Anda di halaman 1dari 26

ARTIKEL ILMIAH

ANALISIS NASKAH TAJUL MULUK PENGOBATAN MELAYU


KAJIAN FILOLOGI

PATRA WARDANA
I1B118054

SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
ANALISIS NASKAH TAJUL MULUK PENGOBATAN MELAYU
KAJIAN FILOLOGI

Patra Wardana
Sastra Indonesia
Universitas Jambi
patra.cool@gmail.com

Abstrak
Skripsi ini bertujuan untuk mendeskripsikan Pengobatan Melayu dalam Naskah Tajul Muluk
di tinjau dari kajian filologi. Sejalan dengan tujuan penelitian tersebut maka dalam penelitian ini
menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan filologi. Sumber data
penelitian ini yaitu naskah Tajul Muluk yang ditemukan di Taman Bacaan Masyarakat Tengku
Luckman Sinar. Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah kerja
filologi yaitu, penentuan teks, inventarisasi naskah, deskripsi naskah, transliterasi teks dan suntingan
teks. hasil penelitian terhadap naskah Tajul Muluk diuraikan sebagai berikut: pertama, penentuanteks
dan inventarisasi naskah dilakukan untuk menemukan keberadaan naskah, deskripsi naskah dilakukan
untuk melihat kondisi fisik naskah, transliterasi teks dilakukan dengan cara mengalihaksarakan dari
aksara jawi ke aksara rumi sesuai dengan pedoman transliterasi, suntingan teks dilakukan dengan
mengubah, menambah dan mengurangi huruf atau bacaan yang tidak sesuai dengan konteks kalimat
dan tidak memiliki makna yang jelas dan terakhir yaitu kandungan isi teks Tajul Muluk yaitu pada
bagian pengobatan Melayu. Pada teks pengobatan melayu dalam naskah Tajul Muluk terdapat
berbagai cara untuk menyembuhkan penyakit, tumbuhan, doa dan azimat yang di tuliskan sebagai
teknik penyembuhannya.
Kata kunci: Naskah Tajul Muluk, Pengobatan Melayu, Filologi
Pendahuluan
Masyarakat Melayu merupakan salah satu suku bangsa yang berada di Pulau Sumatera.
Masyarakat melayu terkenal kaya dengan beragam kebudayaan dan adat istiadatnya. Hal ini dapat
dilihat dari berbagai aspek yang di turunkan sejak puluhan tahun lalu dan masih lestarikan hingga saat
ini. Selain berbentuk bangunan, budaya, tradisi ditemukan juga bentuk peninggalan tertulis berupa
naskah.Sebagai warisan leluhur dari masyarakat Melayu, naskah tradisional merupakan salah satu
peninggalan yang banyak ditemukan di wilayah Sumatera seperti Jambi, Minangkabau dan Aceh.
Dasar pemikiran tradisi yang dimiliki oleh masyarakat melayu dahulu membuat mereka tidak hanya
menulis naskah berupa syair atau kisah raja-raja tetapi juga berkaitan dengan ilmu pengetahuan
seperti ilmu perbintangan/astronomi, tahap pendirian rumah juga pengobatan. warisan budaya tersebut
merupakan kearifan masyarakat dahulu untuk menunjukkan keintelektualan atau kekayaan Khazanah
bangsa masa lalu sehingga patut diwariskan untuk masa depan.
Naskah tradisional merupakan objek penelitian filologi yang umumnya beralaskan daun
lontar, bambu, kertas, kulit kayu atau rotan. Hal penting berikutnya ialah memahami dengan sebaik-
baiknya hakikat dari naskah tersebut: kapan ditulis, pada masa apa ditulis, siapa yang menulis,
mengapa pula di tulis, dan bagaimana naskah itu sampai kepada kita. Hal ini di butuhkan agar seorang
pengkaji naskah tidak keluar dari konteksnya (Fathurahman, 2015: 23).
Dapat dikatakan dalam kebudayaan Melayu masa lampau mempunyai konsep mengenai
kondisi sakit serta sebab sakit dan cara-cara pengobatannya dengan memanfaatkan tumbuhan. Zaman
modern seperti sekarang ini aktifitas pengobatan tradisional baik disadari atau tidak pengobatan
tradisional perlahan mulai dilupakan. Padahal dalam kenyataannya pengobatan dengan cara ini cukup
efektif dan efisien untuk menangani berbagai penyakit. Berkenaan dengan hal tersebut perlu
dilakukan pengkajian terhadap naskah yang miliki kandungan mengenai pengobatan tradisional
seperti Naskah Tajul Muluk.
Untuk mengkaji Naskah Tajul Muluk tersebut diperlukan disiplin ilmu yang disebut filologi.
Menurut Baried (1985: 1), filologi ialah suatu disiplin ilmu yang mendasarkan kerjanya pada bahan
tertulis dan bertujuan mengungkapkan makna teks pada naskah tradisional yang biasanya terdapat
pada kertas atau lontar. Dapat disimpulkan bahwa objek kajian filologi ialah naskah tradisional yang
berusia lebih dari 50 tahun. Untuk mengetahui sejauh mana pemaknaan teks pada naskah diperlukan
langkah-langkah filologi yang meliputi, Invetarisasi naskah yaitu mencatat data naskah yang
memungkinkan berada di katalog perpustakaan, pusat studi atau mungkin masih tersimpan sebagai
koleksi milik perseoragan. Setelah naskah terinventarisir, langkah selanjutnya adalah deskripsi
naskah, transliterasi teks dan suntingan teks.
Dari latar belakang yang dikemukakan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa naskah
digunakan sebagai sumber data dalam penelitian. Adapun naskah yang menjadi sumber data
penelitian ini adalah naskah Tajul Muluk yang ditemukan di Taman Bacaan Masyarakat Tengku
Luckman Sinar. Alasan utama yang mendasari peneliti memilih pengobatan Melayu dalam naskah
Tajul Muluk: kajian Filologi sebagai judul penelitian ini adalah naskah Tajul Muluk merupakan
naskah populer dari masyarakat Melayu yang di dalamnya terdapat sebuah bab yang membahas
mengenai pengobatan, dimana masyarakat Melayu zaman sekarang tidak banyak yang mengetahui.
Sehingga, penulis ingin mengungkapkan kembali khazanah keintelektualan masyarakat Melayu
khususnya di bidang pengobatan sebagaimana yang terdapat dalam Naskah Tajul Muluk. Dengan
demikian penulis yakin untuk melakukan penelitian tersebut.

Metode
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan
pendekatan deskriptif dan filologi. Metode penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan. Metode deskriptif menurut Kaelan
(2005:58), yaitu metode penelitian yang bertujuan mencari fakta-fakta objek yang diteliti dengan
menginterpretasikan dan mendeskripsikan dengan tepat dan sistematis mengenai keadaan yang
sebenarnya.
Metode penelitian filologi digunakan untuk menggarap naskah Tajul Muluk. Salah satu tujuan
metode penelitian filologi diterapkan dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan teks mengenai
Pengobatan Melayu dalam naskah Tajul Muluk supaya dapat di pahami oleh pembaca. Adapun
langkah-langkah filologi yang digunakan yaitu penentuan teks, inventarisasi naskah, deskripsi naskah,
perbandingan naskah dan teks, suntingan teks, terjemahan teks dan analisis isi. Oleh karena itu,
metode dalam penelitian ini disebut juga dengan metode penelitian deskriptiffilologis.

Hasil Pembahasan
Hasil penelitian dalam penelitian ini meliputi penentuan teks, inventarisasi naskah, deskripsi naskah,
transliterasi teks dan suntingan teks. Berikut hasil penelitian dan pembahasan penelitian ini
dipaparkan secara berturut-turut.

