Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN HASIL PENJUALAN (KEWIRAUSAHAAN)

“WEDORO”

Disusun oleh:

Badrus Sholeh (16630116)


Mar’iyie Zidan Ma’ruf (16630105)

Kelas Kimia C

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM


MALANG

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan karunia-Nya jualah kami dapat menyelesaikan laporan hasil penjualan ini
tepat pada waktunya.
Sebagai manusia biasa yang tidak pernah luput dari kesalahan, begitu juga
halnya dengan kami. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan proposal ini, baik dari segi penulisan maupun isi. Kamipun menerima
dengan lapang dada kritikan maupun saran yang sifatnya membangun dari
pembaca agar kami dapat membenahi diri.
Walaupun demikian, kami berharap dengan disusunya proposal ini dapat
memberikan sedikit gambaran memanfaatkan tumbuhan sebagai suatu wirausaha
yang daat membantu perekonmian mikro dalam kehidupan kita sehari-hari.
Terimakasih.
Wassalamu'alaikum Wr.Wb

Malang, 30 Oktober 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Demography Bonus dan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean)
dihadapi saat ini negara-negara Asia Tenggara khususnya Indonesia,
maka kami akan membuat suatu ide baru yang berkompeten untuk dapat
memberdayakan masyarakat produktif Indonesia. Dengan memanfaatkan
bahan-bahan alami yang melimpah, mudah, dan murah di sekitar kita, dan
menjadikannya sesuatu yang memiliki nilai bermanfaat lebih dan
memiliki nilai jual yang lebih tinggi.
Dalam kesempatan ini kami akan mencoba untuk menciptakan
suatu ide baru dari bahan yang kurang bermanfaat menjadi lebih
bermanfaat, yaitu Wedoro. Wedoro dapat digunakan sebagai salah satu
alternatif minuman hangat bagi masyarakat. Oleh karena itu kami tertarik
untuk mengangkat sekaligus menuangkan ide ini kedalam karya
kewirausahaan yang berjudul “WEDORO”.
Di Indonesia bekatul merupakan sumber daya yang sangat
melimpah dan pemanfaatannya kurang maksimal, salah satu contohnya
adalah hanya di gunakan sebagai pakan ternak. Sedangkan bunga
kamboja hanya digunakan sebagai campuran obat-obatan dan parfum
saja. Namun, kali ini kami mencoba berinovasi baru untuk memanfaatkan
bekatul yang diolah bersama dengan bunga kamboja, karena sama-sama
memiliki manfaat yang baik untuk kesehatan. Dengan ide baru ini,
Wedoro dapat dikonsumsi sebagai minuman hangat yang diminati banyak
masyarakat.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan untuk menjalankan usaha ini antara lain seperti berikut:
a. Untuk menambah penghasilan tambahan setiap bulannya
b. Untuk belajar berwirausaha sedini mungkin
c. Untuk menyediakan minuman sehat dari bahan alam.
d. Untuk membuka lapangan baru
1.3 Manfaat
Berdasarkan dari praktek yang telah kami lakukan, maka kami dapat
mengambil manfaat dari kegiatan tersebut adalah seagai berikut:
1. Dapat belajar mengenal dunia berbisnis.
2. Dapat belajar hidup mandiri.
3. Dapat mengetahui berbgai resiko yang dihadapi dalam berbisnis.
4. Dapat belajar menjalin kerjasama dengan berbai pihak dan menjalin
komunikasi denga orang lain.

1.4 Pelaksanaan kegiatan


Konsep pemasaran ini mengacu pada permintaan konsumen dan akan dibuka
open order tiap dua hari sekali. Hal ini disebabkan produk ini termasuk salah
satu produk pendatang baru dimana ui ketahanan produk hanya bertahan tiga
bulan.
BAB II
LAPORAN KEGIATAN
2.1 Produk Yang Dijual
Usaha yang kami jalankan adalah memasarkan produk makanan berupa
Minuman. Proses pembuatan Minuman dilakukan pada pagi hari dan dipasarkan
selama 3 bulan. Adapun bahan-bahan dan peralatan yang dibutuhkan untuk
membuat dessert adalah sebagai berikut:
- bekatul
- bunga kamboja
- kapulaga
- kayu manis
- pandan

Alasan kami memilih usaha Minuman bahan alam ini adalah karena faktor
persaingan yang dapat dikatakan minim, dengan artian bahwa kebanyakan orang
tidak melirik usaha berbentuk minuman bahan alam , sehingga usaha ini memberi
lebih besar jaminan kesuksesan dibandingan usaha yang lain, selain itu dalam
pembuatan dessert ini dibutuhkan waktu yang tidak terlalu lama dan biaya yang
tidak terlalu besar dengan keuntungan yang cukup menjanjikan.

