i
DAFTAR GAMBAR
ii
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kecenderungan tren di abad ini dengan revolusi 4.0 adalah terdapat proses
otomatisasi pada hampir semua sistem. Sehingga pengkapasitasan teori yang
mendukung akan pengembangan teknologi tersebut perlu ditingkatkan. Respon
progresif stakeholder pendidikan adalah mengembangkan sistem edukasi robotika
di sekolah-sekolah. Nantinya setiap lembaga pendidikan diharapkan sudah
memiliki wadah bagi peserta didiknya untuk belajar robotika. Namun penyediaan
media pembelajaran untuk robotika sendiri masih sangat terbatas utamanya
penyediaan secara formal dari sekolah. Salah satu faktor penyebabnya, yaitu
mahalnya komponen-komponen yang dibutuhkan untuk membangun sebuah robot
walaupun dengan suatu fungsi tertentu saja. Hal tersebut membuka peluang untuk
memproduksi komoditas robot edukasi untuk menanggulangi permasalahan
tersebut. Selain bisa men-display semua produk, komoditas itu juga bisa
memberikan peluang-peluang untuk mendukung proses edukasi maupun
keterampilan robotik.
Hasil survey pasar yang telah dilakukan, kebutuhan robot edukasi cukup
tinggi. Apabila dilihat dari jumlah sekolah yang ada di Indonesia, maka berdasarkan
data terakhir Departemen Pendidikan Nasional (2018) terdapat 144.567 Sekolah
Dasar, 26.277 Sekolah Menengah Pertama, 10.239 Sekolah Menengah
Atas/Sekolah Menengah Kejuruan, dan 4.281 Perguruan Tinggi. Tidak semua
sekolah menerapkan pendidikan robot, namun hanya sekitar 15%. Jumlah 15% dari
sekolah-sekolah tersebut tentunya tidak sedikit sehingga kebutuhan robot edukasi
pun tergolong tinggi. Di Kabupaten Buleleng sendiri berdasarkan data statistik
Pendidikan dan Kebudayaan Daerah tahun 2015 emiliki jumlah Sekolah Dasar
sebanyak 476 sekolah, sekolah SMP sebanyak 52 sekolah, sekolah SMA sejumlah
30 sekolah, dan 5 perguruan tinggi.
Terdapat kurang lebih 5% dari total jumlah sekolah yang ada di Buleleng
menyediakan ekstrakurikuler robotika untuk peserta didiknya. Dengan sekian
banyaknya jumlah lembaga pendidikan, namun belum didukung oleh tersedianya
jumlah media pembelajaran robotik yang memadai, membuka peluang bisnis robot
yang memiliki fungsi edukasi. Meningkatnya permintaan pasar baik akan produk
robot edukasi maupun komponen-komponen robot menjadi salah satu faktor yang
menentukan keberlanjutan usaha.
Permintaan akan robot edukasi banyak berasal dari kalangan SMP dan SMA
karena tidak jarang di sekolah-sekolah tersebut menyediakan ekstrakurikuler
robotika. Hasil uji coba penjualan robot SpaceR di pasaran cukup positif, yaitu
terjualnya dua buah produk saat dijual ke pasaran. Konsumen yang menghendaki
beberapa fungsi robot menjadi tidak harus membeli robot lainnya lagi yang
mendukung fungsi yang diinginkan. Sehingga banyak sistem kerja robot termasuk
robot yang sedang tren saat ini adalah robot berbasis IoT yang mampu dikendalikan
2
dari jarak jauh karena terkoneksi dengan internet dapat dipelajari hanya dalam satu
robot saja.
Berdasarkan hasil analisis pasar tersebut, maka terdapat peluang pasar
dengan menciptakan produk Smart Project Educational Robot (SpaceR) sebagai
robot edukasi. Robot edukasi yang telaah mendukung sistem IoT ini diciptakan agar
biaya yang digunakan untuk belajar maupun riset menjadi jauh lebih murah dan
terjangkau. Dengan menyasar 5% dari total sekolah yang ada di Buleleng, di mana
sekolah tersebut sudah menerapkan pembelajaran robotika tetapi masih mengalami
kendala minimnya biaya dalam pengadaan media pembelajaran robotik akan
memberikan akses bagi produk robot SpaceR ini untuk bisa bekerja sama
membantu sekolah tersebut. Hal tersebut sesuai dengan tujuan dari pelaksanaan
program ini adalah menciptakan produk robot edukasi pintar yang dapat digunakan
sebagai media pembelajaran robotika berbasis IoT baik di sekolah maupun di
komunitas. Manfaat dari adanya program ini adalah masyarakat dapat
meningkatkan kemampuan dan keterampilannya di bidang robotika khususnya IoT
melalui robot edukasi pintar SpaceR dengan harga yang terjangkau.
