapat bahan dan proses pengolahan untuk
mengobati pitam dengan takaran yang sudah disebutkan. Adapun bahan dan proses pengolahan yang
disebutkan ialah, daun kelandi yang sudah di cincang lalu di tambah minyak tanah kemudian
dikusukkan keluruh tubuh. Obat lainnya yaitu, daun penaka, daun kacang hijau dan bijinya di rebus
dan ditumbuk pagi hari setelah itu ambil airnya untuk diminum. Cara lainnya yaitu, ambil daun
kacang barat yang sudah di rebus kemudian ambil airnya dan di campur dengan hati genderu seelah
itu diminum.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut :
“Ambil daun kelandi maka dicincang maka ambil minyak tanah diawal dikusukkan kepada segala
tubuh (sebagai lagi) obat pitam ambil daun penaka dan daun kacang hijau barat dan bijinya maka
direbus maka di ambilkan ditumbukkan pagi-pagi maka diremas keduanya dibubuh segera maka
diminum (sebagai lagi) ambil daun daun kacang barat maka di rebus maka diambilkan pagi-pagi di
remas dengan hati genderu maka diminum” (Hal.45)
Pengobatan Melayu pada naskah Tajul Muluk terdapat bahan dan proses pengolahan untuk
mengobati sawan dengan takaran yang sudah disebutkan. Adapun bahan dan proses pengolahan
yang disebutkan ialah, kulit bawang, kemubun putih, sidalungkum, jera hitam, kertas cina, kasab
kecil dan besar, semuanya sama beratnya kemudian hirupkan. Obat sawan lainnya yaitu, kulit
cengkih, bawang merah, bunga lawang, jira hitam, air kayuan dan lengkuas lalu teteskan kedalam
hidung.
Penutup
Kesimpulan
Dalam ilmu filologi yang diterapkan untuk mengkaji Naskah Tajul Muluk yang ditemukan di
Taman Bacaan Masyarakat Tengku Luckman Sinar terdapat tahapan-tahapan dalam kajian ilmu
filologi tersebut berupa penentuan teks, inventarisasi naskah, deskripsi naskah, transliterasi naskah
dan suntingan teks. Tahapan transliterasi pada penelitian ini dilakukan dengan penggantian jenis huruf
aksara jawi atau arab Melayu ke aksara rumi sesuai dengan pedoman transliterasi naskah. Setelah
melalui tahapan transliterasi kemudian dilanjutkan dengan suntingan teks yaitu dengan memperbaiki
kesalahan yang terdapat didalam teks yang meliputi penambahan, pengurangan dan penggantian agar
teks dapat lebih mudah untuk dipahami. Pada naskah Tajul Muluk terdapat teks yang
menguraikantentang pengobatan Melayu. Sebanyak 25 bentuk penyakit dan cara penyembuhannya.
Adapun didalam prosesnya menggunakan berbagai jenis tumbuhan, membaca doa, menulis azimat
dan beberapa cara pengobatannya.
Saran
Berdasarkan pembahasan mengenai pengobatan Melayu dalam naskah Tajul Muluk maka dapat
ditarik saran-saran sebagai berikut:
1. Perlunya dilakukan lebih banyak penelitian terhadap naskah-naskah tradisional khususnya naskah
beraksara arab Melayu sebagai upaya pelestarian dan menggali lebih banyak informasi tentang
kehidupan yang terdapat dalam naskahnaskah Tradisional.
2. Perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai nama-nama penyakit dan tumbuhan yang
digunakan sebagai media pengobatan Melayu yang tidak banyak lagi dikenal saat ini.
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. (2006). Jakarta: Rineka Cipta.
Baried, Siti Baroroh. Pengantar Teori Filologi. (1985). Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Poerwadarminta, W.J.S. (1984). Kamus Umum Bahasa indonesia. Jakarta: Balai pustaka
Fathurahman, Oman. Filologi Indonesia: Teori dan Metode. 2017. Jakarta: Kencana.
Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring (https://kbbi.kemdikbud.go.id/)
Kembaren, Tulisan Jawi : Jembatan Masa Ke Masa Silam dan Usaha Pelestariannya. 2018
(https://rumpunjurnal.com/jurnal/index.php/rumpun/article/view/38/12)
Lampiran
Naskah Tajul Muluk