Anda di halaman 1dari 16

PENGINDERAAN JAUH

ACARA II PENGENALAN ENVI DAN IV KOMPOSIT WARNA


CITRA SATELIT ALOS SELATAN JAWA

OLEH :
I KOMANG INDRA GUPTA YOGISWARA
KELAS E
20293547

SEKOLAH TINGGI PERTANHAN NASIONAL


DIPLOMA IV PERTANAHAN SEMESTER II
ACARA II
PENGENALAN ENVI

I. TUJUAN
1. Mengenal konsep pengolahan citra digital dengan ENVI;
2. Mengetahui fungsi toolbar di dalam ENVI yang berkaitan dengan materi;

II. ALAT DAN BAHAN


1. Citra Satelit, misal : Landsat TM
2. Peta Rupabumi Indonesia skala 1 : 25.000
3. Komputer Personal
4. Perangkat lunak ENVI 4.8

III. DASAR TEORI


3.1. Desktop Pengolahan Citra Digital ENVI
ENVI (the Enviroment for Visualizing Images) adalah sistem pengolahan citra digital
yang revolusioner, didesain untuk kepentingan umum maupun spesifik yang menggunakan
data-data citra satelit maupun foto udara. ENVI menyediakan kemampuan visualisasi dan
analisis citra digital yang lengkap untuk berbagai ukuran dan jenis data citra satelit, dengan
tampilan yang user friendly.
Keuntungan ENVI :
1. Pendekatan pemrosesan citra digital dalam ENVI mengkombinasikan teknik file based
dan band based dengan fungsi-fungsi yang interaktif. Saat data input dibuka akan
ditampilkan dalam bentuk daftar yang bisa diakses disemua sistem. ENVI bekerja dalam
tampilan data 8 bit dan 24 bit, terdiri dari 3 jendela yaitu Image Window, Zoom Window,
dan Scroll Window.
2. ENVI menyediakan interface yang berisi algoritma pemrosesan yang lengkap, yang
berisi fungsi pemrosesan citra digital yang user friendly.
Untuk mengefektifkan penggunaan ENVI, kita harus menguasai
konsep Graphical User Interface (GUI). GUI merupakan sebuah
gambar (button, menu, dialog box, dan lain-lain) yang menghubungkan
software dengan data.
Didalam ENVI segala proses dilakukan melalui menu dalam bar
menus, bisa dalam bentuk vertikal (gambar samping) maupun
horisontal (gambar atas).
Catatan :
Untuk mengubah orientasi menu bar ENVI, tarik pojok kotak
menu bar dengan mouse dan drag.
Gambar 1. ENVI Graphical User Interface (GUI)

Tampilan citra di ENVI terdiri dari 3


jendela, yaitu Main Window, Zoom
Window, dan Scroll Window.

Gambar 2. Konsep Tampilan Citra di ENVI

IV. LANGKAH KERJA


1. Buatlah folder yang digunakan untuk menyimpan data selama praktikum dengan diberi
nama sesuai dengan nama masing-masing di drive D! Kopikan file yang ada dalam folder
Bahan Praktikum PJ ke folder masing-masing!
2. Aktifkan ENVI melalui menu Start | Program |ENVI 4.7 | ENVI, atau dengan mengklik

shortcut pada desktop!


3. Perhatikan tampilan jendela utama pada program ENVI di bawah ini!
a

Tuliskan nama komponen-komponen di atas dan penjelasannya!

User
Interfac Nama Keterangan
e
Tempat perangkat menu dalam pengolahan citra
A Bar Menus satelit

B Main Window hasil perbesaran Scroll window


Bagian yang menampilkan citra sateltil secara
C Scroll Window penuh, dari window inilah yang nantinya akan di
perbesar dan ditampilkan ke main window
Bagian perbesaran dari citra yang di pilih oleh
D Zoom Window
cursor berasal dari Main window

E Available Band List Bagian mengatur Band Colour

V. PEMBAHASAN
Didalam ENVI terdapat 3 bagian atau window yang berfungsi berbeda, mulai dari bar
menu yang berisi daftar menu yang akan digunakan dalam pengolahan citra satelit seperti :
1.    File Management
Menu File pada menu utama ENVI digunakan untuk membaca file ke dalam ENVI, menetapkan
pilihan, untuk keluar dari ENVI, dan fungsi manajemen program & file lain.