A.Penentuan Teks
Penentuan teks merupakan tahapan paling awal yang dilakukan guna mengetahui teks apa
yang menarik untuk dikaji. Pilihan teks yang akan dikaji juga termasuk didalamnya memilih bahasa
yang digunakan. Dari hasil penelusuran yang dilakukan guna mencari naskah tradisional, ditemukan
satu naskah yang memiliki banyak pembahasan di dalamnya yaitu Naskah Tajul Muluk. Setelah
membaca secara singkat maka diputuskan untuk melakukan penelitian mengenai pengobatan dalam
naskah Tajul Muluk.

B. Inventarisasi Naskah
Berdasarkan hasil inventarisasi yang dilakukan dengan studi katalog dan studi lapangan
ditemukan tiga naskah Tajul Muluk, yaitu naskah Tajul Muluk yang pertama ditemukan di Taman
Bacaan Masyarakat Tengku Luckman Sinar, naskah yang kedua ditemukan di Kelurahan Labuhan
Bilik Kab. Labuhan Bilik dan naskah yang terakhir ditemukan Desa Tangga Bosi Kab. Mandailing
Natal (Lestari, 2018:155). Situasi pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini membuat penulis kesulitan
untuk melakukan observasi langsung terhadap naskah yang ditemukan di Kelurahan Labuhan Bilik
Kab. Labuhan Bilik dan naskah yang ditemukan Desa Tangga Bosi Kab. Mandailing Natal. Sehingga
penulis berinisiatif untuk melihat sumber naskah dari salinan naskah Tajul Muluk yang ditemukan
Desa Tangga Bosi Kab. Mandailing Natal yang di pegang oleh Kiki Dwi Lestari dan Salinan naskah
Tajul Muluk yang di pegang oleh Boy Desmana, Mahasiswa Sastra Melayu.

C. Deskripsi Naskah
Deskripsi naskah berikut merupakan keterangan serta keadaan naskah yang menjadi objek
penelitian ini. Objek penelitian ini adalah naskah Tajul Muluk. Oleh karena itu, pengamatan lebih
lanjut tentang naskah dilakukan terhadap Naskah Tajul Muluk. Adapun deskripsi terhadap naskah
Tajul Muluk merupakan keterangan atau penjelasan yang berkaitan dengan deskripsi Naskah Tajul
Muluk.
Pendeskripsian naskah dilakukan dengan tujuan untuk memberikan gambaran mengenai
kondisi naskah Tajul Muluk. Selain itu, keterangan mengenai kondisi naskah juga disajikan guna
membantu analisis dalam penelitian ini. Berikut hasil deskripsi naskah Tajul Muluk.

D. Pengobatan Melayu dalam Naskah Tajul Muluk


Berdasarkan pengamatan penulis dengan memahami dan mencatat dengan cermat, ditemukan
pengobatan Melayu dalam naskah Tajul Muluk sebagai berikut.
Dalam naskah Tajul Muluk memiliki bermacam tradisi salahsatunya adalah tradisi pengobatan
Melayu. Adapun analisis dari pengobatan Melayu dalam naskah Tajul Muluk aalah sebagai berikut :