Spesifikasi yang ditawarkan oleh robot SpaceR diantaranya robot dengan
sistem manual, yaitu Transporter robot, soccer robot, dan robot pemadam api.
Robot dengan sistem kendali semi otomatis, yaitu light follower, serta robot
otomatis pada robot line follower. Selain itu untuk mendukung pembelajaran robot
berbasis IoT, maka diaplikasikan suatu piranti wifi shield untuk membantu robot
terkoneksi dengan internet sehingga bisa dikendalikan dari jarak jauh.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat diketahui tujuan untuk
membuat usaha ini, yaitu:
1. Didapatkan omzet sebesar-sebesarnya dengan biaya produksi yang seminimal
mungkin dari usaha pemasaran produk robot SpaceR melalui Program
Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan.
2. Diperolehnya margin keuntungan yang mencapai 50% dalam satu bulan dari
modal yang diberikan sehingga mendukung keberlanjutan usaha.
3. Meningkatkan peluang keberlanjutan usaha dalam bentuk perluasan pasar
hingga skala nasional maupun ekspor Program PKM K.
3
1.5 Manfaat
Produk luaran yang dihasilkan mempunyai manfaat dan kegunaan sebagai
berikut:
1. Bagi tim pelaksana, kegiatan ini dapat membantu mengasah kemampuan dalam
berwira usaha dan berinovasi dalam menemukan hasil karya yang dapat
digunakan sebagai peluang usaha yang menjanjikan.
2. Bagi konsumen, produk robot SpaceR dapat dijadikan media edukasi robot yang
murah namun bisa mendapatkan enam jenis fungsi robot yang terdiri dari sistem
kendali jarak dekat dan sistem kedali jarak jauh, sehingga selain belajar arduino
pada robotika, konsumen juga mendapat tambahan ilmu berupa penerapan
Internet of Things pada robot.
3. Bagi Pemerintah, kegiatan usaha robot SpaceR ini dapat mendukung usaha
mikro kecil dan menegah (UMKM) serta jiwa wirausaha masyarakat dan sebagai
lapangan pekerjaan alternatif.
yang ada di pasaran hanya satu fungsi dalam satu robot dan sistem kendali jarak
jauh yang berupa penerapan Internet of Things biasanya paket yang disediakan
secara terpisah. Dengan adanya enam fungsi robot dalam satu robot akan
memudahkan para pelajar untuk belajar robot maupun IoT.
Usaha yang bernama Robot SpaceR ini dibuat karena melihat potensi
kemajuan teknologi saat ini yang begitu pesat. Konsep-konsep yang ada dalam
robotika sebagian besar telah dimanfaatkan dalam dunia industry yang sekarang
sudah berada pada revolusi industry 4.0. Dengan adanya Robot SpaceR ini
diharapkan mampu meningkatkan pemahaman masyarakat dalam teknologi
sehingga akan mendukung pengembangan teknologi itu sendiri kedepannya.
Dengan memadukan sistem kendali jarak dekat dan kendali jarak jauh
sehingga memiliki enam fungsi dalam satu robot akan membuat robot ini berbeda
dari produk yang sudah ada di pasaran serta sangat membantu dalam proses
pembelajaran robotik dan IoT.
a. Manfaat Edukasi Robot
b. Gambar Produk
suatu sistem yang mampu membuat robot terkoneksi ke internet sehingga bisa
dikendalikan dari jarak jauh. Berdasarkan pantauan tim, permintaan akan produk
robot edukasi dengan beberapa fungsi dalam satu robot meningkat agar lebih
praktis dan lebih memudahkan dalam proses edukasi. Hal ini terjadi mengingat
permintaan akan robot edukasi banyak berasal dari kalangan SMP dan SMA karena
tidak jarang di sekolah-sekolah tersebut menyediakan ekstrakurikuler robotika.
Terdapat kurang lebih 5% dari total jumlah sekolah yang ada di Buleleng
menyediakan ekstrakurikuler robotika untuk peserta didiknya. Dengan sekian
banyaknya jumlah lembaga pendidikan, namun belum didukung oleh tersedianya
jumlah media pembelajaran robotik yang memadai, membuka peluang bisnis robot
yang memiliki fungsi edukasi. Meningkatnya permintaan pasar baik akan produk
robot edukasi maupun komponen-komponen robot menjadi salah satu faktor yang
menentukan keberlanjutan usaha.
Enam fungsi yang diberikan oleh robot SpaceR ini dipilih untuk nantinya
dapat membantu konsumen yang hendak belajar dunia robotik karena disamping
memiliki harga yang terjangkau, juga dilengkapi dengan panduan yang terdiri dari
konsep-konsep sederhana hingga advance.