2.    Display Management


Window menu untuk mengendalikan display dan plot window ENVI, termasuk memulai window
(jendela) baru, memaksimalkan ukuran jendela, menghubungkan display window, dan menutup
jendela. Available Bands List dan Available Vectors List untuk menampilkan bands dan layer vektor.
Window menu juga digunakan untuk menampilan informasi lokasi kursor dan nilai piksel pada citra
yang ditampilkan.

3.    Interactive Display Functions


Lima menu tampak secara keseluruhan pada Main Image window: File, Overlay, Enhance, Tools dan
Window. Menu ini secara bersama bernama Display menu bar. Display menu bar digunakan untuk
mengakses operasi umum dan fungsi-fungsi interaktif.

4.    Basic Tools


Basic Tools untuk mengakses berbagai fungsi dasar ENVI. Fungsi ini biasanya bermanfaat
mengetahui tipe spesifik dari citra yang akan dianalisis. Fungsi seperti Region of Interest dapat
digunakan pada multiple displays, sedangkan fungsi seperti Band Math menawarkan kemampuan
proses umum citra. Fungsi Stretch Data adalah suatu contoh dari suatu fungsi yang menawarkan
file-to-file contrast stretching.

5.    Classification
Classification untuk mengakses fungsi klasifikasi ENVI. Fungsi ini meliputi supervised dan
unsupervised classification, collecting endmembers, classifying previous rule images, menghitung
class statistics dan confusion matrices, penerapan mayoritas dan analisis minoritas ke klasifikasi
citra, clumping dan sieving classes, mengkombinasikan kelas, overlay kelas pada citra gray scale,
menghitung daerah penyangga/buffer, menghitung segmentasi, dan pengeksporan kelas ke layer
vektor.

6.    Transform
Transforms untuk mengakses fungsi transformasi. Transforms adalah operasi pengolahan citra yang
mengubah data ke data space yang lain, pada umumnya dengan menerapkan sebuah fungsi linear.
Tujuan umum perubahan bentuk akan meningkatkan presentasi informasi. Citra yang telah diubah
biasanya lebih mudah ditafsirkan (mudah diinterpretasi) dibanding data asli.

7.    Filters
Filter untuk melaksanakan Convolution, Morphological, Texture, Adaptive, dan FFT Filtering. Filtering
secara khas digunakan untuk meningkatkan gambaran citra dengan pemindahan spatial frequencies
tertentu. Spatial frequency menguraikan variasi terang, atau DN, dengan jarak, dan citra berisi
banyak spatial frequency berbeda.

8.    Spectral Tools


Spectral untuk mengakses tool khusus untuk meneliti citra multispectral dan hyperspectral dan tipe
data spektral lain. Tool meliputi building, resampling, dan viewing spectral libraries; mengekstraksi
irisan/slices spektral; melakukan/menyelenggarakan spectral math; menentukan spectral end
members; visualisasi data spektral di (dalam) n dimensi; penggolongan spektral; spektral linier yang
tidak mencampur; matched filtering; continuum removal; dan Spectral Feature Fitting.

9.    Map Tools


Map untuk mengakses registrasi citra, orthorectification,  koreksi geometris, dan mosaicking. Juga
menggunakan menu Map untuk mengakses tool untuk mengkonversi koordinat peta dan
memetakan proyeksi, untuk membangun proyeksi, untuk mengkonversi ASCII koordinat, dan untuk
mengakses suatu utiliti GPS-LINK.

10.    Vector Tools


Vector untuk membuka file vektor, menciptakan file vektor, mengatur file vektor, mengonversi citra
raster layer vektor, mengkonversi grid irregular points, dan mengkonversi ENVI Vector File ( EVF),
annotation file ( ANN), dan region of interest ( ROI) ke format DXF.