1. Obat Sakit Kepala

Dalam pengobatanpada naskah Tajul Muluk terdapat bahan dan proses pengolahan untuk
mengobati sakit kepala dengan takaran yang sudah disebutkan. Adapun bahan dan proses pengolahan
yang disebutkan ialah, Sunti enam belas suku, minyak sapi enam dirham, kunyit enam belas suku,
nabati enam belas suku dihaluskan seluruhnya kemudian dihirup ke hidung baik dingin atau hangat.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut :
“Ambil sunti helai enam belas suku dan minyak sapi enam dirham berat satu dirham itu dua puluh
tujuh suku beratnya kunyit enam belas suku nabati enam belas suku maka haluskan lunak-lunak maka
di serikay maka dimasukkan kedalam minyak sapi itu maka dihirup dalam hidung jika tiada diisap
dituangkan kedalam hidung baik hangat atau sejuk” (Hal. 27)
Selain bahan yang terdapat di atas terdapat bahan lain yang digunakan untuk mengobati sakit kepala
yaitu garam segenggam, ayam tua, cuka nipah lalu semua bahan di haluskan di tempelkan pada kepala
dan di balut dengan kain perca selama tiga hari kemudian mandi berlimau.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut :
“ambil garam segenggam harta dan ayam tua segenggam harta maka di pipis berair cuka nipah
maka di bungkus kepala itu dengan perca putih yang tipis maka bubuh obat itu diatas perca itu maka
bungkus pula di atas obat itu lamanya tiga hari maka mandi berlimau” (Hal.68)
Cara lainnya yaitu jeruk limau segantang ambil airnya, daun mili, daun jemlak, di rebus kemudian di
haluskan lalu tempelkan pada kepala yang sakit.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut :
“ambil jeruk limau besar barang segantang airnya maka diambil daun mili dan daun jemlak atinya
buah mili barang dua gantang maka rebus maka ditutuk lunak-lunak maka tempelkan ke yang sakit
itu” (Hal.28)
2.Obat Mata Safir
Pengobatan pada naskah Tajul Muluk terdapat bahan dan proses pengolahan untuk mengobati
sakit mata safir dengan takaran yang sudah disebutkan. Adapun bahan dan proses pengolahan yang
disebutkan ialah, peji, lapkam, kedangkai sedikit, campur semua bahan dan haluskan dalam kain perca
yang sudah di beri minyak lalu pijat kemudian tuang pada mangkuk dan ambil sarinya kemudian
dijadikan celak.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut :
“Ambil peji sedikit lapkam sedikit kedangkai sedikit maka pipis lunak-lunak campurkan ketiganya
jika ada nanah itu pun campurkan sedikit maka masukkan kedalam perca yang sudah di sapu dengan
minyak sampailah maka pijat dengan obat itu maka dituang pada mangkuk sabun maka diambil
abunya dipercelak” (Hal.29)
Selain bahan dan proses pengolahan, pada bagian ini pula disampaikan bahwa datangnya sakit mata
itu disebabkan oleh makanan yang kurang matang seperti beras, kacang, daging, cabai dan asam
seperti cuka dan yang pedas pedas. Untuk mencerahkan mata makan yang manis-manis. Resep
lainnya seperti, daun belangbelang, cuka masam di teteskan pada mata. Cara lainnya yaitu, ambil
buah anjananjan dan daunnya dihaluskan lalu dijadikan celak.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut :
“datang safir itu sebab makanan segala kita pelihara daripada memakan yang kurang masaknya
seperti beras dan kacang dan daging dan cabai artinya jempelay dan aras dan terong dan kacang
pantai dan yang masam-masam seperti dadih dan cuka dan delima yang masam dan yang pedas-
pedas seperti bawang merah dan bawang putih dan lada dan halia (bermula) yang menambah
cahaya mata makanan yang manis-manis” (Hal.30)
3. Obat Mata Petikan
Pengobatan Melayu pada naskah Tajul Muluk terdapat bahan dan proses pengolahan untuk
mengobati sakit mata petikan dengan takaran yang sudah disebutkan. Adapun bahan dan proses
pengolahan yang disebutkan ialah, batu celak putih di tumbuk hingga halus, campur dengan air limau
kapas dan di beri garam lalu dibubuhkan ke mata. Selain itu, buah ambin dan kunyit dihaluskan
kemudian teteskan pada mata. Cara lainnya ialah, akar tujuh helai, lada suluh tujuh biji lalu diamkan
sampai air jernih didalam mangkuk lalu di beri kapur dan usapkan pada mata. Cara lainnya, patu
petang dan batu bata, lada suluh tujuh biji, bawang, sari kelapa tujuh kali, terasi dan kapur barus.
Semua bahan dihaluskan menjadi kaliak dan di beri air susu lalu ditempelkan ke mata.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut :
“ambil batu celak yang putih maka ambil air limau kapas maka tutuk batu celak itu hingga merah
ceburkan kedalam air limau itu hingga tujuh kali maka ambil garam yang dimakan sebahagai batu
celak itu maka garam bangka artinya garam bukit suai lada sedikit maka dipipis sekalian itu serta
pada dinding maka dipercelak dibubuh pada mata jika lambat sembuh dinding itu jua sendirinya
sembuh jika Allah berkehendak.” (Hal.32)
4. Obat Mata Daging-dagingan
Dalam pengobatan Melayu pada naskah Tajul Muluk terdapat bahan dan proses pengolahan
untuk mengobati sakit mata daging-dagingan dengan takaran yang sudah disebutkan. Adapun bahan
dan proses pengolahan yang disebutkan ialah, putih telur ayam dua butir lalu oleskan pada kapas
kemudian tempelkan ke mata pada malam hari saat tidur. Cara dan bahan lainnya yaitu, tetemu
beratnya sekupang, kembang akar kraha sekupang, piji, terasi, batu celak semayam, bunga pekan
tujuh tangkai, haluskan semua bahan dengan air mawar. Proses dan cara lainnya yaitu dengan
mencampurkan akar anjan-anjan putih bersama bunga, kulit dan daunnya kemudian di beri cuka lalu
di bubuhkan pada kain perca dan teteskan ke mata. Cara lainnya yaitu, kulit pinang ambil abunya dan
hangatkan di bubuhkan pada kapas dan teteskan pada mata yang sakit.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
“Ambil putih telur ayam yang hijau maka di jemurkan keduanya maka dibubuh pada kapas
tempelkan pada mata pada malam bawa tidur berkat mata itu alamat sehat maka pipis biji nisbah
maka bubuh pada mata bawa tidur (sebagai lagi) ambil tetemu beratnya sekupang padu kembang
akar kraha sekupang piji sekupang terasi sekupang batu celak semayam bunga pekan tujuh tangkai
maka pipis lunak-lunak akan airnya air mawar” (Hal.33)
5. Obat Mata Biasa
Pengobatan pada naskah Tajul Muluk terdapat bahan dan proses pengolahan untuk mengobati
sakit mata bias dengan takaran yang sudah disebutkan. Adapun bahan dan proses pengolahan yang
disebutkan ialah, air daun susu tua di peras dimasukkan dalam periuk dengan pijai lalu dijadikan celak
mata. Cara lain yaitu dengan mencampurkan pijai, sidalungkum, daun susu babi ambil abunya lalu
ketiganya di hancurkan dan dijadikan celak celak. Selain itu cara lainnya ambil getah sendakanji,
minyak lang kemudian di celak pada matanya. Cara lainnya ambil lada suluh , garam, buah anjan-
anjan putih lalu dihaluskan dan dimasukkan kedalam empat labu kemudian di gantung hingga kering.
Setelah kering, di sayat-sayat dan campurkan dengan tetemu dan jemur kembali hingga kering lalu
ditambahkan air jeruk limau kapas dalam saringan kemudian hangatkan dan bubuh pada kelopak
mata.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut :
“Ambil air daun susu air lembu ia yang tua maka diperah masuk kedalam periuk serta dengan pijai
maka di percelak akan matanya (sebagai lagi) ambil pijai dan sidalungkum maka pecahkan keduanya
dan daun susu babi maka tuan ambil abunya di perlumat ketiganya maka di percelak akan matanya
(sebagai lagi) ambil getah sendakanji dengan minyak lang maka di percelak akan matanya.”
(Hal.36)
6. Obat Mata Sakit
Melayu pada naskah Tajul Muluk terdapat bahan dan proses pengolahan untuk mengobati
mata sakit dengan takaran yang sudah disebutkan. Adapun bahan dan proses pengolahan yang
disebutkan ialah, tawas yang sudah dihangatkan dan air jeruk limau kemudian bubuhkan pada kelopak
mata atas dan bawah. Berikutnya, ambil daun seduduk dioles dan di bubuh dengan garam kemudian
ditempelkan pada mata yang sakit. Cara lainnya ambil akar bayam tawar, abu dapur kemudian
dicampurkan kedua bahan itu dalam kain perca dan teteskan pada mata. Cara lainnya yaitu ambil
garam sedikit dan baca surah Al-ikhlas tiga kali kemudian disapukan pada matanya. Cara lainnya tulis
pada kertas dalam mangkuk walau nasya attamsanaa ‘ala a’yunihim fastabiqus shiroti fa anni
yubsyirun setelah itu hancurkan selama satu malam kemudian diberi air lalu di tempelkan pada mata.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut :
“Ambil tawas maka dibasuh pada basi hangat akan airnya limau kapas maka dibubuh pada kelopak
mata sakit itu diatas dan dibawah (sebagai lagi) ambil daun duduk artinya daun redap diusap
dibubuh sedikit garam maka diperahkan pada mata (sebagai lagi) ambil tarok cabang duduk dan
tarok cabang lengau putih maka.” (Hal.37)
7. Obat Lukap
Pengobatan Melayu pada naskah Tajul Muluk terdapat bahan dan proses pengolahan untuk
mengobati lukap dengan takaran yang sudah disebutkan. Adapun bahan dan proses pengolahan yang
disebutkan ialah, akar susu babi dan cuka di masak hingga mendidih setelah dingin letakkan pada kain
perca lalu teteskan pada mata. Cara lain mengobati lukap ambil ayam dan air embun kemudian
diletakkan pada daun keladi diamkan hingga sore hari kemudian minta pada orang yang sakit untuk
duduk di sisi tangga jadikan celak dan tempekan di sekitar mata sambil membaca doa meminta
kesembuhan. Doa yang di baca ialah : illa huma solluala sayyidina Muhammad waala ali Muhammad
ya syafi, yakafi lasyafi ghiri kasaf abdika falana
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut :
“Ambil akar susu babi putih dengan cuka masam hangatkan keapi hingga mendidih maka angkat
setelah sejuk maka dibubuh pada perca tipis maka dititikkan kemata (sebagai lagi) obat lukap ambil
ayam ambil air dari pagi maka bubuh pada daun keladi setelah senja hari maka suruh ia duduk pada
sisi tangga maka celak air dari daun keladi itu serta tempelkan pada matanya demikian jika Allah
berkehendak lenyaplah engkau hai penyakit.” (Hal.38)