Berdasarkan hasil yang diperoleh selama beberapa hari pemasaran produk


ini dapat ditarik sebuah garis lurus bahwasannya sesuai dengan testimoni
konsumen yang mengatakan rasa tidak bertolak dengan harga. Selain itu dissert
ini memiliki keunikan rasa, karena perpaduan dari tiap lapisan yang memiliki rasa
yang berbeda dan tidak berlebih.

2.2 Strategi Pemasaran


Proses pemasaran yang kami lakukan yaitu dengan cara mepromosikan
dan memasarkan langsung yang kepada konsumen serta secara online. Dengan
melakukan hal ini kami berusaha membujuk konsumen agar tertarik pada produk
kami sehingga pada akhirnya membeli produk yang kami jual. Konsep penjualan
ini dilakukan secara Pre-Order, sehingga jumlah produk yang dibuat sesuai
dengan jumlah pemesanan.
2.3 Hasil Analisis Pasar
2.3.1 Menentukan Harga Produk
Dalam praktek kewirausahaan dengan berjualan kami menawarkan produk
kami ke mahasiswa/i di sekitar UIN MALIKI Malang. Harga yang kami gunakan
adalah harga standar yang tidak jauh berbeda dengan harga jajanan yang ada di
sekitas kampus. Harga yang kami tawarkan adalah Rp. 2000 setiap kemasan.
Tidak ada perbedaan harga dalam setiap varian rasa.

2.3.2 Target Penjualan Setiap Produksi

No. Produksi Jumlah Orderan


1. Produksi pertama 4 box
2. Produksi kedua 13 box
3. Produksi ketiga 4 box
4. Produksi keempat 3 box
5. Produksi kelima 16 box
Total Orderan 40 box

2.3.3 Tanggapan Konsumen


Dalam proses penjualan ini kami kebanyakan mendapatkan respon positif
para konsumen, sehingga dapat merangsang konsumen lain untuk membeli
produk kami. Akan tetapi tidak jarang juga kami mendapatkan respon yang
kurang baik seperti mengkritik rasa yang terlalu manis, dan hal tersebut akan
menjadi perbaikan untuk produksi selanjutnya.

2.4 Laporan Keuangan


A. Bahan baku dan bahan penolong
Bahan baku dan bahan penolong untuk menghasilkan 500 bungkus @ 50
gram dibutuhkan:
- bekatul 25 kg @ Rp 2.500,00 Rp 62.500,00
- bunga kamboja 7 kg @ Rp 15.000,00 Rp 105.000,00
- kayu manis 0,5 kg @ Rp 15.000,00 Rp 7.500,00
- kapulaga 0,5 kg @ Rp 15.000,00 Rp 7.500,00
- gas 3 kg Rp 18.000,00
- upah pekerja 2 orang @ Rp 40.000,00 Rp 80.000,00
- biaya pengemasan Rp 300.000,00
Total biaya Rp 580.500,00

B. HPP (Harga Pokok Produk)


Harga pokok produk = total biaya : hasil produksi
= Rp 580.500,00 : 500 bungkus
HPP per bungkus = Rp 1.161,00
Harga jual = harga pokok produksi + laba yang diinginkan
= Rp 1.161,00 + (50% x Rp 1.161,00)
= Rp 1.161,00 + Rp 580,50
= Rp 1.741,50

C. Laba
Laba per produksi = Rp 580,50 x 500 bungkus
= Rp 290.250,00
1 bulan produksi = 25 kali
1 tahun produksi = 25 x 12 bulan
= 300 kali produksi
Laba penjualan 1 bulan = Rp 290.250,00 x 25
= Rp 7.256.250,00
Laba penjualan 1 tahun = Rp 7.256.250,00 x 12
= Rp 87.075.000,00

D. Laporan laba rugi


Laba penjualan 1 bulan = Rp 7.256.250,00
Beban usaha:
- beban transportasi = Rp 100.000,00
- beban iklan = Rp 200.000,00
Jumlah beban usaha = (Rp 300.000,00)
Total laba bersih per bulan = Rp 6.956.250,00
BAB III
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Usaha dessert ini adalah salah satu peluang usaha yang cukup menjanjikan
udibidang kuliner. Apalagi sekarang ini sangat sulit untuk mencari lapangan
pekerjaan, sehingga peluang usaha ini sangat baik apabila kita tekuni dan kita
kembangkan lagi tergantung dari seberapa besar modal yang kita miliki.
6.2 Saran
untuk para calon konsumen kami berharap minuman ini dapat diterima oleh
masyarakat sebagai alternatif dari jamu yang cenderung tidak disukai oleh
beberapa kalangan seperti anak kecil dan remaja.
LAMPIRAN
PROSES PRODUKSI
HASIL PRODUK

Anda mungkin juga menyukai