2.3 Gambaran Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran produk usaha Robot SpaceR ini mencakup diferensiasi
pasar dan marketing mix 7P. Diferensiasi pasar dilakukan dengan cara
menggabungkan arduino dan IoT untuk memberikan kemudahan dalam belajar bagi
konsumen. Enam fungsi yang ditawarkan dalam satu robot akan membedakan
produk robot ini dengan robot-robot yang dijual di pasaran yang teridiri dari hanya
satu fungsi dalam satu robot. Strategi pemasaran berikutnya berupa marketing mix
diterapkan dengan mengadopsi konsep marketing mix 7P.
konsumen akan produk robot yang multifungsi yang bisa diperoleh dalam satu robot
sehingga bisa menekan biaya. (2) price, aspek harga dipertimbangkan sedemikian
rupa mengikuti pola prilaku pasar serta pertimbangan aspek produksi produk. Harga
yang ditetapkan untuk satu buah robot SpaceR adalah Rp 799.000,- per pcs. Kisar
harga ini telah melalui analisa perilaku pasar dan usaha sejenis dengan
mempertimbangkan aspek produksi. (3) promotion, aspek promosi dilakukan
melalui stakeholder pemasaran dan akan dikembangkan lagi pada promosi online
serta sponsor di berbagai event robot. (4) place, tempat pemasaran produk usaha ini
yaitu di Universitas Pendidikan Ganesha. Penempatan outlet pemasaran ini didasari
atas tingginya kebutuhan akan pembelajaran robotika beserta piranti-piranti
pendukungnya di kota Pendidikan Singaraja. (5) paticipant/people, usaha ini
melibatkan partisipan baik dari pelanggan, pegawai, dan stakeholder. Hubungan
dan interaksi dengan partisipan dibangun secara humanis dan profesional. (6)
process, pelayanan optimal diberikan berupa garansi kerusakan/ketidaksesuaian
produk yang diatur melalui kesepekatan kontrak kerja. Hal ini dilakukan guna
menjamin standar dan citra produk. Penetapan standar dan quality control
dilakukan melalui proses supervisi produk siap jual, sehingga produk reject tidak
sampai ke pelanggan. Selain itu, layanan akan permintaan khusus juga dilakukan
demi memenuhi kebutuhan pelanggan. (7) physical evidence, aspek ini didukung
penuh oleh visi usaha yang telah digeluti tim pelaksana, yakni visi usaha ini adalah
terwujudnya usaha robot SpaceR yang mampu bersaing di tingkat nasional maupun
internasional.
2.4 Analisis Kelayakan Usaha : Untung Rugi, BEP, BCR, ROI, dll.
Produksi Per Bulan 22 Buah
Harga per buah 22 x Rp 799.000,- = Rp 17.578.000,-
3 Perjalanan 150.000,00
4 Administrasi, publikasi, seminar, laporan 375.000,00
Total 12.500.000,00
4.2 Jadwal Kegiatan
Bulan
N Kegiat
1 2 3 4 5
o an
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persia-
1
pan
Pembu
a-tan
2
Propos
al
Proses
Admi-
3
nistras
i
Proses
4 Produ
ksi
Monit
o-ring
5 dan
Pemas
a-ran
Pembu
a-tan
6 Lapora
n
Akhir
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Statistik Kabupaten Buleleng.2017.Buku Statistik Pendidikan dan
Kebudayaan Daerah.Singaraja: Pemerintah Kabupaten Buleleng.
Kusnandar, Budi.2019. Jumlah Sekolah Menurut Jenjang Tahun Ajaran
2017/2018. Terdapat pada: katadata.co.id. Diakses pada tanggal 25
November 2019
11
Badan Eksekutif
Mahasiswa Fakultas
Finalis Lomba PKM-K Matematika dan Ilmu
3. 2018
Kategori Senior Pengetahuan Alam
Undiksha
19
20
12 2015 IbPE-Glass Art di desa Belega Gianyar DP2M Dikti+UKM 150 juta
(Tahun-1)
13 2016 IbPE-Glass Art di desa Belega Gianyar DP2M Dikti+UKM 150 juta
(Tahun-2)
14 2016 IbW di kasasan Geopark desa Songan DP2M Dikti +Pemkab 120 juta
A dan Songan B Bangli
3. Melakukan
analisis
pasar,serta
mengatur
distribusi
produksi.
5 Gede Pendidikan Elektro 7 jam/minggu Produksi :
Sandita Teknik 1. Membeli
Widiada/ Elektro bahan untuk
18150610 pembuatan
10 produk.
2. Mengawasi
kegiatan
produksi.
3. Menambah
nilai guna
produk.
31