8. Obat Isak
Pengobatan Melayu pada naskah Tajul Muluk terdapat bahan dan proses pengolahan untuk
mengobati Isak dengan takaran yang sudah disebutkan. Adapun bahan dan proses pengolahan yang
disebutkan ialah, daun putri malu, nasi saekepal, susu ibu lalu semuanya di makan dan diminum. Cara
berikutnya, akar terong, akar cengkadak, akar minti-minti, akar oradang dan lada tujuh biji, maka
dikerat-kerat tujuh kali dimakan dengan sirih bertemu urat. Cara lainnya ambil hanggau, cuka atau air
belimbing dimasak kemudian diminum. Cara lainnya ambi daun panah seratus lembar, buah pala
kemudian semuanya di rebus di bagi empat sampai menjadi setengah gelas kemudian di minum setiap
pagi. cara pengobatan lainnya yaitu dengan telur karibu tujuh butir, bawang tujuh biji, lada empat
belas biji, beras sejumput dan garam kemudian semuanya dihaluskan beri cuka kemudian bungkus
pada daun pisang kemudian di telan.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut :
“Ambil daun malu-malu hitam dan nasi sekepal dan susu orang beranak dari emas semuanya maka
dimakan minum (sebagai lagi) ambil akar terong perut dan akar cengkadak adan akar minti-minti
dan akar oradang dan lada tujuh biji maka dikerat-kerat tujuh kali dimakan dengan sirih bertemu
urat (sebagai lagi) ambil hanggau akan airnya cuka masam atau air belimbing besar artinya selang
masak sari jadikan ia secupak maka hancurkanlah didalam cuka itu maka suruh minum (sebagai
lagi) ambil daun pangga artinya daun panah seratus helai delapan belas helai maka bubuh pala
belang bubuh air satu-satu artinya penuh maka rebus dari pada empat bahagi jadikan setengah maka
minum pagi-pagi” (Hal.38)
9. Obat Batuk
Pengobatan pada naskah Tajul Muluk terdapat bahan dan proses pengolahan untuk mengobati batuk
dengan takaran yang sudah disebutkan. Adapun bahan dan proses pengolahan yang disebutkan ialah,
daun, pepaya, daun sungsang, akar kayu dimakan dengan sirih pinang. Cara selanjutnya daun urat
belang segenggam, lada tujuh biji, dihaluskan dan diminum airnya pukul 3 pagi. cara berikutnya
ambil buah belangan matang 7 buah ambil airnya kemudian diminum bersama susu kerbau pukul 3
pagi. cara lainnya yaitu ambil padi yang sudah di bersihkan lalu direbus di ambil sarinya kemudian di
jemur kemudin direndang hingga kuning warnanya kemudian angkat dan haluskan lal di makan. Cara
berikutnya ambil daun jemlak, daun keladi, lempuyang, induk kunyit,pala dan sedikit beras kemudian
dihaluskan dan di makan.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut :
“daun pepaya artinya daun sungsang dan sari itu sungsang dan akar kayu maka sebelah maka
dimakan dengan sirih pinang (sebagai lagi) obat batuk ambil daun ‫ا‬urat belang segenggam harta dan
lada tujuh biji ditumbuk keduanya lunaklunak maka diperah airnya diminum tiga pagi mujarab jika
Allah berkehendak (sebagai lagi) ambil buah balangan masak tujuh buah maka diperah airnya maka
minum dengan air susu kerbau tiga pagi (sebagai lagi) ambil padi secupak maka basuh baik-baik
maka direbus dalam belanga bubuh air sari artinya dicupak habis air sari itu maka dijemur kering-
kering setelah kering direndang hingga kuning warnanya maka bangkitkan maka tutuk lunak-lunak
maka ditenteng buangkan segala barang maka dimakan serbuk itu” (Hal.40)
10. Obat Tuli atau Keluar Nanah
Dalam pengobatan Melayu pada naskah Tajul Muluk terdapat bahan dan proses pengolahan
untuk mengobati tuli dengan takaran yang sudah disebutkan. Adapun bahan dan proses pengolahan
yang disebutkan ialah, minyak lang, bawang putih, lada, mestaki, bunga cengkeh kemudian di masak
semuanya hingga mendidih, jika sudah dingin lalu titikkan ke dalam telinga atau teteskan pada kapas
kemudian di sumbat kedalam telinga hingga subuh. Cara mengobati tuli lainnya yaitu ambil daun
suduh-suduh yang sudah di olesi minyak kemudian panaskan di api kemudian teteskan ke telinga.
Cara lainnya ambil daun kacang lilit lalu teteskan ketelinga yang bernanah.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut :
“Ambil minyak lang maka bubuh bawang putih kedalamnya jangan berkulit dan lada dan mestaki
dan bunga cengkeh maka dimasak keempat hingga mendidih maka angkatkan setelah sejuk maka
dititikkan kedalam telinga itu maka sedikit kapas maka bubuh minyak itu kedalam kapas itu maka
disumpalkan kedalam telinga itu dari petang hingga subuh maka tatkala matahari keluarlah kapas
itu (sebagai lagi) obat telinga tuli ambil daun suduh-suduh masak sapu diawal minyak maka
panaskan keapi maka perahkan kedalam telinga” (Hal.42)
11. Obat Mengeluarkan Tempiris Atau Kutu Anjing dalam Telinga
Pengobatan Melayu pada naskah Tajul Muluk terdapat bahan dan proses pengolahan untuk
mengeluarkan tempiris atau kutu anjing dengan takaran yang sudah disebutkan. Adapun bahan dan
proses pengolahan yang disebutkan ialah, induk kunyit di tutuk dan ambil airnya. Cara lain
mengeluarkan tempiris ambil nasi sebutir dipanaskan lalu airnya teteskan kedalam telinga niscaya ia
akan mati atau keluar.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut :
“Asal kunyit maka tutuk perahkan airnya (sebagai lagi) membunuh tempiris ambil nasi sebutir di
panaskan ke api sekedar layu maka airnya titikkan kedalam telinga niscaya ia mati atau keluar dan
lain dari itu dari pada segala yang pahit sangat itupun baik” (Hal.42)
12. Obat Anak Kista atau Kurabies
Pengobatan Melayu pada naskah Tajul Muluk terdapat bahan dan proses pengolahan untuk
mengobati kista atau kurabies pada anak dengan takaran yang sudah disebutkan. Adapun bahan dan
proses pengolahan yang disebutkan ialah, garam halus di rendang, minyak lang, terong pungur hitam,
sarang anggah-anggah lalu di jadikan abu semuanya kemudian bubuhkan pada anak itu. Setelah itu,
ambil akar kapu asah pada batu maka oleskan dengan bulu ayam sehat. Cara lainnya, ambil batang
sari teh yang sudah di keringkan dan menjadi abu lalu di tambah minyak kelapa, maka bubuh pada
penyakit itu dengan bulu ayam. Cara lainnya yaitu, ambil getah merigu, kapur, kunyit campur
semuanya ditambah getah merigu kemudian oleskan pada anak yang sakit. Cara selanjutnya obat anak
pada leher ambil daun anjan-anjan putih haluskan dengan air kunyit di tambah cuka kemudian
tempelkan pada anak yang sakit.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut :
“maka ambil garam pipis lunak-lunak maka di rendangdengan minyak lang maka ambil terong
pungur hitam dan kayu yang dimakan bubuk dan sarang anggah-anggah maka di perarang ketiganya
di bubuhkan pada tempat kanak itu maka ambil akar kapu asah pada batu maka lelerkandengan bulu
hayam sehat (sebagai lagi) obat kanak ambil batang sari teh jemur kering-kering maka perarang
maka di bubuh minyak kelambir maka bubuh pada penyakit itu dengan bulu ayam (sebagai lagi)
ambil getah merigu dan kapur dan kunyit maka pipis campurkan dengan getah merigu itu maka
bubuhlah pada kanak itu” (Hal.43)
13. Obat Sakit Gigi
Pengobatan Melayu pada naskah Tajul Muluk terdapat bahan dan proses pengolahan untuk
mengobati sakit gigi dengan takaran yang sudah disebutkan. Adapun bahan dan proses pengolahan
yang disebutkan ialah, minyak tempurung di gosokkan pada gigi. Cara lain yaitu dengan
mencampurkan akar kerrat pasir dan akar kering pasir di makan bersama sirih pinang tua. Cara
lainnya ambil daun suni, kerukan nama sari dan daun terong perut dihaluskan dan diambil seratnya
kemudian tempel pada yang sakit. Cara berikutnya yaitu, ambil akar jemuju yang sudah di cincang,
tambahkan bawang dan air segantang lalu rebus hingga susut maka airnya dijadikan obat kumur
selama tiga hari. Obat sakit gigi berikutnya yaitu, ambil halia setimbang, languh dua biji kemudian
dihaluskan dan bubuh pada kain perca dan tempelkan pada yang sakit. Obat gigi akut ambil daun
lenguh dan akarnya, susu kambing kemudian dihaluskan dan tempel pada gigi. Berikutnya
menggunakan cara yaitu, akar sepatah yang sudah di panaskan lalu di haluskan dan tempel pada gigi.
Cara lainnya yaitu ambil daun cempa dan buah bekul kemudian dihaluskan keduanya dan tempelkan
pada yang sakit.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut :
“Ambil minyak tempurung maka gosokkan pada gigi itu jadi teguh (sebagai lagi) ambil akar kerrat
pasir dan akar kering pasir dimakan serta sirih pinang tua (sebagai lagi) obat sakit gigi ambil daun
suni dan kerukkan nama sari dan daun terong perut gosok ketiganya maka ludah air pinang mentah
akan jalannya daun duduk maka lekapkan pada yang sakit itu obat gigi akut ambil daun lengauh dan
akarnya dan susu kambing dan akarnya maka di pipis lunak-lunak maka susutkan pada gigi akut itu
(sebagai lagi) ambil akar sepatah hangatkan ke api maka di mamah maka tempelkan pada gigi
(sebagai lagi) ambil daun cempa dan buah bekul mamah sama bagi atau di pipis tempelkan pada gigi
itu.” (Hal.44)
14. Obat Pitam
Pengobatan Melayu pada naskah Tajul Muluk terdapat bahan dan proses pengolahan untuk
mengobati pitam dengan takaran yang sudah disebutkan. Adapun bahan dan proses pengolahan yang
disebutkan ialah, daun kelandi yang sudah di cincang lalu di tambah minyak tanah kemudian
dikusukkan keluruh tubuh. Obat lainnya yaitu, daun penaka, daun kacang hijau dan bijinya di rebus
dan ditumbuk pagi hari setelah itu ambil airnya untuk diminum. Cara lainnya yaitu, ambil daun
kacang barat yang sudah di rebus kemudian ambil airnya dan di campur dengan hati genderu seelah
itu diminum.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut :
“Ambil daun kelandi maka dicincang maka ambil minyak tanah diawal dikusukkan kepada segala
tubuh (sebagai lagi) obat pitam ambil daun penaka dan daun kacang hijau barat dan bijinya maka
direbus maka di ambilkan ditumbukkan pagi-pagi maka diremas keduanya dibubuh segera maka
diminum (sebagai lagi) ambil daun daun kacang barat maka di rebus maka diambilkan pagi-pagi di
remas dengan hati genderu maka diminum” (Hal.45)