11.    Topographic Tools


Topographic untuk mebuka, menganalisis, dan hasil keluaran dari data ketinggian topografis digital.
Menggunakan Modeling Topografis untuk mengkalkulasi suatu gambaran relief, slope, aspek/arah,
dan berbagai lengkungan/curvature dari data topografis.

12.    Radar Tools


Radar untuk mengakses tool standard dan advanced untuk analisis deteksi citra radar dan advance
SAR system seperti JPL fully polarimetric AIRSAR dan SIR-C system. ENVI dapat memproses ERS-
1, JERS-1, RADARSAT, SIR-C, XSAR, dan AIRSAR data dan SAR dataset. ENVI dirancang untuk
menangani data radar yang didistribusikan dalam CEOS format, dan bisa menangani data dari 
sistem radar lainnya.
Terdapat 3 bagian window yang menampilkan citra main window untuk mengatur citra
yang akan diperbesar. Scroll Window berfungsi mencari daerah yang akan diperbesar dan akan
tampil di main window. Sedangkan pada Zoom window menampilkan perbesaran citra dari main
window.
Pada bagiam terakir terdapat dafrtar band yang berguna untuk mengatur Bnad pada citra seingga
akan menghasilkan citra baru dengan RGB yang berbeda-beda

VI. DAFTAR PUSTAKA


Danoedoro, P., 1996, Pengolahan Citra Digital Teori dan Aplikasinya Dalam Bidang
Penginderaan Jauh, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta;
Danoedoro, P., 2002, Pedoman Praktikum Pemrosesan Citra Digital, Fakultas Geografi,
Unversitas Gadjah Mada, Yogyakarta;
ESRI, 2005, What’s New in ArcGIS 9 Desktop 9.2, ESRI, United State of America.
ESRI, 2006, ArcGIS 9 (What is ArcGIS 9.2?), ESRI, United State of America.
ESRI, 2006, ArcGIS 9 (Using ArcGIS Desktop), ESRI, United State of America.
Munir, R., 2004,Pengolahan Citra Digital, Informatika, Bandung;
Prahasta, E., 2008, Remote Sensing : Praktis Penginderaan Jauh dan Pengolahan Citra Dijital
Dengan Perangkat Lunak ER Mapper, Informatika, Bandung;
http://www.exelisvis.com/portals/0/tutorials/envi/ENVI_Quick_Start.pdf, diakses pada tanggal
10 Desember 2012;
http://www.exelisvis.com/portals/0/tutorials/envi/ENVI_Intro.pdf, diakses pada tanggal 10
Desember 2012.
ACARA IV
PENYUSUNAN CITRA KOMPOSIT WARNA

I. TUJUAN
1. Mampu memahami konsep penyusunan komposit warna dari 3 saluran citra yang
berbeda;
2. Mampu membuat citra komposit warna dengan perangkat lunak pengolahan citra.

II. ALAT DAN BAHAN


1. Format isian
2. Pensil/ballpoint
3. Citra ALOS Selatan Jawa
4. Komputer personal
5. Perangkat ENVI 4.5

III. DASAR TEORI


Sistem multispektral menghasilkan liputan citra wilayah yang direkam pada berbagai saluran
spektral. Dengan sistem ini, suatu wilayah yang direkam pada n saluran akan menghasilkan n
citra, yang masing-masing mempunyai variasi spektral yang berbeda. Setiap saluran sebenarnya
peka terhadap kenampakan tertentu, sesuai dengan dasar pemilihan lebar atau interval
spektrumnya, seperti gambar 4.1.
Gambar 4.1 Grafik kurva pantulan spektral
Kepekaan pada kenampakan tertentu (misal pada kerapatan vegetasi) secara logis juga
mengandung ketidakpekaan terhadap kenampakan lain (misalnya perbedaan tanah). Akan tetapi,
kalau saluran dengan interval panjang gelombang lebar dapat digunakan justru secara
keseluruhan kenampakan tidak dapat dibedakan dengan baik. Dengan demikian, untuk dapat
membedakan berbagai macam obyek dengan baik, beberapa saluran itu digunakan secara
serentak untuk mendapatkan kenampakan visual yang lebih baik, yang disebut dengan citra
komposit warna.
Untuk menyusun citra komposit warna didasarkan pada teori 3 warna dasar, yaitu merah,
hijau, dan biru (RGB). Kombinasi ketiga warna ini menghasilkan warna-warna lain. Bila warna-
warna dasar ini disusun dalam suatu kubus warna, maka akan diperoleh warna-warna paduan,
yaitu cyan (kombinasi biru dan hijau), magenta (kombinasi biru dan merah), dan kuning
(kombinasi merah dan hijau). Merah, hijau, dan biru secara bersama-sama membentuk warna
putih, sedangkan ketidakhadiran seluruh warna tersebut memberikan warna hitam, seperti terlihat
pada gambar 4.2.
Gambar 4.2. Teori warna dalam model kubus (modifikasi dari Schowengerdt, 1983)