15. Obat Sawan

Pengobatan Melayu pada naskah Tajul Muluk terdapat bahan dan proses pengolahan untuk
mengobati sawan dengan takaran yang sudah disebutkan. Adapun bahan dan proses pengolahan
yang disebutkan ialah, kulit bawang, kemubun putih, sidalungkum, jera hitam, kertas cina, kasab
kecil dan besar, semuanya sama beratnya kemudian hirupkan. Obat sawan lainnya yaitu, kulit
cengkih, bawang merah, bunga lawang, jira hitam, air kayuan dan lengkuas lalu teteskan kedalam
hidung.

Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut :


“Obat ambil daun lembar labu dan kelimbung dan daun nayang air dan rumput kelurun maka
direndam maka rebuskan maka dimandikan ia dengan air itu maka ambil telur ayam tiga buah maka
rebus ambil kuningnya juga maka kanji denab pis ang susu sebupuh jari maka bubuh dengan minyak
kerbau yang baru maka diminum bawa tidur (sebagai lagi) obat kanak-kanak sawan, ambil daun
sarang minang dan daun jempelai Dan daun mamba campur ketiganya dipipis lunak-lunak maka
ditempelkan pada kepalanya maka airnya diminumkan tiga pagi ini akan pada azimatnya disurat
pada kertas jika laki-laki pada tangan ‫ه‬E‫ه ل‬EE‫ه ل‬EE‫ه ل‬EE‫ه ل‬EE‫ بال بال بال هي هي هي هي هي له له ل‬kiri tangan pada
perempuan jika kanan wallahu sami’un ‘alim” (Hal.46)
16. Obat Gila atau Kemasukan Syetan
Pengobatan Melayu pada naskah Tajul Muluk terdapat bahan dan proses pengolahan untuk
mengobati gila atau kesurupan dengan takaran yang sudah disebutkan. Adapun bahan dan proses
pengolahan yang disebutkan ialah, suruh anak yang belum baligh untuk mengambil akar kelapa
kemudian dihaluskan dan ditambah air susu ibu kemudain sapukan pada tubuh. Obat gila lainnya
yaitu ambil air buih rebusan campur dengan air madu lalu dimasak hingga mendidih kemudian ambil
sedikit letakkan pada piring, basuhkan pada wajah dan telinganya kemudian selimuti dengan kain.
Tangkal syeitan dan demam yaitu tuliskan sembilan nama Namrud, Fir’aun, Syadad, Hamun qarun,
Abu jahal, Abu nasir, Abu lahab, Iblis pada kertas kemudian bubuh sedikit lada dan pudi dalam
balutannya. Berikutnya ditulis sembilan nama jin kemudian diusapkan kehidung jika tidak ada perca
gunakan kertas dan inilah yang ditulis tum arum tu’mim lugham shohal mumit rajim ‘izrail.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut :
“Suruh ambil akar kelapa pada kanak-kanak belum balig maka di pipis dengan air susu perempuan
belum bergigi maka bedakkan pada sekalian tubuhnya (sebagai lagi) obat gila ambil air buih dalam
periuk campur dengan air madu maka genang baik-baik masukkan ke api hingga mendidih maka
bangkitkan pinggan sedikit ketengahnya maka usapkan kemuka orang gila itu dan kepada telinganya
serta diselimuti dengan kain (sebagai lagi) tangkal syeitan dan demam di surut pada kertas
makausapkan kehidungnya sekali satu surat di bubuh sedikit lada dan pudi dalam balutannya
Namrud, Fir’aun, Syadad, Hamun qarun, Abu jahal, Abu nasir, Abu lahab, Iblis Sembilan nama”
(Hal.49)
17. Obat Sakit Perut Mulas Atau Kembung
Pengobatan Melayu pada naskah Tajul Muluk terdapat bahan dan proses pengolahan untuk
mengobati sakit perut mulas atau kembung dengan takaran yang sudah disebutkan. Adapun bahan dan
proses pengolahan yang disebutkan ialah ambil beras ujung jari, ditulis pada sirih bertemu urat maka
dimakan dengan pinang mentah askuyyawsakan kulillai kama kunta sakana baladi syakillah maa
fimauta wala raduu huwassami’ul ‘alim. Obat sakit perut ambil daun isap tanah yang dihaluskan dan
dicampur dengan telur ayam lalu dimakan, cara lainnya, ambil daun lakum dan lada dihaluskan lalu
panaskan dan dilarutkan dengan kaporit. Obat perut ambil daun lakum, daun ketapang dan beras
dihaluskan kemudian dioleskan pada perut yang sakit. obat sakit perut yang tidak mau sembuh, ambil
mata kunyit, mamba, akar jemlak dan akar mufki kemudian di rendang hingga menyusut kemudian di
tumbuk hingga lunak, campurkan air madu kemudian oleskan pukul tiga pagi atau tujuh pagi. obat
sakit lambung ambil daun kenderus, daun ara dan daun karimahang lalu semuanya dihaluskan dan
dioleskan keperut. Obat sakit perut ambil daun limau mungkur, bawang tunggal,umbi-umbi, jera
hitam dan bunga cengkih dihaluskan kemudian dimakan. Obat cirit atau diare ambil rumbai padang
segenggam kemudian dihaluskan beri air cuka lalu diminum pukul tiga pagi. obat perut cirit ambil
opam jerubuh dan cuka kemudian ri remas kemudian masak dan beri minum yang sakit. obat perut
kembung ambil pisang kelat muda, abu dapur dan arang sedikit lalu haluskan dan lumur keperutnya.
Obat perut bengkak ambil daun saga dan nasi yang sudah dingin kemudian dihaluskan dan beri cuka
kemudian tempelkan pada perut yang sakit.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut :
“Ambil beres tiga butu hujung jari maka bubuh ke dalam maka pergi kepada pohon remukai maka
kupas kulitnya mamah serta bersatu itu maka lumurkan pada perut (sebagai lagi) obat perut tajam
disurat pada sirih bertemu urat maka di makan dengan pinang mentah inilah yang di surat
askuyyawsakan kulillai kama kunta sakana baladi syakillah maa fimauta wala raduu huwassami’ul
‘alim (sebagai lagi) obat sakit perut ambil daun isap tanah maka di pipis di kunci dengan telur ayam
maka di dedahkan maka di makan (sebagai lagi) ambil daun lakum dan lada di pipis maka
dihangatkan ke api maka di susutkan kaporit artinya di tum (sebagai lagi) obat perut ambil daun
lakum dan daun ketapang dan beras dipipis maka dipersusut pada perut sakit itu (sebagai lagi) obat
perut yang tiada mau sembuh dengan obat yang lain ambil mata kunyit dan mamba dan akar jemlak
dan akar mufki maka dikerat-kerat di rendang semuanya hingga kering maka di tutuk lunak-lunak di
bubuh kedalam air madu maka tempel tiga pagi atau tujuh pagi” (Hal.50)
18. Obat Demam
Pada naskah Tajul Muluk terdapat cara dan bahan untuk mengobat sakit demam yaitu dengan
tiga buah terong yang sudah dipotong kemudian di masak lalu dimakan. Cara lain, pisang muda yang
di bakar ke api kemudian diambil kulitnya dan di makan. Selain itu, tiga buah bawang dimakan pada
saat demam. Cara lainnya yaitu, ambil mumbang atau ujung mata kunyit kemudian di campur dengan
cuka lalu di makan pukul tiga pagi.
Dapat dilihat pada kutipan berikut :
“Ambil terong perut masak tiga buah atau empat buah maka pecahkan sekalian dengan cuka masam
maka diminum (sebagai lagi) disurat pada pisang kelat dimakan kulitnya dibakar pada api (sebagai
lagi) obat demam bawang tiga hulas dimakan tatkala demam itu (sebagai lagi) ambil mumbang yang
luruh artinya pertik yang luruh hujung lemukat mata kunyit berairkan cuka masam dimakan tiga
pagi.” (Hal.54)
19. Obat Kora / Demam
Berikut ini beberapa cara pengobatan kora yang terdapat dalam naskah Tajul Muluk yaitu,
ambil sirih bertemu urat kemudian tulis ayat kursi di bacakan tiga kali tanpa bernapas lalu tiup pada
sirih itu setelah itu di makan. Cara lainnya, Ambil sirih bertemu urat ditulis dengan seluruhnya ayat
kursi tiga kali jangan bernapas maka tiupkan pada sirih itu beri dimakan sembuh jika Allah
berkehendak. Obat kora atau demam disurat pada pisang kelat tiga buah dibakar pada api. Ambil
terong perut lalu di potong, belah empat lalu tulis tangkal. Ambil besi cucuk pada salam tengahnya
teruskan tulis dengan besi pada tempat itu, pertama ,‫ ع‬kedua ,‫ ع‬ketiga ,‫ ع‬serta di tekankan besi itu
sedikit pada ujung perut. Kemudian besi itu diteruskan kesebelah, dibakar terong pada api sehat
mujarab. Mematikan demam, ambil jejurun atap maka ditulis nama ini, ukurannya tiga batu pada
suatu tempat dua nama lalu letak pada api meudian usapkan pada orang demam itu. Inilah yang
disurat iblis, talbias, sidad, hama, koman, fir’aun ini akan azimat. Obat demam ketiga tulis pada
mangkuk putih beri diminum jam tiga pagi lagi sebelum makan. Obat demam ketiga diambil ujung
lemukat, disembelih seekor ayam diambil darahnya lalu dicampur sekalian dan ditempelkan dengan
songket kain bawang sabuk jari, sehat jika Allah berkehendak.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut.
“Ambil sirih bertemu urat maka disurat dengan seluruhnya maka dibaca ayatul kursi tiga kali jangan
bernapas maka tiupkan pada sirih itu beri dimakan sembuh jika Allah berkehendak (sebagai lagi)
obat kora atau demam disurat pada pisang kelat tiga buah dibakar pada api (sebagai lagi) ambil
terong perut maka kerat kepala maka belah empat jangan lalu maka surat belah jua suatu tangkal ini
yang di surat maka ambil besi cucuk pada salam tengahnya teruskan suratkan dengan besi itu pada
tempat itu pertama ‫ ع‬kedua ‫ ع‬ketiga ‫ ع‬serta di tekankan besi itu sedikit pada hujung perut itu maka
besi itu diteruskan kesebelah maka di bakar terong pada api sehat mujarab (sebagai lagi) mematikan
demam ambil jejurun atap maka di surat nama ini kadar tiga batu pada suatu tempat dua nama maka
tawan pada api usapkan pada orang demam itu inilah yang disurat iblis, talbias, sidad, hama,
koman, fir’aun ini akan azimat (sebagai lagi) obat demam ketiga disurat pada mangkuk putih beri
diminumnya tiga pagi lagi belum makan (sebagai lagi) obat demam ketiga diambil hujung lemukat
disembelih seekor ayam di ambil darahnya maka dipipis sekalian di campurkan maka di tempelkan
dengan songket kain bawang sabuk jari sehat jika Allah berkehendak” (Hal.55)
20. Obat Menangis
Adapun beberapa cara untuk obat menangis dalam naskah Tajul muluk yaitu, ambil pulut,
rumput tahi babi, akar peri dihaluskan kemudian letak pada sirih pinang kemudian oleskan pada
kepala orang yang sakit. Cara memberi Tangkal jin dan setan untuk anak-anak yaitu dengan
menuliskan kalimat summun bukmun umyun fahum la yarji’un pada emas putih. Cara lainnya
memberi tangkal anak-anak agar jangan mudah terkejut saat tidur yaitu dengan menuliskan kalimat
mughfiya ‘alaika wa hazal hadral la ilahailla allahu muhammad rasulullah pada kertas.

Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut :


“Ambil pulut-pulut dan rumput tahi babi akar peri mamah serta sirih pinang maka dipupuk pada
kepalanya (sebagai lagi) tangkal jin dan syeitan akan kanak-kanak di surat pada emas putih summun
bukmun umyun fahum la yarji’un (sebagai lagi) tangkal kanak-kanak jangan terkejut-terkejut di surat
pada kertas (sebagai lagi) tangkal kanak-kanak jangan terkejut-terkejut dalam tidurnya disurat pada
kertas ini yang disurat mughfiya ‘alaika wa hazal hadral la ilahailla allahu muhammad rasulullah
mujarab “(Hal.56)
21. Obat Peladu
Obat peladu merupakan salah satu cara pengobatan yang terdapat pada naskah Tajul Muluk.
Adapun beberapa cara pengobatannya yaitu, ambil lempuyang yang sudah dihaluskan kemudian
dicampur dengan cuka kemudian di jadikan bedak untuk anakanak yang sakit. Tangkal anak-anak
jangan menangis juga terdapat pada bagian ini yaitu dengan menulis serta menyebutkan nama Allah,
surat Al-Ikhlas, surat Al-falaq dan surat An-naas. Berikutnya merupakan azimat tangkal untuk anak-
anak agar jangan kerasukan jin yaitu dengan menulis pada kertas Allah Allah Allah Muhammad
Muhammad Muhammadurrasulullah
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut :
“Ambil lempuyang maka dipipis dengan cuka masam maka bedakkan pada kanak-kanak itu (sebagai
lagi) tangkal kanak-kanak di surat pada kertas jika Allah berkehendak mujarab (sebagai lagi)
tangkal kanak-kanak jangan menangis surat serta menyebut nama Allah hingga akhir dan Al-Ikhlas
dan AlFalaq dan An-nas (sebagai lagi) azimat kanak-kanak jangan di masuk syeitan inilah yang di
surat pada kertas Allah Allah Allah Muhammad Muhammad Muhammadurrasulullah” (Hal.56)
22. Obat Korengan
Obat keluar nanah juga di bahas dalam naskah Tajul Muluk, Maka ambil akar tabung ayu di
basuh kemudian diminum airnya (sebagai lagi) ambil akar bunga melur, akar kelapa, akar rempaki,
akar pisang kelat, akar dedap, buah pala, jemuju, bunga lawang dan kanji maka haluskan semuanya
ditambah dengan air madu maka ditempel pada mangjun lalu dimakan selama tiga hari niscaya
sembuh, jika Allah berkehendak. Ambil sekam yang baru tertutup beratnya segantang setelah itu
direbus dijadikan halus dan di jemur tengah hari. Ambil daun susu dimasak dengan air sekam itu pada
belanga baru hingga kental kemudian angkat dengan sendok baru lalu tempelkan pada ari-ari. Jika
pada zakar Ambil lada, jemuju dan daun susu maka haluskan dan sapukan tiga kali niscaya sehat jika
Allah berkehendak. Ambil daun langai-langai, santan kelapa hijau dan asam jemlak kesemuanya
dimasak di ramas airnya diminum atau dihaluskan dengan ujung mata kunyit dihaluskan lalu
ditempelkan pada ari-ari. Ambil daun bayam merah dan akarnya, daun kali-kali dihaluskan kemudian
dimakan bersama sirih pinang. Selanjutnya, ambil air limau mungkur muda maka diminum pagi hari.
Selain itu, ambil daun panji liar di gulai atau di tumbuk niscaya hancur karangan itu.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut :
“Maka ambil akar tabung ayu di basuh maka diminum airnya (sebagai lagi) ambil akar bunga melur
dan akar sari kelapa dan akar rempaki dan akar pisang kelat dan akar dedap dan buah pala jemuju
dan bunga lawang dan kanji maka dipipis akan airnya air madu maka diperbuat akan mangjun maka
dimakan tiga hari sembuh, jika Allah berkehendak (sebagai lagi) ambil sekam yang baharu tertutup
maka di andangyang besar-besarnya barang segantang maka direbus sekam itu maka dijadikan
tengah hari maka dipipis airnya pada suatu jalan ambil daun susu maka dipermasak dengan air
sekam itu pada belanga baharu hingga lekat maka bangkitkan dengan sendok baharu maka
tempelkan pada ariari (sebagai lagi) ambil lada dan jemuju dan daun susu maka pipis maka sapukan
pada zakar tiga sehat jika Allah berkehendak (sebagai lagi) ambil daun langai-langai dan santan
kerambil hijau dan asam jemlak masak di ramas airnya diminum maka di pipis dengan hujung
lemukut mata kunyit dipipis ditempelkan pada ari-ari (sebagai lagi) ambil daun bayam merah dan
akar dan daun kali-kali maka dipipis sebermula lagi akan kali-kali dimakan serta sirih pinang
mujarab (sebagai lagi) ambil mungkur yang lagi muda maka tutuk ambil airnya apabila bersantan
jangan dijemurkan air maka diminum pagi hari (sebagai lagi) ambil daun panji liar di gulai atau di
tumbuk niscaya hancur karangan itu” (Hal.64)
23. Obat Tidak Haid
Pada pembahasan berikut ini membahas tentang obat untuk wanita yang tidak haid atau
terlambat menstruasi. Dalam naskah Tajul Muluk terdapat beberapa cara untuk mulihkannya kembali
sebagai berikut: haluskan jenderu, bawang, lada tujuh biji, kunyit peras airnya bubuh obat itu dan juga
beri minum pukul tiga pagi niscaya haid ia. Obat perempuan keluar darah ambil kapur, tawas dan
limau kapas kemudian berikan makan perempuan itu niscaya berhenti. Ambil kulit bekul dan kulit
rambutan di rendam semalam lau pagi hari minum niscaya jadi baik. Jika hendak mengembalikan
perempuan ambil kualuh bekul, kulit jambu, seraput dan sumpit lalu ditutup untuk diambil airnya
maka tanak hingga masak menjadi sari kemudian suruh minum niscaya sehat. Jika perempuan jemur
kain bau busuk darahnya ambil daun kembukan segenggam harta dan yang pahit tujuh iris, daun
serahit kemudian tutuk ambil airnya lalu campurkan nira maka minum pukul tiga pagi. jika
perempuan itu terlihat layu berair, ambil kulit bekul dan kulit rambutan kemudian direbus hingga
masak lalu dibasuh tiap pukul tiga pagi niscaya jadi hangat dan kering.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut :
“Pipis jenderu dan bawang dan lada tujuh biji maka ambil kunyit pipis perah airnya bubuh obat itu
suruh minum tiga pagi niscaya haid ia (sebagai lagi) obat perempuan lalu buaian berdarah ambil
kapur dan tawas dan limau kapas maka susutkan perempuan itu niscaya berhenti (sebagai lagi) jika
perempuan itu jahat serair ia dirasa suaminya ambil kulit bekul dan kulit rambutan dari basi maka
diheningkan pagi-pagi hari minum niscaya jadi baik (sebagai lagi) jika hendak mengembalikan dan
perempuan ambil kualuh bekul dan kulit jambu dan kulit seraput dan sumpit maka tutup ambil airnya
maka tanak masak-masak jika segantang jadikan sari maka suruh minum niscaya sehat (sebagai lagi)
jika perempuan jemur kain busuk bau darahnya ambil daun kembukan segenggam harta dan yang
pahit tujuh iris dan daun serahit maka tutuk ambil airnya campurkan nira maka minum tiga pagi
(sebagai lagi) jika perempuan itu layu berair ambil kulit bekul dan kulit rambutan maka direbus