IV. LANGKAH KERJA


Simulasi Indentifikasi Obyek Dalam Citra Komposit Warna
1. Coba amati dan pahami kurva pantulan spektral yang akan digunakan untuk mengidentifikasi
warna obyek dalam citra komposit warna;
2. Amati karakteristik kurva pantulan masing-masing obyek (air, vegetasi, dan tanah);
3. Identifikasi warna obyek yang terbentuk dari citra komposit warna tertentu (dalam praktikum
ini digunakan komposit 321, 432, dan 342) dengan bantuan tabel yang telah disediakan.

Citra Komposit 1
Komposit 321
Obyek Warna
R G B
25 47 87
Air
29 59 92

30 60 92

Komposit 321
Obyek Warna
R G B
154 180 166

29 47 74
Vegetasi

49 71 87

Komposit 321
Obyek Warna
R G B
63 67 90

40 60 81
Tanah

255 255 254

Citra Komposit 2
Komposit 432
Obyek Warna
R G B
6 25 46
Air

7 29 59
7 30 60

Komposit 432 Warna


Obyek
R G B
108 154 180

58 29 47
Vegetasi

76 49 71

Komposit 432
Obyek Warna
R G B
64 63 67
Tanah
90 40 60

118 255 255

Citra Komposit 3
Komposit 342
Obyek Warna
R G B
25 6 46

29 7 59
Air

30 7 60
Komposit 342 Warna
Obyek
R G B
154 108 180

29 58 47
Vegetasi

49 76 71

Komposit 342
Obyek Warna
R G B
63 64 67
Tanah

40 90 60
255 118 255

Membuat Citra Komposit Warna dengan ENVI


1. Buka program ENVI melalui menu Start | Program |ENVI 4.5 | ENVI, atau dengan

mengklik shortcut pada desktop!


2. Buka file data citra satelit dengan nama ALOS Selatan Jawa!
3. Buatlah citra komposit warna 321, 432, dan 342!
4. Amatilah warna pada masing-masing kenampakan obyek air, vegetasi, dan tanah dan
cocokan dengan tabel indentifikasi obyek yang telah dibuat!

V. DAFTAR PUSTAKA
Danoedoro, P., 1996, Pengolahan Citra Digital Teori dan Aplikasinya Dalam Bidang
Penginderaan Jauh, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta;
Danoedoro, P., 2002, Pedoman Praktikum Pemrosesan Citra Digital, Fakultas Geografi,
Unversitas Gadjah Mada, Yogyakarta;
Munir, R., 2004,Pengolahan Citra Digital, Informatika, Bandung;
Prahasta, E., 2008, Remote Sensing : Praktis Penginderaan Jauh dan Pengolahan Citra Dijital
Dengan Perangkat Lunak ER Mapper, Informatika, Bandung;
http://www.exelisvis.com/portals/0/tutorials/envi/ENVI_Quick_Start.pdf, diakses pada tanggal
10 Desember 2012;
http://www.exelisvis.com/portals/0/tutorials/envi/ENVI_Intro.pdf, diakses pada tanggal 10
Desember 2012.

Anda mungkin juga menyukai