masak-masak maka dibasuh diberinya tiga pagi jadi hangat lagi kering” (Hal.67)
24. Obat Panas dan Segala Penyakit
Ambil bunga lawang, cengkih beratnya sekupang, buah pala sekupang, kulit manis cina
sekupang, bawang pala sekupang, lada empat kupang, sentahal lima kupang, buah melaka sepuluh
mayam, jemuji tujuh mayam, lengkuas lima kupang, jintan hitam empat mayam, jintan putih dua ratus
dua lapan kupang, kasturi sebusuk, kahar tenggelam lima kupang, akar cengkadak lima kupang dan
jakar sepuluh kupang lalu dihaluskan hingga lunak dan dimakan pagi-pagi beratnya dua masa. Obat
ini muka pun tiada keriput, rambutpun tiada putih, segala penyakit pada tubuh lenyap seperti sopak
dan kekeringan mani pun tertahan, alatpun kuat jika perampuan tidak bisa beranak pun jadi beranak.
Maka siapa yang makan obat ini kadar delapan puluh Jika Allah berkehendak hilang penyakit itu
Pertama ambil bunga lawang, bawang putih, bawang merah, jerangau, adas manis, kunyit, air
madu manisan sekaliannya ditutuk dan dihaluskan lalu campur dengan madu dan manisan, setelah
lekat kemudian angkat letakkan dalam wadah lalu dimakan pagi dan petang. lllllSekalian adapun
manfaatnya tiada kurang, kista, panu, gatal, pening, pitam, kesal, sakit mata, mulut pun tiada berbau.
Selanjutnya, ambil kunyit belah dan daun limau kapas semayam beratnya, air madu dan minyak lang,
maka bubuh lalu tempelkan dimakan pagi dan petang. Ambil jira hitam setaal, halia, cuka empat
gantang, buah pala tengah taal ambil segantang air madu, dua gantang manisan, adas manis setaal,
gandum atau beras pulut sebujur tangan, pudi, daun mamba, kelandi, akar pisang dan akar meriku
kadar semayam kemudi an dimasak. Adapun obat ini berajar daripada Sahib Zanjani berajar daripada
bapaknya berujar di lukmanul hakim duhafa amat banyak manfaatnya, Hanya Allah yang lebih
mengetahui.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut :
“Ambil bunga lawang artinya cengkih beratnya sekupang, buah pala sekupang, kulit manis cina
sekupang, bawang pala sekupang, lada empat kupang, sentahal lima kupang, buah melaka sepuluh
mayam, jemuji tujuh mayam, lengkuas lima kupang, jintan hitam empat mayam, jintan putih dua
ratus dua lapan kupang, kasturi sebusuk, kahar tenggelam lima kupang, akar cengkadak lima
kupang, jakar sepuluh kupang maka di pipis lunak-lunak maka di perbuat akan dimakan pagi-pagi
beratnya dua masa (sebagai lagi) obat ini banyak katanya muka pun tiada kerat rambutpun tiada
putih segala penyakit pada tubuhpun lenyap seperti sopak dan kekeringan mani pun tertahan alatpun
kuat jika perampuan tiada beranak pun jadi beranak maka siapa yang makan obat ini kadar dua
lapan puluh penyakit Jika Allah berkehendak hilang pertama ambil bunga lawang, bawang putih,
bawang merah, jerangau, adas manis, kunyit, air madu manisan sekaliannya ditutuk dan dipipis
dengan madu dan manisan setelah lekat maka bangkitkan taruh dalam rawat maka dimakan pagi
petang sekalian adapun manfaatnya tiada kurang dan kista dan panu gatal dan pening dan pitam dan
kesal dan sakit mata mulut pun tiada berbau (sebagai lagi) ambil kunyit belah dan daun limau kapas
semayam beratnya, air madu dan minyak lang, maka bubuh mesrakan dimakan pagi petang kadar
beras pada serair (sebagai lagi) ambil jira hitam setaal, halia, cuka empat gantang, buah pala
tengah taal ambil segantang air madu, dua gantang manisan, adas manis setaal, gandum atau beras
pulut sebujur tangan, pudi daun mamba dan kelandi dan akar pisang dan akar meriku kadar
semayam maka dipermasak. Adapun obat ini berajar di daripada Sahib Zanjani berajar daripada
bapaknya berujar di lukmanul hakim duhafa amat banyak manfaatnya, Hanya Allah yang lebih
mengetahui” (Hal.75)
25.Tanaman Pembasmi Hama
Selain membahas tentang obat-obatan dalam naskah Tajuk Muluk pada bab ini juga terdapat cara
membasmi hama seperti berikut ini: Tulis pada tembikar yang baru lalu dihamburkan pada keliling
rumah niscaya dipeliharakan Allah dari pada tikus dan ulat. Berikut ini kalimat yang tulis
masalulladzi na yunfiquna amwalahum fi sabilillahi kamasalihabbatin amba tats sabha sanabila fi
qulli summbulati miatu hambatin wallahu yud’ifu limayyasa’u wallahu wasi’un ‘alim. Obat untuk
tanaman padi agar jangan dimakan babi ambil parji jemur pada kain maka bubuh ditepi rumah
sebanyak empat atau lima kayu niscaya tiada hampir. Selanjutnya obat jangan jenga atau dibaca pada
air disemburkan kedalam padi. Selain itu obat jangan jenga ambil daun hantimun tujuh helai dan daun
kenderu lima helai letakkan dalam daun kemudian dibaca bismillahi ghoiral asmaa bismillahi rabbul
ardho wassamaa bismillahilladzi la yadra ma’a ismuhu syai’a fissamaa wahuwassami’ul ‘alim.
Berikut ini agar tanaman jangan dimakan babi tuliskan pada kertas dihunjamkan di tengah Rumah,
berikut yang di tulis al qaabidh bial qabul. selanjutnya agar tanaman jangan ‫هی ابالهی الہابال اله اله تعمنابنو‬
‫ع ل‬EEE‫ حجلجليلت‬perumahan ditengah digantungkan tikus dimakan ‫ هی‬ini yag ditukis. niscaya akan
terpelihara daripada segala bahaya pada rumah tatkala dalam hutan dan pada perumahan”
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut :
“Disurat pada tembikar baru maka di topang tembikar itu maka dihamburkan pada keliling rumah
niscaya dipeliharakan allah dari pada tikus dan ulat masalulladzi na yunfiquna amwalahum fi
sabilillahi kamasalihabbatin amba tats sabha sanabila fi qulli summbulati miatu hambatin wallahu
yud’ifu limayyasa’u wallahu wasi’un ‘alim (sebagai lagi) obat padi jangan dimakan babi ambil parji
jemur dikain orang dapat dengan kayu rentang maka bubuh ditepi rumah barang empat lima kayu
niscaya tiada hampir (sebagai lagi) obat jangan jenga atau dibaca pada air disemburkan kedalam
padi itu (sebagai lagi) obat jangan jenga ambil daun hantimun tujuh helai dan daun kenderu lima
helai taruh dalam daun itu maka dibaca bismillahi ghoiral asmaa bismillahi rabbul ardho wassamaa
bismillahilladzi la yadra ma’a ismuhu syai’a fissamaa wahuwassami’ul ‘alim (sebagai lagi) akan
tanaman jangan dimakan babi disurat pada kertas dimasukkan kedalam atas maka dihunjamkan di
tengah Rumah al qaabidh bial qabul (sebagai lagi) hikmah jangan dimakan tikus digantungkan akan
inilah ‫ع ل‬EE‫ابنو حجلجليلت‬EE‫ه تعمن‬EE‫ه ال‬EE‫ال ال‬EE‫الهی الهاب‬EE‫ هی هی اب‬perumahan ditengah peliharaan daripada segala
bahaya pada rumah tatkala dalam rimba dan pada perumahan” (Hal.77)

Penutup
Kesimpulan
Dalam ilmu filologi yang diterapkan untuk mengkaji Naskah Tajul Muluk yang ditemukan di
Taman Bacaan Masyarakat Tengku Luckman Sinar terdapat tahapan-tahapan dalam kajian ilmu
filologi tersebut berupa penentuan teks, inventarisasi naskah, deskripsi naskah, transliterasi naskah
dan suntingan teks. Tahapan transliterasi pada penelitian ini dilakukan dengan penggantian jenis huruf
aksara jawi atau arab Melayu ke aksara rumi sesuai dengan pedoman transliterasi naskah. Setelah
melalui tahapan transliterasi kemudian dilanjutkan dengan suntingan teks yaitu dengan memperbaiki
kesalahan yang terdapat didalam teks yang meliputi penambahan, pengurangan dan penggantian agar
teks dapat lebih mudah untuk dipahami. Pada naskah Tajul Muluk terdapat teks yang
menguraikantentang pengobatan Melayu. Sebanyak 25 bentuk penyakit dan cara penyembuhannya.
Adapun didalam prosesnya menggunakan berbagai jenis tumbuhan, membaca doa, menulis azimat
dan beberapa cara pengobatannya.

Saran
Berdasarkan pembahasan mengenai pengobatan Melayu dalam naskah Tajul Muluk maka dapat
ditarik saran-saran sebagai berikut:
1. Perlunya dilakukan lebih banyak penelitian terhadap naskah-naskah tradisional khususnya naskah
beraksara arab Melayu sebagai upaya pelestarian dan menggali lebih banyak informasi tentang
kehidupan yang terdapat dalam naskahnaskah Tradisional.
2. Perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai nama-nama penyakit dan tumbuhan yang
digunakan sebagai media pengobatan Melayu yang tidak banyak lagi dikenal saat ini.

Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. (2006). Jakarta: Rineka Cipta.
Baried, Siti Baroroh. Pengantar Teori Filologi. (1985). Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Poerwadarminta, W.J.S. (1984). Kamus Umum Bahasa indonesia. Jakarta: Balai pustaka
Fathurahman, Oman. Filologi Indonesia: Teori dan Metode. 2017. Jakarta: Kencana.
Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring (https://kbbi.kemdikbud.go.id/)
Kembaren, Tulisan Jawi : Jembatan Masa Ke Masa Silam dan Usaha Pelestariannya. 2018
(https://rumpunjurnal.com/jurnal/index.php/rumpun/article/view/38/12)

Lampiran
Naskah Tajul Muluk

Anda mungkin juga menyukai